NovelToon NovelToon
Istri Pengganti

Istri Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan
Popularitas:281.2k
Nilai: 4.3
Nama Author: Cotton Candy Zue

Sienna Saamiya Albinara gadis muda yang terpaksa menikahi Samudera Bagaskara lelaki dingin penuh misteri, karena sebuah alasan konyol.

Dera, yang mencurigainya menjebaknya dalam pernikahan tanpa cinta.

"Ditempat ini semua yang terjadi harus atas izinku!" - Samudera

"Jika bukan karena itu semua, aku takkan sudi terkurung bersamanya!" Binar.

Dulu aku mengagumimu, sekarang aku membenci perlakuanmu, namun putus asa ku menaruh harap padamu - Sienna Saamiya Albinara.

Aku terlalu marah hingga tak merasa telah begitu banyak cinta yang tumbuh untukmu - Samudera Bagaskara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cotton Candy Zue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 22 : Teman Hidup

Dera mengangkat tubuh basah istrinya menuju kamar mereka, entah apa yang gadis ini lakukan hingga jadi seperti sekarang ini.

Ia menaruh Binar yang pingsan dengan hati-hati, memegang tangan perempuan itu yang terasa dingin.

"Bajunya basah, dia harus mengganti bajunya tapi..."

Dera bingung, bagaimana mungkin perempuan ini mengganti pakaiannya sedangkan dia saja tidak sadar, tapi kalau tidak di ganti dia bisa saja demam.

Dera keluar memanggil Bram, "Bram, apa ibu penjaga villa masih disini?"

"Mereka sudah pulang sejak sebelum hujan turun." jawab Bram, tidak puas dengan jawaban asistennya Dera kembali ke kamarnya dengan pikiran yang kacau.

Dalam kebingungannya Dera mencoba mengganti pakaian istrinya, "Tidak!" tolaknya atas ide yang ia dapatkan dari pikirannya sendiri.

"Tapi dia bisa masuk angin atau mungkin demam, kasur ini bahkan bisa basah." gumam lelaki itu.

Dera bergegas mengambil pakaian sekenanya, lalu duduk di sisi Binar yang terbaring tidak sadar.

Batinnya bergelut antara ia tidak mungkin menggantikan pakaian istrinya tapi Binar istri sahnya tidak berdosa bila ia melihatnya atau bahkan melakukan hal lebih!

Akhirnya, lelaki itu memutuskan untuk menutup matanya sambil mengganti pakaian istrinya.

...****************...

Kemarin hujan tapi pagi datang dengan cerah matahari dengan lancang memancarkan sinar terangnya yang membuat Binar terusik dari tidurnya.

"Pusing." keluhnya.

Ia melihat ke sekitar, tidak ada suaminya kemudian ia mengingat yang terjadi kemarin.

Ia langsung lesu, "Masih sesak." gumamnya.

Tapi, ia ingat kemarin dirinya kehujanan saat pulang,tapi bajunya...

"Bajuku? Kapan aku ganti baju?" ia langsung melihat ke arah tubuhnya, heran saat melihat baju yang ia pakai berbeda dengan yang kemarin

Binar mencoba mengingat-ingat kapan dan bagaimana ia ganti baju dan sampai di tempat tidur, ingatannya terputus saat setelah ia sampai di depan villa.

"Kau sudah bangun?" Dera masuk dengan teh hangat di tangannya.

"Kamu!" tunjuk Binar yang membuat Dera mengerutkan keningnya.

"Apa?" tanya Dera bingung.

"Apa kamu.. yang.." Binar kesal tapi malu menanyakan pada Dera.

"Aku apa?" tanya lelaki itu santai sambil menaruh teh di atas nakas, "Minum." ujar Dera.

"Apa kamu yang ganti baju aku semalam?" tanya Binar pelan sekali.

"Kamu bilang apa?"

"Bukan apa-apa." kilahnya, Binar tipikal yang malas mengulang pertanyaan yang berpotensi membuat dirinya jadi malu sendiri.

"Iya memang aku yang menggantikan pakaianmu." tiba-tiba Dera menjawab dan membuat Binar terkejut bukan main.

"Apa?!! Kamu gila ya?"

"Kenapa? Kamu istriku bukan? Aku bahkan berhak melakukan yang lebih dari hanya sekedar yang aku lakukan padamu semalam." jelas Dera masih dengan santai melipat tangannya di bawah dada dan berdiri di sisi tempat tidur sambil melihat berbagai ekspresi yang muncul dari perempuan yang duduk di atas kasur dengan wajah lucunya yang tercengang.

"M-memang semalam kamu melakukan apa?"

"Melakukan yang seharusnya aku lakukan." jawab Dera.

"Memangnya apa?!" sentak Binar yang makin penasaran.

"Ya apalagi tentu saja mengganti bajumu." Dera tersenyum miring melihat kepanikan Binar.

Pipi perempuan itu sekarang terlihat memerah, mungkin dia malu.

'Apa itu artinya dia melihat semuanya?!' batin Binar tersiksa memikirkan kemungkinan itu.

