NovelToon NovelToon
Balas Dendam Wanita Yang Teraniaya

Balas Dendam Wanita Yang Teraniaya

Status: tamat
Genre:Identitas Tersembunyi / Lari Saat Hamil / Bullying dan Balas Dendam / Hamil di luar nikah / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Fatimah

"Tuhan ... Apakah hamba tidak ditakdirkan bahagia kenapa nasib hamba jadi sengsara seperti ini? Disini hamba kerja m4ti-m4tian, untuk istirahat saja bahkan terbilang hanya punya waktu terbatas, tapi kenapa bisa Ibu hamba berkata semudah itu seolah-olah aku adalah anak yang tak berguna! Ini tidak adil Tuhan ... tidak adil."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33[ Kembalinya Mantan ]

"Mas ... jadi sekarang sudah jelaskan kalau Nadia ini memang sudah sepakat untuk menceraikan kamu? Kamu sudah tidak ada harga diri lagi dimatanya, jadi untuk apa mempertahankan hubungan seperti ini? Lagian ...kalau kalian pisah itu juga tidak akan merugikan kamu, kita sudah bersama bahkan kita sudah berhubungan layaknya Suami-istri, apalagi yang mesti kamu pertahankan? Posisi dia sebagai istri juga tidak bisa memberikanmu momongan kan?"

Tangan Nadia seketika mengepal, akan melepaskan yang kedua kalinya tamparan itu, tapi Nadia masih berusaha menahan.

Wanita yang sudah anggap sangat baik, siapa yang ia melihat topeng aslinya, dibalik topeng yang begitu menjijikkan bahkan tidak akan pernah duga Nadia akan bertemu Wanita seperti itu.

"Mas, aku juga tidak mau jadi Wanita kedua, pokoknya aku minta kamu pilih antara aku dan Wanita ini mana yang kamu pilih? Jika kamu memilih aku, kamu talak tiga dia, tapi jika kamu memilih dia, aku minta tinggalkan aku, aku butuh kepastian saat ini juga."

"Sayang..., kamu janganlah ngambek, aku akan langsung putuskan mana dari kalian yang aku pertahankan, benar kata kamu, dia bukanlah Wanita yang sempurna karena tak bisa mengandung, tapi kamu... kamu sudah memiliki Anak, jadi pastinya kamu bisa menghasilkan anak untukku, dan kamu Nadia Amanda Putri dengar baik-baik dan lebarkan telingamu, disini ...aku ... Reno Anjasmara tanpa keadaan mabuk tanpa diluar kendaliku, aku menyatakan aku Talak kamu, aku talak kamu, dan aku talak kamu yang ketiga kalinya, aku tidak sudi lagi memiliki Istri tak berguna sepertimu, dengarkan? Anda juga tidak t*li kan?"

Mendengarnya air mata Nadia mulai mengalir deras, kenyataan yang tidak ia sangka-sangka akan seperti ini, seketika hati Wanita itupun rapuh.

Tak ada se'ucap kata mampu ia lontarkan mengingat jelas perkataan sang suami yang amat membuat hatinya hancur lebur bagai puing-puing.

Dapur, yang biasanya menjadi tempat untuk memasak dan beraktifitas menyiapkan menu makanan yang lezat, hari ini harus menjadi saksi bisu telah hancurnya rumah tangga yang dijalani selama bertahun-tahun.

Nadia tak tahan lagi, ia sudah tak sanggup lagi melihat dua orang yang menjadi penyebab kehancurannya, dengan membungkam mulutnya sangking tak sanggup untuk bicara ia memilih pergi meninggalkan mereka.

Berlari dengan sekuat tenaga, Nadia sampai di taman indah dan harumnya bunga-bunga yang pada bermekaran nyatanya tak seharum hubungan yang ia dambakan, tubuhnya pun ambruk ditanah, bersimpuh, air matanya pun tak terbendung lagi.

"Kalian sangat kejam! Naya ...kamu sahabat bahkan yang sudah aku anggap sudah seperti saudaraku ...ini balasan kamu padaku? Mas Reno ...kamu juga sangat kejam! Aku membenci kalian ... aku sangat membenci kalian, Kak Kennan ...aku butuh Kakak... Nadia membutuhkan Kakak... dimana Kak Kennan... dimana Kakak sekarang?"

Tangisan Nadia kini tak mampu terbendung lagi, penyemangat dalam hidupnya satu persatu telah hilang. Sang Kakak yang hingga kini tak ada kabar setelah hilangnya bahkan Anaya... Wanita yang sangat ia kagumi sebagai penyemangat hidup kini ia sendiri yang menghancurkan kepercayaannya.

