NovelToon NovelToon
Marry me, Brother

Marry me, Brother

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Pengantin Pengganti / Dokter Genius / Beda Usia / Romansa
Popularitas:428.2k
Nilai: 5
Nama Author: Astuty Nuraeni

Berawal dari niat balas dendam kepada mantan tunangannya, membuat Indhi terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan kakak angkatnya.

Tanpa di sangka, pernikahan tersebut justru memberinya kehidupan baru yang di penuhi oleh kasih. Ketulusan cinta dari sang kakak akhirnya membawa Indhi melabuhkan hatinya kepada pria yang 26 tahun terakhir telah menjadi kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Demam

Setiap yang bernyawa pasti akan mati, begitulah yang di alami bayi mungil yang sudah terbujur kaku di atas ranjang Rumah Sakit, sebab kecerobohan orang tuanya, bayi malang itu harus meregang nyawa saat usianya baru dua bulan, usia yang begitu singkat memang, namum semoga kejadian ini menjadikan sebuah pelajaran bagi mereka para calon orang tua .

Selamat jalan nak, tinggalkan rasa sakitmu, percayalah Tuhan akan meberikan tempat terbaik untukmu di Surga.

Sama halnya dengan orang tua bayi itu, Indhi juga masih larut dalam kesedihan setelah kepergian bayi itu tepat di depan matanya, sama seperti saat Zean menghembuskan nafas terakhirnya, lagi-lagi Indhi tak bisa berbuat apapun untuk menyelamatkan mereka.

Setelah jam makan siang, Indhi duduk termenung di bangku panjang yang berada di rooftop Rumah Sakit, spot favorit para dokter jika mereka sedang merasa lelah, menatap pemandangan kota dari atas ketinggian membuat lelah mereka sedikit terobati. Buliran demi buliran air matanya berjatuhan, dokter muda itu memukul dadanya dengan keras, berharap rasa sesak di dalam sana akan segera hilang.

Gadis itu segera menyeka air matanya saat melihat sepasang sepatu yang amat ia kenali, benar dugaannya, saat ia mendongak pria dengan tingga 185 cm tengah menatapnya dengan wajah khawatir.

"Kakak," ucap Indhi di barengi isak tangisnya, gadis itu beranjak dari duduknya dan segera menghambur ke dalam pelukan sang suami.

Ega segera memeluk Indhi dengan erat. "Jangan menangis, hidup dan mati seseorang sudah di tetapkan oleh Tuhan, kamu sudah melakukan yang terbaik, Tuhan lebih sayang kepada bayi itu, percayalah dia sudah bahagia di atas sana," ucap Ega mencoba menenangkan istrinya.

Indhi masih tergugu, perasaannya bercampur menjadi satu, antara marah dan sedih, gadis itu tak bisa meluapkan amarahnya kepada orang tua pasien, dan yang membuatnya begitu sedih ketika ia kembali mengingat hasil foto abdomen polos milik bayi malang itu, dengan kondisi organ dalam sangat mengenaskan, pasti bayi itu sangat kesakitan.

Setelah tak terdengar lagi isak dari bibir Indhi, Ega melepaskan pelukannya, ia menatap istrinya seraya mengusap sisa air mata di wajah cantiknya. "Bayi itu pasti sedih melihatmu menangis seperti ini. Jangan menangis lagi, jam istirahat sudah berakhir, banyak pasien yang membutuhkanmu di bawah."

Indhi mengangguk lemah, kematian bukanlah hal baru dalam pekerjaannya, namun kali ini ia begitu emosional, mungkin karena bayi itu baru saja memulai hidup namun takdir juga membuatnya pergi secepat itu.

"Terima kasih kak, tapi dari mana kakak tau aku di sini?" 

"Ah itu...

FLASH BACK ON..

Sebelum jam istirahat, Ega baru saja menyelesaikan operasinya, saat ia akan kembali ke ruangannya ia tak sengaja bertemu Dokter Aditya di lorong yang menghubungkan ruang operasi, ruang radiologi serta Departemen Bedah.

"Baru selesai operasi?" tanya Dokter Aditya, pria itu membawa papper bag berisi kotak bento untuk makan siangnya 

"Hem." jawab Ega singkat, tangan kirinya memegangi leher dan sedikit memberi pijatan disana.

"Sebaiknya cari Indhi dulu, tadi dia punya pasien seorang bayi korban MPASI dini, aku baru dengar tadi kalau bayi itu meninggal,"

"Terima kasih infonya Dit," Ega berlari menuju UGD, namun di sana ia tak menemukan Indhi, sampai ia bertemu seorang perawat yang tak sengaja melihat Indhi naik ke rooftop.

Benar saja, di atas ketinggian itu Ega melihat istrinya tengah menangis seorang diri, tangisannya terdengar sangat memilukan, persis sama dengan tangisannya 4 tahun silam. Tak ingin lebih lama mendengar tangisan itu, Ega segera menghampiri istrinya.

FLASBACK OFF..

Malam yang begitu dingin, Indhi meringkuk di bawah selimut tebalnya, tubuhnya menggigil serta  peluh  membasahi sekujur tubuh, rintihan lirih keluar dari bibir mungilnya membuat Ega akhirnya terjaga. Pria itu segera menghampiri istrinya, ia membuka selimut yang membungkus rapat tubuh mungil itu, Ega begitu terkejut mendapati suhu tubuh istrinya begitu tinggi.

