Serra gadis yang masih berusia 19 tahun mempertaruhkan kehormatannya karena hanya sakit hati atas perbuatan sang tunangan yang berselingkuh dengan sahabatnya.
kata-kata sang kekasih yang menyakitinya membuatnya berpikir pendek, tidur dengan pria yang baru dikenalnya malam itu.
Arkan yang menerima tawaran wanita yang sangat menyedihkan itu. Memenuhi permintaan wanita itu karena sebuah persyaratan. Mereka menghabiskan malam bersama tanpa mengenal satu sama lain.
Beberapa tahun kemudian takdir mempertemukan mereka dalam keadaan berbeda. Serra yang mengalami kecelakaan dan membuatnya kehilangan penglihatan.
Harus sering berurusan dengan Arkan karena sebuah kasus.
Bagaimana Arkan harus menghadapi wanita yang pernah tidur dengannya namun wanita itu tidak bisa melihat dan mengenalinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam bersama.
Arkan terus mencium lembut lembut Serra. Seakan tidak ingin melepaskan ciuman itu. Serra ikut menikmatinya, tetapi tetap saja pikirannya fokus kepada bayangan pria 3 tahun lalu yang juga pertama kali menciumnya.
Arkan pun akhirnya melepas ciumannya secara perlahan, napas ke-2nya tersenggal-senggal, tidak beraturan, Serra kehabisan oksigen, akibat perbuatan Arkan.
Serra yang mendapat ciuman dari suaminya justru sekarang menunduk, justru pikiran Serra sekarang menjadi kacau, tidak sadar butir air mata jatuh dari pelupuk matanya, entah apa artinya itu.
Arkan memegang dagu lancip Serra, mensejajarkannya pada wajahnya, agar wajah wanita itu tidak menunduk. Arkan mengusap lembut bibir Serra dengan jarinya
Arkan menatap wajah Serra yang masih dipenuhi kebingungan, Arkan berdiri dan menggendong Serra dari kursi meja rias, Arkan menggendongnya ala bridal style menuju tempat tidur.
Dengan perlahan Arkan membaringkan Serra di tengah ranjang. Mata Arkan hanya fokus pada wajah Serra yang sekarang merah merona, Serra juga semakin gugup saat mengetahui keberadaannya. Jelas pikirannya sudah sejauh planet mars.
Jantung itu semakin berdebar tidak karuan, saat Serra bisa merasa suaminya sudah berada di atas tubuhnya. Serra juga bisa merasa debaran jantung Arkan dan tiupan napas Arkan yang semakin dekat dengannya.
Arkan membelai rambut Serra, dan menyelipkan kebelakang telinga Serra saat rambut indah itu menutup wajah cantik istrinya, Arkan bisa merasakan kegugupan istrinya dengan jelas dari raut wajahnya.
Sentuhan lembut tangan Arkan pindah ke pipi Serra, Serra merasa merinding saat menerima sentuhan itu. Hatinya masih bimbang dan Serra justru ingin bertanya kepada Arkan apa benar dia pria itu.
Pria yang sudah bisa di simpulkannya, tetapi dia tidak tau namanya, Serra justru takut menanyakannya. Ditengah pikirannya yang tidak tentu, Serra merasakan hangat, kembali di bibirnya, sebuah kilasan ciuman di terimanya.
Gairah sudah merasuki Arkan, ya dia adalah suaminya dan tidak masalah jika, dia justru menginginkan hal yang lebih kepada istrinya, Arkan mencium pipi kanan Serra dengan lembut, pipi kiri dan juga keningnya.
Serra yang menerima semua itu memejamkan matanya, memegang seprai dengan kuat. Serra justru merasa cemas dan takut jika apa yang dipikirkannya akan terjadi malam ini.
" Apa kamu akan menyentuhku," suara serak itu lolos dari mulut Serra.
Tidak ada jawaban dari Arkan, sungguh dia tidak ingin menjawab sedikitpun pertanyaan Serra, panas ditubuhnya tidak bisa dikendalikan lagi, panas di tubuhnya bahkan bisa mengalahkan cuaca dingin dan suhu Ace.
