(Bukan) Anak Di Luar Nikah

Gracia mengunggikan senyuman kecil saat dirinya berada di perjalanan menuju ke sekolahnya yang berada di Bojonegoro. Gadis itu merasa sangat tidak sabar untuk segera menyambut dunia baru. dan mempunyai teman-teman baru.

Karena jujur Saja, Gracia sangat merasa jenuh saat harus di rumah seharian. karena dia adalah tipe-tipe gadis yang sangat aktif dan periang. dirinya tidak akan merasa betah jika harus berdiam diri di rumah seharian.

Sementara Lita yang melihat keceriaan anaknya itu, merasa sangat bahagia. sepanjang jalan, wanita cantik itu hanya tersenyum Seraya memandang ke arah anaknya.

" bahagia banget anak Ibu ini." ucapnya Seraya tersenyum tipis. sementara Gracia yang mendengar itu, malah memeluk ibunya dengan erat.

" Iya dong Bu, Gracia bahagia. soalnya kan Gracia kan akan mempunyai teman." kecap Gadis itu dengan ekspresi wajah polosnya.

tentu saja hal itu membuat Lita yang mendengarnya, seketika tertawa renyah. begitupun dengan gadis kecil itu. Mereka, sama-sama tertawa.

Jika kalian bertanya, Mengapa Gracia tidak pernah mempertanyakan keberadaan ayahnya, jawabannya adalah. karena Lita memberitahukan jika ayah gadis kecil itu telah mati beberapa tahun yang lalu.

Terdengar kejam dan egois memang. Namun, Lita tak memiliki pilihan lain. selain, karena ketidakrelaan dirinya. Jika, putri semata wayangnya mengenal laki-laki yang telah menorehkan luka yang cukup dalam ke dalam hatinya itu, dirinya juga tidak mau kalau sampai istri pertama Arya mengetahui semuanya.

Karena Wanita cantik itu sudah merasa cukup tersiksa dengan kebohongannya dilakukan oleh Arya beberapa tahun lalu itu. dan juga tetangga-tetangganya yang masih memusuhinya Sampai sekarang.

" Ibu kenapa menangis?" tanya Gracia. saat gadis mungil itu melihat ke arah ibunya yang sedang mengusap air matanya.

Lita yang mendengar itu, menggelengkan kepala Seraya tersenyum tipis." Ibu hanya terharu saja. Ternyata, anak ibu sudah besar. sudah mau sekolah," ucapnya tersenyum tipis.

Gracia yang mendengar itu hanya menganggukkan kepala Seraya kembali memeluk tubuh ibunya dengan erat.

" aku sayang ibu." tiba-tiba saja, gadis kecil itu berkata dengan ada yang begitu sendu dan juga pilu. tentu saja hal itu membuat Lita yang mendengarnya, sedikit merasa terkejut.

" hei kenapa ini anak ibu? kok tiba-tiba cengeng begini?" tanya Lita Seraya menangkup wajah bulat putrinya itu.

Hingga membuat kedua pipi gembulnya, semakin terlihat menggemaskan. hingga membuat Lita, mengecup wajah mungil itu beberapa kali. hingga membuat si empunya, merasa sangat risih karena merasa geli dengan sikap ibunya.

" Ibu stop ih, geli tau nggak." ucap Gracia semakin menggeleng-gelengkan kepalanya. Untuk menghindari serangan dari ibunya itu.

Tentu saja, Hal itu membuat Lita semakin menggoda putrinya. dengan mencium gadis itu berkali-kali. hingga akhirnya, Gracia memasrahkan dirinya di tangan sang ibu.

Setelah puas mempermainkan wajah putrinya itu, Lita segera kembali ke posisi duduknya. tentu saja hal itu membuat Gracia, dapat bernafas dengan lega. Karena pada akhirnya, sang Ibu menyerah juga dalam hal selalu membuatnya sebagai bahan uyel-unyelan itu.

Sementara Lita yang sedari tadi melihat ekspresi wajah anaknya itu, menggelengkan kepala. Seraya tersenyum kecil. Karena ternyata Gracia sangat berbeda dengan dirinya. Walaupun, gadis kecil itu masih berusia 5 tahun, namun sikapnya sangat dingin dan juga acuh terhadap orang lain yang tidak ia kenal. dan juga, lebih banyak berdiam diri. entah apa penyebabnya.

