Ini novel keduaku, sekuel dari aku bukan pembawa sial
Gilang, seorang pemuda masih duduk di bangku SMA menyukai seorang janda beranak tiga.
Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Pertama kali mereka bertemu iwaktu yang tidak tepat.
Mampukah Gilang, meluluhkan hati seorang janda yang baru berpisah dengan suaminya? Mampukah ia meluluhkan tiga orang satpam janda itu??
Ataukah Gilang akan mundur??
Inilah kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keceplosan
''Kamu ayahnya Gi..''
Gilang yang mendengar nya tambah terkejut.
''Aa-aayaahh??'' Gilang membeo
Alisa yang tersadar dari ucapannya gelagapan. Bagaimana mungkin lidah nya keseleo mengucapkan itu.
Sedangkan Gilang masih berdiri mematung. Ia masih mencerna ucapan Alisa baru saja. Apakah Ia salah dengar atau memang Ia mengucapkan nya.
Alisa jadi salah tingkah.. Ia merasa dirinya telah salah dalam berucap.
Aduuhhh kenapa sih harus keceplosan segala.. ini gimana cara hadapin nya coba?? Ya Allah aku harus apa ini?? aduuhhh...
Alisa bergelut dengan pemikiran nya sedangkan Gilang yang sudah menyadari jika Alisa memang mengatakan Ia adalah ayah dari anak anaknya begitu bahagia. Memang itulah yang diinginkan nya.
Alisa yang menyadari bahwa Gilang akan turun dari motor sport nya berbalik dan melangkah masuk kedalam belum sampai didepan pintu tangannya sudah dicekal oleh Gilang.
''Tunggu Mbak.. tadi Mbak bilang apa?? Saya nggak salah dengarkan??'' tanyanya menatap Alisa dengan intens. Alisa yang ditatap begitu dalam jadi salah tingkah Ia berusaha melepaskan diri dari cekalan Gilang tapi Gilang tetap memegangnya dengan erat.
'' Sebentar.. Mbak jawab dulu pertanyaan saya.. apa benar yang Mbak katakan kalau saya diterima menjadi ayah dari anak anaknya Mbak ??'' tanya lagi
Alisa tetap diam Ia berusaha menyembunyikan semburat merah di pipinya. Gilang yang melihat Alisa salah tingkah tersenyum Ia semakin gencar menggodanya.
'' Beneran nih Mbak.. saya dibolehin nginep di sini?? Nanti jika kita di grebek bisa dinikahkan lo Mbak...'' godanya lagi
''Ehm i-i-itu nanti sa-saya laporkan Sama RT disini agar mereka tidak salah paham sama kita berdua..'' ucapnya dengan mengalihkan pandangannya melihat sisi depan dan samping Gilang.
'' Salah paham pun nggak pa pa Mbak.. itu malah baik untuk kita berdua..'' ucapnya seraya tersenyum
''Ehm a-ayo masuk anak anak sudah menunggu..'' ajaknya tanpa melihat Gilang
''Oke saya geser dulu motor nya.. tuh udah nangkring didepan gerbang tapi nggak jadi keluar gegara seseorang yang memanggil saya dengan sebutan Ayaahhh..'' godanya lagi
Alisa salah tingkah lagi.. Gilang terkekeh Ia sangat menyukai melihat Alisa malu malu seperti itu membuat dirinya gemas.
Setelah menggeser motornya masuk ke pekarangan rumah Alisa Gilang mengunci pintu gerbang rumahnya. Untuk motornya tenang saja aman terjaga.. ada satpam dua puluh empat jam yang menjaga didepan sana.
Gilang masuk melihat Annisa sedang sesegukan digendong Ira membuat Ia secepat kilat membuka jaketnya dan membuang sembarangan. Alisa yang melihatnya kaget Ia menggeleng kan kepalanya melihat kelakuan Gilang.
Gilang tidak Memperdulikan Alisa yang melototkan matanya yang dipikirkan oleh nya Sekarang adalah Annisa. Ia mengambil Annisa dari gendongan Ira dan menimangnya. Annisa yang merasakan kehadiran Gilang berhenti sesegukan bayi kecil itu memandang Gilang dengan sesekali masih sesegukan.
Cup
Gilang mengecup kening Annisa membuat bayi itu menangis lagi.. seolah Ia sedih karena ditinggal pergi oleh Gilang.
''Cup cup kesayangan Papi kok menangis lagi.. tadi kan udah bobok.. diem ya sayang.. Papi disini kok nggak akan pergi lagi.. adek bobok ya.. malam ini adek boboknya sama Papi ya..'' ucapnya seraya menimang nimang Annisa
Alisa yang mendengar Gilang mengatakan dirinya Papi terkejut.
''Pa-papi..??'' ucapnya
Deg!
Gilang terkejut.. Ia jadi salah tingkah karena keceplosan.
