Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 23
Pagi-pagi sekali Sheva sudah berangkat di antar oleh kedua orang tuanya,sebelum sampai kampus Sheva mampir ke salon langganan maminya untuk make up. Setelah selesai mereka segera pergi ke kampus,di lobby Sheva bertemu dengan Hana dan Rania yang bersama orang tua masing-masing. Seperti biasa papa Rania mengobrol bersama tuan Robert mengenai bisnisnya setiap kali mempunyai waktu bersama,sementara ketiga mama-mama sosialita asyik membicarakan soal arisan mereka. Sesampainya di dalam aula Sheva,Rania,dan Hana berpisah dengan orang tua mereka. Acara wisuda mereka akan segera di mulai,para dosen dan tim direksi kampus sudah berada di atas panggung. Tiba saatnya acara penyerahan toga kepada para mahasiswa dan mahasiswi,namun tiba-tiba tim kepala dosen menyebut nama Sheva sebagai perwakilan membawakan pidato wisuda kali ini.
"untuk ananda Aureli Sheva Ginandres silahkan maju ke depan untuk memberikan pidatonya mewakili mahasiswa dan mahasiswi wisuda tahun ini"
Seketika Sheva terkejut karena kemarin tidak ada satu orangpun yang memberitahukan bahwa hari ini dialah yang akan membawakan pidato.
Sheva naik ke atas podium di ikuti tepuk tangan dari semua orang,ia merasa grogi plus tidak tahu apa yang harus di katakan. Namun demi membuat kedua orang tuanya bangga ia memberikan beberapa patah kata sebagai ucapan syukur dan juga kata-kata sukses untuk teman-teman seangkatannya. Setelah selesai para dosen akhirnya mengumumkan mahasiswa yang menjadi wisudawan terbaik tahun ini,baru saja Sheva akan berjalan kembali ke tempat duduknya tiba-tiba namanya kembali di panggil. Sontak kedua orang tuanya dan keluarga William begitu senang karena Sheva menjadi coumloude tahun ini,ia naik ke atas podium menerima ijasah dan ucapan selamat dari para dosen dan juga rektor yang tak lain adalah kekasihnya sendiri. Namun Marcell menatapnya biasa saja tanpa memiliki kesan layaknya seorang kekasih,Sheva hanya tersenyum kemudian pergi dari hadapannya.
Setelah acara wisuda selesai orang tua Sheva dan keluarga William menghampirinya mengucapkan selamat atas apa yang ia dapatkan saat ini
"Sheva,mami sama papi berencana merayakan wisuda kamu nanti malam" ucap nyonya Lista
"makasih mi"
"Nanti malam kita makan malam bersama di hotel aston bersama,oh ya ajak juga Rania dan Hana. Mami juga mengundang orang tua mereka"
"Makasih ya mi,pi"
Mereka semua pergi ke studio foto setelah menyelesaikan acara,Sheva dan kedua orang tuanya berfoto bersama. Perasaan bahagia kini menyelimuti kehidupannya kembali setelah beberapa waktu lalu ia harus di buat terus menerus bersedih karena perjodohan yang berakhir konyol ini.
Setelah selesai berfoto mereka kembali ke rumah,namun kali ini Sheva meminta izin kepada orang tuanya untuk kembali ke kampus karena ada beberapa hal yang harus ia selesaikan. Dengan di antar kan sopir pribadinya Sheva sampai di kampus,ia berpesan agar sopir tidak menunggunya.
Sheva pergi menuju lift dan sampailah di depan ruangan Mr.Marcell,ia masuk tanpa mengetuk pintu. Kebetulan Mr.Marcell baru selesai merapikan diri usai acara wisuda.
"Shevaa" ucap Mr.Marcell yang terkejut karena kedatangannya
"Kak Cello kok kaget gitu?"
"Enggak saya cuma kaget saja kenapa tiba-tiba ada kamu disini"
"Memangnya tidak boleh saya kemari?"
"Tentu saja boleh"
"Oh ya kak,sepertinya beberapa hari ini kak Cello sibuk sampai tidak sempat memberi Sheva kabar"
"Maafkan saya Sheva,beberapa hari ini pekerjaan saya memang sedang banyak apalagi menyiapkan wisuda angkatan kamu"
"Kakak gak lagi mencoba untuk menghindari saya kan?"
"Enggak,enggak sama sekali"
"Aku punya kabar baik buat kakak"
"Kabar baik apa Va?"
"Akhirnya anak keluarga William memutuskan untuk membatalkan perjodohannya dengan Sheva"
"Kamu serius?"
"Iya,dia bahkan sekarang pergi dari kehidupan Sheva entah kemana"
"Bagus dong,dengan begitu kita bisa terus melanjutkan hubungan ini"
"Tapi kira-kira kapan kakak akan membicarakan ini kepada mami dan papi?"
"Nanti saja ya Va,lagi pula kamu baru saja selesai dengan dia masak tiba-tiba kita ngomongin hubungan ini ke orang tua kamu. Yang ada mereka akan curiga dengan kita"
"Iya juga sih,tapi tidak masalah kan kalau Sheva cerita ke sahabat aku"
"Jangan Va"
"Cuma Rania dan Hana kok"
"Sheva,kamu ingat kan saya baru saja di lantik menjadi Rektor,bagaimana jika anak yang lain tahu soal ini dan mereka pasti akan berpikiran buruk tentang saya"
"Baiklah"
"Oh ya,sekali lagi selamat atas wisuda kamu"
"Terima kasih kak"
"Ngomong-ngomong setelah ini apa yang akan kamu lakukan? mau langsung lanjut S2?"
"Rencana sih mau nyoba bantu papi di kantor dulu,tapi kalau nanti tidak menarik Sheva akan langsung lanjut ke S2"
"Bagus dong,kamu itu perempuan dan tidak perlu harus berpendidikan tinggi"
"Maksud kak Cello?"
"Maksud saya kamu bisa meneruskan perusahaan keluarga kamu,apalagi di keluarga kamu tidak ada anak laki-laki jadi semua beban usaha papi kamu harus kamu yang meneruskan. Lagi pula Geby tidak mungkin melanjutkannya karena sekarang saja dia sudah begitu sibuk mengurus suami dan komunitas sosialitanya di Itali"
"Iya juga sih,tapi kalau nanti aku punya suami otomatis kan dia yang akan bantu papi urus semua bisnisnya sedangkan aku akan fokus di rumah mengurus anak-anak"
Marcell terdiam sesaat,ia menatap Sheva dan mendekatinya. Jarak mereka semakin dekat hingga nafas Marcell pun Sheva bisa merasakannya. Sebuah kecupan mendarat di bibir merah Sheva,sambil memegang pinggang Sheva Marcell melampiaskan kerinduannya.
"Kak..."
"Iya Va"
"Kakak sayang sama aku kan?"
"Melebihi apapun"
"Kakak nggak akan meninggalkan Sheva kan?"
"Tidak akan pernah, i love you so much Va"
"I LOVE YOU TO"
Tak di sangka-sangka seseorang menyaksikan kejadian tersebut,ia menutup mulutnya dan pergi meninggalkan pintu tuan Marcell yang sedikit terbuka. Setelah selesai dengan pembicaraan itu Sheva memutuskan untuk keluar dari ruangan Mr.Marcell karena takut ada yang melihatnya.
...GOWN WISUDA SHEVA...