Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Damian dan Celine memasuki Rumah Papa Satria dan Mama Diana.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam"
Ternyata Papa Satria, Mama Diana dan Cello sedang di ruang keluarga, Cello dan Papa Satria sedang sibuk dengan laptop mereka, sedangkan mama Diana sedang menonton sinetron ku menangis favoritnya.
"Sini sayang, bi tolong bikinin Damian sama Celine minuman dingin."
"Sibuk pa?" sapa Damian sambil menyalami kedua mertuanya, begitu pun dengan Celine.
"Biasa Dam, walau gak masuk kantor tetap harus follow up."
"Bagaimana ini kabar anak dan menantu mama."
"Alhamdulillah sehat ma." Damian berucap seraya menggenggam tangan Celine. Melihat tingkah Damian, Papa Satria dan Mama Diana sangat senang, mungkin kalau bukan Damian akankah anak mereka diperlakukan dengan baik seperti ini.
"Cel kamu tadi nengok rumah gak, dari kalian menikah Papa Mama belum sempat kesana, kemarin Papa sempat drop kecapean jadi belum jadi kesana."
"Tadi sih ada Mang Ujang lagi bersihin rumput ma." jawab Celine, sambil mengambil keripik pisang di toples.
"Nyonya makan siang sudah siap." ucap bi Nah sang ART.
"iya bi"
"Ayo kita makan siang dulu."
Di meja makan sudah tersaji ayam goreng mentega dan cap cay kuah.
Cello yang melihat ayam goreng mentega favoritnya langsung menyomot satu.
"Cello" tegur sang Papa.
"Maaf Pa, menggoda banget ini ayam goreng."
"Kamu jangan kebanyakan makan Cello, itu badan kayak beras sekarung." ejek Celine.
"Cello masih 16 tahun, masih masa pertumbuhan." sungut Cello
"Cewek pada takut, melihat kamu kayak lihat toren air lagi jalan."
"Kak Celine itu yang kayak enggrang jalan, rata semua."
"Eh sudah-sudah di meja makan jangan berantem, kamu juga Celine sudah menikah masih kayak anak kecil." mama Diana menengahi perdebatan kedua anaknya.
"Hubby emang aku rata semua?" tanya Celine,
Memang untuk ukuran tinggi Celine yang 170 cm lebih dan BB 58 kg saat hamil terlihat langsing sekali.
"Nggak hun, pas kok dipegangnya." jawab Damian ambigu setengah berbisik sambil mengelus punggung Celine.
Mama Diana dan Papa Satria hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum, mendengar Damian menenangkan istrinya.
"Ya sudah ayo makan dulu."
Kini Celine dan Damian sedang berada kamar, Celine membereskan beberapa barang penting untuk dibawa ke Rumah Damian.
"Perlu bantuan hun?" tanya Damian.
"Nggak by, kamu duduk manis aja atau kalau ngantuk bisa tidur."
Damian pun merebahkan badannya di ranjang queen size yang berada di kamar Celine, kamar dengan aroma khas Celine harum Vanilla Rose kesukaan Celine yang memabukan Damian.
Drrt...
Drrt..
Ponsel Damian bergetar, Damian menggeser layarnya dan membuka aplikasi hijau.
Alisa
Dam, i miss you now, aku ingat cuma kamu yang paling perhatian, saat aku lagi sakit seperti ini, sekarang semuanya hampa Dam, gak ada lagi yang care untuk sekedar ingetin aku untuk makan, supaya asam lambungku gak kambuh.
Degg..
Damian terdiam, membaca pesan dari Alisa, dulu setiap Alisa mengatakan dirinya sakit Damian akan terus memantau mencurahkan semua perhatian karena mereka LDR, memang Alisa pernah mengisi hatinya dan mereka pernah mempunyai impian bersama tapi itu dulu, sebagai lelaki Damian harus bisa memegang komitmen.
Melihat suaminya melamun, Celine pun menegurnya, "by hubby hubby."
lalu menggoyangkan lengan Damian.
"Eh iya hun maaf, kamu ngomong apa?"
Ponsel yang dipegang Damian terlepas dan menampilkan layar pesan yang belum sempat terkunci.
Celine pun dapat melihat dengan jelas, jadi ini yang membuat kamu diam by, batin Celine.
"Kamu kenapa melamun, mikirin apa?" tanya Celine yang mencoba bersikap biasa saja.
Damian membawa Celine kedalam pelukannya, "Maaf hun bukan maksud aku buat memikirkan hal yang seharusnya bukan urusan aku lagi." Damian pun menunjukan ponselnya ke Celine.
"Wajar by, kalian bersama udah 2 tahun, pasti punya rencana indah kan, banyak hal indah yang kalian udah lewatin, eh tiba-tiba ada aku dan baby yang merusak....." perkataan Celine terputus kala Damian membungkam bibir Celine dengan bibirnya.
"Tidak ada yang merusak hun, kamu dan baby takdir aku, memang aku sama dia pernah pacaran, tapi aku dan kamu adalah hubungan halal, yang di ridhoi Tuhan, ketika aku mengucap akad, malaikat menyaksikan hun, tetap kamu pemenangnya."
"Yaa memang kita hubungan halal, tapi kalau perasaan kan...."
Damian kembali mengecup bibir Celine, kemudian menyatukan kening mereka.
"Dari semua kegamangan kamu tentang hubungan ini, cuma kamu yang rasakan Hun." ucap Damian mengarahkan tangan Celine ke dadanya.
"Debar jantung ini, semua tindakan aku, pasti kamu tahu jawabannya."
Celine pun menatap Damian wajah mereka semakin mendekat, semua tindakan yang mereka lakukan saat ini seolah mencurahkan seberapa besar perasaan mereka dan menguatkan ikatan pernikahan yang telah terjalin.
Sementara di salah satu unit Apartemen di Ibu Kota, Alisa meremat kuat ponselnya, sudah hampir 1 minggu Alisa izin tidak masuk kerja, karena asam lambung dokter mengatakan diakibatkan karena terlalu banyak fikiran.
"Kamu benar udah gak peduli sama aku Dam, tega kamu perlakukan aku seperti ini."
