kisah seorang gadis yatim piatu yang sejak bayi tak mengetahui bagaimana rupa wajah kedua orangtuanya, semenjak gadis kecil itu berusia 5 tahun tiba-tiba saja muncul kekuatan tak kasat mata melindunginya.
banyak misteri menaungi gadis itu kisah pelik antara dua dunia menjadi bunga bunga tidur gadis itu yang tak kunjung damai sampai akhirnya takdir mengatakan bahwa dia adalah kunci dari segala hal dari keselamatan dunia,..
penasaran yukk simak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode dua puluh tujuh
Sementara sang Dewi menyeringai lebar melihat pemuda itu tatapan yang tadinya sangat tajam kini melembut seiring dengan desahan nafas panjang dari para pengikut Han.
" Kau keturunan langsung dari trah leluhur china dan Jawa rupanya,,, sampaikan salamku pada canggahmu le... Dan,,,, ingat selesaikan apa yang sudah ditugaskan dan digariskan untukmu karena itu adalah hutang dari keturunan trah leluhur Jawa,ingat,,, tugasmu tidaklah ringan jaga putri angkatku sesuai apa yang sudah kau janjikan karena aku mendengar apa yang sudah kau sumpahkan dan kau janjikan pada putri angkatku" setelah mengatakan itu sang Dewi pun mengibaskan tangannya dan dalam kedipan mata kini kereta kuda yang ditunggangi oleh sang Dewi perlahan-lahan menghilang dari pandangan mereka tapi samar samar suara Dewi masih menggema.
" INGATLAH KALIAN YANG ADA DISINI ADALAH PARA KETURUNAN TRAH LELUHUR JALANI TUGAS KALIAN MASING-MASING DENGAN BENAR,,, AKU MENGAWASI KALIAN,,,,,,"
Kerincing
Kerincing
Kerincing
Delman yang ditumpangi wanita itu kini perlahan-lahan menghilang dari sana meninggalkan jejak aroma bunga melati dan bunga kantil yang menguar jadi satu.
Kini yang tersisa hanya suara nafas dari masing-masing orang akhirnya satu persatu mereka pun membubarkan diri suasana yang tadi mencekam kini berubah menjadi sejuk seperti sediakala seolah olah tak ada bekas pertarungan disana.
Brukk
" Aku serahkan dua gadis ini kepadamu,,,, " tiba tiba saja Jonathan menyerahkan dua orang gadis yang dilemparkan kearah devin dan Rizki beruntung mereka mempunyai refleks yang bagus,dan tanpa menunggu jawaban dari mereka Jonathan dan beberapa pengikutnya pun menghilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
"Damn,,, " umpat Rizki dan Devin hampir bersamaan.
" Bawa mereka kekampung kakek.... Aku nanti yang akan bicara dengan beliau,,,"
" Kakek apa apaan sih main bawa Abhisya menghilang dari sana mana dengan menggendong Abhi kayak gendong karung lagi,,, " gerutu Abhisya sambil mengerucutkan bibirnya lucu.
"Kalau kau tak kubawa pergi bisa bisa aku dimarahi kakek buyutmu juga bisa bisa kau dibawa iblis itu nduk,,,,," jawab lion dengan santai.
" Tap,,,,i,,,, Omo omooo.... Kau siapa nih guanteng bangeeettt OMG,,,, apakah aku bermimpi,,," Abhisya yang sedari tadi tidak tahu kalau sosok pria tampan yang ada didepannya ini adalah lion berteriak histeris dan heboh sendiri.
Ctakk
"Aduhh sakiitt,,, ckk gak seru main jitak jidat Abhi aja,. Lagian kamu tuh siapa kok bisa ada disini,,,, aku kan terpesona,,," dengan cemberut manja Abhisya yang kini jiwa buaya betinanya kambuh mencoba untuk sedikit merajuk.
Sementara lion hanya bisa menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepalanya ringan melihat kelakuan majikannya ini.
" Kamu itu masih kecil nduk masih bau kencur gak usah mikir yang aneh aneh ingat itu,,,," Abhisya yang mendengar kalimat yang dikeluarkan pria tampan itu yang tak lain adalah lion makin berteriak heboh, berjingkrak jingkrak bak anak kecil sambil kedua matanya berbinar cerah seolah olah menemukan ide baru,dan lion yang melihat majikan kecilnya seperti itu seolah olah punya gelagat yang mencurigakan dari majikan kecilnya.
"Omooo omooo,,, jadi kamu lion.... Wuaaaaahhhh,,,, gak nyangka aku,,," kedua mata Abhisya masih berbinar cerah kuku kuku jari Abhisya menempel dimulut nya menggigiti satu persatu kukunya dengan penuh ide dan semangat.
Ctakk
" Ojo aneh aneh ndukk ,,," Abhisya yang sekali lagi mendapatkan jitakan dari lion kali ini tidak mengeluh dia justru menampilkan puppy eyes nya seolah-olah memohon pada lion agar mengabulkan permintaan nya meskipun tanpa diucap karena Abhisya tahunlion sudah mengerti apa yang dia mau.
" Mau yah yah yah,,, pliiisss,,,," mohon Abhisya manja sambil tersenyum maniiiisss sekali berharap agar kemauannya dituruti.
Sett
Wusshh
Tanpa aba aba lion menghilang dari hadapannya dalam sekejab mata Abhisya yang tak melihat lion ditempat nya cemberut tapi sedetik kemudian diotaknya seolah-olah ada sejuta ide cemerlang bak lampu neon yang menyala terang benderang saking banyaknya ide ide cadangan kalau kalau salah satu ide idenya gak ada yang terealisasi kan.