****

Tak berselang lama, akhirnya mobil yang ditumpangi oleh Lita dan Gracia, telah sampai di depan sebuah sekolah internasional yang ada di Kota Bojonegoro.

" Nah sekarang, Gracia masuk dulu ya ke dalam kelas. semua sudah ibu daftarkan. kamu tinggal terima beres saja." ucap Lita Seraya mengusap kepala gadis kecil itu.

Gracia yang mendengar itu, hanya menganggukkan kepala. Kemudian, Melambaikan tangan pada ibunya saat gadis kecil itu hendak melangkah memasuki bangunan berlantai 3 itu.

Lita menggelengkan kepala. melihat tingkah Putri semata wayangnya. yang begitu Mandiri dan juga cekatan. Berbanding terbalik dengan dirinya yang sangat rapuh. Apalagi, saat ditinggal oleh Arya. Hampir saja dulu, Lita berpikir pendek.

Namun sekarang, Lita merasa sangat bersyukur. karena sudah dapat melewati dan melalui masa-masa sulit itu. Setelah lama melamun seorang diri akhirnya Lita memutuskan untuk pulang ke rumah.

Saat wanita cantik itu hendak melangkah keluar dari area sekolahan, saat itu juga, matanya tak sengaja menatap seseorang yang sepertinya ia kenal.

Lita tidak ingin ambil pusing dengan urusan orang. dengan segera, wanita cantik itu melangkahkan kakinya untuk keluar dari pagar sekolah. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara seseorang memanggilnya dari arah belakang.

"Lita,?" Ucap orang itu bertanya. tentu saja hal itu membuat Lita seketika menoleh. dan mendapati, laki-laki yang sangat ia kenal.

" Mario? untuk apa dia di sini?" tanya wanita itu merasa sangat kebingungan. Masalahnya, laki-laki tampan yang bernama Mario itu, berasal dari kota Gresik. dan sekarang, dirinya bertemu lagi dengan laki-laki itu di Kota Bojonegoro, jangan bilang kalau laki-laki itu membuntutinya selama ini? ah pusing.

" Mario, Kamu ngapain ada di sini? bukannya, kamu tinggal di Gresik ya?" tanya Lita langsung to the point.

Mario yang mendengar itu, seketika terkekeh pelan mendengar pertanyaan dari wanita yang ada di hadapannya itu.

" aku nganterin ponakan. Lagi pula, Aku bekerja di kota ini. di rumah makan seberang sana." ucap Mario Seraya menunjuk ke arah sebuah restoran kecil yang tak jauh dari tempat ini.

Lita yang mendengar itu, hanya dapat menganggukkan kepala. dan dengan segera, berpamitan pada Mario. Karena, memang wanita itu, hari ini sangatlah sibuk.

***

Sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di dalam kelas taman kanak-kanak, terlihat Gracia Tengah memoles sebuah gambar yang ada di buku gambarnya. Tanpa memperdulikan, beberapa siswa yang lainnya, yang memperhatikannya sedari tadi.

" Siapa namamu nak?" tanya seseorang. hingga membuat gadis kecil itu, seketika mendongak dan menatap ke arah lawan bicaranya.

" Gracia Lutfia Amanda." ucap dengan ekspresi wajah datar. dan terkesan acuh tak acuh. tentu saja, Hal itu membuat wanita cantik yang berada di hadapannya itu, tersenyum tipis.

" anak mandiri rupanya." ucap wanita itu Seraya menyunggingkan senyuman kecil.

" halo gadis kecil, saya Miss Agatha. saya yang akan mengajar di kelas ini. Ngomong-ngomong, mana orang tua kamu?" tanya miss Agatha Seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh arah.

Mencoba mencari keberadaan orang tua gadis kecil itu. Namun, tidak menemukannya.

" Ibu di rumah lagi kerja." ucap Gracia Mengundang wanita Itu sekilas. Namun, kemudian kembali mengerjakan pekerjaan menggambarnya.

Miss Agatha yang mendengar itu, hanya memanggukan kepala. Kemudian, berlalu dari sana.