Setelah melalui malam panas bersama dengan seorang pria yang dia sewa, Zhia tiba-tiba hamil. Zhia melahirkan sepasang anak kembar yang sangat genius. Tapi dia tidak pernah menyangka pria yang dia sewa dulu adalah seorang Ceo dari perusahaan terbesar didunia bahkan seorang ketua Mafia! Rayden Cano Xavier, Ceo tampan yang memiliki sifat dingin, arogan dan sangat kejam.
Hay, kak!😄😄😄
Novel ini masih On Going 'yah, kak! Dan akan Update 1 Bab/hari.
Jadi, mohon dukungannya 'yah!🙏🙏😄
Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga 'yah! Biar semakin bersinar novelnya!😘
Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon/Mangatoon saja. Yang ada ditempat lain itu semua plagiat. Jadi, mohon dukungan untuk novel orisinilku ini 'yah!😉
Dan jangan Lupa berikan ❤💕💖 untuk Author tersayang kalian ini!😘😘😘
Tambahkan ke rak novel favorit kalian 'yah! supaya tidak ketinggalan kisah seru Double L!😉
Terima kasil All!😉😘😚😙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerjasama Papah dan Anak Kembarnya.
Makan malam pertama mereka sebagai satu keluarga yang utuh berakhir seperti itu, Keyakinan si kembar pada janji yang papahnya buat dan keraguan Zhia pada perkataan Rayden.
Rayden, Luca dan Lucia langsung kembali kekamar Luca. Sementara Zhia membersihkan piring kotor yang mereka gunakan tadi untuk makan malam.
Zhia teringat dengan ikat rambut yang digunakan Rayden untuk mengikat rambutnya saat makan tadi.
Dia menyentuhnya dengan lembut, tiba-tiba saja secercah harapan muncul dihati Zhia. Harapan bahwa keinginan si kembar bisa terwujud, memiliki sebuah keluarga yang utuh dan bahagia.
Sementara yang terjadi didalam Luca. Mereka baru saja selesai gosok gigi dan juga cuci kaki sebelum mereka pergi tidur.
Rayden berbaring diatas kasur milik Luca yang ukurannya tidak terlalu besar. Lucia pun tidur disamping kanannya dengan menggunakan lengan papahnya sebagai bantal, begitu juga dengan Luca.
“Sayang, apakah mamah kalian mempunyai kekasih?” tanya Rayden secara tiba-tiba, dia sudah merasa sangat penasaran dari tadi.
“Kalau setahu Luci, mamah kayaknya tidak punya kekasih. Iya ‘kan, Kak?” ujar Lucia yang memastikan pada kakaknya.
“Iya, Luci benar, Pah!” sahut Luca yang membenarkan perkataan adiknya.
“Benarkah? Lalu bagaimana dengan teman pria, pria yang dekat dengan mamah kalian?”
Rayden semakin bersemangat mengorek informasi lebih dalam lagi mengenai kehidupan Zhia pada anak kembarnya.
“Hanya ada dua. Iya ‘kan, Luci?” sahut Luca dengan cepat, tapi dia malah melemparkannya pada Lucia.
“Maksud Kakak, Tuan Evan sama Paman Jay?”
Lucia menebaknya dengan cepat, tapi kembali mencari kepastian pada kakaknya.
“Iya, apalagi Tuan Evan. Sejak dulu Tuan Evan sangat perhatian kepada mamah dan kita, bukan?” Luca Kembali lagi melemparnya pada Lucia lagi.
“Hay, kalian berdua sedang tidak bermaksud ingin membuat papah merasa cemburu, bukan?” seru Rayden yang merasa sedang dipermainkan oleh kedua anak kembarnya.
“Hehehee,… Tidaklah, Pah! Mau kami bantu mendapatkan hati mamah?” ujar Lucia yang langsung menawarkan bantuan dengan senang hati.
“Iya, mamah sulit ditaklukkan ‘loh, Pah!” Luca membantu adiknya memprovokasi papahnya sendiri.
“Benarkah kalian mau membantu papah?” tanya Rayden yang tentu saja langsung tertarik dengan tawaran tersebut.
“Tentu saja! Ayo, pergi kekamar mamah sekarang!”
Lucia langsung bangkit dari tidurnya, begitu juga dengan Luca. Mereka menarik tangan Rayden untuk mengikuti mereka.
Dengan cara mengendap-endap Rayden, Luca dan Lucia masuk kedalam kamar Zhia. Ternyata Zhia belum tertidur, dia sedang membaca hasil tes DNA yang diberikan dokter tadi.
