Pengorbanan Cinta

"Mirna? Ibu punya foto nya?" Tanya Fatan.

"Itu dia, Tan. Ibu gak punya foto nya, ibu juga gak tahu dia dimana sekarang yang ibu tahu dia yang udah hancurkan keluarga ibu, dia juga yang udah misahin ibu dengan anak-anak ibu, dan hanya dia yang tahu dimana keberadaan anak ibu semua nya," Lanita berubah sendu.

"ibu jangan sedih dong, Fatan jadi ikutan sedih, ni. Ibu tenang aja, Fatan akan mencari keberadaan orang yang bernama Mirna bagaimana pun cara nya," ucap Fatan, dia ikut bersedih ketika melihat Lanita sedih, walau hanya anak angkat yang dirawat sejak kecil, Fatan menyayangi Lanita seperti ibu kandung nya sendiri.

"Terimakasih, ya, nak."

"Sekarang Fatan punya kabar baik. Fatan udah dapat kerjaan," imbuh lelaki itu.

"Alhamdulillah," ucap Lanita seraya mengelus wajah tampan Fatan.

"Walaupun cuma supir, buk." Imbuh Fatan.

"Eh, ingat! Apapun pekerjaan nya kita harus tetap bersyukur," peringat Lanita.

"Iya, ibu. Fatan kerja sama orang terkaya di kota ini, kata nya nyupirin anak gadis nya yang selalu ceroboh bawa mobil." Jelas Fatan.

"Kamu kerja yang baik, ya. Jangan ngecewain majikan, dan jangan pernah berbuat yang ngak baik," pesan Lanita kepada anak angkat nya. Fatan mengangguk patuh.

Lanita sedang menyapu dan tampak ceria.

"Kaya nya kamu senang banget, Lan." Ucap Radiah, teman rekan Lanita mengurus panti.

"Iya, Diah." balas Lanita.

"Pasti karna kedatangan Fatan, iyakan?" Terka Radiah.

"Iya, tapi ada juga yang lain," jawab Lanita senang.

"Apa itu?" Radiah penasaran.

"pertama, Fatan berjanji bakal cari keberadaan Mirna dan yang kedua karna ada gadis yang udah nolongin aku tempo hari, setiap aku ketemu dia rasa nya nyaman sekali. Seperti aku ketemu sama putriku sendiri." Papar Lanita.

"Itu arti nya, allah sudah memberi kamu pengganti dua orang anak, Fatan dan gadis itu," ucap Radiah.

"Iya, kalau ngeliat Chelsee, aku rasa nya bertemu dengan Arini anak kedua, ku. Tapi dengan Rania. Aku sama sekali belum menemukan nya." Ujar Lanita sedih. Wanita paruh baya itu memiliki tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki. Rania, Arini, dan Raja.

°°°

Ternyata dunia benar hanya selebar daun siri, Fatan bekerja sebagai supir Rania, namun sial nya Mirna tidak memberitahu nama asli nya, dia selalu memperkenalkan diri dengan nama samaran, jadi Fatan sama sekali tidak tahu jika majikannyalah yang sedang dicari oleh Lanita.

Fatan mulai bekerja hari ini, dia ditugaskan malam ini juga untuk menjaga Rania, karena Mirna sangat tahu sifat asli Rania yang sangat emosional, apalagi Mirna juga tadi menyaksikan kemesraan Andreas dan Gemilang diacara closingan barusan.

Dan disinilah, Tepat diparkiran kantor Rania Group, Fatan siap siaga didepan mobil Rania.

"Siapa kamu?" Tanya Rania ketus, ketika melihat Fatan berdiri tegak didepan pintu mobil nya.

"Saya Fatan, supir baru nona." Jawab Fatan tersenyum ramah.

"Gak perlu, aku gak butuh. Sekarang kamu pergi! malam ini juga kamu aku pecat," ucap Rania.

"Nona, asal nona tahu aku digaji sama bu Friska dan yang berhak mecat aku hanya nona Friska," ucap Fatan, ya Mirna mengatakan jika nama nya adalah Friska. Rania tidak komplin tentang nama ibu nya yang dirubah karena Mirna memang sudah menjelaskan kepada Rania jika dia harus memakai nama samaran agar tidak terlalu dikenal orang sembarangan.

"Basi, sekarang sini kunci mobil aku?" Pinta Rania, Fatan merogoh kantung nya.

"Tunggu dulu, Non! Buat apa dulu?" Tanya Fatan memastikan.

"Ah banyak tanya," Rania merampas kunci itu dari tangan Fatan, dengan cepat Fatan masuk kedalam mobil tepat disamping kemudi.

"Kamu mau ngapain? Turun!" Tegas Rania.

"Saya ditugaskan untuk menjaga Nona. Jadi saya harus amanah dalam bertugas," Rania sebal, dia ingin menampar Fatan karena terlalu banyak melawan akan tetapi tangan lembut gadis itu ditangkap langsung oleh Fatan.

"Eits, jangan KDRT," ucap Fatan, Rania menarik kembali tangan nya dengan wajah sebal, lalu menghidupkan mobil dan menginjak pedal gas dengan kecepatan yang tinggi, Fatan memegang erat pegangan didalam mobil.

"Non, sadar! Jangan ngebut! Saya belum mau mati," pekik Fatan, dia tampak khawatir. Rania menghentikan mobil nya di pinggir jembatan, gadis itu lalu berlari kesekitar jembatan itu dengan pikiran yang kalang kabut.

Sementara itu di dalam mobil Andreas, lelaki itu sedang mencari bahan obrolan dengan Chelsee.

"Rania itu memang sejak kecil kalau udah emosi pasti gak bisa kekontrol, jadi kamu harap maklumi, ya." Pinta Andreas, dia tidak ingin Chelsee membenci Rania.

"Iya, bapak kan teman kecil nya secara rinci bakalan tahu sifat bu Rania, cinta lagi kaya nya."sahut Chelsee, dengan tatapan lurus ke depan, Andreas menoleh.

"Kamu bilang apa barusan?"