NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

Pagi ini Achassia sudah siap berangkat sekolah, padahal saat masih jam 5 pagi. Gadis itu melihat keadaan di depan rumahnya aman atau tidak. Ia menghela nafas lega karena orang-orang itu belum datang untuk mengawasi rumahnya.

Achassia membuka pintu rumahnya sepelan mungkin agar Mama-nya tidak terbangun, semalam Isvara pulang hampir tengah malam karena lembur dan hal itu membuat Achassia tidak tega untuk membangunkan Mama-nya. Lebih baik nanti ia kirimi pesan jika berangkat lebih awal.

Setelah menutup pagar rumahnya, ia bergegas berangkat ke sekolah. Pagar rumahnya bukan seperti pagar di rumah-rumah mewah, pagarnya hanya sebatas perut orang dewasa.

Untung saja tadi ia sempat memesan ojek online, karena angkot pasti belum ada jika sepagi ini. Gadis itu sampai di sekolahnya pukuk 6 pagi. Tadi sebelum ke sekolah ia mampir mencari sarapan lebih dulu.

Achassia bertemu Arkan saat di lorong. Karena Arkan adalah ketua OSIS, membuatnya harus berangkat lebih awal dari teman-temannya.

"Pagi banget berangkatnya, Ca?" Sapa Arkan saat Achassia akan melewatinya.

Achassia sempat terkejut karena ini pertama kalinya ada yang menyapa dirinya.

"Iya." Jawab Acha karena tidak tau harus menjawab apa. Ia hanya tau jika dia adalah salah satu teman Kainoa, tapi ia sama sekali tidak mengenal cowok ini.

"Sorry, karena udah lancang nyapa Lo padahal kita belum kenal." Ucap Arkan terkekeh menyadari kebodohannya. Ia juga menyadari jika gadis di depannya ini sama sekali tidak mengenalnya.

"Jadi mending sekarang kita kenalan. Gue Arkana Zavier, panggil aja Arkan." Lanjut Arkan mengulurkan tangannya pada Achassia.

"Achassia Alora." Balas Acha memperkenalkan dirinya.

"Seneng bisa kenalan sama Lo. Yaudah, kalau gitu gue ke ruang OSIS dulu. Sampai ketemu lagi, Acha." Ucap Arkan ramah. Bahkan cowok itu mengusap kepalanya yang tertutup tudung Hoodie.

Achassia terbengong karena baru kali ini ia mendapat perlakuan seperti ini dari cowok. Bukan, gadis itu tidak baper karena perlakuan Arkan padanya. Acha malah merasa mendapat perlakuan itu seperti saudaranya. Pasti sangat menyenangkan jika memiliki Kakak laki-laki, batinnya dalam hati.

Gadis itu tersadar dan menggelengkan kepalanya. Ia memang memiliki saudara sepupu, anak Zetta. Xania Olivia Smith, saudara sepupu Achassia. Oliv sejak kecil selalu menganggap Achassia sebagai saingannya, gadis itu selalu ingin jadi yang pertama, apalagi di depan Kakeknya. Achassia tau jika Oliv selalu ingin menang darinya, dengan senang hati ia selalu mengalah. Sejak saat itu Achassia jadi malas belajar dan sering mendapatkan nilai rendah. Sedangkan Oliv selalu mendapat nilai tinggi karena berbuat curang tanpa di ketahui oleh Kakek mereka. Oleh karena itu Tuan Smith membiarkan Achassia ikut bersama Isvara meninggalkan rumahnya karena menganggap gadis itu sebagai anak yang bodoh.

Achassia sama sekali tidak pernah menyesal, bahkan ia sangat bersyukur karena dulu ia malas belajar. Tidak terbayang bagaimana jika ia selalu menjadi juara kelas dan mendapatkan nilai sempurna seperti sekarang? Pasti dulu ia akan di pisahkan dari Mama-nya karena akan di jadikan penerus Kakeknya.

Gadis itu baru menyadari jika sudah sampai di depan kelasnya. Ia melolongkan kepalanya di pintu, ternyata belum ada satupun teman sekelasnya yang datang. Ia langsung pergi menuju bangkunya, lebih baik ia tidur lagi sambil menunggu kedua sahabatnya datang.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Entah terlalu lelah karena acara kejar-kejaran kemarin atau bangun terlalu pagi, Achassia tertidur terlalu pulas sampai melewatkan dua mata pelajaran. Itu artinya saat ini adalah waktunya istirahat, tapi gadis itu belum bangun juga.

"Acha." Panggil Luna mencolek bahu gadis itu. Achassia menggeliat karena merasa terganggu.

Brakkk!

Anya menggebrak meja Acha sampai membuat beberapa murid di kelas ini menoleh kearahnya. Meskipun begitu tidak ada satupun yang berani mengatakan sesuatu pada Anya. Sedangkan pemilik meja sama sekali tidak menunjukkan keterkejutannya.

