Anisa begitu terkejut melihat sang suami yang datang dengan mengganden seorang wanita
Sudah beberapa bulan Anisa meridukan Nino suaminya, karna sebuah tragedi kecelakaan yang membuat Nino hilang dan kembali dengan menggandeng seorang wanita yang mengaku adalah istrinya
Padahan Nino sudah menikah dan memiliki anak dari Anisa namun karna Nino hilang ingatan Nino telah menikah lagi dengan seorang gadis yang telah menolongnya
Sanggupkah Anisa bertahan dalam sebuah rumah tangga yang membuat hatinya hancur karna Nino sama sekali tidak mengingatnya apalagi Nino sengaja mengumbar kemesraan di depan Anisa agar dia pergi dari hidupnya karna Nino yakin dia tidak pernah mencintai Anisa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi ratuku
Nino selalu melirik Anisa yang sedang makan malam bersama keluarnya, Nino begitu senang, ahirnya dia tahu jika Anisa ternyata juga mencintai dia.
Nino semakin yakin jika mendapatkan Anisa akan lebih mudah, karna dia sudah tahu akan perasaan Anisa yang sebenarnya.
"Nino! kemaren mama nilpon tante Intan, mama sudah sepakat untuk..." belum selesai mama Zahra bicara Nino sudah memotong ucapan mama Zahra.
"Ma, tolong jangan bahas itu lagi, aku kan sudah bilang sama mama, kalau aku tidak akan pernah bertunangan dengan Keyra," ucap Nino memotong ucapan mama Zahra, dia terlihat begitu kesal karna mama Zahra mengungkit hal itu lagi di depan Anisa.
"Dengar dulu apa kata mama mu Nino, jangan langsung memotong ucapan orang tua, itu tidak baik," Papa Al ikut bicara karna merasa geram dengan tindakan tidak sopan yang Nino lakukan karna telah memotong ucapan orang tuanya.
Nino hanya menghela nafas panjang lalu menghembuskan nya dengan perlahan.
"Maaf kan aku ma," ucap Nino menyesal.
"Gak apa2 sayang, mama ngerti perasaan kamu saat ini, tapi mama minta kamu dengarkan dulu apa yang mau mama sampaikan, mama nilpon tante Intan hanya untuk memberi tahu jika mama telah membatalkan rencana perjodohan itu, tante Intan sempat kecewa namun pada ahirnya dia juga menerima, meskipun ada penolakan Keyra, tapi setelah mama bicara dan memberi pengertian pada Keyra ahirnya dia juga menerima meskipun sesungguhnya mama sangat kasihan pada dia, dia sudah sangat berharap padamu, tapi dia juga mengerti jika cinta memang tidak bisa di paksakan,"
Nino dan Anisa begitu terkejut karna mama Zahra tiba2 membatalkan rencana perjodohan itu, karna menurut Anisa mama Zahra sangat bahagia dengan rencana itu.
Anisa ingin sekali bertanya, namun urung ia lakukan karna tidak mau ikut campur masalah keluarga orang lain.
"Kenapa mama tiba2 membatalkan rencana itu?" tanya Nino penuh curiga.
"Karna mama ingin kamu bahagia dengan wanita yang kamu cintai, mama tidak mau kamu menderita karna tidak bisa bersatu dengan wanita yang kamu cintai, kejarlah cintamu, bawa wanita itu kehadapan mama, mama tidak perduli mau dia orang kaya atau anak yatim piatu sekalian, karna bagi mama kebahagian mu adalah yang terpenting." ucap mama Zahra sungguh2
Nino benar2 tidak percaya dengan ucapan mamanya.
"Apa mama tidak bohong?" tanya Nino memastikan.
"Iya sayang mama tidak bohong, bawalah gadis yang kamu cintai ke rumah ini, mama sudah tidak sabar ingin segera melihat kamu menikah," ucap mama Zahra dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Pasti ma, aku akan berjuang untuk mendapatkan cintanya," ucap Nino sambil melirik Anisa yang sedang menundukkan kepalanya.
"Ingat Nino, wanita itu harus cantik dan baik seperti Anisa," ucap papa Al sambil menunjuk Anisa.
Sontak Anisa mendongakkan wajahnya dia tidak percaya dengan permintaan papa Al.
"Pasti pa, dia akan sangat cantik baik dan lemah lembut, keluarga ini akan sangat beruntung jika mendapatkan menantu seperti dia," ucap Nino sambil memandang wajah Anisa lekat.
Anisa yang di pandang sedemikian rupa semakin salah tingkah, dia tidak percaya kenapa keluarga Nino seakan kompak membuat dia salah tingkah.
