NovelToon NovelToon
Dua Jagoan Kecil Mas Duda

Dua Jagoan Kecil Mas Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Contest
Popularitas:36.6M
Nilai: 5
Nama Author: Karita Ta

Antariksa dan Galaksi, anak yang tak diakui oleh ibu kandungnya sendiri. Batita yang tak dirawat, dan bayi yang tak disusui oleh ibunya sejak dini.

Entah takdir atau kebetulan, Rafa bercerai dari mantan istrinya lantaran perselingkuhan. Mantan istrinya itu berkhianat dengan masa lalunya dan memilih karir modeling daripada keluarganya.

Sama hal nya dengan Rindi, yang menjadi korban pengkhianatan mantan tunangan yang juga berselingkuh dengan adik tirinya sendiri. Mereka sangat serasi bukan?

Akankah keduanya saling membuka hati dan saling menyembuhkan luka? Apakah Rindi merupakan calon ibu yang tepat untuk kedua jagoan kecil dari Mas Duda? Ikuti kisah keduanya yuk...


NB: Cerita ini murni hasil pemikiran Karita, tanpa plagiat karya orang lain. Mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh ataupun sedikit alur cerita, karena semua itu bukan unsur kesengajaan. Mulai hargai karya orang, yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karita Ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

'Ceklek'

Rindi membuka ruangan Rafa dengan perlahan, namun yang gadis cantik itu dapatkan adalah sebuah keheningan. Rindi belum menyadari kehadiran makhluk kecil di ruangan tersebut. Sedangkan Rafa, Davi dan Tika memperhatikan Rindi yang kembali dari toilet. Entah mengapa, Rafa tersenyum ketika melihat Rindi belum menyadari kehadiran putranya.

'Kita lihat, drama apa lagi yang akan diciptakan putraku ini' Ucap Rafa dalam hatinya dengan senyum geli. Sedangkan Rindi berjalan kembali menuju sofa yang tadi di tempati olehnya dengan menunduk. Ketika sampai di dekat sofa, Rindi menghentikan langkahnya.

"Ante..." Teriak Antariksa dengan senangnya.

'Deg'

Rindi menegang kala suara lucu Antariksa menyapu pendengarannya. Mata Rindi mengerjap dan mengerutkan keningnya. Ketika Rindi mendongak ke arah Rafa, matanya membulat dan wajahnya nampak berbinar kala melihat balita tampan itu.

"Anta? Itu kamu Nak?" Tanya Rindi dengan nada sumringahnya membuat Tika dan Davi mengerutkan keningnya bingung.

Antariksa memberontak ingin turun dari pangkuan ayahnya. Dengan sabar Rafa membantu putranya turun dari atas sofa. Perlahan, balita itu berjalan menuju Rindi dengan tangan yang memegang sofa untuk tumpuannya supaya tidak terjatuh.

Dengan sigap, Rindi membantu balita kecil itu yang nampak kesulitan berjalan ke arahnya. Setelah berada di dekatnya, Rindi menggendong Antariksa dalam keadaan masih berdiri. Rindi dan Antariksa mengeluarkan tawanya seakan lupa jika ada tiga orang lain di ruangan ini.

"Ya ampun Tante kangen banget sama Anta" Ucap Rindi dengan tawanya tak lupa, Rindi menyempatkan untuk mencium pipi gembul milik Antariksa. Rindi memeluk balita itu dengan erat, seakan tidak mau jika terlepas.

"Anta uga" Ucap Antariksa dengan girangnya. Tangan mungil itu memeluk erat leher Rindi dan mencium pipi milik Rindi berkali-kali. Rindi tertawa lepas karena mendapatkan kecupan dari balita mungil itu. Rindi sangat merindukan Antariksa, padahal baru kemarin mereka bersama.

Ketiga orang yang memperhatikan interaksi Rindi dan Antariksa hanya bisa melongo, terutama Rafa. Rafa merasa sangat terkejut dengan perilaku putranya terhadap Rindi yang sangat dekat. Ternyata ucapan dari Tiyas benar, bahwa Rindi memang sangat dekat dengan putra pertamanya.

Rindi mendudukkan dirinya di sofa dengan Antariksa yang berada di pangkuannya. Tangan Rindi mengelus rambut balita kecil itu dengan lembut.

