Ini mengisahkan seorang permaisuri terkenal tangguh yang mampu membantu rajanya melawan musuh di medan perang bernama Violetta.
Setelah membantu sang raja berjaya permaisuri malah di khianati dan dibunuh oleh suami yang dia sayang.
Setelah mati sebuah keajaiban muncul. Dia hidup kembali dalam tubuh wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neneng selfia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps. 22
Az dan yang lain berjalan menuju mobil Devan yang sudah terparkir di depan restoran. Devan membukakan pintu untuk Az.
"Hati-hati di jalan dan kabari kakek saat kamu sampai." ucap tuan Gerald sembari mengelus rambut Az.
"Kakek berbicara seolah aku tidak bisa dipercaya untuk mengantar Az." protes Devan.
"Kakek mu memang benar berkata seperti itu. Kami harus memastikan Az tiba dengan selamat sampai rumah agar kami tidak khawatir. Sejak kapan memang kamu mengantar gadis sampai tujuan?" saut tuan Darren.
"Benar, bahkan yang terakhir kau menurunkan Alisa di pinggir jalan tidak jauh dari tempat kami meminta kau mengantarnya." ucap Renata membenarkan ucapan suaminya.
"Itu karena kalian memaksa aku melakukan hal yang tidak aku suka. Aku juga risih ditatap seperti orang kelaparan terus oleh gadis itu makanya aku paksa turun dari mobil lalu aku tinggalkan." ucap Devan membela diri.
"Kalau Az, aku sendiri yang menawarkan diri untuk mengantar dan sudah berjanji pada kakek Sam akan mengantar dia sampai rumah. Jadi, tidak perlu khawatir karena aku selalu memegang apa yang sudah aku ucapkan." tambahnya.
"Baiklah, kami percaya padamu kali ini. Ingat....! Jika terjadi apa-apa pada Az atau kau tidak mengantar cucuku sampai tujuan maka kau akan aku hukum berat." ancam tuan Gerald.
"Kakek berbicara seolah aku bukanlah cucu kakek. Tenang saja aku akan menjaga dan mengantar Az sampai tujuan." ucap Devan ketus.
"Kau tumben menyebutkan nama gadis terus menerus saat berbicara. Biasanya kau hanya menyebut dia, gadis itu atau sejenisnya." ucap tuan Darren.
"Kami harus segera pergi karena aku ada kegiatan lain setelah itu." ucap Devan mengalihkan pembicaraan agar ayahnya berhenti mengganggunya dengan pertanyaan untuk menyudutkan dirinya.
Tuan Darren sangat suka menggoda putranya dan sangat peka terhadap perubahan sikap dan perilaku putranya makanya dia menanyakan hal itu kepada Devan.
"Ah aku mendapatkan bahan baru untuk membuat anak ini tidak berkutik saat berdebat nanti." batin tuan Darren setelah mendengar ucapan Devan yang berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah hati-hati." ucap tuan Gerald.
"Az sayang, kau harus berkunjung ke rumah jika ada waktu. Karena mama ingin menghabiskan banyak waktu dengan putri mama." ucap Renata sambil memeluk Az.
Az yang merasakan kehangatan keluarga itu merasa tersentuh. Baik diri aslinya yang sebagai Violetta maupun Azkaela dia tidak pernah merasakan memiliki keluarga yang harmonis dan hangat. Dia hanya memiliki kakeknya itupun setelah sadar dari koma dan kakeknya terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
"Pasti mama." saut Az membalas pelukan Renata.
Az segera memasuki mobil Devan lalu dengan sigap Devan menutup pintu mobilnya kemudian berlari kecil mengitari bagian depan mobil lalu masuk ke dalam mobilnya.
"Devan ingat....!"
"Ya ya ya, aku pastikan Az akan sampai dengan selamat di rumahnya." ucap Devan memotong peringatan dari kakeknya.
Dia lalu melajukan mobilnya tidak ingin lagi mendengar celotehan yang sama terus menerus dari kakek dan orang tuanya.
Setelah mobil melaju hanya hening yang tercipta di dalam kendaraan itu. Az hanya diam sembari menatap ke luar jendela mobil yang menampakkan pemandangan gedung-gedung tinggi yang dilewatinya.
