Lihat Aku, Delilah

"Silakan maju ke depan," ucap pria yang bertugas sebagai MC.

Nayaka bangkit dari duduknya. Pengunjung kafe yang duduk di meja menoleh termasuk Delilah yang menyembunyikan wajah kagetnya. Sementara Fely dan Chika mengerutkan kening karena sosok yang berjalan ke panggung, adalah pria yang terasa familiar.

"Bukannya itu Nayaka?" ucap Chika.

"Dia anak asuh dari keluarga Delilah. Tidak ada hubungannya dengan keluarga besar," sahut Fely.

"Tapi dia suka bersama Delilah dan waktu sekolah dulu, Delilah suka menolongnya."

"Delilah itu anak baik. Wajar dia menolong pria itu waktu dipukuli oleh temannya," kata Fely.

"Dia Nayaka, kan?" celetuk Juno.

"Iya, dia Nayaka," jawab Delilah.

Juno memandang ke arah belakang. "Oh, dia datang bersama anak dan kekasihnya."

"Dari mana kau tahu wanita itu kekasihnya?"

"Lihat saja pakaian yang mereka pakai. Mungkin itu calon istrinya," kata Juno lagi.

Bukan Delilah tidak melihat gaun Angel dan Kyomi yang terlihat hampir sama. Sangat jelas jika Angel memang menginginkan Nayaka dan Kyomi untuk bersama. Satu lagi yang membuat Delilah kesal. Sejak kapan Nayaka berani unjuk gigi untuk bernyanyi di depan semua orang. Nayaka hanya boleh menunjukkan kebolehan suaranya di depan Delilah.

"Kau ingin menyanyikan lagu apa?" tanya pembawa acara.

"Bisa aku gunakan piano?"

"Oh, silakan. Ini malah bagus."

"Lagu pertama aku persembahkan untuk mantan kekasihku," ucap Nayaka.

"Kau belum move on, Bung."

Nayaka tertawa. "Itu sebabnya aku ingin menyanyikan lagu ini."

"Tanpa membuang waktu, silakan bernyanyi."

Nayaka duduk di depan piano. Ia memandang Delilah yang juga menatapnya. Jari-jari itu mulai mengetuk nada dan ia mulai bernyanyi. Lagu yang indah, tetapi merupakan sindiran untuk seorang wanita yang selalu menginginkan kesempurnaan untuknya.

"I'm the first to say that i'm not perfect and you're the first to say you want the best thing. But now i know a perfect way to let you go. Give my last hello, hope it's worth it. Here's your perfect."

Jelas Nayaka telah mengatakan lewat lagu itu jika ia telah melepaskan masa lalu yang menginginkan kesempurnaan pada dirinya. Ia bangkit dan menunjukkan bahwa hidupnya baik-baik saja.

Tepuk tangan Nayaka dapatkan dari semua pengunjung. Kyomi semakin girang karena sang ayah berhasil memukau penonton dengan suara merdunya.

"Wow! Kita kedatangan tamu yang luar biasa," ucap MC. "Suaramu begitu merdu, Bung."

"Biasa saja," jawab Nayaka.

"Apa kau tidak ingin mempersembahkan satu buah lagu lagi? Setidaknya untuk seseorang yang saat ini mengisi hatimu."

"Apa boleh?" tanya Nayaka.

"Tentu saja." Lalu, MC bertanya pada penonton, "Bagaimana menurut kalian?"

"Setujuuu!" sahut yang lain.

Nayaka mengangguk kemudian kembali lagi menekan tangga nada pada alat musik di depannya. Ia bernyanyi dan lagi-lagi Delilah merasa lagu itu merupakan sindiran untuknya.

"You came out the blue on a rainy night, no lie. I'll tell you how i almost died. While you're bringing me back to life. I just wanna live in this moment forever. Cause im afraid that living couldn't get any better. Starting giving up on the world forever. until you give up heaven so we could be together."

Dilanjut dengan suara pengunjung yang ikut bernyanyi bersama Nayaka. Lagu yang begitu populer dan memiliki banyak arti. Bagi Nayaka lagu ini memiliki arti tersendiri untuknya. Ia menyukai irama dan liriknya. Setiap orang punya pendapat masing-masing.