"Raf, itu anak Lo kok udah kenal sama Rindi?" Tanya Davi dengan berbisik kepada Rafa. Rafa menjawab pertanyaan Davi dengan gelengan kepala dan menggedikan bahu acuh.

"Rindi? Lo kenal?" Tanya Tika dengan alis terangkat, matanya menatap ke arah Antariksa dengan menyelidik heran.

"Iya, ini Antariksa, yang kemarin datang ke rumahku" Jawab Rindi dengan tersenyum ke arah Antariksa yang kini sedang memeluknya erat.

"Jadi kau sudah mengenal putraku, Nona Rindi?" Suara dari Rafa menginterupsi pendengaran Rindi. Wanita yang sedang memangku balita menggemaskan itu menelan ludahnya susah. Rafa bertanya kepada Rindi dengan penuh penekanan.

Rindi terkejut bukan main saat mengetahui jika Rafa adalah ayah dari Antariksa. Yang berarti Rafa juga ayah dari Galaksi, Rindi sungguh tidak menyangka bahwa pemikirannya tadi merupakan sebuah kebenaran.

"I...iya Tuan, kemarin Antariksa datang ke rumah saya bersama Mama" Jawab Rindi dengan nada yang menyiratkan ketakutan sehingga membuat Antariksa mendongak. Entah mengapa tiba-tiba Rindi menjadi gugup. Rindi tak berani menatap ke arah Rafa yang kini sedang menatapnya tajam.

"Ante napa?" Tanya balita tersebut dengan tangan mungilnya yang menyentuh pipi Rindi. Rindi menunduk untuk melihat wajah tampan Antariksa dengan tersenyum paksa. Namun, sepertinya balita kecil itu mengetahui jika Rindi takut terhadap ayahnya. Tiba-tiba, tubuh mungil Antariksa berbalik ke arah ayahnya.

"Ayah, ndak boyeh akal" Ucap Antariksa dengan nada yang menggemaskan. Tak lupa jari telunjuknya menunjuk ke arah Rafa dengan mata memincing.

Keempat orang dewasa tersebut menahan tawa ketika melihat cara Antariksa memarahi ayahnya. Bukannya takut, Rafa malah merasa gemas terhadap putranya.

"Loh memangnya Ayah nakal? Kata siapa coba?" Tanya Rafa dengan menahan tawanya supaya tidak meledak. Tika dan Davi menjadi penonton setia dari keributan Rindi dan Rafa serta si mungil Antariksa.

"Ante akut nih" Jawab Antariksa dengan menunjuk wajah Rindi menggunakan wajahnya. Tika dan Davi tertawa bersama melihat bagaimana cara Antariksa berbicara yang masih belum jelas.

"Enggak sayang, Tante nggak takut kok" Ucap Rindi dengan senyumnya. Tak lupa tangan Rindi mengelus punggung balita itu yang sedang emosi. Antariksa menoleh ke arah Rindi setelah mendengar ucapannya barusan.

"Ndak boyeh bohong" Ucap Antariksa dengan menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri. Mulut dari Antariksa kini sedang berkomat-kamit tidak jelas mengucapkan apa dengan kepala yang menggeleng.

Sungguh menggemaskan marahnya versi Antariksa.

"Tante nggak bohong kok, lagian nggak boleh bohong kan? Nanti berdosa. Anta jangan marah-marah gitu, nggak sopan sayang. Jangan diulangi lagi ya Nak?" Nasihat Rindi dengan lembutnya supaya Antariksa tidak menangis. Balita kecil itu mengangguk seakan paham akan ucapan Rindi. Meskipun sudah mengangguk, wajah balita itu terlihat masih marah.

Rafa, Davi dan Tika terdiam mengamati cara Rindi menasihati Antariksa yang dengan lembutnya. Seketika sudut hati Rafa menghangat kala melihat interaksi Rindi dan putra pertamanya. Ketiganya kagum akan sosok Rindi yang memiliki sifat keibuan.

