Kisah Jovanka, seorang mahasiswi cantik yang bekerja sebagai seorang pengasuh empat anak laki-laki yang usianya bukan lagi anak-anak.
Empat anak laki-laki korban broken home membuat mereka terbiasa hidup mandiri meski tergolong orang berada. Meski awalnya beberapa dari mereka tidak sepenuhnya menerima kehadiran Jovanka, gadis itu membuat semuanya perlahan berubah.
Kehidupan Jovanka berubah sejak menjadi maid dan hidup serumah bersama empat laki-laki tampan. Perselisihan, pertengkaran, asmara, kisah manis dan kekeluargaan terjalin erat tanpa disadari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama Saat Pagi
Jojo terkejut saat menyadari Kylan sudah mendengar pengakuannya. Laki-laki itu tersenyum mengejek dan duduk di samping Jojo.
"Hei, berhenti menertawakanku!" seru Jojo. Ia cemberut, merasa malu dan kesal karena Kylan mengejeknya.
"Jadi, kau mau jadi model?" tanya Kylan.
"Hanya cita-cita. Memangnya salah ya kalau aku ingin jadi model," ujar Jojo. Ia melengos melihat Kylan yang menatapnya dengan senyum samar.
"Kau bisa minta pada kak Kalingga, perusahaan keluarga kami bergerak di bidang fashion wanita. Tas, jaket, dress, gaun, bahkan lingerie. Minta saja kakak untuk menjadikanmu modelnya." Kylan memberi saran.
"Apakah kau yang akan memotretku?" tanya Jojo.
"Hei, jelas aku nggak mau. Kameraku bisa hangus dan terbakar kalau memotret kecantikanmu," ledek Kylan.
Mendengar ucapan laki-laki itu, Jojo melotot. Ia meraih bantal sofa dan memukul Kylan dengan keras. Bagaimana bisa laki-laki itu mengejeknya seperti itu?
"Hei, apa kau pikir aku sejelek itu?" tanya Jojo. Ia terus memukul Kylan dan membiarkan laki-laki itu meringkuk meminta pertolongan Keenan.
"Hei, hentikan! Ampun, Jo!" seru Kylan. Ia memohon ampun dan meminta maaf pada Jojo. Kylan juga menyeret lengan Keenan agar menjauhkan Jojo darinya, namun gadis itu terus memukul.
Keenan tidak menolong adiknya, ia malah menertawakan Kylan karena kalah dari serangan Jojo. Setelah puas, Jojo mendorong Kylan agar duduk mereka saling berjauhan.
"Kau ingin jadi model apa? aku akan membantumu," ucap Kylan. Ia menawarkan bantuan namun dengan senyum yang aneh. Jojo diam, ia mencebik dan mengabaikan ucapan Kylan.
"Aku tahu, sepertinya kau lebih cocok jadi model ... lingerie," ujar Kylan. Jojo kembali melotot dengan kedua bola mata hampir keluar. Dengan gesit, Kylan melompati sofa dan berlari menaiki anak tangga.
Kali ini Keenan tidak bisa lagi menahan tawa. Ia tidak menyangka jika Jojo juga sensitif dengan hal-hal seperti ini. Keenan kira, Jojo adalah gadis yang santai menanggapi apapun.
"Jangan meledekku, Kak!" Jojo melirik Keenan.
"Aku menertawakan Kylan," jawab Keenan. Namun ia masih tersenyum samar.
"Bohong!" Jojo memutuskan bangkit dan kembali ke kamar. Hari yang sangat melelahkan memang. Namun ia tidak benar-benar marah pada Kylan, ia pun sadar diri jika ia tidak mungkin bisa menjadi model seperti yang ia cita-citakan.
🖤🖤🖤
Hari-hari berlalu begitu saja, setiap hari Jojo selalu bangun pagi dan menjalankan rutinitasnya untuk memasak, menyiapkan sarapan, lalu menyapu dan mencuci baju anak-anaknya.
Pagi ini, saat Jojo sibuk di dapur untuk menggoreng ayam. Keenan tiba-tiba berlari ke arahnya dengan wajah panik.
"Jo, aku butuh bantuan." Keenan menarik tangan Jojo dan mengajak gadis itu ke kamarnya. Jojo meninggalkan begitu saja ayam yang masih tergolek di atas wajan dengan minyak panas.
Setelah sampai di kamarnya, Keenan rupanya kehilangan celana pendek miliknya. Itu adalah celana bergambar karakter superhero favoritnya yang tiba-tiba terselip entah ke mana.
"Kau kan bisa pakai yang lain, Kak. Ini sudah siang dan aku meninggalkan ayamku di dapur," keluh Jojo. Ia membantu Keenan mengobrak-abrik isi lemari.
