NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:86.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Myatra

Fabian dipaksa untuk menggantikan anaknya yang lari di hari pernikahannya, menikahi seorang gadis muda belia yang bernama Febi.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka selanjutnya?

Bagaimana reaksi Edwin saat mengetahui pacarnya, menikah dengan ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20

"Febi di sana gimana ya, mah?" Saat sarapan, pak Sofyan mencurahkan keresahannya. Selama ini, Febi tak pernah kemana-mana kecuali bersama mereka.

"Papa nggak usah khawatir, Febi di sana sama suaminya. Mamah yakin Fabian pasti memperlakukan Febi dengan baik. Nanti agak siangan, mamah hubungi Febi, ya!"

Dalam hati mamah Ria juga sebenarnya memikirkan Febi, hanya di sembunyikan, karena tak ingin menambah keresahan suaminya.

Pak Sofyan dan mamah Ria melanjutkan sarapan dalam keheningan.

"Maafkan mamah ya, pah!" Mamah Ria tiba-tiba memecah kesunyian.

"Kenapa mamah minta maaf?"

"Mamah belum bisa jadi istri yang baik, nggak bisa memberi papah keturunan. Seandainya mamah bisa ngasi papah anak, pasti saat kakak-kakaknya menikah, rumah kita nggak sepi seperti sekarang.

"Mamah nggak boleh bicara begitu. Bagi papah, mamah istri yang hebat, bagi Chandra dan Febi, mamah juga pasti ibu yang sangat hebat. Suatu anugrah, papah bisa menikah dengan mamah. Almarhum mamahnya Chandra dan Febi juga, di sana pasti bahagia dan berterima kasih pada mamah, sudah merawat dan mendidik anak-anak dengan baik." Tangan pak Sofyan terulur untuk menggenggam tangan istrinya.

"Lagian mamah masih muda, rezeki siapa yang tahu."

"Ah papah, masih muda dari mana, anak-anak sudah menikah semuanya." Mamah Ria menutup mulutnya, menahan tawa.

Sedang asyik bercengkrama, terdengar bunyi ponsel berdering,

"Kayanya bunyi hape mamah, siapa pagi-pagi nelpon."

"Mamah ambil dulu ponselnya."

Mamah Ria mengambil ponsel yang diletakan di atas nakas samping televisi. Nama Febi tertera di layar sebagai pemanggil. Segera mamah Ria menekan ikon telepon berwarna hijau pada layar.

"Mamah ko pulang ngga bangunin aku?" Febi langsung merajuk saat panggilan baru saja tersambung. Mamah Ria berjalan kembali ke arah meja makan, dan menyalakan pengeras suara, sehingga pak Sofyan bisa mendengar.

"Febi gimana di sana? Betah?"

"Masih belajar beradaptasi, mah. Papah mana?"

"Ini papah ada di samping mamah. Dari tadi ada yang galau, inget terus sama anak gadisnya."

"Di sini Febi baik-baik aja ko pah. Papah sama mamah sehat selalu ya, di sana."

"Febi sudah sarapan, nak?" Suara pak Sofyan sedikit serak, menahan haru, teringat anak gadisnya.

"Sudah, pah. Jam segini pasti papah sama mamah lagi sarapan juga ya?"

"Iya, kami lagi sarapan, sayang. Febi baik-baik di sana ya, inget semua nasihat mamah dan papah."

"Iya, Febi akan selalu ingat. Jadi kangen sama mamah dan papah."

"Kami juga kangen sama kamu, sayang. Sering tengokin kami ya!"

"Iya mah, pah. Mudah-mudahan akhir pekan ini, Om Bian bisa di ajak ke rumah sana. Udah dulu ya mah, pah. Febi mau beres- beres dulu."

"Iya sayang, jaga diri baik-baik ya. Salam buat suamimu."

Panggilan di akhiri. Kedua orang tua Febi, merasa sedikit lega saat mendengar suara Febi yang ceria.

¤¤FH¤¤

Febi segera menyudahi teleponnya, jika lebih lama lagi, dia takut tak bisa menahan air mata yang sejak tadi terus berdesakan ingin keluar.

Mendengar suara orang tuanya membuat dia rindu ingin pulang. Apalagi mereka hanya berdua di rumah, pasti sangat kesepian.

Fabian masih tertidur di sampingnya. Fabian seolah tak pernah puas untuk mengerjainya. Febi segera turun dari tempat tidur, menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Febi tadi berbohong, mengatakan jika dia sudah sarapan. Tak ingin, membuat orang tuanya khawatir. Tadi dia sudah bangun lebih awal, namun lagi-lagi Fabian meminta haknya. Sekarang Fabian kembali tertidur, kecapean.

Setelah memakai baju yang dibelikan mamah dan ibunya, Febi segera turun untuk menyiapkan sarapan. Beruntung pakaian dalam juga dibelikan, tak hanya baju dan celana saja.

Ketika Febi turun, di bawah sudah ada mak Ipah yang sedang menyiapkan sarapan.

"Mau bikin apa, mak?"

"Bikin nasi goreng sosis aja neng."

"Sini, biar aku yang masaknya mak." Mak Ipah tak mencegah Febi mengambil alih tugasnya, mak Ipah ingin tahu, nyonya mudanya ini seperti apa.

Sementara Febi masak, mak ipah memilih beres-beres, menyapu dan mengepel lantai.

Febi sudah selesai membuat nasi goreng, untuk mereka bertiga. Febi mengisi satu piring, tapi dengan dua porsi nasi goreng, untuk suaminya dan dirinya.

