Tak semua wanita ikhlas untuk dimadu, hanya wanita-wanita terpilih yang bisa menerima hal itu.
Cordelia Almira seorang perawat cantik dan Istri dari Manajer Eksekutif the Star Resort Jerone Rigel Ervinosa. Mereka telah menikah selama 5 tahun, tetapi belum juga dikarunia seorang anak.
Meskipun belum dikaruniai buah hati, hubungan pernikahan mereka tetap harmonis tak ada yang berubah sampai suatu hari hadirlah seorang wanita di tengah-tengah mereka.
Setelah ditinggalkan oleh kedua orang tua serta kakaknya. Kini pernikahan yang awalnya penuh warna pelangi menjadi hitam gelap dan berkabut.
Akankah Elia bisa mempertahankan pernikahanya dan menerima untuk dimadu, atau sebaiknya?
Kalian bisa follow ig author : Novi_Rahajeng
Dan bisa baca karya author yang judulnya Papa Bucin yang posesif.
Karya ini adalah orisinil cerita dari author sendiri. Jadi, dilarang keras plagiat!
Cover by : Novi Rahajeng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi rahajeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa sakit
Setelah pulang dari rumah Elia, Rigel memukul-mukul stir kemudi karena merasa kesal. Ia sangat tidak suka melihat Elia membela pria lain di hadapannya, bahkan mengusirnya juga. Padahal Ia dan Elia masih sah sebagai suami istri karena Elia masih dalam keadaan hami sehingga tidak bisa bercerai, di tambah Rigel juga belum pernah mengucapkan kalimat talak kepada Elia. Namun, sepertinya Elia memang sudah tidak menginginkan pernikahan ini lagi.
Saat melihat ada bar, Rigel segera memutar balik mobilnya menuju area bar. Ia ingin menenangkan pikirannya yang begitu kalut saat ini. Saat masuk ke dalam bar, Rigel langsung memesan dua botol Alkohol. Saat ada wanita yang mendekatinya, Ia langsung mengusir wanita itu dengan galak.
"Kenapa Kamu menyiksaku seperti ini, el ..." lirihnya dengan mencoba menelfon ponsel Elia. Namun tidak di angkat.
Setelah minuman alkohol itu tandas semua, Rigel sudah tak sadarkan diri. Seorang bartender mencoba untuk membangunkannya, tetapi Ia tidak bangun. Jadi, terpaksa Ia mencoba menelpon nomor orang terdekat yang bisa di hubungi untuk menjemput Rigel. Untung saja ponselnya tidak di kunci sehingga Ia dengan mudah untuk menggunakan ponsel itu.
Saat melihat nama kontak my wife di panggilan terakhir, bartender itu segera menghubunginya. Setelah berulang kali menghubungi, barulah telepnnya di angkat .
Bartender : Halo, apakah ini istri pemilik ponsel ini.
Elia : Bukan, anda salah sambung!
Bartender : Tapi di___
Pria bartender itu menggaruk tekuknya saat panggilan tiba-tiba di putus.
Bukankah di sini tertulis nama istrinya, tapi kenapa katanya salah sambung!
Tiba-tiba ponsel itu berbunyi kembali dan segera Ia angkat.
Claire : Halo Ri, Kamu kemana aja sih! Sampai jam segi i belum pulang ke rumah!
Bartender : Halo Saya mohon maaf karena sudah lancang mengangkat panggilan anda, tapi bisakah anda datang ke bar xx soalnya pemilik ponsel ini mabuk berat.
Mendengar ucapan bartender itu yang mengatakan bahwa rigel tengah mabuk berat, Claire segera mengambil tas dan kunci mobilnya lalu pergi keluar rumah untuk menjemput Rigel.
Claire segera masuk ke dalam mobil, lalu menginjak pedal gas melaju menuju alamat bar yang di berikan oleh bartender itu.
Sesampainya di parkiran bar, Claire segera masuk ke dalam bar. Ia mengedarkan pandanganya mencari keberadaan Rigel sampai netranya berhenti pada satu titik dimana terlihat seorang pria menelungkupkan kepalanya di meja bar depan bartender.
Claire segera berjalan menghampiri Rigel, saat Claire menggoyang tubuh Rigel, Ia segera bangun dan tersenyum padanya. Awalnya Claire bahagia melihat Rigel tersenyum saat melihatnya datang, tetapi senyum itu pudar ketika Rigel menyebutkan nama wanita lain.
"El ... Kamu datang?" ucapnya sambil memeluk Claire.
Claire mencoba untuk melepaskan pelukan Rigel, namun Ia justru memeluk Claire semakin erat.
"Aku kangen banget sama kamu, El...," racau Rigel.
Hati Claire semakin sakit saat mendengar Rigel terus saja meracau memanggil nama Elia. Padahal yang datang untuk menjemputnya adalah dia, tetapi nama yang selalu di sebut Rigel adalah Elia.
Apakah Aku tidak ada di hatimu Ri? Kenapa hanya Elia yang selalu kamu sebut dan rindukan?
