"Hangatkan tubuhku. Only one night."
Sebuah kalimat yang mengubah seluruh kehidupan Leon dan Bianca yang bertemu di Paris secara kebetulan.
Pertemuan singkat yang awalnya sebatas di Paris saja, siapa sangka berlanjut hingga saat keduanya kembali ke Indonesia.
Keduanya dipersatukan dengan status yang berbeda. Atasan dan bawahan. Hal tersebut membuat Leon memanfaatkan wewenangnya untuk bertindak dan bertingkah agresif kepada Bianca yang diam-diam telah mencuri ciuman pertamanya di Paris.
🫧🫧🫧
Halo semua! Ini novel terbaru Kak Shen. Yuk kepoin! 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Aggressive Bos! - Part 2
..."Sekretaris Bianca, silahkan memberontak. Tapi jangan salahkan aku kalau kancing kemejamu copot karena aku membukanya dengan paksa." – Leonidas Salvatore...
Di ruangan yang luas milik CEO Salvatore Group itu, Leon memanfaatkan kekuasaannya untuk melahap sekretaris pribadinya.
Pria bertubuh atletis dengan wajah sempurna tanpa cela itu menghabisi bibir sekretarisnya. Nafas yang terengah-engah karena luapan emosi sekaligus kerinduan menjadi bukti bahwa gadis itu sangat berarti buatnya.
"Pak. Jangan di sini!" Bianca mendorong tubuh Leon menggunakan kedua tangannya, "kita—”
Hanya beberapa detik bibir gadis itu terlepas dari rakusnya lahapan Leon, kini kembali bibir itu dilahap tanpa ampun. Bahkan saat berciuman, Leon mendempetkan tubuhnya ke tubuh Bianca.
Bianca tak henti-hentinya terkejut dengan keagresifan Leon. Mulai dari sepasang tangan pria itu yang menjalar masuk ke dalam kemeja cream miliknya, sampai menyentuh dua gunung sensitif miliknya yang cukup membuat ia terhanyut dan sulit menolak.
Benar. Ia sengaja tak memberi kabar sebelum kehilangan sinyal. Karena, ia berfikir bahwa tak ada gunanya jika ia memberi kabar pada pria itu. Lagipula, apa status mereka sampai-sampai ia harus memberi kabar?
Sayangnya, belum sempat pertanyaan-pertanyaan yang berkelebat di kepala Bianca terjawabkan, ia kembali dibuat terkejut saat Leon menyibak ke atas rok yang ia kenakan. Bahkan pria itu menggendongnya dan mendudukkannya ke atas meja. Lalu kedua kakinya sengaja dilebarkan agar bisa menempatkan tubuh pria itu di tengah-tengah.
"Pak, seingat saya hari ini ada meeting penting. Jadi ada banyak hal yang harus saya cek dan ada beberapa berkas yang harus saya siapkan." Bianca kelabakan menghadapi pria yang ada di depannya.
"Nggak ada yang lebih penting dari menghukum sekretarisku yang pembangkang ini," lirih Leon.
"Tapi, Pak—”
"Sekretaris Bianca," panggil Leon dengan tatapan yang dalam, "silahkan memberontak. Tapi jangan salahkan aku kalau kancing kemejamu copot karena aku membukanya dengan paksa."
Mendengar ucapan Leon, Bianca tak bisa berkutik. Pasalnya, jika kemeja yang ia kenakan saat ini kancingnya terlepas, ia pasti malu untuk keluar dari ruangan itu. Bahkan orang-orang akan beranggapan bahwa ia memanfaatkan statusnya sebagai 'Sekretaris Pribadi' untuk melunakkan CEO perusahaan itu menggunakan tubuhnya. Padahal, atasannya itu yang agresif dan memaksanya. Ia hanyalah korban ketidakberdayaan di situasi itu. Namun, meskipun ia menjadi korban, tak bisa ia pungkiri bahwa keperkasaan pria itu selalu membuatnya nikmat dan keenakan. Ia pun hanya bisa pasrah dan patuh.
Srettt!
Bianca terkejut saat stoking yang ia kenakan dirobek oleh Leon tepat di bagian organ tubuh bawahnya. Bahkan dengan robeknya stoking itu, terlihat segitiga hitam yang ia kenakan.
"Aku akan membelikanmu ratusan lusin kalau kamu keberatan karena aku merobek stoking ini," ucap Leon sambil menyeringai. Ia terlihat puas karena membuat gadis itu pasrah dan berhenti memberontak.
Usai mengucapkan kalimat sombong bahwa ia dapat membelikan ratusan lusing stoking untuk Bianca, Leon kembali mendaratkan bibirnya ke bibir Bianca sembari membuka ikat pinggangnya dan tentu saja membuka kancing serta resleting celana.
Di saat Bianca mulai terlena dengan ciuman panas yang Leon berikan, sekujur tubuhnya mendadak tersentak begitu merasakan sesuatu yang melesak masuk di bawah sana.
Ingin berteriak? Tak mungkin. Karena saat itu ia sedang di kantor. Karyawan-karyawan di luar sana pasti akan berpikiran aneh. Lantas, apa yang bisa ia lakukan selain mengerang dengan suara yang tertahankan?
...🫧🫧🫧...
...BERSAMBUNG......
semangat terus🥰💪