Setelah mengukur suhu tubuh sang istri, Ega mengambil baju tidur baru untuk Indhi karena baju sebelumnya basah terkena keringat.

"Bangun sebentar ya, aku harus mengganti bajumu yang basah, kau tidak keberatan kan kalau aku yang menggantinya?" kata Ega meminta izin, Indhi hanya mengangguk lemah, dengan bantuan Ega, gadis itu duduk dan bersandar pada headboard.

Dengan cepat Ega melepas kancing piama yang Indhi kenakan, setelah itu ia membantu Indhi untuk melepaskan bajunya, tak lupa Ega juga melepaskan br*a milik  istrinya agar tubuh Indhi lebih rileks, tanpa berfikir yang macam-macam pria itu segera memakaikan baju tidur baru pada tubuh istrinya.

"Celananya juga basah, aku ganti sekalian biar demammu tidak bertambah parah," lagi-lagi Indhi hanya mengangguk, sebagai seorang dokter ia paham apa yang di lakukan Ega adalah untuk kebaikannya.

Ega membantu Indhi berbaring, dengan sangat hati-hati ia melepaskan celana juga under wear milik istrinya, sebuah lembah berumput hitam membuatnya berdebar-debar, namun ia segera melupakan fikiran kotornya dan memakaikan celana baru untuk Indhi.

Ega menarik selimut hingga perut Indhi, pada saat demam sangat di anjurkan untuk tidak memakai selimut ataupun pakaian tebal, karena memakai baju ataupun selimut tebal justru akan memerangkap  udara panas dalam tubuh dan membuat demam tak kunjung turun.

(Hayo ngaku siapa yang demam kosplay jadi kepompong??)

"Tunggu sebentar ya, aku mau turun, apa kamu perlu sesuatu?" Indhi hanya menggeleng, Ega mengusap kepala Indhi lalu berjalan cepat keluar dari kamar dan turun ke dapur. 

Dengan cepat ia meraih baskom keci dan mengisinya dengan air hangat, tak lupa handuk kecil yang akan ia gunakan untuk mengompres istrinya,  Ega juga membawa 3 botol air mineral dan obat penurun demam, saat demam air putih sangat membantu untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

Ega sudah kembali ke kamar, dengan telaten ia mengompores dahi istrinya dengan air dingin, beberapa kali ia juga membantu Indhi untuk minum air putih, tak lupa obat pereda demam juga ia berikan kepada sang istri, setelah satu jam berlalu demamnya mulai turun.

"Istirahatlah, demamnya sudah turun, panggil aku kalau butuh sesuatu," ucap Ega seraya membetulkan selimut Indhi.

"Kak," panggil Indhi dengan pelan.

"Ya, kamu butuh sesuatu?" Ega duduk di tepi tempat tidur sambil menatap wajah lesu istrinya.

"Apa kakak mau menemani aku tidur?"

BERSAMBUNG...

1
SLina
jd kalau ada y tergeletak di jln dibiarin begitu saja dok?
tdk dibawa kerumah skt?
Indah Rianti
Luar biasa
Ira
m
Yulia Lilis
kasian Ega
Kusii Yaati
untung nggak salah lubang ya ga soalnya sambil merem mainnya😜😂
Kusii Yaati
aq tdk tahu di sini siapa yg hrs di salahkan indhi atau Ilham...dan kenapa hrs Ega yg jadi korbanya!!!😞
Astuty Nuraeni: asal jangan nyalahin aku ya kak😀😀😀😀😀
total 1 replies
Alline Tanjung
luar biasa
ayu nuraini maulina
biasa nya cwo yg sering nyosor ini cwe yg nyosor duluan🤭🤭
ayu nuraini maulina
semangat mas bro
ayu nuraini maulina
bukan jdhnya
Nur Haya
aq salut Ama author selain bikin cerita yg menarik ada pengalaman jg d dapat 👍 untuk kita para pembaca
Astuty Nuraeni: makasih supportnya kak♥️
total 1 replies
desita
👍
Yusi Lestari
tak terasa sudah tamat cerita.lanjut cerita selanjutnya thoorrr
Yusi Lestari
sungguh besar perjuangan seorang ibu yg rela merasakan sakit demi bisa melahirkan putra putri mereka
Yusi Lestari
bagus Indhi memang seorang dokter tidak boleh egois mementingkan diri sendiri
Yusi Lestari
jadi kangen sama almarhum Zean😭
Astuty Nuraeni: iya kak Aamiin
Yusi Lestari: iya Nuri semoga Zean bahagia disana😊
total 3 replies
Yusi Lestari
pasti itu Samuel adiknya Zean
Yusi Lestari
innalillahi wainna ilaihi rojiun selamat jalan tuan hendrawan keinginanmu untuk mendapatkan maaf dari Ega sudah terkabul😭
Yusi Lestari
setelah cerita Ega dan Indhi selesai langsung meluncur ke novel ini thoorr
Yusi Lestari
semoga dg kejadian ini Ega bisa memaafkan pak hendrawan dan hubungan mereka kembali membaik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!