NovelToon NovelToon
Love Is You

Love Is You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: neng_86

Arga Bimantara yang menyukai Aisya Yuna teman semasa putih abu-abu. Cinta yang terpaksa ia pendam hingga akhirnya mereka dipisahkan oleh jarak dan waktu.

Arga kembali bertemu dengan Yuna setelah 10 tahun berlalu. Namun ia harus menelan patah hati karena ternyata Yuna sudah bertunangan dengan pria lain yang merupakan anak dari sahabat ayah Arga.

Tapi Arga tidak menyerah begitu saja. Sebelum janur kuning melengkung, ia masih bisa mendapatkan Yuna.

Berhasilkah Arga atau ia harus gigit jari dan hadir sebagai tamu undangan...???

Yuk simak kisah mereka....😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kiss and touch

Arga masih menatap kearah Yuna. Pria itu seolah sedang memindai gadis dihadapannya layaknya sebuah mesin pemindai. Dan untuk pertama kalinya setelah sepuluh tahun, dadanya kembali berdesir.

Suasana semakin riuh karena kedatangan idola sekolah mereka dulu.

"Arga... oh my God... kamu datang. Aku kangen banget tahu, kamu ngilang gitu aja dan nggak kasih kabar kemana kamu pergi. Aku tanya kak Dewa, dia bilang kamu kuliah di Amerika...." ucap seorang gadis yang tiba-tiba saja datang dan langsung memeluk Arga.

"Woi Desi.... lo itu ya, udah kayak soang tahu. Sosor sana, sosor sini. Nemplok sana nemplok sini. Sana jauhan nggak usah dekat sohib gua...." ucap Heru kesal pada gadis cantik berpakaian sangat minim.

Arga yang juga merasa risih langsung menyingkirkan tangan Desi yang masih bergelayut manja pada lengannya.

"Apa sih lo Her.... nggak usah sok asik dan larang-larang gua. Sayangku Arga aja nggak larang ngapain lo yang larang...." ucap Desi dengan sangat percaya diri.

"Apa...? Sayang lo...? Arga...? Cuih.... lo ngaca Des..! Dempolan makeup lo aja udah kayak cat dinding sekolah kita dulu. Lo nggak cocok jadi pacarnya Arga. Doi lebih cocok sama yang kalem dan lembut... Bukan lo..." ucap Heru yang semakin gemas dengan tingkah Desi.

Semua orang tertawa dan mengangguk setuju pendapat Heru.

Desi terlalu bar-bar untuk Arga yang tenang.

"Sialan lo..." umpat Desi kesal sambil menghentakkan kedua kakinya.

Dan bagi Yuna ini adalah kejadian paling ia suka karena Desi benar-benar menemukan lawannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Acara semakin meriah karena ditambah dengan lelang amal yang hasilnya akan disumbangkan ke beberapa yayasan panti asuhan dan panti jompo.

Ponsel Yuna bergetar. Ia segera menyingkir dari hiruk pikuk pesta, mencari tempat yang sunyi untuk mengangkat panggilan dari kekasih hatinya.

"Iya, baiklah. Nanti aku pulang dengan Riana dan Indri saja. Kamu lanjutkan saja pekerjaannya. I Love You...."

Yuna menutup panggilannya. Wajahnya seketika menjadi murung.

Tadi Cakra mengatakan jika ia tidak bisa menjemput dirinya karena ada operasi mendadak korban kecelakaan.

Yuna menghela nafas panjang. Wajahnya tertunduk lesu. Inilah konsekuensi yang harus ia terima jika menjalin kasih dengan seorang penyedia jasa masyarakat.

Yuna kemudian hendak berlalu dari sana. Namun matanya menangkap siluet yang ia kenali dan disertai bungbungan asap yang Yuna tebak itu berasal dari tembakau yang dibakar alias rokok.

"Sejak kapan kamu ngerokok..?" tanya Yuna mengejutkan seseorang.

Arga buru-buru mematikan rokok yang ada ditangannya.

"Sedang apa disini? Ini area smoking room" ucap Arga tanpa menjawab pertanyaan dari Yuna.

"Aku baru selesai jawab telpon. Kamu belum jawab pertanyaan ku. Sejak kapan kamu mulai merokok? Setahuku kamu dulu nggak gitu" sahut Yuna. Entahlah ia kesal dan tidak suka melihat pria dengan rokok.

"Sejak kuliah. Nggak sering, cuma kalau lagi banyak pikiran dan suntuk" sahut Arga.

Yuna membulatkan bibirnya membentuk huruf O.

Keduanya lalu saling diam dan canggung.

"Kamu kenapa dulu tiba-tiba pindah?" tiba-tiba Arga menanyakan pertanyaan yang sudah lama sangat ingin ia tanyakan. Ia ingin sekali memukul bibirnya yang lancang karena bertanya hal pribadi pada gadis yang baru ia temui lagi setelah sepuluh tahun tak bertemu.

Yuna ingin menjawab tapi Arga keburu menarik lengannya untuk bersembunyi dari gadis yang sangat Arga hindari.

"Eh.... lo tahu gua ketemu siapa?"

"Arga... Dan doi makin cakep saja. Pokonya gua harus bikin dia jadi milik gua. Gua udah siapin satu kejutan buat dia.. Dah ya... nanti gua ceritain"

"Itu...?"

Yuna tidak dapat melanjutkan ucapannya karena mulutnya keburu dibungkam oleh Arga dengan telapak tangannya yang lebar.

Desi yang tadi sedang menghubungi entah siapa menatap kesekeliling untuk mengawasi jika tak ada yang mendengar pembicaraan ia dan temannya melalui sambungan telpon.

