NovelToon NovelToon
Masih Menunggu Calon Imamku

Masih Menunggu Calon Imamku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa / Cintapertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

30 Tahun belum menikah!
Apakah itu merupakan dosa dan aib besar, siapa juga yang tidak menginginkan untuk menikah.
Nafisha gadis berusia 30 tahun yang sangat beruntung dalam karir, tetapi percintaannya tidak seberuntung karirnya. Usianya yang sudah matang membuat keluarganya khawatir dan kerap kali menjodohkannya. Seperti dikejar usia dan tidak peduli bagaimana perasaan Nafisha yang terkadang orang-orang yang dikenalkan keluarganya kepadanya tidak sesuai dengan apa yang dia mau.

Nafisha harus menjalani hari-harinya dalam tekanan keluarga yang membuatnya tidak nyaman di rumah yang seharusnya menjadi tempat pulangnya setelah kesibukannya di kantor. Belum lagi Nafisha juga mendapat guntingan dari saudara-saudara sepupunya.

Bagaimana Nafisha menjalani semua ini? apakah dia harus menyerah dan menerima perjodohan dari orang tuanya walau laki-laki itu tidak sesuai dengan kriterianya?"
Atau tetap percaya pada sang pencipta bahwa dia akan menemukan jodohnya secepatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10 Nasihat Atasan.

Nafisha menyusun dokumen yang ada di atas mejanya, Nafisha melihat Arthur atasannya keluar dari ruang kerjanya dan melewati meja Nafisha.

"Pak!" panggil Nafisha yang diabaikan Arthur yang sejak tadi menelpon.

"Pak Arthur tunggu!" Nafisha buru-buru berdiri, mengambil tas dan dokument tersebut yang kemudian mengejar Arthur sampai keluar kantor.

"Pak tunggu!" Nafisha sudah berdiri di hadapan Arthur dengan nafas naik turun, membuat Arthur mengerutkan dari dengan menutup telepon.

"Ada apa?" tanya Arthur.

"Ini dokumen yang sudah saya perbaiki, mohon untuk dicek kembali agar saya bisa melihat kembali kesalahan yang mana harus diselesaikan," ucap Nafisha yang masih mengantar nafasnya.

"Kamu ikut saya!" titah Arthur langsung berlalu dari hadapan Nafisha.

"Mau, kemana. Pak?" tanyanya gugup menyusul Arthur yang ternyata menuju mobilnya.

"Saya ada pertemuan dengan klien, saya akan periksa di sana, jadi kamu ikut saya," jawab Arthur.

"Kenapa saya harus ikut bapak?" tanyanya.

"Kamu mau diperiksa atau tidak?" tanya Arthur dengan kedua alis terangkat.

"Mau diperiksa," jawabnya dengan cepat.

"Ya sudah kalau begitu ikut saya!" tegas Arthur membuat Nafisha tidak punya pilihan lain selain harus mengikuti atasannya itu.

Nafisha akhirnya memasuki mobil atasannya itu. Tetapi Nafisha membuka pintu belakang mobil membuat Arthur menoleh ke arahnya.

"Kamu pikir saya sopir kamu," ucap Arthur dengan satu alis terangkat.

"Maaf, pak. Tetapi tidak sopan jika saya duduk di depan," ucap Nafisha dengan gugup.

"Lalu sangat sopan jika seorang atasan menyetir di bawahnya?" Arthur kembali menimpali pertanyaan itu dengan sindiran.

Nafisha tidak berkata apa-apa akhirnya keluar dari mobil dan mau tidak mau duduk di sebelah Arthur. Memang ini pertama kali Nafisha duduk di samping bosnya dan jangan tanya bagaimana perasaannya seolah-olah berada di tepi jurang dengan mempertaruhkan nyawa.

Nafisha benar-benar sangat takut beberapa kali membuang napas perlahan ke depan. Dia bahkan tidak berani menoleh ke sampingnya. Bosnya sangat dingin sampai-sampai aura dinginnya dapat dirasakan Nafisha.

"Huhhh, kenapa aku jadi terjebak satu mobil dengan Pak Arthur seperti ini, rasanya benar-benar seperti roller coaster," batin Nafisha tidak tenang dengan memegang dadanya.

Nafisha hanya berusaha profesional sebagai karyawan, karena memang tujuannya hanya ingin memberi laporan dari ide produk baru yang akan dikeluarkan Perusahaan itu.

Nafisha dan Arthur sudah berada di salah satu Restaurant yang tidak jauh dari kantor mereka. Arthur memeriksa dokumen yang diberikan Nafisha dan sementara Nafisha yang duduk di depannya harap-harap cemas menunggu dokumen tersebut.