“Luca! Luci, sedang apa kalian disini?” tanya Zhia yang menyadari kehadiran anak kembarnya berada didalam kembarnya.
“Mah, Luci ingin tidur bersama Papah dan Mamah malam ini saja. Boleh ‘kan, Mah? Boleh ‘yah?” pinta Lucia yang selalu mengandalkan mata kucingnya yang menggemaskan.
“HAH?”
Zhia langsung tercengang mendengar permintaan anak kembarnya yang saat ini benar-benar tidak masuk akal.
“Ayo, Pah! Cepat masuk, mamah sudah mengizinkannya.”
Luca pun menarik papahnya untuk masuk kedalam kamar itu. Padahal Zhia belum mengatakan ‘Iya’ ataupun mengijijnkannya.
“Hay, sejak kapan mamah bilang ‘Boleh!’, HAH!” seru Zhia yang kaget dengan sikap anak kembarnya.
“Itu barusan mamah bilang!” sahut Luca dan Lucia serentak, hingga Zhia tidak dapat mengatakan apapun lagi.
Mereka seakan sedang meminta sesuatu padanya tetapi pada kenyataannya mereka sedang memaksa dirinya untuk menerima permintaan mereka.
Rayden pun masuk kedalam kamar Zhia dengan senyum penuh kemenangan diwajahnya, sedangkan Zhia melontarkan tatapan penuh kutukan pada Rayden.
“Papah tidur disebelah sini dan kami yang ditengah!” ujar Lucia yang menidurkan papahnya disisi sebaliknya dari tempat Zhia berbaring saat ini.
Rayden pun hanya menurut, apa yang dikatakan kedua anak kembarnya itu. Kemudian Luca dan Lucia berbaring diantara mamah dan papahnya.
Lucia memilih didekat papahnya, sementara Luca langsung memeluk mamahnya dan langsung saja memejamkan matanya karena dia sudah sangat mengantuk.
“Papah, ceritakan sebuah dongeng sebelum Luci tertidur ‘yah?” pinta Lucia pada papahnya, Rayden terlihat bingung untuk menjawabnya.
Karena Rayden tidak mengetahui dongeng apapun didunia, dia hanya tahu tentang bagaimana cara membunuh musuh dan juga menyerang untuk menaklukkannya.
Rayden tidak mungkin ‘kan menceritakan hal mengerikan seperti itu pada putrinya yang masih kecil. Zhia pun menyadari kesusahan Rayden, hingga akhirnya memutuskan untuk membantunya.
“Bagaimana kalau mamah saja yang menceritakan dongeng untuk Luci, ‘yah” ujar Zhia berusaha membujuk putrinya.
“Tidak mau? Luci ingin papah yang menceritakannya!” Luci malah semakin merajuk pada papahnya.
“Luci, papah tidak tahu tentang dongeng anak-anak. Bagaimana kalau papah nyanyikan sebuah lagu pengantar tidur saja. Luci mau ’kan?” Rayden memcoba membujuk putrinya.
“Iya, tidak apa-apa! Asalkan papah yang menyanyikannya.”
Beruntung Lucia bisa dibujuknya kali ini. Rayden pun mulai bernyanyi sembari membelai kepala putri kecilnya, suara cukup merdu ditelinga Lucia dan Zhia. Sementara Luca sudah tertidur dengan pulasnya.
...‘Twinkle, Twinkle little star...
...How I wonder what you are...
...Up above the world so high...
...Like a diamond in the sky...
...Twinkle, Twinkle little star...
...How I wonder what you are...
...Twinkle, Twinkle little star...
...How I wonder what you are...
...Up above the world so high...
...Like a diamond in the sky...
...Twinkle, Twinkle little star...
...How I wonder what you are’...
Rayden menyanyikan lirik lagu itu berulang-ulang sampai Lucia terlelap didalam tidurnya.
Sementara Zhia terus memperhatikan Rayden pria dingin dan sangat arogan yang dia kenal, kini berubah menjadi pria yang sangat hangat dan penuh perhatian kepada anak kembarnya.
Zhia tersenyum, didalam hatinya dia merasa bersyukur. Setidaknya ayah dari anak kembarnya bukanlah seorang pria yang jahat dan kejam, tetapi sebaliknya dia ayah yang sangat hebat bagi Luca dan Lucia.
Rayden tentu saja menyadari bahwa Zhia kini tengah memperhatikan dirinya. Dia sendiri juga tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menyanyikan sebuah lagu anak-anak seperti sekarang. Akan tetapi, hatinya terasa sangat hangat dan nyaman untuk saat ini.
Bersambung...........