Bagaimana rasanya ditinggal suami saat sedang mengandung demi menikahi perempuan lain, apalagi kakaknya sendiri ? inilah cerita shanaya yang mencoba menyelesaikan masalalunya demi kebahagiaanya kedepan bersama kedua anak kembarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risss___, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Hari Libur Shanaya
Shanaya benar-benar menghabiskan hari-hari liburnya dengan rebahan, dai hanya keluar untuk makan dan sesekali menemani sikembar bermain.
Hari minggu ini Shanaya baru ternbangun dari tidurnya, tugas matahari untuk menyinari bumi mulai digantikan oleh bulan, dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 06.55 menit
Dia keluar dari kamar, dan mendapati semua orang tengah berkumpul diruang tamu yang berhadapan langsung dengan kamarnya
“Sudah Sholat Sha?” tanya Ayahnya
“Lagi ngak Sholat Yah” jawab Shanaya beralibih
Entah sudah berapa dosanya itu, sebab saat Hakim bertanya padanya dia juga menjawab dengan alasan yang sama.
Shanaya melangkah mendekati mereka, lalu duduk disamping sekembar yang duduk lesehan diatas karpet dengan mainan yang berserakan. Hakim juga duduk lesehan dengan leptop di atas pahanya, sepertinya sedang mengerjakan sesuatu. Sedangkan Ayah dan Bundanya duduk diatas sofa sambil meninton tv yang sedang menyiarkan filem kartun
“Bund, kata Ibu guru besok disuruh bawa mukenah” Ucap Ana mengingatkan Bundanya
“Ibu Hanum yang suruh?” tanya Shanaya
“Iya Bund” jawab Ana
“Klau kakak juga disuruh?” tanya Shanaya pada putranya
“Iya Bund, disuruh bawa peci” jawab Abi
“Oke besok bunda siapin” ujar Shanaya
“Bunda tadi Ayah datang loh nyariin Bunda!” ujar Ana
“Kapan?” tanya Shanya heran
“Tadi siang bunda” jawab Ana
“Kok ngak ngasih tau Bunda?” tanya Shanaya
Pandanganya langsung mengarah pada orang tuanya, yang langsung mengalihkan perhatianya pada tv dihadapanya berpura-pura tak mendengar percakapannya dengan Ana. Lalu pandanganya mengarah pada Hakim yang masih sibuk dengan leptop dihadapanya. Mereka benar-benar keterlaluan
Suasana hati Shanaya langsung berubah, huh. Dia hanya duduk memandang lurus lantai. Sampai beberapa saat berlalu Shanaya merasakan, lenganya ditarik. Membuatnya tersadar dari lamunanya
“Bunda Ana udah ngantuk..” ujar Ana merengek
Shanaya menatap putrinya, sepertinya sudah benar-benar mengantuk sebab matanya sudah sayu
“Ya udah”
“Tapi beresin dulu mainanya”
“Kakak juga beresen dulu mainanya, abis itu tidur. Besik kan harus sekolah” ujar Shanaya pada Abi dan Ana
Abi dan Ana langsung membeteskan mainanya dan menyusunya lagi ketempatnya semula. Shanaya memang sedari dulu selali mengajarkan anak-anaknya untuk memebereskan mainanya sendiri. Jika dibiasakan sedari kecil, maka nanti setelah dewasa akan terbiasa.
“Udah Bund” ujar Abi
“Selamat malam Papa, kakek, nenek” lanjutnya
“Malam” jawab mereka bersamaan
Abi langsung melangkah kekamarnya, diikuti Shanaya yang mengendong Ana. Shanaya menemani sikembar sampai benar-benar terlelap. Setelah memastikan mereka sudah tidur Bbarulah Shanaya keluar dari kamar sikembar
Saat akan melewati ruang tamu, Bundanya tiba-tiba memanggilnya
“Sha, sini dulu!”
“Bunda mau ngomong dulu” ujar bundanya
Shanaya melangkah malas kearah mereka, niatnya untuk langsung tidur harus sirna
“Tadi waktu Noval datang, bunda bukan ngak mau ngasih tau kamu”
“Cuman Bunda ngak mau ganggu waktunistrahat kamu”
Ujar Ibu Tania mencoba menjelaskn alasanya tak membberi tauh Shanaya, kedatangan Noval tadi. Padahal memang Bundanya Shanaya itulah yang tak sengaja, tak mau anaknya semakin dekat dengan yang dia ketahui sebagai teman Shanaya itu
Sedangkan Shanaya hanya bisa menghembuskan nafasnya, Bundanya fikir dia mudah dibohongi seperti dulu
“Bund, sebenarnya masalah Bunda sama Noval apa sih?” ujar Shanaya
“Lain jangan terlalu jauh campurin urusan prinadiku!” lanjutnya
Ucapan Shanaya itu, langsung membuat Pak Ahmad dan Hakim ikut menoleh
“Sha, jangan ngomong gitu” Ujar Hakim menengahi
“Sha, wajarlah Bunda ikut campur. Kamu itu anak Bunda”
“Bunda cuman mau yang terbaik buat kamu!” Ucap Ibu Tania
Sedangkan Ayah Shanaya hanya terdiam, tak tau mau bicara apa
“Sekarang aja baru bilang aku ananya Bunda dulu kemana aja?” tanya Shanaya sarkas
“Ngak usah sok peduli Bund”
“Lagian aku tau kok yang terbaik untukku senderi, Bunda ngak tau apa-apa”
“Jadi ngak usah Iikut campur” Ucap Shanaya
Lalu melangkah meninggalkan mereka, menuju ke kamarnya. Tak perduli dengan bundanya yang sudah meneteskan air matanya di ruangan itu.