Nafisha pasti berharap tidak banyak coretan seperti sebelumnya. Nafisha mendapatkan waktu 8 hari untuk menemukan ide dan ini sudah hari ke-8 yang mana hari terakhir dia memberikan ide.

"Ya Allah, semoga saja kali ini berhasil. Aku mempertaruhkan karirku untuk ini semua," batin Nafisha dengan mata terpejam.

Tap.

Arthur menutup dokumen tersebut dan meletakkan di atas meja.

"Nafisha saya menyuruh kamu untuk memimpin bukan untuk mengerjakan semuanya," ucap Arthur. Nafisha bingung mendengar pernyataan itu.

"Ini bukan kerjasama, tetapi kerja sendiri," lanjut Arthur.

"Apa pengajuan saya masih banyak yang salah?" tanya Nafisha.

"Banyak," jawab Arthur dengan jujur membuat Nafisha tertunduk.

"Saya memberi kamu waktu 8 hari bukan berarti semua harus kamu yang pegang. Saya juga sangat mengerti bagaimana proses pekerjaan. Waktu 8 hari hanya bisa dikerjakan satu tim dan bukan satu orang. Percuma saya memberi kamu waktu 30 hari jika kamu juga masih menggunakan diri kamu sendiri, maka tidak akan tidak akan ada selesainya!" ucap Arthur memberi pencerahan kepada karyawannya itu.

"Jika sudah diberi kepercayaan, maka gunakan dengan baik. Kamu harus memahami di dalam dunia pekerjaan harus benar-benar menghilangkan rasa tidak enak. Jangan hanya posisi kamu setara dengan rekan-rekan kamu dan akhirnya membuat kamu tidak enak dengan mereka dan kamu mengambil alih semua pekerjaan itu dan hasilnya seperti ini. Kalau sudah kamu menjadi ketua dalam tim, maka kamu bisa memanfaatkan posisi itu dengan baik!" tegas Arthur.

"Juju apa yang kamu berikan kepada saya tidak ada spesialnya sama sekali," lanjut Arthur dengan jujur.

Nafisha hanya menunduk, mungkin dia terlalu terburu-buru dalam mengambil ide dan juga tidak ada pembicaraan dengan rekan-rekannya membuat semua pekerjaan diambil oleh-oleh Nafisha dan hasilnya berantakan walau sudah diberi waktu 8 hari.

"Jujur dari awal saya tidak suka dengan diri kamu. Saya sangat berharap dengan laporan kedua kamu memberikan ide baru dan ternyata kamu hanya memperbaiki apa yang tidak saya sukai dan hasilnya tetap sama," ucap Arthur terbagi atasan yang sangat jujur.

"Habislah aku setelah ini, posisiku pasti akan diturunkan dan itu juga artinya gajiku akan turun, sia-sia bekerja selama 8 tahun," batin Nafisha tampak begitu pasrah.

"Kamu tidak ingin memberi pembelaan dan lebih memilih untuk diam, menunduk seperti itu?" tanya Arthur terus melihat ke arah Nafisha.

"Saya tidak menyukai karyawan yang hanya diam saja, seperti orang yang baru bekerja satu bulan," sindir Arthur.

Nafisha mengangkat kepalanya, menarik nafas panjang dengan memperhatikan ke depan.

"Maafkan saya, Pak. Saya mungkin tidak berpikir panjang saat tanggung jawab ini diberikan kepada saya. Saya benar-benar mengaku salah. Saya tidak bijaksana dan kurang memiliki keberanian untuk memimpin tim saya. Ide saya terlalu buruk karena banyak waktu mendesak dalam beberapa hari ini," ucap Nafisha akhirnya berani membela dirinya.

"Saya sudah berusaha semampu saya, semenjak tanggung jawab ini diberikan kepada saya, saya juga sudah sering lembur dan menghabiskan banyak waktu di kantor di tengah-tengah saya mengurus proses pernikahan saya," lanjut Nafisha memberi alasan bahwa memang kesibukannya harus dicampur tangan dengan rencana pernikahannya.

Arthur tadi ingin meneguk kopi tidak jadi dan melihat ke arah Nafisha.

"Kamu akan menikah?" tanya Arthur dengan kedua alisnya bertautan. Nafisha menganggukkan kepala.

"Tetapi saya berusaha untuk profesional dalam pekerjaan ini dan saya sangat berharap sebelum pernikahan saya, saya bisa menyelesaikan proyek ini dengan baik walau dalam pengerjaannya harus bersamaan dengan persiapan pernikahan saya," ucap Nafisha.