"Bagai mana menurut kamu sayang?" tanya mama Zahra pada Anisa yang sekarang sudah terlihat tidak nyaman berada di antara mereka.
"Maksut tante?" tanya Anisa kikuk.
"Maksut tante, ya keputusan tante tentang membatalkan perjodohan Nino sama Keyra," tanya mama Zahra pura2 bodoh, padahal dia dan papa Al sudah bersekongkol untuk melakukan rencana ini dari kemaren.
"Aku..aku tidak tahu tante," jawab Anisa semakin gugup saja.
Nino hanya tersenyum melihat Anisa yang mulai gugup karna pertanyaan Mamanya.
"Bigini sayang, kamu dukung gak, kalau seandainya Nino mau memperjuangkan cintanya, dan menjadikan wanita itu bagian dari keluarga tante?" tanya Mama Zahra semakin memancing apa pendapat Anisa.
Anisa semakin gugup saja, dia benar2 tidak tahu mau menjawab apa.
"Apa tante tahu siapa wanita itu?" Anisa malah bertanya tetang wanita itu.
"Seandainya tante tahu mana mungkin tante meminta pendapat sama kamu, tante percaya dengan pilihan Nino, jika dia bilang baik dan cantik itu pasti benar," ucap mama Zahra menyakinkan.
"Jika menurut aku, lebih baik tante cari tahu dulu tentang gadis itu, jika pak Nino bilang baik belum tentu itu baik menurut Om dan Tante, aku minta maaf tante, bukan maksut ku untuk menggurui."
"Gak apa2 sayang, justru tante senang kamu mau memberikan masukan tentang calon menantu tante," ucap mama Zahra sambil tersenyum tulus pada Anisa.
Selah cukup lama mereka mengobrol ahirnya Anisa pamit untuk pulang.
"Maaf Tante sepertinya aku harus pulang karna besok aku harus kerja," ucap Anisa sambil melihat jam di layar ponselnya.
"Iya sayang, biar Nino yang antar kamu pulang, tidak baik seorang gadis pulang sendirian malam2 begini."
"Gak usah tante, aku bisa naik taxi online," tolak Anisa karna tidak mau berduan dengan Nino.
"Kalau kamu tidak mau di antar Nino, kamu nginap aja di sini, om kawatir terjadi sesuatu sama kamu di jalan," papa Al menyahut karna dia benar2 kawatir dengan keselamatan Anisa.
Ahirnya Anisa mengalah, dia mau di antar oleh Nino, meskipun dia enggan untuk berdua saja dengan Nino, namun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ada rasa bahagia mendengar Nino batal bertunangan dengan Anisa.
*****
"Kenapa hanya diam?" tanya Nino karna melihat Anisa hanya asik menatap luar jendela mobil yang ia kedarai.
"Emang harus bicara apa pak?" ucap Anisa dengan posisi yang masih enggan menatap Nino di sampingnya.
"Setidaknya kamu kasih aku masukan tetang kisah cintaku."
Seketika Anisa menoleh, dia tidak mengerti dengan ucapan Nino.
"Maksut bapak?" tanya Anisa dengan kerutan tipis di dahinya.
Nino tidak menjawab, karna mobil yang dia kendarai sudah sampai di parkiran apartemen Anisa.
"Boleh aku masuk? ada yang ingin aku bicarakan sama kamu, aku mohon."
Melihat Nino sampai memohon, Anisa benar tidak tega, ahirnya dia mengangguk mengiayakan permintaan Nino yang ingin ikut masuk kedalam apartemen nya.
"Bapak mau bicara apa?" tanya Anisa setelah keduanya duduk di sofa saling berhadapan di dalam apartemen Anisa.
Nino tidak menjawab namun gerakan nya yang tiba2 membuat Anisa terkejut.
Nino berdiri dari duduk nya, dia menghampiri Anisa, Nino duduk bersimpuh di hadapan Anisa, di raihlah jemari Anisa dan di cium nya dengan lembut.
Anisa hanya mampu memejamkan matanya, jantung nya berdetak sangat cepat, Anisa sungguh tidak pernah di perlakukan seperti ini oleh seorang laki2.
"Maukah kau menikah dengan ku?" tanya Nino sambil menatap waja Anisa yang sudah bersemu merah.
Anisa tetap tidak menjawab lidahnya terasa keluh, haruskah dia menolak namun dalam hatinya dia begitu menginginkan Nino selalu ada di sampingnya.
"Jawab Anisa, aku benar2 mencintaimu, aku ingin menjadikan kamu ratu dalam hidup ku," ucap Nino sungguh2.