NovelToon NovelToon
Gadis Yang Terlupakan

Gadis Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cumi kecil

Ayla tumbuh sebagai gadis yang terasingkan di rumahnya sendiri. Sejak kecil, kasih sayang kedua orang tuanya lebih banyak tercurah pada sang kakak, Aluna gadis cantik yang selalu dipuja dan dimanjakan. Ayla hanya menjadi bayangan, tak pernah dianggap penting. Luka itu semakin dalam ketika ia harus merelakan cinta pertamanya, Arga, demi kebahagiaan sang kakak.

Tidak tahan dengan rasa sakit yang menjerat, Ayla memilih pergi dari rumah dan meninggalkan segalanya. Lima tahun kemudian, ia kembali ke ibu kota bukan sebagai gadis lemah yang dulu, melainkan sebagai wanita matang dan cerdas. Atas kepercayaan atasannya, Ayla dipercaya mengelola sebuah perusahaan besar.

Pertemuannya kembali dengan masa lalu keluarga yang pernah menyingkirkannya, kakak yang selalu menjadi pusat segalanya, dan lelaki yang dulu ia tinggalkan membuka kembali luka lama. Namun kali ini, Ayla datang bukan untuk menyerah. Ia datang untuk berdiri tegak, membuktikan bahwa dirinya pantas mendapatkan cinta dan kebahagiaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 TAMU TAK DI UNDANG.

Ruang kerja Alya kembali sunyi setelah kepergian Aluna. Denting jarum jam terdengar jelas, menyusup ke telinganya. Ia masih larut dalam tumpukan dokumen yang perlu diperiksa, meski pikirannya sesekali melayang pada pertemuan penuh tensi barusan. Senyum dingin masih tersisa di wajahnya, seakan benteng yang ia bangun semakin kokoh.

Tiba-tiba pintu diketuk. Kali ini berbeda dari Aluna yang masuk tanpa izin, orang di balik pintu itu cukup sopan. Alya menghela napas, lalu memberi izin.

Pintu terbuka perlahan, menampilkan sosok yang tak asing. Arga berdiri di sana, dengan setangkai buket mawar merah segar di tangan kanan, dan sekotak cokelat berbungkus rapi di tangan kiri. Wajahnya terlihat sedikit canggung, seakan tak tahu harus mulai dari mana.

“Alya…” suara Arga terdengar pelan, penuh keragu-raguan. “Aku datang untuk… meminta maaf.”

Alya terdiam. Tatapannya tertuju pada bunga dan cokelat itu. Dua benda sederhana yang mungkin akan membuat wanita lain meleleh, namun bagi Alya, itu hanya permainan klasik. Andai saja Arga berada sepenuhnya di sisinya, mungkin hadiah itu akan terasa manis. Tapi kenyataannya, lelaki itu masih berdiri di persimpangan, terikat oleh keluarga dan tipuan Aluna.

“Kau datang dengan bunga dan cokelat,” ucap Alya tenang, menyandarkan tubuh ke kursi kerjanya. “Apa menurutmu, semua yang kau lakukan bisa ditebus hanya dengan dua benda itu?”

Arga menunduk sedikit, lalu melangkah masuk. Ia meletakkan bunga dan cokelat di meja kerja Alya. “Aku tahu aku salah. Aku terlalu memaksamu waktu itu. Aku… panik. Kondisi Aluna begitu mendesak, dan aku… aku pikir kau bisa menolong. Aku tak bermaksud menyakitimu, Alya.”

Senyum tipis terukir di bibir Alya, namun senyum itu dingin. “Tidak bermaksud menyakiti? Kau menuduhku egois, Arga. Kau bahkan tak memberi kesempatan bagiku untuk bicara. Bagimu, aku selalu salah. Sedangkan Aluna, entah berapa kali ia menipumu, kau tetap memilih untuk percaya.”

Arga terdiam. Kata-kata Alya menohok hatinya. Ia ingin membela diri, namun sulit mencari alasan yang bisa terdengar benar di telinga wanita yang berdiri di depannya itu.

“Alya…” Arga menarik napas dalam. “Aku hanya ingin kau tahu, aku menyesal. Aku tak ingin kehilanganmu. Aku ingin… kita bisa memperbaiki semuanya.”

Alya menegakkan tubuh, menatap Arga tajam. “Memperbaiki? Arga, kau bahkan tidak pernah benar-benar berada di sisiku. Saat aku membutuhkanmu, kau selalu memilih orang lain. Kau bilang tak ingin kehilangan aku, tapi tindakanmu selalu menunjukkan sebaliknya. Jadi, katakan padaku… apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?”

Arga maju selangkah, menatap Alya dengan mata penuh harap. “Aku ingin kau percaya padaku. Aku ingin kau mau bersamaku, Alya. Aku… aku ingin kau jadi istriku.”

Ruangan itu hening. Kata-kata Arga menggantung di udara, menciptakan getaran aneh di hati Alya. Sejenak, ia teringat malam ketika lelaki itu berusaha meluluhkan hatinya, malam ketika mereka tenggelam dalam permainan perasaan yang kompleks. Andai saja situasinya berbeda, mungkin ia akan merasa bahagia mendengar pengakuan itu.