Arkan mencium kelopak mata Serra dan kembali meraih bibir Serra tanpa meminta izin. Dengan lembut, Arkan kembali beraktivitas di dalam mulut istrinya yang menjadi candu untuknya.
Serra justru memejamkan matanya, tidak bisa menolak perlakuan Arkan, ditengah ciuman panas itu Serra kembali menetralkan pikirannya. Dia ingin menolak, tetapi justru perasaan lain justru menginginkannya.
Gejolak itu masih tetap di rasakannya. Pada akhirnya Serra menolak, dengan kekuatan yang di milikinya Serra mendorong bahu Arkan dengan ke-2 tangannya.
Usaha Serra mampu membuat Arkan melepas ciumannya, Serra kembali sesak, dan memalingkan wajahnya. Arkan yang merasa di tolak cukup kecewa, tetapi tidak ada yang bisa mengalahkan gairah panas di dalam tubuhnya.
Semenjak menghabiskan malam dengan Serra 3 tahun lalu, Arkan tidak pernah melakukan hubungan itu lagi dengan wanita manapun, justru hasratnya tidak pernah terpancing sama sekali.
Arkan kembali bertemu dengan Serra, hasratnya yang hilang selama ini justru kembali membara, Rasa keinginan itu muncul. Arkan sudah tidak bisa menundanya dan ingin segera menuntaskannya.
Dia merasa sudah cukup membuatnya tertekan, untuk tidak menyentuh istrinya yang beberapa hari sudah tidur 1 ranjang dengannya.
Arkan tidak peduli dengan persetujuan Serra, Arkan justru meraih leher jenjang Serra membuat tanda kepemilikan di sana. Serra yang menerimanya justru semakin yakin jika Arkan memang ingin menyentuhnya, ciuman di lehernya terus di terimanya bahkan dengan liar.
" Arkan bukannya kamu berjanji, tidak akan melakukannya, sebelum aku melihat," ucap Serra mencoba menghentikan Arkan dengan mengingatkan janji Arkan kepadanya.
Arkan tidak mempedulikan perkataan Serra, justru Arkan kembali meraih bibir itu, agar tidak terus bicara, Arkan bisa terganggu dengan suara penolakan itu.
Serra akhirnya pasrah hal itu memang akan terjadi, Arkan adalah suaminya, dan dia tidak punya hak untuk menolak semuanya. Sebagai seorang istri semua itu memang adalah kewajibanya. Serra pun membiarkan Arkan melakukannya.
Dia memang tidak bisa melihat, tetapi tetap saja dia memejamkan matanya, tangan Arkan dengan perlahan menarik lembut ikatan piyama Serra.
Arkan kembali menyentuh setiap inci tubuh Serra, Serra juga bisa merasakan dia sudah tidak memakai pakaian lagi, begitu juga dengan Arkan.
Setiap sentuhan yang diberikan Arkan mengingatkan Serra pada kejadian itu, tidak ada bedanya, bahkan Serra seperti kembali 3 tahun lalu di mana dia membiarkan laki-laki yang tidak di kenalnya menikmati tubuhnya.
Arkan sebenarnya ingin menghentikan permainannya, justru dirinya merasa seperti pengecut, kembali menyentuh Serra tanpa memberi tahu Serra siapa dirinya sebenarnya, dia merasa telah memanfaatkan Serra.
Serra kembali meneteskan air mata saat merasa perih di area sentifnya, Arkan memegang erat tangan Serra yang terus memegang seprai, sungguh Arkan tidak bisa mengendalikan dirinya, untuk tidak melakukan hubungan itu terhadap istrinya.
Cukup lama dan akhirnya permainan panas itu pun akhirnya selesai, bersamaan dengan redanya hujan. Pakaian berserakan di lantai, Serra yang tidur dipelukan Arkan tanpa memakai sehelai benangpun.
Hanya ada selimut putih yang menutup tubuh mereka. Jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi, setelah melakukan itu Arkan justru tidak bisa tidur, dia terus membelai rambut Serra, yang tertidur diperlukannya.
