Khairunnisa Silviana gadis berusia 23 tahun harus merelakan masa mudanya untuk menikah dengan Kakak iparnya sendiri setelah 40 hari Kakak kandungnya meninggal setelahdunia karena mengalami kecelakaan demi menyelamatkannya.
Ia harus mengalami sikap kasar dan juga arogan dari Kakak iparnya setiap hari yang terus menyalahkannya atas meninggalnya sang istri.Tak hanya itu ia juga di paksa merawat anak sekaligus keponakannya dengan baik.
Bagiamanakah akhir dari rumah tangga mereka?.Yuk simak di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25.Di usir
"Ck...jangan asal cerai dulu.Jalani saja bagaikan air yang mengalir tapi jangan menutup hati kamu Dion.Kalau nanti cinta setelah talak itu repot Dion,"ujar Elvan.
"Hufffhh... masalahnya disini aku sudah tidak percaya lagi yang namanya cinta Van.Kamu tidak tau rasanya di khianati,"jawab Dion dengan wajah datarnya.
"Iya aku tau Dion.Tapi aku yakin Nisa tidak seperti Via.Dia ini gadis yang berbeda Dion,tapi tunggu dulu Nisa masih gadis kan ya.Kalian belum--
"Belum...,"jawab Dion ketus yang tau akan jalan pikiran sahabatnya itu.
Elvan tersenyum tipis seraya mengangguk pelan.Ia tau bagaimana Dion yang tidak mudah untuk jatuh cinta."Dion aku serius...jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari.Nisa gadis yang berbeda Dion,"ujar Elvan.
"Sudah...?,"tanya Dion.
"Ya...,"angguk Elvan dengan cepat.
"Kalau kamu merasanya Nisa seperti itu kenapa tidak kamu saja yang menggantikan aku Van dan aku akan bebas dari pernikahan konyol ini,"jawab Dion membuat Elvan geleng geleng kepala.
"Andai gue belum punya Vita mungkin penawaran cukup menarik buat gue Dion.Tapi sayangnya cinta gue sudah mentok di Vita,"ujar Elvan yang kembali berbicara dengan bahasa non formalnya.
"Dasar bucin,"ledek Dion.
Elvan terkekeh."Lo tau Dion pria yang pernah disakiti dan kembali jatuh cinta itu akan jauh lebih bucin nantinya saat menemukan seseorang yang tepat dihatinya,"jawab Elvan terkekeh geli membayang nantinya bagaimana bucinnya Dion pada Nisa.
"Ck...gue gak percaya,"ujar Dion.
"Silahkan saja.Tapi andai nanti kejadian gue orang pertama yang akan meledek Lo habis habisan,"jawab Elvan.
Dion mengedikkan bahunya keatas seolah-olah tidak peduli.Pria itu menyandarkan punggungnya ke sofa lalu menghembuskan nafas panjang.
Elvan hanya menggeleng pelan.Ia tau Dion berpura-pura baik-baik saja padahal hatinya sangat terluka.Dikhianati oleh orang yang dicintai dan orang yang dipercaya itu jauh lebih menyakitkan apalagi saudara kandungnya ikut menikamnya dari belakang.
"Van...rumah gue yang di Indonesia mau gue jual.Gue minta Lo urus semuanya ya.Sertifikatnya ada di kamar gue yang dirumah itu,"ujar Dion tiba-tiba.
"Bukankah baru Lo tempati dengan Nisa beberapa hari yang lalu.Kenapa di jual segala sih Dion?,"tanya Elvan.
"Hmm...Lo urus saja,gue gak mau jawab,"jawab Dion.
"Oke...ada lagi?,"tanya Elvan.
"Hanya itu,"jawab Dion membuka kedua matanya lalu bangkit dari duduknya.
"Lo mau kemana?,"tanya Elvan.
"Ya pulang...,"jawab Dion mengambil amplop berisi hasil tes DNA yang ada di atas meja lalu pergi.
"Bayaran gue gimana woy?,"teriak Elvan saat Dion sudah diambang pintu ruangannya.
"Nanti gue transfer,"jawab Dion terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.
***
"Dimana Arsha Bik?,"tanya Dion saat pria itu sampai di Mansionnya.
" Tuan Muda bersama Nyonya dan juga Emily pergi keluar Tuan,"jawab pelayan itu.
Dion melirik jam tangannya yang bertengger di tangan kirinya lalu mengangguk pelan dan melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.