"Sudahlah ada yang lebih penting yang ingin aku bicarakan." ujar Dera lalu menyodorkan segelas teh hangat pada Binar, perempuan itu menerimanya dan mulai menyeruputnya dengan tangan gemetar gara-gara memikirkan kejadian semalam.

"Apa hubunganmu dengan lelaki itu dan pergi kemana kau kemarin?" tanya Dera kembali dengan nada dingin dan wajah datar seperti pangeran es.

Reaksi istrinya setelah melihat Sierra dan suaminya menciptakan tanda tanya baginya, ia merasa penasaran akan hal itu.

"Kemarin aku cuma ke danau, lihat danau itu dekat dan terlihat dari sini." tunjuk Binar ke arah jendela kaca.

'Ternyata cuma dekat.' batin Dera.

"Lalu apa hubunganmu dengan dia?"

"Siapa?"

"Jangan pura-pura tidak tahu!" tegas Dera, membuat Binar terdiam menunduk dan memegang gelasnya semakin erat karena cemas.

Apa ini waktunya menceritakan segalanya pada laki-laki ini?

"Jawab aku!" tegas Dera lagi.

"Kau masih mencintai Sierra ?" tanya Binar mengalihkan pembicaraan.

"Binara! Jawab saja pertanyaanku." tekan Dera.

"Kau masih mencintainya hingga mengikutinya sampai kemari dan membuatku terluka." ucap Binar dengan tatapan sendu.

"Kau tidak berhak bertanya tentang itu padaku!"

"Kenapa kamu boleh bertanya padaku soal kak Dipta tapi aku tidak boleh menanyakan tentang Sierra?!" lawan Binar.

Tidak terima dengan apa yang perempuan itu ucapkan, Dera ikut duduk di atas ranjang berhadapan dengan Binar, ia mencengkram kedua bahu Binar dengan erat dan mengguncangnya hingga teh yang perempuan itu pegang tumpah membasahi baju yang Binar pakai.

"Beraninya kau." geram Dera, Binar menatap mata yang penuh emosi itu.

"Siapa kau brani menanyakan itu padaku? Jawab saja pertanyaanku!" bentak Dera membuat Binar memejamkan matanya ketakutan karena lelaki itu berteriak tepat di depan wajahnya.

"Bukankah mencari perempuan yang tidak menginginkanmu itu terlihat menyedihkan?"

"Albinara!" emosi Dera semakin tersulut.

"Jawab saja pertanyaanku beraninya kau menghinaku!" lanjutnya masih dengan cengkraman tangannya pada bahu istrinya yang semakin erat dan menyakiti sang pemilik.

"Aku tidak menghinamu! Tapi yang kamu lakukan itu menyedihkan, kita menyedihkan akan lebih baik jika kamu melupakannya dan bahagia dengan aku yang ada di sisimu sekarang!"

Entah dapat ide darimana Binar mengucapkan sesuatu yang membuat Dera berdecih sinis.

"Cih, aku pikir kau tidak seburuk itu oleh karena itu aku mulai baik padamu. Ternyata..

"Maksudku bukan seperti yang kamu pikirkan tuan Dera." sangkal Binar yang menyadari ucapannya membuat lelaki itu berpikir yang tidak-tidak akan dirinya.

Ia tidak berpikir jernih untuk berkata-kata karena rasa kesalnya di tanyai tentang Dipta.

Tapi sekarang, bagaimana bisa ia sebodoh ini?!

"Lalu seperti apa?!" sentak Dera, mengambil gelas yang tergeletak di ranjang setelah isinya tumpah tadi, lalu melemparkannya hingga pecah, kemudian Dera mencengkram dagu Binar erat.

"Seperti berencana menjadi menantu keluarga kaya, begitu?" lanjutnya.

"Bukan!" sangkalnya dengan susah payah karena tangan Dera yang masih ada di dagunya.

"L-lepaskan aku!" ia menarik tangan kekar lelaki itu hingga lepas.

"Kau bilang apa? Bahagia denganmu ? Kau berharap apa denganku, sayang..."

Kata sayang di akhir kalimat yang membuat Binar malah bergidik ngeri, ia tahu lelaki itu sedang mengoloknya dengan kaya sayang itu.

"Aku h- hanya mencoba menjelaskan k-kalau...

"Kalau kau dan kakakmu memang sengaja melakukan ini padaku?" potong Dera.

"Bukan!" sangkal Binar meski sebenarnya Dera tidak salah kenyataannya mereka memang sengaja membuat lelaki itu di tinggalkan di hari pernikahannya.

"Lalu?" Dera menatap Binar dengan tatapan yang membuat perempuan itu takut, tatapan tajam yang seperti menahan gejolak emosi.

"K-kalau bukan hanya dirimu yang tersakiti tuan! Aku juga!" ujar Binar kemudian meluapkan emosinya.

"Aku mencintai dia, suami kakakku!" ucapnya berteriak di depan Dera yang terdiam mencerna ucapan istrinya.

"Kamu bilang apa?"

"Aku mencintai kak Dipta." ulangnya lalu tangisnya pecah di depan Dera, suaminya.