"Aku menyukainya. Dan akan marah jika celana itu hilang," ucap Keenan. Wajahnya nampak sangat serius. Seperti kehilangan sebuah intan permata yang sangat berharga.
Hanya berselang lima menit, Jojo sudah menemukan celana yang mereka cari.
"Di mana kau menemukannya?" tanya Keenan.
"Di sini," jawab Jojo sambil menunjuk lemari bagian bawah yang berisi khusus celana dan kaos dalam.
"Aneh, aku sudah dua kali mencarinya di sana." Keenan menggaruk kepalanya. Ini adalah kejadian yang sering terjadi. Keenan kehilangan dasi, celana, kaos, kaos kaki, hingga sapu tangan. Meski ia berusaha mengobrak-abrik lemarinya, hanya Jojo yang mampu menemukannya.
Setelah apa yang mereka cari ketemu, Jojo keluar dari kamar. Dan kini giliran Kai yang berteriak namanggil namanya.
"Apa kau lihat buku latihan pelajaran matematikaku?" tanya Kai. Ia membongkar rak meja belajarnya dan kebingungan mencari buku tersebut.
"Sudah cari di tas? di laci?" tanya Jojo. Ia membantu Kai melihat semua judul buku yang berserakan di lantai.
"Sudah, Jo. Semalam aku pakai untuk belajar, jam pertama mata pelajaranku hari ini matematika, dan aku ada latihan," keluh Kai. Wajahnya nampak sedih dan khawatir.
Tanpa banyak bicara, Jojo keluar dari kamar dan menuju ruang tengah. Ia memperhatikan dengan teliti seluruh ruang tengah lalu menemukan buku yang terselip di bawah meja televisi.
"Di sini rupanya," gumam Jojo. Ia berteriak pada Kai dari anak tangga bagian bawah dan mengatakan jika bukunya sudah ia temukan.
Sesaat kemudian, Jojo baru ingat jika ia meninggalkan ayam di atas wajan dengan minyak panas. Hatinya hancur melihat ayamnya berubah warna menjadi kehitaman.
Sayang sekali, ini adalah stok lauk yang tersisa untuk minggu ini. Tidak ada pilihan lain, sebagai ganti ayam goreng yang gosong, Jojo membuat telur mata sapi sebagai jaga-jaga jika anak-anaknya menolak makan.
Pukul enam lebih lima belas menit, anak-anak asuhnya sudah tiba di meja makan. Mereka semua melongo melihat penampakan ayam goreng yang terhidang di atas piring porselen.
"Serius? kau memberi kami makan ayam gosong?" tanya Kylan.
"Ini tidak sepenuhnya salahku, Kylan. Kak Keenan memintaku mencari celananya, dan Kai menghilangkan bukunya. Aku jadi lupa dan meninggalkan ayam tidak berdosa ini di atas wajah," ucap Jojo. Ia juga cukup sedih.
"Maaf." Keenan melirik semua saudaranya. Ia ingat karena memaksa Jojo meninggalkan ayamnya dan menarik gadis itu ke kamar.
Satu sisi bagian ayam itu sudah menghitam dan pasti menghasilkan rasa yang pahit, namun sisi lain masih bisa dimakan. Kalingga dan yang lain tidak keberatan, mereka tetap menghabiskan apa yang Jojo hidangkan. Namun tetap menghilangkan bagian gosong pada tubuh ayam.
"Jo, setelah ini tolong carikan dasi milikku," ucap Kalingga.
"Kakak juga?" Jojo melotot. Hampir setiap hari, drama kehilangan sesuatu pasti terjadi di rumah ini. Entah sejak kapan anak-anaknya menjadi pelupa. Di rumah ini, Jojo seperti membawa keajaiban. Apapun barang yang hilang dan terselip, pasti dengan mudah Jojo temukan.
Setelah sarapan, Jojo menepati janjinya untuk mencari dasi yang Kalingga maksud. Ia mengeluh karena Kalingga tidak mengizinkan mencuci baju miliknya namun tetap meminta Jojo mencari sesuatu yang tidak ia ketahui.
"Aku akan mencuci pakaianmu mulai besok, Kak. Jika ada yang hilang, aku pasti dengan mudah menemukannya," ucap Jojo. Ia melihat dengan teliti semua dasi yang tergantung dalam lemari khusus.
"Jangan. Aku nggak suka orang lain mencuci pakaianku," tolak Kalingga.
"Orang lain? aku ini pengasuh kalian berempat."
"Suatu saat, hanya istriku yang ku perbolehkan mencucinya," ujar Kalingga.
🖤🖤🖤
terimakasih akak... 🙏🙏☺️