Sementara itu Nisa dan Emily dalam perjalanan pulang menuju Mansion.Mereka hanya berkeliling kota dan tidak singgah kemana pun.Nisa kuawatir dengan Arsha yang masih kecil dan takutnya bayi berusia satu bulan itu kenapa-kenapa.
Nisa menatap wajah polos Arsha yang tertidur didalam gendongannya.Gadis itu bersyukur jika Dion tidak menyakiti Arsha setelah pria itu tak jika Arsha bukanlah darah dagingnya.
Semua yang di bayangkannya selama itu tidak sesuai ekspektasinya.Dan dia sangat bersyukur akan hal itu.Tapi bagaimana setelah ini ia tidak tau.Pulang ke tanah air pasti saat ini Arlan mencari keberadaannya.Tidak menutup kemungkinan Arlan belum tau jika rahasia itu telah terbongkar.
Tetap disini sesuai keinginan Dion itu tidak mungkin.Tempat ini asing baginya meski Emily memberitahu tempat apa saja yang mereka lewati.
"Nyonya kita sudah sampai,"ujar Emily menyentuh pundak Nisa membuat Nisa tersadar dari lamunannya.
Nisa menatap sekeliling dan benar saja mereka sudah berada di halaman luas Mansion itu dan pintu mobilpun telah terbuka.
Nisa segera turun dan langsung membawa Arsha masuk karena hari sudah mulai gelap dan tidak baik sebenernya untuk bayi seperti Arsha masih berada diluar.Gadis itu langsung membawa Arsha ke kamarnya bayi itu dan menidurkannya dengan perlahan di boks bayinya.
Nisa beranjak menuju kamarnya melalui pintu penghubung yang ada dikamar Arsha.Ia berniat untuk berganti pakaian dan bersiap untuk melaksanakan sholat magrib.
Sementara itu dibelahan dunia lain tepatnya di kamar pribadi ruangan kerja Arlan pria itu baru saja selesai membersihkan tubuh dari sisa-sisa percintaannya dengan Elira yang kini tertidur pulas di atas ranjang.
Pria itu melirik Elira yang tidur dengan selimut yang membalut tubuh polos wanita itu.Dia dan Elira memang berhubungan sejak lama.Bahkan dialah orang yang merenggut kegadisan Elira beberapa bulan yang lalu.
Elira wanita yang cantik serta keras kepala dan juga manja.Namun sayangnya Arlan hanya menganggap wanita itu budak ranjangnya saja dan tidak lebih.Pria itu tidak mau terikat dalam hubungan yang dinamakan cinta.Dia pria yang suka berpetualang dari satu wanita ke wanita lainnya.
Dion kembali berpakaian,memakai piyamannya.Dia akan menginap disini karena malas untuk pulang yang ujung-ujungnya akan di marahi oleh Papanya.
Waktu sudah menunjukkan 02:00 dini hari dan pria itu memilih ikut bergabung dengan Elira masuk ke dalam mimpinya.
Pagi menjelang,Arlan membuka kedua matanya dan tidak lagi mendapati Elira disampingnya.
Arlan memindai kamarnya dan tidak lagi menemukan pakaian Elira yang semalam berserakan dilantai.Sepertinya wanita itu telah pergi dan Arlan tidak peduli kapan wanita itu pergi dari sini.
***
"Arlan...,"teriak Dirga saat memasuki ruangan kerja anaknya pagi ini.Ia di buat geram oleh kelakuan putranya itu.
"Apa sih Pa?,"tanya Arlan yang baru saja keluar dari kamar pribadinya.
"Apa kamu bilang Arlan.Perusahaan di ambang kebangkrutan tapi kami terlihat santai saja.Dimana pikiran kamu Arlan,"jawab Dirga yang benar-benar emosi saat ini.
Arlan mendesah berat, Papanya begitu sangat tegas dan ia tidak akan memberikan ampunan padanya kali ini.
"Papa minta kamu memperbaiki semuanya tapi kamu malah membawa wanita kesini dan parahnya itu adik teman Kakakmu Arlan",ujar Dirga yang benar benar pusing dengan kelakuan anaknya ini.
"Pa aku--
"Papa sudah memutuskan untuk kembali menarik perusahaaan ini dari kamu.Silahkan kemasi berang-barang kamu dari sini,"ujar Dirga dengan penuh penegasan.
"Pa--
"Silahkan!,"ujar Dirga.
Arlan mengepalkan kedua tangannya dengan rahang yang mengetat.Ia tidak menyangka jika Papanya akan mengusirnya dari perusahan.
...****************...
semangat Thor