Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemaninya Makan
Valerie hanya bisa melongo, ia bahkan tidak bisa menebak apa tujuan Brian sebenarnya. Mengapa laki-laki itu mendadak bersikap posesif dan lebih menyebalkan dari biasanya?
"Kau lapar?" tanya Valerie. Ia menatap mata Brian.
"Hmm."
"Apa sekarang aku juga bertugas menemanimu makan di luar?"
"Bodyguard mencakup segala tugas serta keharusan menemaniku ke manapun aku mau," terang Brian.
"Pintar sekali membuat jawaban!" batin Valerie kesal.
Tanpa banyak bicara, Valerie langsung keluar dari mobil. Dengan perasaan senang Brian menyusul wanita itu dan mereka masuk bersama.
Saat memasuki restoran, Brian di sambut bak seorang raja. Para pelayan restoran yang melihatnya serentak tersenyum dan membungkuk sopan saat Brian melewatinya.
Di samping Brian, Valerie hanya bisa tersenyum canggung saat semua orang menatapnya penuh rasa ingin tahu.
"Pasti mereka berpikiran macam-macam tentangku," pikir Valerie. Ia tidak tahu, mengapa Brian mendapatkan perlakuan khusus. Bahkan mereka mendapatkan meja di tempat VIP tersendiri.
"Bisakah aku duduk di kursi lain. Kau makan sendiri saja," ucap Valerie setelah pelayan yang mencatat pesanan mereka pergi. Ia keberatan duduk berduaan dengan Brian. Bukan karena tidak suka, namun ia tidak nyaman dengan tatapan orang-orang.
"Kenapa? Aku tidak suka duduk denganku?"
"Bukan begitu, tapi ...."
"Tapi apa? Kau masih kesal karena batal pergi bersama Noah?"
"Noah lagi, Noah lagi!"
"Tidak, aku tidak mau orang-orang berpikir yang bukan-bukan. Lihat, sejak kita masuk tadi, pelayan restoran ini menatapku aneh," keluh Valerie beralasan.
"Aku pemilik restoran ini. Jika mereka berani membicarakanmu, maka akan aku pecat mereka semua!" seru Brian.
Valerie terdiam, menatap Brian dengan perasaan yang sulit ia jelaskan. Ada apa dengan laki-laki ini? Apa ia salah makan?
Sepertinya Valerie memang harus lebih sabar dan ekstra sabar lagi demi kebaikan dirinya. Menghadapi Brian memang lebih sulit dari perkiraannya.
"Baiklah, terserah apa katamu," desah Valerie pelan. Sejak awal Brian memang tipe orang yang tidak terlalu banyak berpikir. Ia selalu menganggap semua masalah mudah dan bisa ia selesaikan dengan cepat.
Brian tersenyum samar, memperhatikan wajah cemberut Valerie. Bagi Brian, Valerie tampak sangat menggemaskan saat marah. Wanita berambut pirang itu selalu membuat Brian merasa senang dan tenang. Entah mengapa, meskipun sering kali Valerie membantah perkataannya ataupun menggerutu kesal dibelakangnya, Brian semakin menyukainya.
Setelah makanan yang dipesan oleh Brian datang, mereka makan bersama layaknya pasangan kekasih sungguhan. Berada di meja VIP drngan diiringi musik romantis membuat Valerie merasa kurang nyaman.
Sepanjang acara makan, ponsel di dalam saku celana Brian terus bergetar. Entah sudah berapa kali panggilan masuk yang ia abaikan, namun Valerie yakin itu adalah panggilan penting dan mendesak.
"Kenapa tidak di angkat?" tanya Valerie penasaran.
"Papaku," jawab Brian singkat.
"Oh," ucap Valerie sambil mengangguk. Ia jelas paham mengapa Brian enggan menerima panggilan itu.
Setelah keduanya selesai makan, Brian dan Valerie langsung pulang.
"Apa setelah ini kau akan pergi menemui Noah?" tanya Brian penasaran.
Valerie melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.
"Tidak, aku akan langsung pulang," jawab Valerie.
"Bagus. Pulang dan beristirahatlah, itu lebih baik."
Setelah Brian sampai di rumahnya dengan selamat, Valerie memasuki garasi dan mengambil sepeda motor miliknya.
Wanita itu melihat pesan-pesan yang Noah kirim, ia merasa tidak enak hati karena membuat laki-laki itu kecewa.
🖤🖤🖤
knp aku jg jd senyum" sendiri yah bacanya sambil merinding tapi hihiii 😁😁