*****

Derasnya air sungai yang mengalir, Nadia sudah berdiri diatas jembatan itu dengan wajah putus asanya, dikhianati orang yang sangat ia sayangi dan sosok sahabat yang ia banggakan.

Belum lagi kabar saudaranya yang tak ada kejelasan membuat semangatnya runtuh, melirik kebawah, air jernih itu sungguh menggugah mata Nadia seolah-olah mendorongnya untuk segera meloncat, ia melebarkan kedua tangannya.

"Aku telah runtuh! Aku sudah kehilangan semuanya lalu untuk apa aku harus bertahan... Aku sudah hancur ...aku sudah hancur .... selamat tinggal dunia ...."

Ia berniat akan menjatuhkan diri, namun belum sampai tindakannya terlaksana sebuah tarikan tiba-tiba ia rasakan, tubuhnya yang rapuh seketika kembali tertarik keatas, tubuhnya yang mungil itu kini sudah ada diatas tubuh seorang Lelaki, Lelaki yang juga ia kenali.

"Bagas? Itukah kamu?"

Iya! Bagas Bramantyo, mantan kekasih Nadia yang telah ia campakkan dimasalalu tanpa adanya sebab, kini tak ada angin ataupun hujan Lelaki itu datang bak seperti malaikat penyelamat.

"Kau gila? Apa hidupmu sama sekali tak berarti sampai-sampai kau berniat mengakhirinya dengan cara bodoh seperti ini? Kau sungguh gila?!"

Kemarahan Lelaki itu menunjukkan sebuah keperdulian terhadap sang Wanita, tapi balasan dari Nadia malah sebaliknya ia hanya menangis, menangis dalam sandaran dan rangkulan Lelaki yang sudah ia sia-siakan.

"Aku jahat! Aku jahat!"

Entah apa maksudnya Nadia malah terucap seperti itu, Lelaki dalam pelukannya tak membalas sepatah kata, ia hanya membalas pelukan Wanita itu dan mendekapnya kian erat.

"Kamu berhak bahagia Nadia ...kamu sangat berhak."

Dari kejauhan ada senyum kebahagiaan yang nampak diwajah cantik seorang Wanita yang secara diam telah mengupingnya, namun ada juga kesedihan mendalam dibalik wajah senyum yang terukir sekarang.

Di taman, Nadia dan Bagas saling duduk bersampingan namun Nadia masih belum mampu menghentikan air matanya.

Sedangkan Bagas, di taman ini ia menjadi saksi bisu dari kemalangan takdir yang hancurkan kebahagiaan seorang Wanita seperti Nadia.

Dengan hati yang penuh keputusasaan, Bagas tak tega melihat air mata yang terbuang sia-sia, ingin ia mengakhiri dengan mengusapnya tapi ia ragu, ia bimbing. Nadia menoleh ketika sebuah saputangan diulurkan Lelaki itu terhadap dirinya. Ia pun menyambutnya.

"Tidak sepantasnya lelaki seperti itu kau tangisi. Usap lah air matamu," ujar Bagas lembut.

"Kenapa semua ini harus terjadi? Kenapa takdir hidup ini begitu kejam? Apa aku, wanita pendosa sepertiku, tak pantas bahagia? Aku kesalahan dimasalalu ku begitu besar sampai-sampai kebahagiaan seakan-akan tak menakdirkan aku untuk bahagia? Aku ...." Nadia terisak, suara penuh kehancuran dan kesedihan.

Bagas hanya menghela napas panjang. Tanpa berkata apa-apa, dia memberanikan diri mengusap lembut air mata Nadia, air mata dari seorang Wanita yang dulunya pernah mengisi hatinya.

BERSAMBUNG

1
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Siti Fatimah: Siap Kak 🥰
total 1 replies
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
JD ikutan terharu thor😭😭
lanjut 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Siti Fatimah: Tunggu besok ya Kak 🥰, aku buat jadwal setiap pukul 01:00 malam, sekali lagi terima kasih banyak Kak 🥰🥰
total 3 replies
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
fatmiatun sahono: rada2 extrim ne cerita dan msh byk typo nya. 5 thn kemudian, kebawah nya anak nya ditulis 3 thn. yg 2 thn kemana. keluar dr kandang kucing pindah ke kandang aum aummmm....hihihi. /Smug/
total 1 replies
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!