NovelToon NovelToon
KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

Status: sedang berlangsung
Genre:Preman / Mafia
Popularitas:382
Nilai: 5
Nama Author: ilwa nuryansyah

menceritakan tentang seorang murid pindahan yang bernama Kim hyun yang pindah ke sekolah barunya yang bernama sekolah SMA CSB (CENTRAL SPORT BUSAN), awalnya kehidupannya lancar namun tampaknya dia tidak terlalu mengetahui tentang sisi gelap sekolah ini beserta kota ini maka dari itu kim Hyun mau tak mau harus mencari tahu tentang sisi gelap sekolah ini dan kota ini agar dirinya bisa menjalani kehidupan yang normal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilwa nuryansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10

Pagi itu, Kamis. Suasana di apartemen Kim Hyun terasa ringan. Dia telah menyelesaikan mandi paginya, mengenakan seragam CSB-nya (kemeja putih, jas warna biru khas Sekolah, celana abu-abu gelap), dan sepatu sekolah.

Hari ini adalah hari ketiga ia bersekolah. Ia ingat jadwalnya: Kamis adalah hari bebas akademik. Pelajaran normal hanya berlangsung Senin hingga Rabu (pukul 07:30 hingga 10:00). Setelah itu, siswa bebas untuk fokus pada pelatihan klub atau kegiatan lain, selama mereka tidak bolos.

Hyun meraih tas ranselnya dan berjalan menuju pintu. Ia menarik napas. "Hari tanpa Sejarah Korea," gumamnya.

Saat tangannya meraih kunci untuk mengunci pintu, pintu apartemen di sebelah kanannya tiba-tiba terbuka.

Han Ji-soo melangkah keluar.

Keduanya seketika membeku. Mata mereka bertemu.

Ji-soo, dalam balutan seragam SMA Seni Hanbit yang rapi dan elegan, terlihat terkejut. Hyun, dengan seragam CSB-nya, juga terkejut, namun ada sedikit senyum geli yang muncul.

Ji-soo: "Omo! Anda... Kakak Kelas?"

Hyun: "Ah, kau ternyata Tetangga?"

Ji-soo melangkah maju, memegang tas sekolahnya erat-erat. Wajahnya yang cantik dan lembut menunjukkan ekspresi campur aduk antara malu, terkejut, dan lega.

Ji-soo: "Saya tidak percaya! Kita... kita tinggal bersebelahan?"

Hyun: "Kebetulan yang sangat aneh, ya? Setelah semua yang terjadi kemarin."

Mereka berdua tertawa canggung. Suasana tegang dari malam sebelumnya mencair oleh kebetulan yang lucu ini.

Mereka mengunci pintu dan mulai berjalan bersama menuju lift, dan kemudian keluar ke jalanan Busan. Keheningan segera menyelimuti mereka.

Bagi Hyun, ini adalah jenis keheningan yang menyenangkan, tetapi ia tahu Ji-soo mungkin merasa tidak nyaman.

Untuk memecah suasana, Hyun memulai.

Hyun: "Sungguh, ini gila. Saya pindah ke sini hanya beberapa hari. Tidak menyangka tetangga pertama yang saya temui adalah orang yang saya selamatkan dari sekelompok hooligan."

Ji-soo: (Tertawa kecil) "Ya, itu... takdir, mungkin? Atau Busan ini kota yang kecil sekali. Saya sudah tinggal di sini sejak tahun lalu, dan tidak pernah menyadari ada orang baru yang pindah."

Hyun: "Ngomong-ngomong, saya belum memperkenalkan diri secara resmi. Nama saya Kim Hyun. Dan saya dari... Sekolah Olahraga Central Busan."

Ji-soo: (Wajahnya sedikit meredup saat mendengar nama sekolah itu, tetapi dia berusaha tersenyum) "Saya tahu sekolah Anda. Saya Han Ji-soo, dari SMA Seni Hanbit."

Mereka berjalan dalam diam sebentar lagi. Ji-soo tiba-tiba menghentikan langkah.

Ji-soo: "Kim Hyun-ssi. Mengenai masalah kemarin. Saya tidak bisa membiarkannya begitu saja. Anda mengambil risiko besar untuk saya. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang layak."