Selanjutnya, keempat orang dewasa tersebut melanjutkan pembicaraan mereka tentang pekerjaan. Rindi mencoba fokus ke arah pembicaraan meskipun kini ada Antariksa dalam pangkuannya. Antariksa yang merasa tidak dianggap keberadaannya mendengus kesal dengan lucunya.

"Apakah kita harus bekerjasama dengan perusahaan lagi? Jika memungkinkan bisa..." Ucapan dari Davi terpotong begitu saja karena suara melengking dari balita kecil yang sedang marah tersebut.

"Ante!..." Teriakan dari Antariksa tersebut merebut atensi semua orang yang berada di sana. Rindi yang terkejut mengelus dadanya dengan sabar, meskipun begitu wajahnya tetap tersenyum.

"Kenapa teriak sayang? Kan Tante disini lho. Ada apa Nak?" Tanya Rindi dengan mengelus pelan kepala Antariksa. Balita menggemaskan tersebut menatap ke arah Rindi dengan senyum lucunya seakan tak bersalah.

"Anta antuk nih" Jawab Antariksa dengan suara lucunya dan puppy eyes nya. Keempatnya melongo mendengar penuturan putra dari Rafa tersebut. Sedangkan Rafa hanya bisa mengembuskan napas kasar ketika mengetahui alasan putranya.

"Ya ampun Nak, kalau ngantuk bicara pelan-pelan. Tante sama Om nya jadi kaget kan? Sini gendong sama Ayah ya?" Ucap Rafa dengan sabar kepada putranya itu. Tangan kekar milik Rafa menjulur ke arah Antariksa berniat menggendongnya.

"Ndak, Anta malah ama Ayah" Penolakan dari Antariksa membuat Rafa dan yang lainnya merasa heran. Sedangkan Rindi menjadi tidak enak kepada Rafa entah karena apa.

"Loh kok marah Nak? Kan tadi sudah Tante bilang, nggak boleh marah sama orang tua. Anta mau jadi anak baik kan? Sekarang minta maaf sama Ayahnya" Ucap Rindi dengan lembut sembari mengelus pelan punggung Antariksa.

"Ayah aap ya" Ucap Antariksa dengan wajah yang menunduk tak berani melihat ke arah sang ayah. Sedangkan Rafa tersenyum hangat menatap ke arah putranya, Rafa mengakui jika Antariksa akan mudah menurut kepada Rindi.

"Nggak papa sayang. Lain kali nggak boleh diulangi lagi ya Nak?" Ucap Rafa dengan lembutnya, sedangkan di tangan Rafa kembali memegang i pad untuk melihat perkembangan proyek.

Antariksa berani menatap ke arah ayahnya setelah mendengar ucapan maaf dari ayahnya. Antariksa mengangguk antusias dengan senyum yang mengembang sempurna sehingga membuat matanya menyipit.

"Anta, katanya mau tidur, jadi nggak?" Tanya Tika kepada Antariksa membuat balita kecil itu mengangguk. Beberapa saat kemudian, balita kecil tersebut menguap sehingga membuat Rindi menutup mulut mungil Antariksa dengan tangannya.

"Sini Nak, bobok sama Ayah" Tawar Rafa dengan menepuk pelan pahanya. Namun Antariksa malah menggeleng dengan wajah yang sudah sayu menahan kantuk.

"Ante, bobok tini ya?" Tanya Antariksa dengan menunjuk ke arah badan Rindi. Rindi melihat wajah ngantuk dari Antariksa hanya mengangguk dan menyandarkan kepala Antariksa di dadanya.

Sementara Rafa, Davi dan Tika melanjutkan perbincangan. Rindi dengan telaten menidurkan balita kecil yang ada di pangkuannya. Tangan Rindi mengelus pelan kepala Antariksa dan menepuk pantatnya yang terbungkus pampers.

"Tika, bisa tolong ambilkan tisu basah didalam tas ku?" Pinta Rindi kepada Tika yang langsung dianggukki oleh Tika. Dengan cepat, Tika mengambilkan benda yang dimaksud oleh Rindi dan memberikannya kepada Rindi.

Dengan telaten Rindi mengusap kening dan sekitar wajah Antariksa yang berkeringat dengan tisu basah karena cuaca sedikit panas. Tak lupa, Rindi juga mengelap area leher dan tangan dari balita itu supaya tidak menimbulkan gatal.