"Mak, aku sarapan di kamar aja, ya. Aanya masih tidur, mau sekalian dibangunin. Emak sarapan juga ya! Nasi gorengnya masih ada di wajan."

"Nuhun ya, neng. Sudah cantik, pinter masak lagi."

Febi hanya membalas pujian mak Ipah dengan senyuman.

Saat masuk kamar, ternyata Fabian sudah mandi dan rapi. Febi meletakan nasi goreng yang dibawanya di meja.

"Eeemh wangi, kayanya enak neh." Fabian langsung menyendok nasi dan menyuapkan ke mulutnya sendiri.

"Febi yang masak, kapan sih nggak enak."

Fabian hanya manggut-manggut mendengar kenarsisan sang istri.

"Ikut ke toko ya! Aku mau pamer punya istri cantik."

Febi tertawa, mendengar yang Fabian katakan.

¤¤FH¤¤

Fabian dan Febi berangkat ke toko dengan menggunakan sepeda motor. Pertokoan masih sepi, baru sebagian yang sudah buka.

Setelah memarkirkan motor di area parkir plaza, mereka berjalan menuju toko Fabian. Sepanjang jalan, Fabian menggenggam tangan Febi, beberapa orang yang berpapasan dengan mereka, dan memgenal Fabian pasti menggoda Fabian.

Toko masih tutup saat mereka sampai, Febi mengira karyawan suaminya belum datang, tapi ternyata dugaan Febi salah, di dalam toko, sudah berkumpul semua karyawan toko, sedang beres-beres memajang perhiasan.

Waktu mereka masuk toko, semua karyawan menghentikan aktifitas mereka, demi melihat siapa yang datang. Fabian mengumpulkan mereka dan memperkenalkan Febi pada semuanya.

Mereka menyambut hangat kedatangan Febi, sebagian masih menggoda Fabian, karena sudah tidak jadi duda lapuk lagi.

Fabian memang mengatakan pada Febi, jika sebagian besar karyawannya, masih terikat kekerabatan dengan ibunya.

Fabian meminta Febi duduk di belakang meja kasir, sementara dirinya mulai memimpin do'a sebelum membuka toko.

Febi terus memperhatikan suaminya bekerja melayani orang-orang yang akan membeli perhiasan. Toko Fabian sangat ramai seperti yang dia lihat kemarin. Baru buka beberapa saat saja, toko sudah penuh.

Tugas Febi, memberi uang jika ada yang menjual perhiasan atau meminta kembalian. Febi baru tahu jika menjual perhiasan tak sesimpel seperti ayahnya menjual kain.

Selain melayani pembeli, Febi melihat ada karyawan yang bagian menyortir barang masuk, untuk kemudian diberikan pada bagian lain yang bertugas menginput data satu persatu perhiasan ke komputer.

Fabian melihat istrinya, yang nampak enjoy menemaninya bekerja. Beberapa kali, Fabian menanyakan apa Febi bosan atau tidak, dan selalu di jawab Febi dengan gelengan kepala.

Pengunjung sudah berkurang, Fabian bisa duduk menemani istrinya. Febi yang memang cerdas, menanyakan banyak hal seputar pengelolaan toko, yang selalu Fabian jawab hati senang, karena yakin istrinya bisa membantunya di kemudian hari.

"Abang Bi... Kemana saja, ko tiap Inces ke sini, nggak pernah ada?" Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita dengan penampilan yang menor dan kampungan datang ke toko Fabian, dan langsung menyapa Fabian dengan suara yang dibuat semanja mungkin.

Fabian menepuk keningnya, dan langsung melirik dengan hati-hati ke arah Febi yang ternyata melongo melihat ke arah wanita tersebut.

Sementara karyawan Fabian, cekikikan melihat sebentar lagi akan terjadi drama di depan mereka.

BERSAMBUNG.

1
Muldiah Diah
Luar biasa
🌿×ìąօണҽì հąղҽҽղ🦋🕊🤍🐬
susah jantuh cinta kt lidya tp kang cingkuh... Hran sama org2 ky gni, playing victim asem....
Khoerun Nisa
novel mu kebnyakn yg gantung tor udh beberapa taun aku nunggu kirain udh lanjut eh masih gntung juga sprti novel lain nya
Erina Munir
yaah abiiss...ngegantuung
Erina Munir
sebab ibu sdh hamil....semogaa
Sarah Yuniani
wakakakkakk
Sarah Yuniani
aku yang 9 taun juga masih malu thor ... 😅
Sarah Yuniani
kaya udah happy ending nggak sih !!
Sarah Yuniani
udah episode berapa masih aja om ..
Sarah Yuniani
pake mulut 😂
Sarah Yuniani
sejauh ini bacanya enjoy ..
penasaran terus
Sarah Yuniani
kenapa gak mas aja thor ..
Sarah Yuniani
mbacanya gimana ini 😅
Sarah Yuniani
sialan kau thor .. kenapa juga namanya Mayang 😂
Sarah Yuniani
jangan pake saya lagi dong thor ..
gak enak banget dibaca
Sarah Yuniani
Alhamdulillah...
semoga bian dan Febi bahagia selalu
Sarah Yuniani
itu ibu tiri Fabian yaa ??
kan katanya sejak kecil Fabian kurang kasih sayang mama
Sarah Yuniani
dunia novel yang sempit mungkin .. hehew
Sarah Yuniani
/Facepalm//Facepalm/
RossyNara
aduh om jangan keras² suaranya karna perempuan itu sensitif perasaannya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!