"Ri, lepasin. Aku Claire bukan Elia, kita pulang aja ya..." pungkas Claire yang mencoba melepaskan pelukan Rigel.
Setelah Rigel melepaskan pelukannya, Claire mencoba memapah Rigel untuk pergi dari bar. Tubuh Rigel yang besar membuat Claore sedikit kesusahan sampai membuat jalannya terhuyung, apalahi Rigel terus mencoba berjalan ke sembarang arah membuat Claire semakin kesulitan.
"Ri, ayo jalan yang bener!" ujar Claire yang kembali mencoba memapah tubuh tegap Rigel.
Setelah melewati perjuangan yang cukup panjang, akhirnya Ia bisa membawa Rigel masuk kedalam mobil. Nafas Claire terdengar ngos-ngosan serta peluh keringat bercucuran di wajah cantiknya.
Selesai membantu Rigel, Claire segera berjalan mengitari mobil masuk kedalam mobil dan duduk di kursi pengemudi lalu Ia segera menginjak pedal gas melaju menembus jalanan malam kota Jakarta.
Claire sesekali melirik ke arah Rigel yang sudah terlelap di kursi Sampingnya. Ia menghembuskan nafas panjang saat kembali mengingat nama siapa yang sejak tadi di sebut oleh Rigel.
Wajahnya terlihat kesal, hatinya tersa sakit, tetapi entah kenapa Ia masih saja mencintai pria ini sepenuh hati. Meskipun saat ini cintanya bertepuk sebelah tangan, Claire ingin suatu hari nanti Rigel bisa melupakan Elia dan mencintai dirinya.
Tak lama kemudian, mereka sampai juga di rumah. Claire memanggil bi Ina untuk membantunya memapah Rigel yang begitu berat.
"Astagfirullah hal adzim, Tuan kenapa, Nya?" tanya bi Ina yang terkejut saat melihat Rigel tak sadarkan diri serta tubuh tercium bau alkohol yang sangat kuat.
"Mabuk! Udah gak usah banyak tanya, bantuin saya bawa Rigel masuk kedalam," pungkas Claire yang diangguki oleh bi Ina.
Setelah itu, Mereka berdua memapah Rigel masuk kedalam kamar Claire yang ada di lantai satu. Selesai meletakkan tubuh Rigel di atas ranjang, bi Ina segera keluar dari kamar Claire.
Kenapa Tuan bisa seperti itu ya? Selama ada Nyonya Elia, Aku gak pernah lihat Tuan mabuk sampai seperti itu! Gumamnya dalam hati.
Claire mencoba membantu mengganti pakaian Rigel yang begitu bau alkohol, saat Claire mencoba membuka kancing baju Rigel tiba-tiba Rigel menarik tangannya lalu menciuminya dengan buasnya.
Ini adalah ketiga kalinya Rigel bersikap buas seperti ini, tetapi kenapa selalu saja dalam kondisi tak sadarkan diri, dan lagi-lagi nama Elia yang Ia sebut bukan dirinya. Claire ingin melawan, tetapi tenaga Rigel begitu kuat sehingga Ia hanya bisa pasrah merasakan kebuasan Rigel.
Buliran hangat keluar dari pelupuk matanya, rasa perih terasa di bawah sana. Tubuh, mental, serta hatinya sangat sakit saat melihat Rigel hanya menganggapnya sebagai pelampiasan saja.
Ia ingin Rigel melakukan ini dalam keadaan sadar sehingga Ia tahu kalau yang sudah memuaskan n****** adalah dia bukan Elia.
***
Malam yang suram telah pergi, berganti pagi dengan sinar mentari masuk lewat celah-celah jendela. Matahari sudah telihat tinggi, jam di dinding menunjukkan pukul 10 pagi. Terlihat seorang pria baru mulai mengerjapkan mata, Ia memijat pelipisnya karena terasa sangat berat serta mata yang begitu sulit di buka.
Setelah bangun, Ia terkejut ketika menemui tubuhnya telanjang dada tanpa sehelai benang sedikitpun hanya ada selimut yang menutupinya. Ia mengedarkan pandangannya untuk melihat dimana Ia berada.
"Akh ..." pekiknya sambil memukul kepalanya saat mengetahui bahwa Ia sedang berada di kamar Claire.
"Apa semalam aku melakukan nya lagi! Kenapa selalu begini, sih! Lalu dimana Claire? Kenapa kamar ini sepi?" lirihnya. Kemudian segera masuk ke dalam kamar mandi sambil mengambil bathrobe yang telah tersedia di meja. Sepertinya Claire sudah menyiapkan semuanya karena sudah ada pakaian lengkap juga di sana.
...****************...
Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya ya...
kesempatanmu gak akan datang lagi rigel
Thor sama dengan cerita ' lainya
lagu lama
setiap dalam kasus cerai harus ada laki " lain
biar nanti masuk surga nya barengan
aku dukung Thor