Namun Alya bukan wanita bodoh. Ia tahu, janji manis Arga tak akan bertahan lama jika keluarganya kembali menekan. Apalagi, selama ini Aluna terus berhasil memainkan peran korban di hadapan semua orang.

“Pernikahan?” Alya mengulang pelan, suaranya penuh ironi. “Kau ingin aku menikah denganmu, tapi di saat yang sama, kau masih terikat dengan drama Aluna dan keluarganya. Arga, aku bukan wanita yang bisa diperlakukan sebagai pelarian. Jika kau ingin aku mempercayaimu, buktikan. Lepaskan semua kebohongan itu. Berdiri di sisiku, tanpa ragu. Bisakah kau melakukan itu?”

Arga terdiam lagi. Tatapannya bergetar, seakan sedang berperang dengan dirinya sendiri. Ia ingin berkata ‘ya’, tapi bayangan wajah mommy, daddy, dan Aluna membuat lidahnya kelu.

Melihat itu, Alya hanya menggeleng perlahan. “Aku tahu jawabannya, Arga. Kau tak perlu repot berbohong lagi.”

Arga buru-buru mendekat, suaranya meninggi karena panik. “Tidak, Alya! Jangan salah paham. Aku sungguh ingin bersamamu. Aku akan berusaha. Hanya saja… semuanya tidak semudah itu. Kau tahu sendiri, keluargaku—”

“Keluargamu?” Alya memotong dengan suara dingin. “Arga, jika kau terus bersembunyi di balik alasan itu, kau tak akan pernah berubah. Kau hanya akan jadi boneka bagi mommy-mu, bagi Aluna. Dan aku… aku tidak butuh boneka. Aku butuh laki-laki yang bisa berdiri tegak di sisiku, apa pun yang terjadi.”

Arga menatap Alya putus asa. Bunga mawar dan cokelat yang ia bawa kini tampak sia-sia, tak mampu menembus tembok kokoh yang dibangun wanita itu.

Alya berdiri, meraih buket bunga di meja lalu menatapnya sebentar. Mawar merah, melambangkan cinta dan keberanian. Ironisnya, pemberi bunga itu bahkan belum cukup berani untuk memperjuangkan cintanya sendiri. Dengan tenang, Alya meletakkannya kembali.

“Aku tidak akan membuang bunga ini, Arga. Bunga ini indah, cokelat ini juga manis. Tapi semua itu tidak ada artinya, jika kau tidak pernah benar-benar memilihku.”

Arga terdiam. Matanya mulai memerah, seakan menahan emosi yang campur aduk.

Alya melangkah mendekat, suaranya pelan namun tajam menusuk. “Aku tidak butuh kata maaf, tidak butuh hadiah. Yang kubutuhkan hanyalah kepastian. Jadi, pikirkan baik-baik, Arga. Sampai kapan kau akan terus berdiri di persimpangan?”

Setelah itu, Alya melewati Arga dengan langkah tenang, meninggalkannya berdiri kaku di ruang kerja. Pintu tertutup di belakangnya, menyisakan Arga dengan bunga, cokelat, dan rasa sesal yang semakin dalam.

Untuk pertama kalinya, Arga merasakan betapa rapuh posisinya. Ia bisa kehilangan Alya kapan saja, jika terus membiarkan dirinya terikat oleh permainan Aluna dan keluarganya.

Sementara Alya melangkah menyusuri koridor dengan senyum samar. Hatinya mungkin sempat bergetar, tapi pikirannya tetap jernih. Ia tidak akan membiarkan rayuan manis membutakan logika.

“Permainan ini belum selesai,” gumamnya lirih. “Dan aku… tidak akan kalah.”

1
Aceless
lanjut
Adi Sudiro
cerita jadi wanita yang cerdas dan lebih kuat mana ini Thor 🤭🤭🤭
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
so sweet🥰🥰
Aceless
nah gitu Alya. kamu harus berani
Aceless
gereget sama Aluna yang selalu menghasut semua orang 😡
Adinda
mungkinkah pak surya atasan alya adalah sahabat dari Ayah kandung alya
Adinda
lebih baik kamu sama Sam alya
Adinda
pergi la sana Kau arga pria pengecut tak pantas sama alya
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
siap² saja mommy nya si Arga akan menyesal😡😡
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
si Arga cowok plin plan gak punya pendirian..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alya mulai belok ke Sam...
Riry Kasyry Lily
🥰🥰😍😍😍
Adinda
gak usah Sama arga aluna lebih baik kamu sama Sam mungkin sam lebih berkuasa dari arga
Adinda
alya sama samuel saja gak usah sama arga yang tidak punya pendirian
Adinda
Arga gak cocok sama alya gak punya pendirian
Adinda
semoga arga menyesal lebih baik kamu angkat arga setinggi tingginya Alya setelah itu hempaskan arga
tiara
semangat Alya kalahkan Aluna dengan cara yang tak diduganya
Heny
Up
Adinda
semoga alya anak kandung Orang yang lebih kaya dari darma
Adinda
alya mungkin bukan anak kandung mereka makanya mereka jahat sama alya
Marchel: Makasih kak, sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!