Berbagi Cinta : Aku Tak Mau Dimadu

Berbagi Cinta : Aku Tak Mau Dimadu

Kapan Hamil?

HAI PARA READER KESAYANGAN AUTHOR ... INI ADALAH NOVEL KEDUA AUTHOR YANG IKUT EVENT BERBAGI CINTA. DISINI MEMANG TEMANYA BERPOLIGAMI, JADI AUTHOR MINTA DUKUNGAN UNTUK LIKE, KOMEN, VOTE DAN HADIAHNYA YA BIAR SEMANGAT UNTUK UP.

Ini adalah Real imajinasi author sendiri, jadi bijaklah saat berkomentar jangan sampai ada yang menyamakan dengan karya orang lain. Oke👍👍👍

Cordelia Almira seorang perawat cantik berusia 25 tahun. Dia merupakan bintang dari semua perawat, wajahnya cantik, bibir mungil berwarna pink, alis tebal dan pipi cubby. Kecantikan itu membuat Elia banyak sekali di sukai pria, bahkan ada yang mengira bahwa Elia adalah seorang siswa magang karena wajahnya terlihat jauh lebih muda dari usianya. Padahal Elia merupakan perawat senior dengan status sudah menikah. 

Wajah yang terlihat baby face tak membuat para perawat magang tidak menghormatinya, justru mereka sangat menghormati Elia karena kepiawaian dalam melakukan pekerjaanya sampai dijadikan sebagai contoh dan panutan bagi para perawat magang dan perawat junior.

Selama ini Elia memang terkenal sebagai perawat yang ramah, murah senyum dan sabar. Hal itu membuat para pasien sangat menyukainya, sehingga ia sering mendapatkan banyak surat ungkapan terimakasih dari para pasien yang pernah ia rawat.

Jam di dinding menunjukan pukul 4 sore, sudah waktunya untuk berganti shift pekerjaan. Melihat jam kerjanya sudah habis, Elia segera bersiap-siap untuk pulang . 

"Lo udah mau pulang El?" tanya Seruni sahabatnya yang baru datang.

"Iya, kalau gitu Aku pulang dulu ya Run. Soalnya Bang Rigel katanya mau jemput," ujar Elia sambil cipika cipiki dengan Seruni untuk pamit pulang terlebih dulu. Hal itu memang sudah wajib mereka lakukan ketika akan berpisah. 

Seruni Anjani merupakan sahabat baik Elia di rumah sakit tempat ia bekerja. Mereka berteman dan menjadi sahabat sejak masuk ke rumah sakit ini. Elia juga mempunyai sahabat bernama Jingga Pramudita, tetapi beberapa bulan yang lalu Jingga pindah tugas ke rumah sakit lain sehingga mereka terpisah. 

Elia berjalan menapaki lantai rumah sakit, sambil tersenyum ramah ketika ada yang menyapanya. Dari kejauhan Elia telah melihat seorang lelaki tampan tengah berdiri di depan lobi rumah sakit tengah menunggunya. 

Pria tampan itu adalah suami tercintanya, Jerone Rigel Ervinosa atau biasa dipanggil Rigel. Melihat Rigel yang sudah datang, Elia  semakin mempercepat langkahnya. 

Elia menghambur memeluk Rigel. "Abang sudah lama menunggu?" tanya  Elia dengan mendongakkan wajahnya menatap wajah tampan Rigel dengan seuntai senyum manis di bibir. 

"Tidak juga, baru saja sampai. Kamu pasti sangat capek kan?" Rigel memegang wajah Elia dengan kedua tanganya, dan Elia menjawab dengan sebuah anggukan. 

Ia memang merasa capek dan Lelah, tetapi pelukan yang diberikan Rigel mampu membuat rasa lelah Elia sedikit memudar. Ia merasakan sebuah kehangatan dan kenyamanan disana.

"Yaudah kalau gitu, kita pulang." Ajak Rigel yang diangguki oleh Elia. Setelah itu mereka berdua berjalan bersama menuju tempat parkir sambil bergandengan tangan. 

Awalnya Elia malu bermesraan di tempat umum, tetapi Rigel selalu saja melakukan hal itu dimana saja karena ia ingin semua orang tahu bahwa wanita cantik dan imut ini adalah miliknya seorang. Mengingat banyak pria yang menyukai Elia, membuat Rigel semakin posesif kepadanya. Jika bisa Rigel ingin mengurung Elia dalam sangkar emas, tetapi sebelum menikah  ia sudah berjanji tidak akan melarang Elia  untuk bekerja menjadi seorang perawat karena itu adalah impian dan cita-cita Elia sejak kecil untuk menjadi seorang perawat yang bisa merawat dan menolong orang banyak. 

Lama kelamaan Elia menjadi terbiasa bersikap romantis seperti ini dimana saja, sampai membuat orang yang melihat keharmonisan mereka mengira bahwa rumah tangga mereka selama ini tidak pernah mempunyai masalah. 

Elia dan Rigel memang jarang bertengkar, tetapi tetap ada masalah dalam rumah tangganya yaitu Ibu mertuanya. Meskipun telah menikah hampir 5 tahun, Hana ibu Rigel tetap saja tak menyukai Elia, ditambah Elia yang tak kunjung hamil membuat Hana semakin tak menyukainya serta sering membuat Elia tertekan. 

Sesampainya di tempat parkir Rigel segera membukakan pintu untuk istri tercintanya. 

"Silahkan masuk nyonya Rigel," ucap Rigel yang sudah membuka pintu serta meletakkan telapak tangannya di atas kepala Elia agar kepalanya aman tak terbentur pintu mobil. 

