Cinta Di Waktu Yang Salah

Hari sudah menunjukkan jam 8 malam. Cici dan yang lain turuk ke bawah dan menuju tempat acara. Karyawan Fajri sudah mempersiapkan semua untuk bakar ikan dan jagung sesuai permintaan Cici.

"Malam semuanya...." sapa Fajri.

"Malam juga..." jawab serempak Riki dan Barry.

"Tidah usah basa-basi lagi deh. Ayo kita mulai bakar ikannya. Kita bagi tugas saja ya. Sebagian ada yang bakar ikan,dan sebagian lagi bakar jagung." Ucap Cici.

"Biar karyawan gue saja yang bakar Ci. Kita tunggu sambil bernyanyi saja bagaimana?" ujar Fajri.

"kelamaan aahh...! Gue sudah lapar sekali. Selesai makan,baru kita bernyanyi." jawab Cici.

"betul juga tuh yang di bilang sama Cici. Cici,Irwan dan Elsa bakar jagung saja. Nah,selebihnya ayo kita bakar ikan." Ujar Barry.

Mereka melakukan pekerjaannya masing-masing. Cici melihat di meja belum ada minuman. Cici membuatkan jus untuk teman-temannya itu semua.

"kamu mau kemana sayang?" tanya Irwan.

"aku mau buat minuman buat kita semua. Kamu di situ saja ya." jawab Cici.

"mau kemana lo Ci?" tanya Fajri.

"mau minum." jawab Cici.

"astaga iya gue lupa minta buatkan jus ya...! Lo disini saja deh,biar gue suruh karyawan gue buatkan jus." ujar Fajri.

"tidak usah...! Biar gue saja yang buat. Gue sekalian mau buat minuman terbaru gue. Nanti gue tinggalkan resepnya di dapur ya." jawab Cici.

"ya sudah kalau begitu mau lo. Atau begini saja Ci,lo bawa saja karyawan gue untuk temani lo buat minuman. Sekalian saja tunjukan ke dia resep lo itu." usul Fajri.

"boleh juga...! Siapa nama karyawan lo yang bagian jus?" tanya Cici.

"Gita,kamu temani ibu Cici buat jus ya. Bu Cici akan mengajarkan kamu buat jus yang lainnya itu. Biar kita tambah lagi menu di sini." perintah Fajri.

"baik pak...!" jawab Gita.

"ayo Gita! Kita ke dapur sekarang." ucap Cici.

Cici dan Gita menuju dapur untuk membuat jus. Cici mengajarkan Gita menu minuman terbaru.

Beberapa buah-buahan yang sudah di blender,di masukan ke gelas. Cici menyuruh Gita untuk mencoba minuman itu.

"Bagaimana rasanya Git?" tanya Cici.

"Wah... Enak sekali ini bu!" jawab Gita.

"ini catatannya saya taruh di sini ya. Terserah kalian saja mau kasih nama minuman ini." ucap Cici.

"baik bu...! Nanti akan kami diskusikan ke pak Fajri." jawab Gita.

"apa Fajri sering memarahi kalian?" tanya Cici.

"kadang kami sering di marahi sama Pak Fajri bu. Namanya juga atasan Bu. Jika karyawannya membuat kesalahan,pasti marah Bu." jawab Gita.

"emangnya kesalahan apa yang sudah kalian lakukan sampai Fajri marah?" tanya Cici.

"contohnya disaat pengunjung sedang ramai,kami terlambat sedikit membuatkan pesanan Bu." jawab Gita.

"menurut saya,itu hal yang wajar sih...! Kenapa kalian di marahinya? Biar nanti saya yang tegur Fajri. Biar kalian semua tidak di marahi sama dia lagi ya. Saya saja tidak pernah marah kepada karyawan saya. Kecuali mereka semua sudah melakukan kesalahan yang fatal. Contohnya seperti mencuri,itu tidak baik kan. Baru saya marah ke karyawan saya." jelas Cici.

"Mohon maaf sekali bu jika saya lancang! Saya pikir ibu itu orangnya terlalu serius,tegas,dan suka marah juga seperti pak Fajri. Ternyata saya salah bu. Ibu ternyata sangat baik sekali." ucap Gita.

"hahaha....! Emang kelihatan ya dari wajah saya,saya seperti itu? Di hari weekend,apa pengunjung ramai?" ujar Cici.

"akhir-akhir ini sepi pengunjung sih Bu! Ini karena ibu sudah booking tempat ini,kata Pak Fajri jangan sampai ibu kecewa atas pelayanan. Takutnya ibu marah,kata pak Fajri." jawab Gita.