Sesekali mulut Rindi membisikan kalimat penenang supaya Antariksa semakin lelap dalam tidurnya. Menepuk pelan bokong dan punggung Antariksa hingga terdengar dengkuran halus dari balita kecil itu. Semua perlakuan Rindi kepada Antariksa tak pernah luput dari pengelihatan Rafa.

"Cepat banget tidurnya" Ucap Davi yang dianggukki oleh Tika membuat Rindi menoleh ke arah keduanya. Rindi tersenyum samar dan ikut menyetujui ucapan dari Davi.

"Kau bisa merebahkan putraku di ruangan khusus milikku Nona" Perkataan dari Rafa membuat atensi ketiga orang tersebut mengarah padanya. Rindi yang mendengarnya lantas mengangguk.

Dengan perlahan, Rindi mencoba bangun dari sofa supaya tidur Antariksa tidak terusik. Setelah sepenuhnya berdiri, Rindi berjalan mengikuti Rafa menuju ke arah pintu yang berada di sudut ruangan.

'Ceklek'

Pertama kali yang Rindi lihat dari ruangan itu adalah, ranjang dengan sprei berwarna hitam berada di tengah ruangan. Di sampingnya terdapat nakas dengan sofa single berwarna putih.

Rafa dan Rindi melangkah mendekati ranjang dengan perlahan supaya tidak menimbulkan suara. Setelah berdiri di samping ranjang, Rafa berniat mengambil Antariksa untuk di rebahkan. Namun, balita kecil itu malah menggeliat, tangan mungilnya memeluk erat Rindi dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Rindi.

"Biar saya saja Tuan" Ucap Rindi sedikit canggung kepada Rafa. Rafa yang mendengarnya menyetujui saran dari wanita di sampingnya itu. Rafa memperhatikan Rindi tak jauh dari tempat Rindi berdiri.

Perlahan tapi pasti, Rindi menguraikan pelukan Antariksa dan menggendongnya pelan. Dengan hati-hati, Rindi merebahkan tubuh mungil Antariksa di atas kasur. Setelah terbaring, tangan Rindi masih menepuk pelan perut Antariksa dengan mulutnya yang masih berusaha menenangkan balita kecil itu.

Setelah dirasa tertidur pulas, Rindi memakaikan selimut kepada balita mungil itu hingga sebatas dada. Setelahnya, Rindi menyempatkan untuk mencium kening dan kedua pipi Antariksa.

"Tidur yang nyenyak ya Nak" Ucap Rindi dengan membelai lembut kening Antariksa. Semua kegiatan Rindi membuat Rafa tersentuh, hatinya kembali menghangat ketika menyaksikan secara langsung kedekatan Rindi dengan putranya.

Rindi berbalik badan dan terkejut mendapati keadaan Rafa yang berdiri dengan memasukkan kedua tangannya di saku celana. Rindi mengira jika Rafa sudah keluar dari ruangan tersebut.

Setelah menormalkan lagi detak jantungnya, Rindi mengikuti Rafa untuk keluar dari ruangan tersebut. Pintu penghubung antara kedua ruangan memang sengaja tidak ditutup oleh Rafa karena takut anaknya menangis.

Ketika sudah kembali berkumpul di ruangan Rafa, ponsel dari Rindi berdering menandakan ada panggilan yang masuk. Setelah mendapatkan ponselnya, Rindi mengangkat panggilan tersebut tanpa beranjak dari sofa.

"Assalamualaikum Zal. Ada apa?"~ Tanya Rindi to the point karena tidak enak meninggalkan perbincangan mereka.

"Waalaikumsalam Mbak, mau lapor perkembangan cabang cafe ke enam sudah hampir selesai"~ Ucap Rizal yang merupakan orang kepercayaan Rindi setiap kali membangun cabang baru.

"Syukurlah, semua lancar kan?"~ Tanya Rindi.

"Alhamdulillah lancar Mbak, perkiraan dua sampai tiga bulan lagi udah bisa di resmikan"~ Jawab Rizal.

"Oke, terus pantau perkembangannya dan jangan lupa lapor pada saya jika ada perlu"~ Peringat Rindi dengan tegasnya.

