KUTUKAN MANTAN ( Istri Jelekku )

Selena mendekati Mayra saat wanita itu sedang mengambil makanan bersama Manda. Kebetulan Heaven dan para pria lainnya sudah duduk, meninggalkan Mayra dan Manda yang masih mengitari meja prasmanan demi mencari makanan terenak.

"Dikit banget makannya, diet?"

Mayra menoleh saat seseorang yang ada disebelahnya bicara. Dia mengernyit kearah wanita tersebut. Rasanya pernah ketemu, tapi lupa.

"Apa kabar nyonya Heaven, masih ingat dengan saya?" tanya Selena sambil mengulum senyum. Entah apa arti senyuman itu, yang pasti terlihat sedikit mengerikan.

"Dia Selana, mantan Heaven," bisik Manda ditelinga Mayra.

Mayra langsung memasang senyum termanisnya saat tahu wanita itu adalah Selena. "Tentu saja saya ingat. Mana mungkin bisa lupa dengan wanita secantik anda." Tentu saja itu hanya basa basi. Mayra ingat seperti apa menyebalkannya Selena saat diresepsi pernikahannya dulu.

"Dikit banget makannya, diet ya? Kenapa, takut ditinggal Heaven kalau gemuk?" Selena tersenyum miring.

Ternyata dia tetap saja menyebalkan.

"Jaga bodi banget kayaknya, pasti wajah pas pasan. Jadi cuma modal bodi aja."

Mayra mencoba untuk sabar. Dia istri bos, jangan sampai melakukan hal yang bisa membuat Heaven malu. "Apa kita pernah ada masalah sebelumnya?" Bukankah kamu ada masalah dengan suamiku. Dan itupun sebelum aku ada dan kenal dengan suamiku. Tapi kenapa rasa rasanya, kamu gak suka banget sama aku. Apa jangan jangan, kamu masih belum bisa move on dari suamiku?"

"Astaga, cuma perasaan kamu aja kali." Selena terkekeh pelan. "Mana mungkin aku belum move on disaat aku sudah dapat yang lebih baik dari Heaven. Sepertinya hanya penampilan luarmu saja yang terlihat alim." Selena menyentuh dada Mayra menggunakan telunjuknya. "Tapi hatinya tidak. Karena wanita sholeha tidak mungkin suka berfikir negatif alias suudzon," lanjutnya sambil tersenyum sinis.

Mayra menahan mati matian emosinya. Jika saja bukan di pesta seperti ini, sudah pasti akan dia balas si Selena itu. Tapi sekali lagi, demi menjaga image, dia harus stay cool.

"Ayo kita pergi, sepertinya suami kita sudah menunggu." Mayra menarik tanga Manda. Tapi Selena tak membiarkannya pergi begitu saja, dengan sengaja, dia menumpahkan kuah dipiring makannya kearah Mayra.

"Ups sorry." Ujar Selena sembil pura pura memasang wajah penuh penyesalan.

Mayra menggeram tertahan. Kepalanya terasa mengepul. Dia yakin Selena sengaja. Ingin rasanya dia membalas perlakuan wanita itu. Tapi tidak, dia harus sabar. Wanita bercadar sepertinya ribut dipesta pernikahan, rasanya sangat memalukan. Jangan sampai dia dihujat karena itu.

Mayra memberikan piringnya pada Manda. "Bisa tolong bawakan piringku ke meja. Aku mau ketoilet sebentar." Setelah Manda menerima piringnya, segera Mayra pergi ke toilet.

Manda hanya bisa menghela nafas. Dia salut pada Mayra yang bisa sesabar itu.

Tapi sepertinya, Selena tidak puas hanya dengan mengotori baju Mayra, wanita itu mengikuti Mayra ke toilet.

Menyebalkan sekali wanita itu. Yang punya masalah dengannya si Neraka, kenapa aku yang jadi pelampiasan

Mayra menggerutu dalam hati sambil membersihkan gamisnya yang terkena kuah makanan. Padahal gamis ini masih baru, dan harganya, jelas tak kaleng kaleng.

"Astaga, semoga saja bekasnya bilang hilang," gumam Mayra.

"Berapa uang yang harus aku keluarkan untuk mengganti bajumu yang kotor itu?"

Mayra langsung menoleh saat mendengar suara Selena. Dia tak mengira jika Selena masih akan mengikutinya sampai ke toilet. Tapi sekali lagi, ada beberapa orang ditoilet, jadi dia masih tetap harus jaga image.

"Tinggal bilang saja berapa. Atau kalau perlu, aku akan membelikan baju yang sama dengan itu. Uang suamiku banyak, jadi gak usah khawatir aku gak bisa ganti."

Mayra membuang nafas kasar mendengar celoteh penuh kesombongan itu.

"Alhamdulilah jika kau mau mengganti. Semua hal memang perlu dipertanggung jawabkan, termasuk kecerobohanmu tadi. Tapi sayangnya, gaun ini tak tergantikan karena memiliki nilai spesial dihatiku. Suamiku sendiri yang memilih dan membelikannya untukku. Jadi meskipun kamu ganti dengan yang baru, rasanya tidak akan pernah sama. Jadi lebih baik, tak perlu diganti." Jelas saja Mayra hanya berbohong, mana mungkin Heaven mau repot-repot membelikannya baju. Dia hanya ingin memanas manasi Selena yang dia yakini masih belum move on dari Heaven.

Selena mengepalkan telapak tangannya. Mungkinkah Heaven seromantis itu pada istrinya? Tapi kalau melihat seperti apa mesranya mereka tadi, sepertinya masuk akan juga.

"Pantas saja bajumu sangat bagus, ternyata selera Heaven belum berubah. Aku jadi teringat seperti apa dia mentreat aku dulu. Saat kami masih pacaran."

Yaelah, dia mau manas manasin aku. Salah orang, aku gak akan cemburu.

Selena mendekati Mayra lalu menyentuh bajunya yang bagus itu. "Sekali lagi aku minta maaf karena sudah mengotori bajumu." Selena yang awalnya hanya menyentuh baju disekitas lengan dan dada, tiba tiba naik menyentuh cadar Mayra.

"Mau apa kamu?" Mayra reflek mundur.