"Mungkin gua salah... Ah sudahlah, gua mau cari Arga saja..." ucap meninggalkan tempat itu.

Desi akhirnya beranjak dari sana.

Yuna menyingkirkan tangan Arga. Keduanya masih berdiri berdempetan dibalik pot bunga yang besar.

Mata mereka saling pandang. Ada getaran dalam hati keduanya yang semakin membuncah. Mata Arga terpaku pada bibir Yuna yang merah. Dan entah se*an apa yang merasuki pria itu tapi kini yang jelas, Arga menempelkan bibirnya pada bibir Yuna.

Yuna yang terkejut hanya diam dan tak bereaksi. Iya ingin marah namun ada alam bawah sadarnya justru menikmati hal itu seolah ia juga merindukannya.

Arga yang merasa tak ada perlawanan semakin memberanikan diri untuk memperdalam ciumannya. Keduanya semakin menempel hingga tak ada jarak antara mereka. Yuna memejamkan matanya seolah menikmati sentuhan bibir Arga dan belaian lembut telapak tangan pria itu.

Arga mengulum dan melumat bibir Yuna yang ranum dan lembut. Ia menahan kepala Yuna agar tak melepaskan ciuman yang semakin dalam.

Prang....

Hingga bunyi seperti benda jatuh membuat keduanya terkejut dan saling melepaskan ciuman itu.

"Yuna..." lirih Arga.

Plak....

Sebuah tamparan mendarat dipipi Arga yang berasal dari tangan Yuna.

"Keterlaluan kamu Ga..." amuk Yuna. Gadis itu langsung beranjak dari sana meninggalkan Arga seorang diri yang masih bingung kenapa Yuna justru menampar dirinya padahal mereka melakukannya secara bersama tanpa ada paksaan.

Arga meraba pipinya yang panas akibat tamparan Yuna.

Yuna yang malu berlari ke dalam ballroom tempat acara berlangsung.

"Eh Yuna.... dari mana? Kamu kenapa? Sakit..?" tanya Indri bingung karena mata Yuna sembab seperti orang yang habis nangis.

"Nggak apa-apa. Ayo pulang atau kalau kalian masih lama, aku balik sendiri saja..." ucap Yuna pada dua sahabatnya.

Indri dan Riana saling pandang. "Eh jangan... baiklah kita pulang bareng" sahut Indri.

Mereka akhirnya memilih meninggalkan acara dan menyusul Yuna yang telah lebih dulu keluar. Indri menduga pasti ada sesuatu pada Yuna.

Arga hanya melihat Yuna dan para sahabatnya meninggalkan ballroom dari kejauhan.

"Ru... Aku pergi dulu" ucap Arga kemudian menyusul pamit.

"Gua ikut" Heru mengikuti Arga keluar dari ballroom hotel.

"Arga... Arga.. Kamu mau kemana..?" teriak Desi yang baru saja masuk tetapi ia berpapasan dengan Arga dan Heru diluar ballroom.

"Apaan sih Des...? Udah sana, acara belum selesai..." kesal Heru saat Desi menyusul mereka ikut keluar.

"Lo yang apa-apaan Heru...! Selalu saja halangin gua buat dekat Arga. Nggak dulu.. ataupun sekarang sama saja. Lo maunya apasih hah...? Lo suka sama gua iya...? tapi sorry gua nggak suka sama lo. Gua sukanya sama Arga dan lo nggak boleh halangin hal itu. Paham lo...!!!" kesal Desi yang ia lampiaskan pada Heru.

Mendengar ucapa Desi membuat Heru tertawa terpingkal-pingkal.

"Apa...? Gua suka sama lo..? Nggak bakalan Des. Selera gua tinggi bukan ulat bulu kayak lo yang gatal kesana kemari demi popularitas dan gaya hidup lo yang hedon. Dih bisa bangkrut usaha gua kalau sampai pacaran sama lo. Secara lo kan matrenya nggak ketolongan" sahut Heru.

Desi menginjak kaki Heru dengan tumit runcing heels yang ia kenakan sehingga membuat Heru berteriak kesakitan.

"Wah dasar mak lampir" umpat Heru pada Desi yang sudah berjalan keluar hotel.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Yuna hanya diam sepanjang perjalanan pulang. Indri dan Riana memandang bingung sahabatnya itu.

"Makasih ya udah antarin aku... kalian mau mampir atau langsung balik?" tanya Yuna saat hendak turun.

"Kami langsung balik. Tapi benaran lu nggak apa-apa? Apa perlu kita temani?" tanya Riana memastikan kondisi Yuna.

"Aku nggak pa-pa. Cuma capek aja dan sedikit pusing"sahut Yuna bohong.

Riana dan Indri hanya bisa menghela nafas. Meski mereka sudah bersahabat bertahun-tahun lamanya, tetapi Yuna cukup tertutup untuk masalah pribadinya. Yuna akan selalu setia mendengar keluh kesah para sahabatnya tapi ia tidak akan pernah membagi semua rasa susahnya. Ia hanya akan berbagi cerita bahagianya saja. Sehingga baik Riana maupun Indri tidak bisa menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi pada Yuna.

Selepas Riana dan Indri pergi, Yuna membasuh wajahnya dan mengusap bibirnya dengan sedikit kasar. Ia mengutuk dirinya sendiri yang juga terhanyut dalam ciuman Arga tadi.

Ia merasa jadi seorang penghianat pada kekasihnya Cakra.

Tubuh Yuna luruh dilantai. Ia menangisi kebod*hannya yang tak mampu melarang Arga ketika menciumnya.

Bersambung....

1
Rian Moontero
lanjooot🤩
Lies azzah
hadiiiiiir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!