"Oke Mbak, saya tutup teleponnya ya, maaf saya menganggu waktunya. Assalamualaikum" ~ Pamit Rizal kepada Rindi.

"Waalaikumsalam, makasih Zal"~ Ucap Rindi dan akhirnya memutuskan panggilan.

Ketika memandang ke arah sofa, ketiga orang tadi sedang meminum kopi. Rindi mengkode Tika untuk segera pamit karena masih ada pekerjaan penting di butiknya.

Setelah dirasa pertemuan mereka selesai, Rindi berdiri dari duduknya setelah membereskan barang-barang miliknya. Tika ikut berdiri dari duduknya.

Rafa menatap Rindi yang hanya sebatas pundaknya, padahal wanita itu sudah mengenakan high heels. Badannya yang nampak mungil itu malah semakin membuat auranya terpancar.

"Em, bagaimana dengan Anta, Tuan?" Tanya Rindi kepada Rafa sehingga membuat Rindi harus mendongak.

"Jangan khawatirkan putraku, aku bisa menanganinya Nona" Balas Rafa dengan tegasnya sehingga membuat Rindi mengangguk.

"Senang berbisnis dengan Anda Tuan Rafa" Ucap Rindi seraya mengulurkan tangannya di hadapan Rafa. Rafa menerima uluran tangan yang lebih mungil dari dirinya.

Rindi juga berjabat tangan dengan Davi, sehingga diikuti juga oleh Tika. Keduanya pamit dari dalam ruangan itu dengan berjalan beriringan menuju lobi kantor milik keluarga Rafa. Tak jarang pula keduanya mendapatkan sapaan dari para pegawai kantor yang dilewatinya.

Memasuki mobil Alphard putihnya, dan melaju meninggalkan pelataran kantor yang besar itu dengan kecepatan rata-rata.

...*****...

Ditunggu kelanjutannya ya kak...

Giamana nih pertemuan mereka? Seneng nggak? Atau biasa aja? Jawab di kolom komentar yuk kak...

Terimakasih untuk pembaca yang masih stay di cerita pertama Karita dan Terimakasih untuk like serta komennya...

...Gracias...

1
Nurul Indarti
klo udah gk sanggup nerusin d end kan saja Thor...daripada d gantung ber bulan bulan gk lanjut lanjut
Yuli Yuli
bkin tgang we☺️☺️☺️
Yuli Yuli
jgn smpe bneran tu 😭😭😭
Jihan Putri
mending sama rindi sih si Laura gblok bgt itu anak lo sendiri malah nggak mau kasih asi ibu macam apa lo Laura
Jihan Putri
laki laki bnyk rin biarin Alvin sama si baru kali kaya Linda dan kebahagiaan akan menyertaimu rin
Jihan Putri
iya bener rin cowok kaya Alvin mah buang aja siapa tahu dapet berlian kan
Yuli Yuli
JD melo, Oma SM opa nenek SM kakek kok g ada
Yuli Yuli
sekalian tu Rajendra dgn titania dnikahkan brengan SM galaksi dn azura biar seru🌹🌹🥰🥰
Yuli Yuli
tu emg sifat aslinya kyak gt kn gala, apa LG uda ktmu SMA pujaannya ya kn gala🥰🥰🌹🌹
Yuli Yuli
👍👍🥰🥰💪💪💪
Yuli Yuli
knp Rajendra, ktnya mau mengajak titania kswatu tmpat kok g jd
Yuli Yuli
lgsg tancap gas aja Jen🤣🤣
Yuli Yuli
Titania anak cewek kok mknya byak bget, Uda pesen siome kok jg mei ayam🤣🤣
Yuli Yuli
pnya istri kok lupa si anta😅😅
Yuli Yuli
galaksi Uda mulai usil tu kyaknya
Yuli Yuli
tu Jendra Uda gandeng" titania Uda ada tanda" nii🥰🥰
Yuli Yuli
jgn" Jendra suka tu SM titania
Yuli Yuli
lnjt
Yuli Yuli
ya Allah antariksa bkin panik yg baca aja dikira knp" 🥰🥰 lgsg nglamar aja anta lgsg tancap gas
Yuli Yuli
Abang knpa niii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!