TAMAT SINGKAT 28 SEPTEMBER 2023
Nyata pahit yang Vanessa pernah alami adalah, tak diakui oleh ibu yang telah melahirkan dirinya.
Terlebih, kala Vanessa baru mengetahuinya; tahu bahwa sang ayah yang sangat dia cinta telah lama disakiti ibu cantiknya.
Kekesalan, dendam, amarah, rasa ingin membuktikan membuat gadis 17 tahun itu bertekad untuk merebut kekasih ibunya. "Hello, Calon Papa Tiri...."
"Oh Shitttttt! Aku tidak berniat menikahi mu, gadis kecil!" Rega Putra Rain.
Polow IG kooh... [ Pasha_Ayu14 ] karena di sana terdapat mini clip untuk beberapa nopel kooh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HOP DUA PULUH SATU
Vanessa diam memberengut di atas kursi rodanya, lift rumah sakit sedang membawa dirinya turun ke lantai parkiran basement bersama Sofie, Antoni dan Rega tentunya.
Tak dinyana bahwa setelah terbukti sebagai anak Hilda, Rega justru membelenggunya dengan dalih pernikahan sah mereka untuk menggantikan Hilda yang gagal dinikahinya.
Ingin meronta, tapi Vanessa masih cukup malas berteriak seperti biasanya. Terlebih, masih ada infus yang lumayan mengganggu gerakannya.
Di sisinya, Rega begitu dingin. Terlihat sekali kekecewaan yang dirasakan pria itu. Tapi, bukan kah sudah Vanessa peringatkan untuk tidak mendekati ibunya sedari awal.
Siapa suruh naif. Tak mau percaya ucapannya dari sebelum dia bertekad untuk menipu laki-laki itu dengan drama kehamilan.
Sofie mendorong kursi roda Vanessa untuk keluar dari lift setelah berbunyi Ting dan terbuka pintunya, sementara Rega juga Antoni mengiring di belakang mereka.
Tiba di parkiran, keempatnya disambut oleh wajah gusar Hilda Ben Angel. Perempuan dengan mata merah pasca menangis itu belum pulang bahkan setelah diusir secara tidak hormat oleh Rega.
"Sudah kubilang, ceraikan Anes, Ga!" Hilda mendorong lengan Rega. Bahkan memukuli pria itu.
"Apa hak mu?"
"Aku ibunya!"
Hilda berteriak yang mana membuat Rega tergelak kesal. "Kau mengakuinya sekarang?"
Vanessa masih terdiam sambil menyimak percekcokan kedua orang itu. Di mana Hilda menunjuk lurus padanya saat berkata.
"Dia masih kecil. Jangan hukum dia hanya karena kau membenci ku!" Hilda menghiba di depan mantan kekasihnya.
"Aku tidak membenci mu." Rega hendak mendekati mobil yang sudah terbuka pintunya, sebelum Hilda terus menghalangi tubuh bidangnya.
"Ceraikan Anes, Rega!" desak Hilda.
"Tidak akan pernah!" sanggah Rega.
Hilda meredup ekspresi. "Kau mau apakan anak sekecil dia?" tanyanya kacau.
"Itu urusan ku dengan istri ku!"
"Jangan gila!" Lagi, Hilda berteriak. Tak mau jika Vanessa disiksa pria yang membencinya, dia berusaha menghalau jalan Rega.
"Minggir!" Rega menatapnya tajam.
"Kau boleh menikahi wanita lain. Kau boleh meninggalkan aku. Kau boleh tuntut apa pun yang mau kamu tuntut. Asal jangan sentuh Anes, dia masih kecil. Jangan buat dia hamil diusia muda," pinta Hilda khawatir.
Kemarin dia kacau saat tahu Vanessa menikah dengan Rega. Selain dia tak ingin Rega pergi meninggalkan dirinya, dia tak rela jika putri kecilnya disentuh seorang pria.