" Ckk... Mau lari jangan harap yah,, aku akan minta pada om Dim,,,," gumam Abhisya pelan sambil menyeringai licik.
Brakk
"Astaghfirullah,,, om Dim, apa apaan sih bikin kaget jantung abhi aja,.." gerutu Abhi sambil memegang dadanya dramatis meskipun rasa kagetnya nyata.
Sementara Dimitri yang melihat penampilan Abhisya makin mengeratkan giginya tajam tatapan yang tajam seolah-olah menusuk kedalam jantung Abhisya, Abhisya yang melihat Om nya melihat dengan tak biasa sedikit takut tapi dia berusaha sesantai mungkin.
"Darimana kau dengan berpakaian seperti itu heumm,,, " Abhisya yang mendengar pertanyaan dari omnya membola.
"Astaga,,, bagaimana aku bisa lupa kalau masih memakai pakaian ini,,, aduh bisa gawat ini kalau om tahu aku dari mana,,,, " gerutu Abhisya dalam hati kedua matanya memejam memikirkan cara agar omnya tidak akan memarahinya.
" Jawab abhi.... " Ucap Dimitri pelan tertahan tapi penuh tekanan intimidasi hingga membuat gadis itu sedikit berjengkit kaget. Sementara Abhisya memilih ujung kaosnya sedikit tertekan meskipun dia masih bisa melunakkan hati omnya tapi kalau sudah dalam mode seperti ini mungkin agak susah pikir Abhisya.
"Jangan membuat aku marah Abhi,,,," kembali suara pelan Dimitri penuh tekanan hingga mau tidak mau Abhisya pun mendongakkan kepala melihat Om nya yang masih diliputi amarah. Abhisya tahu kini dia sudah tidak bisa beralasan lagi jadi mau tidak mau dia harus jujur agar kemarahan Dimitri tidak semakin melebar lagi dan dia diabaikan Abhisya tidak mau itu terjadi.
" Abhi mengkhawatirkan om,,, hiks hiks,,, " ucap Abhisya lirih sedikit terisak dan tanpa melirik Dimitri sama sekali Abhisya masih betah menunduk berharap agar Dimitri tak memarahinya lagi.
Dimitri yang mendengar kalimat Abhisya kini mengendurkan amarahnya,dia tahu kalau gadis ini sangat menyayanginya tapi yang membuat dia marah adalah dia tanpa ijin keluar rumah tanpa seijin nya apalagi tujuannya adalah ke arena pertarungan pra klan tadi,apa jadinya kalau perwakilan klan vampir mengetahui keberadaan Abhisya sudah bisa dipastikan hidup gadis ini tidak akan bisa tenang.
" Bukankah om sudah bilang jangan khawatir,,, kenapa kau nekat heumm..." Ucap pelan nan lembut Dimitri sambil memeluk Abhisya kedalam dadanya tangannya kini mengelus surai rambut Abhisya dengan pelan.
" Abhi gak mau kehilangan om,,, didunia ini hanya om yang abhi punya,,, hiks hiks,,," mendengar kalimat putri angkat nya membuat hati Dimitri mencelos tapi ada kehangatan disana.
" Tidurlah... Bersihkan badanmu ganti bajumu setelah itu istirahat besok tidak usah masuk sekolah dulu om akan memastikan dulu agar kamu benar benar aman, mengerti,,,," titah Dimitri tegas tanpa ada bantahan dan diangguki oleh Abhisya.
Ada sedikit senyum dibibir mungil Abhisya sementara Dimitri yang melihat itu dimana Abhisya menggigit bibir bawahnya menahan sesuatu agar tidak lepas kendali bagaimana pun dia pria normal.
Dia tahu rasa yang dia miliki itu salah tapi dia juga tidak bisa memaksa rasa itu untuk enyah dari hatinya, Dimitri bertanya tanya pada dirinya sendiri bagaimana caranya agar rasa itu benar benar hilang dari hatinya.
" Astaghfirullah,,,," Kembali Dimitri mengucap kalimat istighfar dalam hati berharap ada pengampunan dari sang maha pencipta akan apa yang sudah timbul dihatinya.
Sementara itu dikediaman kakek nya Han nampak beberapa anak buah atau bisa dikatakan bodyguard yang dikirim oleh Han untuk kakeknya masih berjaga-jaga baik itu diluar ataupun didalam rumah Han tidak mau terjadi sesuatu pada kakeknya hingga berujung penyesalan nantinya.
" Nǐ huí jiāle, érzǐ... ( Kamu sudah pulang, nak....)" Tanya kakek Han tulus .
Han hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengucapkan satu katapun pada kakeknya,nampak wajah lelah dari Han hingga membuat pria tua itu urung untuk bertanya lebih lagi.
" Han kekamar dulu kek,,,"
" Hhmm,,,," hanya deheman yang keluar pria tua itu tidak tahu harus menjawab apalagi.
Sebelum Han benar benar menghilang dari hadapan kakeknya Han berucap sesuatu pada kakeknya, "
Wǒ bǎ liǎng gè xuǎn dìng de nǚhái tuōfù gěile wǒ zǔfù de jiāxiāng, wǒ wèi cǐ qǐngqiúle xǔkě, bìngqiě pàile yīxiē bù xiàqù nàlǐ, qǐngqiú bāngzhù, zǔfù… ( aku menitipkan dua orang gadis terpilih dikampung halaman kakek aku mohon ijin akan hal itu dan aku sudah menyempatkan beberapa anak buahku disana mohon bantuannya kakek,,,, )" ucap Han sambil menunduk kan kepala dengan hormat.