"Begitu," sahut Arthur dengan mengganggu-ganggukan kepala, kemudian kembali meneguk kopi yang tadi tidak jadi dia minum.

"Saya benar-benar minta maaf sekali lagi, saya mohon beri saya kesempatan satu kali lagi," ucap Nafisha meminta kasihani.

"Baiklah, saya beri satu kamu kesempatan dan kesempatan ini untuk dikerjakan bersama, dikerjakan dalam tim dan bukan sendiri. Jika kamu tidak ingin menjadi korban sendirian, maka gunakan kesempatan dengan baik," sahut Arthur ternyata tidak berpikir lama yang langsung memberi karyawannya itu kesempatan.

Nafisha mendapat kesempatan itu justru kaget sampai tidak berbicara dengan matanya masih melihat kearah Arthur seperti orang tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.

"Ini seriusan, semudah itu. Ternyata Pak Arthur tidak terlalu menyeramkan seperti apa yang aku duga selama ini, tidak perlu juga berlutut untuk meminta kesempatan," batin Nafisha masih tidak percaya dengan kesempatan yang telah dia dapat.

"Tetapi ingat ini kesempatan terakhir kamu, jika saya memberi kesempatan, artinya resikonya akan semakin besar dan kamu harus terima resikonya," ucap Arthur tidak main-main dengan ucapannya.

"Baik. Pak," sahut Nafisha mengangguk dengan cepat dan berjanji akan berusaha melakukan yang terbaik..

Bersambung....

1
Upi Raswan
cilla ? /Grin/
Nifatul Masruro Hikari Masaru
bukannya adiknya itu angga ya
Naufal Affiq
kak kalau gak salah si agam ini anak cilla sama rashid kan kak
ainuncepenis: Hay kakak salah komentar lapak kak. wkwkwk
total 1 replies
Upi Raswan
syukurlah nafisha punya bukti yg bikin mulut pedas keluarga Agam tertutup.tapi darimana nafish dapetinnya yaaa...jawab thor jangan bikin emak penasaran haha.
tapi aku kok agak takut Agam bakalan balas dendam yaa...dia kan aslinya laki2 begajulan
Upi Raswan
dah kayak gini abisnya nafis masih kekeh mau menjerumuskan anaknya.hutang budi apa abi?
Upi Raswan
ya Tuhan hiks hiks ...selamatkan nafish jangan sampai perkawinan itu terjadi.
wanita sholekhah jodohnya pria yg sholeh.nafish gadis yg baik kasihan banget dapet laki2 keong racun hia huaa
Upi Raswan
udah gini apa orang tua ttp ngotot mau menjodohkan mereka dengan cara "ta aruf" ?, dah jodohin sama abang Arthur aja lah hehe
Upi Raswan
hai thooor...semangaaat yoook up lagi lagi lagiii
Upi Raswan
ya Tuhaaan tolong jangan sampai nafish menikah dengan anak sholeh gadungaan...tolong thoor
Upi Raswan
sholat istikharoh deh...curiga ganteng mapan tapi kasar. belum jadi suami aja dah berani seret2 perempuan calon istrinya.mana ada calon ratu diseret2..
Upi Raswan
Alhamdulillah blm prnah minta uang sama anak2..tapi aku dan suami udah diberangkatkan umroh sekali, dibelikan skincare,dan minuman herbal setiap bulan.semoga rejeki anak2ku melimpah ruah seperti air zam zam
Oma Gavin
jgn ngomong ujungnya agam preman pasar dan hobby main wanita bisa" sdh penyakitan makanya setuju nikah sama nafisha jgn mau nikah sama agam sebelum kamu yakin dan tau siapa agam sebenarnya
Oma Gavin
bpm juga jadi istri sudah berani bicara keras waduh ngga jadi aja itu adam pasti temperamental dan problematik
Oma Gavin
kenapa ngga berani hidup mandiri kost ygblrbih dekat kantor biar saudara mu yg ada dirumah tshbikut mikir kebutuhan bersama jgn mau cuma dijadikan sapi perahan dan babu gratisan untuk keluarga
Lia Chandra Kirana
"udah baca ni cerita nafisha , punya saudara angga dan kk perempuan yang janda.suami nafisha ceo tempat'a kerja nama'a Arthur. nth knp pass ilang ajach nich novel di beranda .eehh tiba" muncul lagih padahal dulu baca di bab 50'an..
ainuncepenis: Ada revisi kak
total 1 replies
Ida Mamanya Akas
pernah baca sebelumnye judulnya apa ya ka
ainuncepenis: Lanjut Baca kak. memang pernah up tetapi di hapus kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!