Achassia mengangkat kepalanya dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Ia tau jika Anya sedang kesal padanya tentang masalah kemarin, tapi ia tetap memilih diam. Mungkin nanti saja ia akan menceritakan pada mereka berdua.

"Nggak ke kantin?" Tanya Achassia bersikap seolah tidak terjadi apapun.

"Lo tetep nggak mau jelasin apapun?" Anya bertanya mengenai masalah kemarin.

"Gue laper." Ucap Acha mengalihkan pembicaraan.

"Oke fine, kita ke kantin sekarang. Habis itu Lo harus jelasin masalah kemarin." Ucap Anya kesal. Sudah seperti ini tapi Acha sama sekali tidak mau memberitahunya dengan apa yang terjadi.

"Ayo, Lun." Lanjut Anya menarik tangan Luna dan meninggalkan Acha keluar lebih dulu.

Achassia sama sekali tidak sakit hati dengan sikap Anya. Ia tau jika gadis itu gampang sekali marah dan terpancing emosi, tapi sebenarnya ia sangat peduli dengan seseorang di sekitarnya. Tanpa membuang waktu lagi, ia segera menyusul Anya dan Luna sebelum mereka jauh.

Semua orang masih memperhatikannya seperti saat pertama kali ia datang ke kantin dan seperti biasanya, Achassia tidak pernah terganggu dengan hal itu. Anya dan Luna sudah duduk di tempat yang biasa mereka tempati. Kainoa dan teman-temannya juga selalu menempati meja yang sama dan tidak pernah pindah, oleh karena itu saat akan pergi ke meja paling pojok, Achassia akan melewati meja Kainoa dan teman-temannya.

"Eh, Acha." Sapa Arkan menarik kecil ujung Hoodie gadis itu. Mau tak mau Achassia harus berhenti di meja mereka.

"Heh, sok kenal Lo. Pake pegang-pegang lagi." Ucap Chaziel menampol tangan Arkan yang masih memegang ujung Hoodie Acha sampai terlepas.

"Gue duluan." Ucap Acha setelah itu berjalan menjauh dari meja mereka.

"Oke, sampai ketemu lagi." Balas Arkan melambaikan tangannya pada gadis itu.

"Kenapa?" Tanya Arkan saat melihat wajah keempat temannya yang sedang menatapnya seperti sedang mengintrogasi.

"Kok Lo sok akrab banget sama tuh cewek." Tanya Gavin menatap tajam pada Arkan.

"Harusnya gue kenalin Acha sama Lo berempat, biar nggak di panggil tuh cewek mulu." Ucap Arkan tanya menjawab pertanyaan Gavin.

"Nanti deh gue kenalin." Lanjut Arkan setelah itu kembali menyuapkan siomay ke mulutnya.

"Sejak kapan Lo kenal sama dia?" Tanya Bumi yang baru mengeluarkan suara.

"Tadi pagi." Jawab Arkan. Ia memang baru mengenal Acha tadi pagi.

"Tadi pagi dan Lo udah sok akrab banget?" Kata Gavin tidak percaya.

"Emang kenapa? Dia aja nggak masalah. Buktinya dia nanggepin omongan gue." Balas Arkan, lagipula menurutnya Acha gadis yang baik.

"Btw, tangannya lembut." Lanjut Arkan yang langsung di hadiahi geplakan dari Kainoa.

"Kok kelihatan nggak terima gitu sih? Suka yaa?" Goda Arkan membuat Kainoa mendengus kesal.

"Bacot!" Ucap Kainoa kesal. Cowok itu langsung bangkit dari duduknya dan pergi lebih dulu.

"Mau kemana?" Tanya Bumi.

"Biasa." Jawab Kainoa. Mereka berempat langsung mengerti kemana tujuan Kainoa, pasti cowok itu akan merokok di belakang sekolah.

Tidak lama setelah itu Bumi menyusul Kainoa. Gavin yang juga hendak menyusul di cegah oleh Arkan.

"Kenapa sih?" Tanya Gavin.

"Biarin Bumi aja, kayaknya mood Noa lagi nggak bagus." Ucap Arkan yang sejak tadi mengawasi gerak-gerik Kainoa.

"Gue perhatiin akhir-akhir ini Noa sering merhatiin Acha nggak sih?" Tanya Chaziel membuat Arkan mengangguk membenarkan.

"Dari sekian banyaknya cewek cantik yang ngejar-ngejar dia di sekolah ini tapi Noa lebih milih cewek nggak jelas itu?" Tanya Gavin lebay.

"Moncong Lo! Nanti kalau Acha nunjukin mukanya klepek-klepek Lo!" Kesal Chaziel menggeplak kelapa Gavin.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!