"emang kurang ajar sekali Fajri. Saya tidak suka marah kok. Saya paham pasti kalian kerja 1 harian full itu sudah capek. Di tambah lagi dengar omelan dari bos kalian. Pasti rasanya bosan kan?" jawab Cici.

"iya bu...!"ucap Gita.

"apa sebaiknya saya beri usul kepada Fajri ya? Tambah beberapa tempat bermain untuk anak-anak,dan beberapa tempat yang menarik ya! Biar semakin ramai pengunjung tempat ini." ujar Cici.

"ide bagus juga tuh Bu...! Jujur saja bu,kami tidak berani bicara kepada pak Fajri." jawab Gita.

"hei...! Bos kalian itu manusia juga. Kenapa kalian takut memberikan usul kepada bos kalian? Jangan takut dong...! Mulailah beranikan diri kalian untuk memberikan pendapat ke Fajri. Jika tempat ini ramai pengunjung,pasti kalian naik gaji juga. Apa kalian tidak mau naik gaji?" ucap Cici.

"mau sih bu...!" jawab Gita.

"kali ini biar saya saja yang bicara kepada Fajri...! Nah...! Sudah selesai juga minumannya. Ayo kita bawa ke depan." ucap Cici.

"biar saya saja yang bawa bu!" ujar Gita.

"Sudah...! Ayo kita bawa berdua. Daripada kamu balik lagi mengambilnya. Kamu bawa yang itu ya...!" pinta Cici.

"seandainya,bos kami ini ramah seperti ibu? Pasti kami semakin betah bekerjanya bu...!" ucap Gita.

"ssstt...! Biar saya yang atur Fajri. Fajri itu sebenarnya baik kok. Orangnya asik dia. Kamu tenang saja ya. Biar saya yang bicara kepada atasan kalian yang bawel itu." jawab Cici.

"terimakasih ya bu...!" jawab Gita.

Cici dan Gita membawa minuman yang sudah di buat Cici tadi. Cici meletakkannya di atas meja. Fajri melihat Cici membawa minuman,Fajri langsung menegur Gita.

"kenapa kamu biarkan Cici membawa minuman itu Gita?" teriak Fajri.

"bukan salah Gita aahh...! Ini gue yang mau. Jangan suka memarahi karyawan begitu dong Jri. Mereka itu sudah capek kerja,di tambah lagi lo marahi mereka. Aneh lo...! Sini lo sebentar. Gue mau bicara sama lo." tegas Cici.

"ada apa Ci?" jawab Fajri.

Cici menjelaskan semua kepada Fajri. Dan Cici juga menegur Fajri,supaya dia tidak usah memari karyawan dia lagi.

Irwan melihat Cici yang sedang bicara kepada Fajri,Irwan datang menghampiri mereka. Irwan tidak ingin melihat Cici emosi,apalagi sampai melukai diri sendiri.

"hhuuuufftt...!" Irwan menghela nafas panjang.

"capek kamu ya?" tegur Cici.

"tidak...! Aku mau minum ahh..!" ucap Irwan.

"paham yang gue bilang tadi Jri?" tanya Cici.

"iya gue paham...! Kenapa tidak kepikiran sama gue untuk membuat beberapa permainan untuk anak-anak juga ya?" ujar Fajri.

"lo tahunya marah saja tu lah iya...! Makanya pikirkan juga supaya tempat ini berkembang..." ujar Cici.

"bicarakan apa ini?" tanya Irwan.

"cuma tegur dia saja kok. Tidak bahas yang lain. Dia ini sering memarahi karyawannya. Makanya aku tegur dia. Sudah selesai bakar jagungnya?" jawab Cici.

"sudah...! Tinggal menunggu ikan saja...!" ucap Irwan.

"bagaimana rasa jusnya?" tanya Cici.

"enak...! Kamu yang buat sayang?" ujar Irwan.

"iya...! Lo coba deh minuman buatan gue itu. Nanti lo rundingi ke karyawan lo, apa nama yang cocok untuk minuman ini." ucap Cici.

"hhhmmm.... Enak Ci..! Emang tidak dk ragukan lagi resep lo ini. Manisnya dapat,ada asam-asamnya juga. Wahh! Segar sekali ini Ci." jawab Fajri.

"enakkan..." ucap Cici.

"minuman seperti ini,sebaiknya kasih nama yang unik juga ini. Baiklah! Nanti gue diskusikan ke karyawan gue untuk nama minuman ini. Thank's ya Ci...!" jawab Fajri.

"iya... Sama-sama...! Kalau ada resep baru lagi,ntar gue kasih ke lo." ucap Cici.

"emang sahabat gue paling best deh lo ini..!" puji Fajri.

"lebay amat sih lo...!" jawab Cici.