"Apakah aku akan selamanya berada di tempat ini atau akankah aku akan kembali pada tubuh asliku suatu saat nanti?" batin Az yang sedang termenung mengingat kehidupannya sebagai Violetta.
"Apa yang harus aku lakukan jika aku harus kembali ke tempat asliku? Apakah aku akan membalas dendam pada mereka yang mengkhianati aku atau memaafkan dan melupakan mereka?"
"Apa juga yang harus aku lakukan jika terus berada di dalam tubuh ini? Apakah aku harus membalas dendam pemilik asli tubuh ini atau melupakan dan menghindari orang-orang yang telah menyakiti dia?" Violetta dalam tubuh Az terus membatin.
Saking asiknya dengan pikirannya sendiri, Az bahkan sampai tidak mendengar saat Devan memanggil-manggil namanya hingga dengan terpaksa Devan menepuk punggung tangannya pelan.
"Az...." panggil Devan tidak mendapatkan jawaban.
"Azkaela...." panggil Devan lagi masih tidak mendapatkan jawaban.
"Nona Azkaela....." panggil Devan dengan nada yang lebih tinggi namun yang dia panggil masih tidak memberikan reaksi.
"Ada apa dengan gadis ini? Mengapa dia melamun di saat bersamaku? Apakah aku tidak lebih menarik daripada yang sedang dia pikirkan?" gerutu Devan.
"Aku akan memanggilnya lagi satu kali. Jika dia masih tidak merespon, maka akan aku cium dia hingga sadar dari lamunannya." ucapnya lagi.
"Az....!" panggil Devan lagi sambil menepuk punggung tangan Az membuat Az tersadar dari lamunannya.
"Ya ada apa?" tanya Az yang sedikit terkejut.
"Aku memanggilmu dari tadi dan kau sedang asik melamun." ucap Devan.
"Ah maaf, aku hanya teringat tentang sesuatu dan tidak sadar kau manggil aku." ucap Az sembari tersenyum canggung.
"Tidak masalah, aku hanya lupa menanyakan alamat rumahmu. Aku tidak mungkin mengantarmu sampai tujuan jika aku tidak tahu dimana tujuanmu bukan." ucap Devan.
Az akhirnya menyebutkan alamatnya dan Devan segera melajukan mobilnya dan suasana kembali hening setelah itu.
"Kenapa kau tidak menunggu aku menciumi wajahmu baru kau sadar dari lamunanmu?" gumam Devan.
"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Az yang mendengar gumaman Devan namun terdengar tidak jelas di telinganya.
"Ah tidak." jawab Devan sedikit terkejut.
"Mengapa giliran gumaman tentang aku yang ingin menciumnya malah dia hampir dengar?" batin Devan.
"Aku dengar dari kakek bahwa kau baru bertemu dengan kakek Sam beberapa hari ini saja. Sebenarnya selama ini kau ada di mana dan dengan siapa?" tanya Devan berusaha mencoba untuk mencari topik agar tidak canggung.
"Ah maaf kalau aku malah menanyakan masalah pribadi." ucap Devan yang takut Az tersinggung setelah cukup lama tidak mendengar jawaban dari Az.
"Tidak masalah, aku hanya bingung mau cerita dari mana. Intinya aku lahir tanpa tahu dan kenal tentang kakek hingga aku bangun dari koma sekitar dua Minggu lalu. Kakek menemukan aku dalam keadaan terluka akibat kecelakaan dan merawat aku sekitar 2 tahun dalam keadaan koma." jelas Az dan Devan diam menyimak ucapan Az sambil fokus mengemudi.
"Saat aku sadar kakek memperkenalkan dirinya sebagai kakek kandung aku. Ayah dari mendiang ibu yang sudah lama meninggal." tambahnya.
"Walaupun kalian terlambat untuk bertemu setidaknya sekarang kalian sudah bersama dan bisa saling mendukung serta saling menyayangi." ucap Devan.
"Ya, setidaknya masih ada yang menyadari dan perduli dengan kehadiran Az sekarang walaupun bukan lagi dirinya yang asli yang akan merasakan itu." gumam Az.
Dia memasang wajah sendu mengingat betapa menderitanya Az yang asli selama ini. Hidup tanpa ada yang memperdulikan dirinya bahkan selalu menjadi korban dari keserakahan orang di sekitarnya.
bikin calon yg lebih tangguh dr devan utk az
malah gila