Arkan Justru kembali menyesal melakukan semua itu kepada Serra, dulu dia juga telah, melakukan itu, dan sekarang melakukannya lagi.
Memang Serra istrinya tetapi perasaan bersalah terus merasukinya, apa lagi dia jelas melihat Serra justru menolaknya. Secara tidak langsung Arkan melakukan semua itu dengan paksaan.
Arkan mencium pucuk kepala Serra
" Maafkan aku," gumamnya pelan dan memejamkan matanya.
*************
Pagi hari kembali, Serra sudah berada di kamar mandi membersihkan dirinya, Arkan juga sudah bangun. Arkan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Arkan hanya memakai celana saja, Arkan sama sekali belum memakai pakaiannya.
Arkan memijat pelepisnya, dia merasa kurang tidur, seharusnya orang yang habis bercinta bisa tidur nyenyak, tetapi justru Arkan tidak bisa tidur.
Serra keluar dari kamar mandi berjalan pelan dengan tongkatnya, Serra sudah selesai mandi dan hanya menggunakan bathrobe saja. Serra tidak bisa mengambil pakaiannya karena dia tidak tau yang mana.
Dia juga tidak memanggil pelayan untuk membantunya, Serra juga tau kamarnya pasti sekarang berantakan, Serra akan malu jika pelayan melihatnya, untuk membangunkan Arkan sendiri, Serra justru tidak memiliki ke inginan.
Arkan bisa melihat Serra yang kesulitan berjalan. Pasti Serra masih perih akibat ulahnya, Arkan hanya bisa melihat wanita berjalan menuju meja riasnya. Arkan melihat wajah istrinya seperti menyimpan kemarahan tetapi sengaja di tutupi.
Serra yang sudah duduk di meja riasnya, meraba mejanya dan mencari pondesion, akhirnya Serra menemukan botol bulat kecil itu.
" Apa kamu, sudah bangun?" tanya Serra, merasa jika Arkan memperhatikannya.
" Hmmm," Arkan hanya berdehem, sedari tadi malam Arkan justru tidak pernah mengeluarkan suaranya.
" Kalau begitu tolong bantu aku," sahut Serra datar. Arkan tidak merespon Serra.
" Arkan tolong bantu aku, menutupi segala merah di leherku, aku tidak tau letaknya di mana saja," ucap Serra memberikan pondesion, pada Arkan
Arkan langsung melihat ke arah leher Serra dan memang melihat banyak sekali tanda kepemilikan di leher jenjang itu akibat perbuatannya.
Pintasan ingatan Arkan justru teringat pada 3 tahun lalu di mana wanita itu juga menutupi tanda kepemilikannya.
" Apa kamu akan menghapus tandanya, aku suamimu, jadi wajar jika itu ada," ucap Arkan menekankan nada sedikit kesal, entah mengapa dia begitu marah melihat Serra ingin melakukan hal itu.
" Aku tau, aku hanya tidak ingin di lihat orang lain. Aku juga belum berganti pakaian, aku harus memanggil pelayan, jadi tolong bantu aku," ucap Serra.
Tidak ada pergerakan dari Arkan, entah mengapa Serra semakin kesal melihat Arkan yang terus mengacuhkan saat dirinya bicara.
benar2 ya arkan si maha sempurna
dasar arkan maha sempurna, muak aku dg sifatnya
aku lbh suka klau endingnya serra gk sama arkan lagi, mungkin dg dokter mata serra nanntinya jatuh hati sama pasiennya, itu akn lebih seru daripada sama si arkan yg maha sempurna eh sok sempurna maksudnya 🤭
meinikah bukan karna cinta, tidak mau meninggalkan trus apa masalahmu wahai arkan yg sok sempurna
apa sesusah itu meyakinkan hati,
seenaknya sendiri gk suka dibantah tapi selalu membantah, mana ada orang yg seperti itu
saranku ya serra kamu tinggalin aja arkan diam2 biar tau rasa tuh orang yg maha sempurna 😏