Lelah selalu dimanfaatkan sang ayah, hingga akhirnya Bella memutuskan rantai keuangan ayahnya dengan menyerahkan kesuciannya pada sang sahabat. Leo Respati, adalah pria beruntung itu yang mendapatkan keperawanan Bella.
Tapi Leo bukanlah pria biasa, Ia selalu bertanggung jawab atas Bella setelahnya. Bahkan Leo berjanji akan selalu melindungi Bella bahkan dengan nyawanya sendiri.
Bagaimana Bella, jika tahu Leo adalah anak seorang Mafia? Apalagi saat Leo bertanggung jawab meneruskan bisnis hitam orang tuanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Surliandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kak Leoooo!
Bella datang sedikit kesiangan saat itu. Bus yang Ia tumpangi adalah penyebabnya, untung saja tak begitu fatal hingga berjam-jam harus ia lewatkan.
Ia tahu Leo sudah datang dan Ia tahu jadwal Leo saat ini. Ia langsung masuk untuk mengganti seragamnya didalam ruang ganti yang tersedia disana, Tapi sayangnya tak terpisah antara pria dan wanita hingga Leo tak sengaja masuk dan melihatnya membuka pakaian saat itu.
"Woaaaa," lirih Leo saat menatap bella tanpa penutup dibagian atas tubuhnya.
"Eeehhh... Leo! Masuk ngga ketuk pintu," kaget Bella dan langsung memakai kaos seragamnya.
"Kamu yang salah, Bell. Kenapa ngga tutup pintunya?" balas Leo, yang dengan santainya terus masuk kedalam tanpa risih dengan sahabatnya itu. Dan Bella segera memasang kaosnya dengan cekatan agar fikira Leo tak semakin melayang kemana-mana.
"Gede juga," gelak leo saat itu.
"Apanya?!! Jangan macem-macem, ya..." tukas Bella saat itu, yang langsung membulatkan matanya sebesar biji jengkol.
"Sudah terlanjur, yasudah. Mau diapakan lagi," aku Leo tanpa basa basi, membuat Bella mencebik kesal padanya. Rasanya ingin meloncat meraih dan menjambak rambutnya yang hitam dan lebat saat itu juga dengan kuat. Namun akan sulit, karena leo begitu tinggi baginya.
"Mau apa, kamu?" tatap sinis Leo padanya. Bella hanya menggelengkan kepala dan menyurukkan tubuh dari leo saat itu. Takut, jika Leo akan menukik kepalanya nanti. Tapi leo justru meraih kepala Bella dan menahannya dibawah ketiak, Ia seret keluar hingga Bella terus bereteriak, meraung dan berusaha melawannya saat itu. Bella jelas kalah tenaga, dari postur saja Bella sudah kalah jauh dengannya.
"Aaaakhhh... Leo!" pekik Bella sata leo melepaskan dirinya dari himpitan ketiak leo saat itu.
"Weeehh... Bau!!" omel Bella yang menciumi aroma tubuhnya sendiri. Leo hanya tertawa setelahnya, sedangkan yang lain hanya melihat dan sesekali menghela napas dengan kelakuan mereka berdua.
"Makin lama makin anu," cicit tomo yang mengusap kasar rambut blonde dikepalanya itu. Mereka semua membubarkan diri dan segera dinas ke posnya masing-masing dengan tugasnya kemudian, karena beberapa pelanggan mulai datang untuk memesan makanan .
Pukul 09.00, adalah jadwal mereka yang mulai sibuk dengan kegiatan monoton mereka setiap hari dan sudah bertahun-tahun dijalani.
Disela semua pekerjaan itu, tatapan Leo tak henti tertuju pada bella yang tampak ceria hari ini. Sebuah pertanda baik karena semalam ia tidur neynyak tanpa gangguan dari sang ayah, tapi entah kenapa perasaan leo sedikit aneh dengannya.
"Tak ada yang terjadi tadi malam?" tanya leo yang mendekat ke meja kasir usai mengantar semua makanan pelanggannya.
"Ngga ada, semua aman kok. " balas bella, berusaha meyakinkan sahabatnya jika semua aman terkendali. Saat itu leo hanya bisa mengangguk dan kembali pada pekerjaannya yang masih banyak, membereskan meja yang berantakan dengan segala piring kotornya disana.
"Kak leo," panggil sekumpulan anak SMA yang sudah menjadi fans beratnya sejak lama. Leo yang sebenarnya sudah malas, lantas hanya diam dan menghela napas. Ia kemudian berbalik dan memberi senyum pada dedek gemes itu, membuat mereka seketika histeris seolah terbang melayang ke langit ketujuh dengan pancaran pesona dari senyum indah Leo saat itu.
"AAaaaaaah... Kak leo. Senyumnya manis banget mengalahkan gulali," ujar salah seorang diantara mereka, yang tersenyum gemas saat membalas senyuman Leo padanya. Sedangkan yang lain hanya bisa mematung tanpa bisa bergerak terhipnotis pesona Leo Sunco.
"Kalian udah pulang, Dek?" tanya Bella dari meja kasirnya.
"Kenapa emangya, Kak?" tanya mereka dengan sinis pada Bella.
Bella saat itu menatap jam dinding yang terpajang di dinding, bahkan menunjukkan jika ini masih jam pelajaran dan seharusnya mereka ada didalam kelas untuk belajar bersama.
"Orang tua kalian itu cari uang susah buat sekolah, kalian jangan seenaknya bolos begini dong. Kasihan mereka,"
"Orang tua aku kaya, kok. Jadi mereka bisa bayar denda," jawab salah seorang dari mereka dengan santainya dan terus menatap ketampanan paripurna Leo yang tengah mengelap meja. Bahunya yang luas, pinggulnya yang indah dan pundaknya yang berotot meski tertutup kaos ketat yang Ia pakai saat itu. Mereka meleleh rasanya melihat pemandangan indah didepan mata mereka