Setelah memastikan Elia masuk ke mobil dengan aman, Rigel segera ikut masuk kedalam mobil. 

" Oke, apakah Anda sudah siap nyonya karena sebentar lagi, Kita akan segera meluncur ke istana bintang," ujar Rigel yang mampu membuat Elia tertawa bahagia. 

Kehidupan rumah tangga Elia memang begitu bahagia penuh dengan warna-warni pelangi, tetapi belum sempurna bila belum ada hadirnya malaikat kecil yang menjadi pelengkap kehidupan mereka.

Tanpa berlama-lama Rigel segera menginjak pedal gas melajukan mobilnya menuju istana tempat mereka tinggal. Tak perlu lama, akhirnya mereka sampai juga di rumah.

Di tempat garasi terlihat mobil  hitam yang telah terparkir di sana. Elia sangat hafal siapa pemilik mobil itu, wajah bahagia Elia berubah padam seketika melihat mobil mertuanya terparkir. Ia menghembuskan nafas kasar, sebenarnya ia tak ingin berburuk sangka kepada mertuanya itu, tetapi setiap ia datang pasti akan ada saja masalah yang datang. 

Rigel dan Elia turun dari mobil, suara ketukan sepatu dengan lantai terdengar semakin mendekat. Membuat Hana yakin bahwa Anaknya telah datang. Melihat Rigel datang bersama Elia membuat wajah sinis Hana terpampang jelas. Entah apa yang membuat Hana tetap tak menyukai Elia sampai sekarang, padahal Elia sudah selalu berusaha menjadi menantu yang baik. Tetapi Hana tetap saja tak menyukainya dan tak mau menjelaskan apa  alasan ia tak menyukai Elia. 

"Kalian baru pulang?" sapa Hana yang duduk bersandar di sofa ruang keluarga. 

Elia dan Rigel menghampiri Hana, lalu mencium punggung tangannya. 

"Iya  Ma, kita baru pulang," sahut Rigel. 

"Duduk!" titah Hana yang dituruti oleh Rigel dan Elia. 

"Mama ada apa ya, tiba-tiba datang kesini?" tanya Rigel. 

" Bagaimana dengan hasil pemeriksaan yang mama sarankan untuk kalian lakukan? Apa hasilnya?" tanya Hana yang langsung bertanya pada inti pembicaraan tanpa basa basi.

"Em … hasilnya bagus kok ma, kita semua sehat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,"jawab Rigel. Sedangkan Elia hanya diam tanpa kata. 

" Oh ya, kalau kalian semua sehat lalu kenapa sampai sekarang belum punya anak juga! Kapan Elia akan hamil? Apa jangan-jangan … " Hana tak melanjutkan ucapannya.

"Jangan-jangan apa ma?" timpal Rigel yang penasaran dengan kelanjutan ucapanya Hana. 

"Jangan-jangan kalian memang tidak cocok dan berjodoh untuk memiliki anak bersama, sehingga seberapa lama kalian bersama tidak akan pernah bisa memiliki keturunan. Jadi, lebih baik kamu menikah lagi saja, biar bisa memberikan keturunan kepada keluarga Ervinosa, " papar Hana. 

Elia dan Rigel spontan membolakan matanya ketika mendengar ucapan dari Hana. Hati Elia terasa sakit disaat mendengar ucapan ibu mertuanya yang menyuruh Rigel untuk menikah lagi. Padahal sudah jelas bahwa Elia sehat dan tidak mandul, tapi ia tetap saja mencoba untuk menyingkirkan Elia. 

"Ma! Apa maksud mama berkata seperti itu?" seru Rigel dengan nada yang sedikit tinggi karena ia tak mengira bahwa Hana akan mengatakan  hal konyol itu didepan Elia. " Mama sudah tau kan, kalau kita sehat semua tidak ada yang mandul. Jadi, untuk apa Rigel menikah lagi? Kalau memang kita belum diberikan anak, mungkin memang belum saatnya," imbuh Rigel. 

"Kamu berani bentak mama hanya demi wanita itu!" tunjuk Hana kepada Elia dengan nada yang tak kalah tinggi. 

Rigel bangun dari tempat duduknya. "Ma, sudah berkali-kali Rigel katakan jangan pernah panggil Elia dengan sebutan wanita itu! Dia memiliki nama C-o-r-d-e-lia" sebut Rigel dengan penuh penekanan. " Dan Elia adalah istri sekaligus wanita yang Rigel cintai. Jadi, tolonglah sekali-kali Mama bisa menerima Elia sebagai menantu. Sebenarnya apa sih kurangnya Elia, sampai Mama gak pernah menganggap Elia itu sebagai menantu mama?" tanya Rigel yang memang tak mengerti dengan jalan pikiran Hana.

Hana ikut berdiri. "Sampai kapanpun Mama tidak akan pernah menganggap dia sebagai menantu keluarga Ervinosa! Jadi, jangan pernah berharap akan hal itu!" tungkas Hana yang segera berlalu pergi meninggalkan Elia dan juga Rigel. 

......................

Semoga suka. Jangan lupa like, komen, dan vitenya ya. Kalian juga bisa klik tombol favorit biar tahu kalau novel ini update

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

sabar saja mendengar kata² mertua mu Elia...

2024-05-10

0

🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja

🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja

semoga kamu tetap sabar ya El

2023-05-31

0

Firas Lin

Firas Lin

aduh mertua lg ,bikin gemas aja😴

2023-03-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!