Bagi Delilah lagu itu sindirian untuknya. Nayaka terpuruk dan kini mendapat penggantinya, yaitu Angel. Sama halnya dengan wanita bernama Angel yang mengartikan lagu itu untuk dirinya. Namun, bagi Nayaka tersendiri, lagu itu untuk Kyomi. Dia terpuruk ditinggal Delilah, dan putrinya membawanya dalam kebahagian.

Tepuk tangan meriah Nayaka dapatkan. Kyomi berlari memeluknya. Disusul oleh Angel yang mendapat pelukan dari Nayaka, dan semua itu disaksikan oleh Delilah.

"Oh, keluarga yang bahagia," ucap MC yang mengira jika Angel adalah istri Nayaka.

Karena hiburannya, Nayaka mendapat makanan gratis dari pihak kafe. Delilah tidak sanggup lagi berada di kafe ini. Ia meminta Juno serta dua temannya untuk pergi dengan alasan tidak enak badan.

"Aku sudah lama mengenalmu, tetapi kau tidak pernah menunjukkan jika bisa bernyanyi," kata Angel.

Nayaka tersenyum. "Aku hanya penyanyi kamar mandi. Suaraku tidak terlalu bagus."

"Itu sangat merdu, Nayaka. Kenapa kau menyembunyikannya?"

Nayaka cuma bisa tersenyum. Ia tidak menyembunyikannya karena suara ini hanya untuk Delilah. Hanya wanita itu yang berhak mendapatkan dirinya. Segala kelebihannya hanya untuk Delilah, wanita yang paling Nayaka cinta juga benci.

Selepas makan bersama di kafe, Nayaka mengantar Angel dulu ke kediamannya. Kemudian perjalanan dilanjutkan kembali ke rumah sewa.

Di lain sisi, Juno merasa ada hal yang telah disembunyikan oleh kekasihnya. Terlebih sosok Nayaka seperti lalat penggangu dalam hubungan asmara mereka.

Juno perhatikan sejak pria itu muncul, Delilah bersikap aneh. Kekasihnya seakan menjaga jarak darinya. Sering melamun dan jika diajak bicara seolah raganya saja yang ada di depan Juno, tetapi jiwanya entah ke mana.

"Siapa itu Nayaka?" tanya Juno.

"Kau sudah tahu dia, kan?"

"Siapa Nayaka, Delilah?"

"Dia anak asuh," jawab Delilah.

"Kau berbohong!" bentak Juno.

Delilah tersentak. "Jangan membahas dia, Juno. Nayaka hanya masa lalu bagiku."

Juno bertepuk tangan. "Dia kekasihmu?"

"Kami hanya dekat."

"Katakan, Delilah. Kau tahu kalau aku sangat membenci kebohongan."

"Nayaka adalah kakakku," jawab Delilah.

"Jujur padaku, Sayang. Sebentar lagi kita akan menikah."

"Aku jujur padamu."

Delilah mendekat, menangkup kedua sisi pipi Juno, lalu mengecup bibir pria itu. Jika sudah begini, Juno akan luluh. Pria mana pun akan hanyut jika diberi kehangatan oleh seorang wanita.

"Sayang, aku mencintaimu," ucap Juno.

"Aku juga," balas Delilah.

Delilah belum sanggup memberitahu segalanya pada Juno. Ini menyangkut reputasi dari dua keluarga besar. Jika Juno kecewa, maka Reyhan yang akan menanggup malunya. Delilah tidak ingin sang kakak terbawa oleh masalah yang ia perbuat.

Delilah dilanda dilema. Kebohongan apa pun yang ia tutup rapat, cepat atau lambat pasti akan terbongkar juga. Ia belum bisa mengambil hati Kyomi untuk saat ini. Jika rahasianya terbongkar dengan cepat, maka Delilah akan kehilangan segalanya.

"Dalam dua hari ini, aku akan ke Bali. Kau jangan nakal selama aku tinggal," ucap Juno.

Delilah mengangguk. "Jangan khawatir soal itu."

"Tentu saja aku khawatir. Calon istriku yang cantik ini bisa saja diambil oleh pria lain."

Delilah terdiam. Hanya ada satu pria yang bisa membuatnya berpaling dari Juno, yaitu Nayaka. Pria yang masih ada dalam hatinya.

Bersambung

Note :

Lirik lagu : Here's your perfect (Jamie Miller) dan Angel Baby ( Troye Sivan)