Hyun: (Melambaikan tangan dengan ringan) "Tidak perlu. Saya sudah mengatakan, saya hanya melakukan apa yang benar. Saya benci penindasan"

Ji-soo: (Ngotot) "Tapi, saya harus! Ini adalah etika. Anda mengalahkan lima orang yang mencoba... yang mencoba mencelakakan saya! Setidaknya biarkan saya membelikan Anda kopi yang enak atau es serut sepulang sekolah nanti. Tolong?"

Hyun: (Menghela napas, tersenyum kecil) "Ji-soo-ssi, saya benar-benar menghargai niat baikmu, tapi itu tidak perlu."

Ji-soo: (Memasang wajah memohon yang lucu) "Kalau begitu, Anda harus menerima. Kalau tidak, saya akan merasa sangat bersalah dan berhutang budi. Saya akan mentraktir Anda makanan terbaik yang ada di Busan! Atau saya akan menunggu di depan apartemen sampai Anda setuju!"

Hyun, yang sudah cukup lelah dengan drama kekerasan, merasa bahwa pertengkaran yang ringan dan konyol ini adalah relief yang menyenangkan. Dan, ia mengakui, Ji-soo memiliki tekad yang kuat.

Hyun: (Mengangkat kedua tangan, menyerah) "Oke. Oke! Saya menyerah. Jangan menunggu di depan apartemen, itu akan menarik perhatian orang lain nantinya. Saya akan menerimanya. Tapi hanya makanan ringan, ya?"

Ji-soo: (Matanya membelalak, terkejut dan kemudian dipenuhi kebahagiaan yang sangat tulus) "J-jeongmallyo (Benarkah)?! Astaga, terima kasih! Saya pikir Anda akan menolak lagi!"

Tawanya renyah dan menular. Hyun ikut tertawa.

Ji-soo: "Baiklah! Kita bertemu di mana? Bagaimana kalau di minimarket tepat di samping gang tadi? Pukul 16:00, setelah saya selesai kelas seni."

Hyun: "Minimarket itu? Tentu, itu lokasi yang bagus. Sampai jumpa nanti, Ji-soo-ssi."

Hyun melihat ke jam tangannya. Arah sekolah mereka berbeda.

Hyun: "Aku harus pergi sekarang. Aku tidak ingin terlambat di hari kebebasan ini. Sampai jumpa."

Ji-soo: "Sampai jumpa, Kim Hyun-ssi! Berhati-hatilah!"

Mereka melambaikan tangan. Ji-soo berbalik ke arah sebaliknya, senyumnya masih belum hilang. Hyun pun melanjutkan perjalanannya menuju CSB.

Kim Hyun berjalan santai, menikmati udara pagi. Ketika ia sampai di gerbang Central Sport Busan, ia sedikit terkejut. Meskipun mereka adalah berandalan, banyak siswa sudah berkerumun, menunjukkan kedisiplinan yang aneh dalam hal kehadiran pagi.

"Tidak bisa dipungkiri, mereka semua serius tentang olahraga," pikir Hyun.

Saat Hyun melangkah melewati pagar, ia mendengar sebuah suara memanggilnya dari belakang.

"Yaa! Kim Hyun!"

Hyun menoleh. Itu adalah Min-ho, temannya yang berkacamata, berjalan cepat ke arahnya.

Min-ho: "Hyun-ah! Sudah kuduga kau sudah datang. Kau datang lebih awal di hari Kamis? Hari bebas?"

Hyun: "Aku hanya ingin menghindari drama. Kau juga datang pagi-pagi?"

Min-ho: "Aku harus menyelesaikan laporan latihanku. Ayo, kita cepat masuk sebelum para senior klub mulai patroli."

Mereka berdua berjalan menuju koridor Kelas 2-C.

Namun, saat mereka berbelok di sudut koridor, mereka terhenti. Tiba-tiba, jalan mereka dihadang oleh sekelompok siswa berpostur raksasa. Mereka semua mengenakan seragam CSB, tetapi dengan jaket khusus yang menunjukkan mereka adalah petarung serius.

Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan wajah dingin, melangkah maju. Matanya tajam dan dipenuhi niat buruk.

"Kau!" teriaknya, suaranya menggelegar di koridor yang sepi. "Kau yang namanya Kim Hyun!"

Hyun dan Min-ho seketika berhenti. Min-ho menjadi pucat. Hyun hanya menatap lurus ke depan, aura santainya hilang digantikan oleh kesiagaan CQC.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!