"Aku berhak menyentuhnya, dia istri ku. Dan satu lagi, apa pun yang terjadi di kamar ku dan Vanessa, kau tidak berhak tahu."
"Aku ibunya, aku berhak atas dia!" histeris Hilda. "Harusnya kamu tidak percaya saat dia menipu mu dengan drama hamil! Anes tidak mungkin berani tidur dengan pria asing!"
Rega tertawa samar. "Kau mau menunjukkan bahwa kau tahu benar bagaimana putri mu yang nakal?"
"Tapi memang dia semanis itu. Harusnya kau tidak percaya saat dia bilang dia hamil!" sergah Hilda.
Rega mencengkeram pipi Hilda. "Kalau saja kau beritahu aku. Kau punya anak dengan Juna, seandainya saja kau bilang, Vanessa putrimu. Aku tidak akan pernah menikahinya!"
"Aku minta maaf. Aku hanya tidak mau kau meninggalkan aku."
"Ini sudah terlambat," cetus Rega. "Aku sudah terlanjur menjadikan putrimu istriku. Doakan saja kami bahagia."
Hilda menggeleng, dia kemudian mendekati putrinya yang acuh. "Anes... Anes jangan ikut, Om Rega. Anes berhak melanjutkan sekolah. Masa depan Anes masih panjang," katanya.
"Menyingkir!" Rega menepis rangkulan tangan Hilda dari tubuh Vanessa. Bahkan, Hilda diapit kedua orang suruhan Rega selagi pria tampan itu menggendong tubuh Vanessa untuk dipindahkan ke mobil.
"Jangan jadi bajingan, Rega!" Hilda meronta sekuat kuatnya dan dia kembali mendekati mobil mantan kekasihnya. Kali ini dia memohon pada putrinya yang sedari tadi masih hanya diam saja.
"Anes, Sayang, percayalah. Jadi istri di usia muda tidak enak. Anes harus menuntut cerai. Mama akan kirim pengacara buat Anes."
Rega dan mobilnya melaju perlahan, Rega juga menutup kaca jendelanya. "Jangan apa-apa kan putriku, Rega!" Hilda berteriak meski mobil itu tetap pergi darinya yang kalut.
Hilda berteriak frustrasi. Di saat bersamaan, maniknya menangkap sosok sang mantan keluar dari gedung dan menuju sebuah mobil.
"Kau tidak becus! Harusnya kau bisa cegah Anes dinikahi Rega. Bahkan, usia Anes belum cukup untuk menikah!" Arjuna yang kali ini menjadi sasaran wanita murka itu.
"Kau menyalahkan aku?" Arjuna terkekeh.
Betapa tidak tahu malunya wanita cantik di hadapannya ini. Setelah tak mengakui Vanessa, Hilda seolah peduli pada masa depan gadis itu.
"Gimana kalau Rega macam-macam? Kau lupa, saat aku hamil seperti apa sulitnya?"
"Jangan berlagak seperti ibu yang peduli. Cukup dramanya. Pulang ke negara mu sekarang juga!" tukas Arjuna.
Pria itu masuk ke dalam mobil yang sudah ada wanita cantik di dalamnya. Wanita bertubuh sintal dan berpakaian khas sekertaris yang seksi.
Melihat itu, Hilda tak mau tinggal diam, dia harus tahu siapa wanita itu. "Dia siapa mu?"
"Bukan urusan mu!" Arjuna mau menutup pintu mobil yang lalu dicegah Hilda.
"Kau mau Anes punya ibu tiri?" tuduh Hilda kemudian. Raut wajah wanita itu menjadi lebih serius sekarang.
"Mungkin." Arjuna berkesempatan menutup pintu saat Hilda terpelongo shock.
"Juna, tunggu!" Hilda mengetuk kaca dengan gusarnya. "Huaaa... Kalian brengsek!"
Hilda mengumpat dua pria yang bergantian pergi meninggalkan dirinya. Yang padahal dahulu keduanya begitu memujanya.
real alur mundurrrr🤣