Mampus gue..!! duh gimana ini.. bakalan diusir nih... nih mulut lagi kenapa keceplosan segala sih.. aduuhhh gawat ini .. Abang .. tolongin papi...
Gilang salah tingkah wajahnya memanas karena malu ketahuan Alisa. Alisa yang melihat Gilang diam Ia mendatangi Gilang dan berdiri dibelakang nya.
'' Kamu bilang apa tadi?? Pa..Pi ??''
Gilang diam saja Ia sedang memikirkan kata kata yang tepat untuk disampaikan kepada Alisa. Jangan sampai menyinggung perasaan Alisa. Lama Ia terdiam membuat Alisa geram.
'' Jawab Gi.. kenapa Papi??''
Gilang menarik nafasnya.
''Karena Abang yang menginginkan nya.. Abang yang meminta saya untuk dipanggil dengan sebutan Papi.. Jauh sebelum saya mengenal dengan Mbak, saya lebih dulu mengenal Abang sebagai putra saya. Ia yang meminta supaya saya dipanggil dengan sebutan Papi..'' Gilang mengungkapkan kebenaran nya membuat Alisa terkejut dan melangkah mundur.
''Nggak.. itu nggak mungkin kamu Gilang!''
serunya
'' Itu benar Mbak saya lah orangnya.. orang yang selama ini hadir dalam mimpi Abang.. dan dalam mimpi Mbak..'' ucapnya kekeh
''Nggak.. nggak mungkin itu kamu Gi.. kamu pasti salah..'' ucapnya tak percaya
Gilang mende sah inilah yang ditakutkan olehnya jika suatu saat ini terjadi pastilah Alisa tidak akan mempercayai nya.
Selama ini Ia juga bingung kenapa semakin hari semakin sering mimpi itu bermunculan. Ia berfikir ah itu cuma mimpi tapi pada kenyataan benar adanya setelah pertemuan antara dirinya dengan Alisa.
Mimpi itu benar adanya Ia sering kali mengigau memanggil nama Alisa hingga kadang Ia terbangun dari tidur nya dalam keadaan berkeringat dingin.
Mimpi itu benar nyata baginya tapi bagaimana cara meyakinkannya agar percaya. Gilang mendekati Alisa yang terduduk lesehan dilantai. Karena terkejutnya Ia jatuh terduduk dilantai.
'' Percayalah Mbak itu memang saya.. Apakah selama ini Mbak nggak bisa merasakannya?? Apakah bukti bahwa saya ada di depan Mbak itu belum cukup?? Dengan cara apa agar Mbak bisa percaya jika kita memang ditakdirkan bersama...??'' tanyanya membuat Alisa lagi dan lagi terkejut.
Lana dan Ira yang mendengar nya terkejut bagaimana mungkin jika yang selama ini hadir dalam mimpi nya adalah Gilang..?? Lana masih mencerna semua ini Ia tak habis pikir mengapa harus Gilang mengapa bukan orang lain saja.. ?? Sesaat Ia terdiam setelahnya Ia tersenyum dalam tangis Ia begitu bahagia jika mimpi ini jadi kenyataan benar bahwa Gilang adalah Papi yang dijumpainya di dalam mimpi.
''Papi....??'' panggilnya dengan berderaian air mata Ia berlari mendekati Gilang.
Gilang yang merasa dirinya dipanggil menoleh kearah Lana Ia tersenyum.
'' Iya sayang ini Papi... Papi yang selama ini selalu Abang panggil.. Papi yang selama ini Abang rindukan.. Papi yang Abang tunggu duduk di kursi taman memakai jaket denim celana jins biru memakai sepatu kets berwarna putih.. hahhh... inilah Papi... Papi yang selama ini kalian tunggu tunggu..'' ucapnya dengan berderaian air mata.
''Papi... Papi.. Papi..'' ucap Lana memeluk Gilang dari belakang. Gilang yang merasakan kehangatan dipeluk Lana bertambah menangis.
Sedangkan Alisa Ia menggeleng kan kepalanya, Ia menangis tertahan Ia menutup mulutnya dengan tangan, Ia masih tak percaya dengan semua ini.
Disaat seperti itu Ira terdiam Ia masih ragu apakah benar jika Gilang ini adalah orang yang sama hadir dalam mimpi Lana dan juga Mak nya?? Tapi mengapa hanya dengan mereka saja ?? Kenapa dengan nya tidak?? Ia masih terdiam termangu.
Sesaat kemudian Ia mendengar suara yang begitu familiar ditelinga nya.
''Apakah kamu masih belum percaya padaku Mbak ??''
''Apakah kamu masih belum mengenali diriku Alisa Febriyanti ??''
Deg!
Suara itu.....
💟💟💟💟
Hayo Mak... siapa itu..??
Ada yang tau nggak??
Masih mau lanjut??
Like dan komen !!
See you
🤗🤗🤗😘