"Aku benci, mengingat bahwa mereka bahagia sedangkan aku? Aku menderita disini bersama kamu!" tunjuknya pada Dera yang termangu pada ucapan Binar.

"Aku bukan sengaja tapi aku juga terpaksa menyetujui permintaan Sierra, tapi kamu terus saja menuduhku dan menatapku dengan benci! Apa menurutmu mudah? Mengambil keputusan yang tidak pernah aku mau, semua yang aku lakukan karena aku merasa bersalah pada kesalahan yang tidak pernah aku lakukan, lalu aku harus pindah ke suatu tempat dimana tidak ada orang yang bisa jadi sandaranku, ipar yang tidak menyukaiku, ayah mertua yang tidak ramah padaku, suami yang semakin hari semakin membenci diriku!

Kadang-kadang aku berpikir, jika takdirku adalah bersamamu, aku ingin bahagia dan meluluhkan hatimu, tapi kamu malah ..." ucapannya terhenti kala ia menyadari diamnya Dera.

"Tuan Dera, terserah kamu mau anggap aku apa, aku Binara ini sedang terobsesi jadi bahagia, aku mau aku tidak terlihat menyedihkan di hadapan mereka, aku.."

ucapannya terhenti lagi, kali ini karena Dera yang menariknya dalam pelukan hangat lelaki itu.

Binar masih terisak dalam pelukan suaminya.

Dera tidak tahu, rasa apa yang telah membuat dirinya ingin memeluk gadis yang ia marahi beberapa detik yang lalu, mungkin hanya merasa satu nasib?

Ya mungkin hanya perasaan satu nasib!

Ia yakin! Apalagi sekarang ia merasa bahwa ternyata bukan hanya dirinya yang merasa tersakiti disini.

"Bersihkan dirimu, lalu setelah ini beritahu aku semuanya tanpa terkecuali, agar aku tidak salah paham denganmu lagi." Binar mengangguk dalam pelukan itu.

Dera menggendongnya hingga ke kamar mandi menciptakan detakan yang kuat di jantungnya.

Perlakuan sederhana ini menggetarkan hatinya.

Dera menurunkan Binar perlahan tepat di bawah shower, ia segera berbalik namun Binar menahan lengannya.

"Terimakasih."

"Untuk?"

"Mau berbaik hati padaku." jawab Binar canggung, ia menundukan pandangan, Dera menarik pelan dagu Binar yang selalu ia cengkram kasar sebelumnya.

Ia menatap sendu pada mata indah yang sembab karena air mata yang di keluarkannya tadi.

Entah dorongan dari mana ia mengecup kening Binar. Cukup lama, hingga ia melepaskannya, Binar menatap mata Dera yang biasanya selalu menatap tajam kini menatapnya sendu.

Tanpa aba-aba, Dera menarik leher belakang Binar ke arahnya, menyatukan bibir mereka dalam penyatuan yang lembut, Binar yang terkejut hanya bisa diam menerima perlakuan Dera yang tiba-tiba.

Dengan sengaja satu tangan Dera, menghidupkan shower hingga membuat air jatuh membasahi mereka di bawahnya.

Ciuman lembut di bawah guyuran air yang membuatnya terasa romantis, Binar tidak menyangka akan mendapatkan hal ini dari Dera.

Tangannya hanya bisa mencengkram baju suaminya, saat bibir lelaki itu semakin gencar berusaha memiliki bibirnya.

Puas, Dera melepas tautan bibir mereka, menatap Binar yang tengah mendongak menatapnya.

Ia menangkup wajah manis itu dengan kedua tangan besarnya, "Jadilah temanku, teman hidupku, Albinara."

Mohon dukungannya ya semua...

Terimakasih yang sudah mau baca dan meninggalkan dukungan kalian entah itu berupa hadiah,, vote like ataupun komentar

Terimakasih....

1
Putra Ganteng
Buruk
Shindy Yuliarti
binar adiknya dipta kah thor?
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
Indah Rianti
bagus thor
Aghnia Raina
Luar biasa
Imam Firdaus
ceritanya bagus
Imam Firdaus
keren ceritanya
Salihah Azraai
mau thor. semangat ya!
Nyengsreng
lanjut dong
Sri Wahyuni
kurang greget
Hikam Sairi
mampir
dwisrilestari_cancer83
cerita nya simple n apik, alurnya ngga berat2 banget
Krystal Zu: terimakasih 🌹🤍
total 1 replies
Siti Saidah
lamaaaaaa
Zainab makky
bagus cerita x tor
Muh Nur
jujur lebih baik
Whi Tut
bodoh bodoh bodoh
Wiek Soen
menarik juga
Muh Nur
karyamu jeren thor
Iges Satria
mulai mutar2 gi ceritanya Thor, masa mertua binas ga ada capeknya bikin kejahatan. nah binar gi bisanya hilang kesabaran Krn bayi rewel terus. seira nasibnya baik banget padahal kan ??
Dewi Purnomo
Jangan bikin Binar kena baby blues dong kak....kasian Dera sma babynya.....lanjut up kak.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!