NovelToon NovelToon
Sepupuku Suamiku.

Sepupuku Suamiku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:56.9k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Kepergok berduaan di dalam mobil di daerah yang jauh dari pemukiman warga membuat Zaliva Andira dan Mahardika yang merupakan saudara sepupu terpaksa harus menikah akibat desakan warga kampung yang merasa keduanya telah melakukan tindakan tak senonoh dikampung mereka.

Akankah pernikahan Za dan Dika bertahan atau justru berakhir, mengingat selama ini Za selalu berpikir Mahardika buaya darat yang memiliki banyak kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27.

Keesokan paginya.

Za nampak tak bersemangat seperti biasanya.

"Apa Non Za sedang kurang enak badan?." Tanya mang Dodo yang melihat gurat tak bersemangat di wajah Za, melalui pantulan kaca spion didepannya.

"Hati aku yang lagi kurang enak mang." balas Za sambil menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi mobil.

Mang Dodo tersenyum mendengar jawaban Zaliva.

"Non Zaliva kangen ya sama den Dika?." tanya mang Dodo dengan nada menggoda.

"Enggak kok mang, biasa saja." tentu saja jawaban tersebut sebuah dusta karena kenyataannya tidak seperti itu.

"Begitu ya....Mamang pikir Non Za kangen sama den Dika, ternyata enggak ya." Tutur mang Dodo, masih sambil melirik Za dari pantulan kaca spion di depannya. Pria paruh baya tersebut mengulum senyum melihat ekspresi Za yang tak sesuai dengan pengakuan wanita itu.

"Kalau non Za nggak kangen sama den Dika, berarti nggak masalah den Dika berlama-lama di sana."

"Nggak bisa gitu dong, mang!." sambar Zaliva yang tak terima jika Mahardika berlama-lama meninggalkan dirinya.

Mang Dodo langsung melebarkan senyum mendengar ocehan serta melihat gurat keberatan di wajah Zaliva.

*

Tidak terasa sudah empat hari Zaliva diantar jemput oleh mang Dodo dan itu artinya sudah empat hari pula Mahardika tak berada di sisinya.

"Dokter Za kenapa, Kok makanan nggak di makan, hanya di aduk-aduk doang?." Tanya Hilda ketika mereka sedang makan siang di kantin.

"Nggak papa, aku hanya nggak lapar saja." jawab Za.

Hilda jadi bingung, bagaimana mungkin Zaliva tidak merasa lapar sementara dirinya sendiri bukan hanya lapar lagi, tapi sudah sangat kelaparan. Mungkin jika meja kantin bisa di makan, di makan sekalian sama Hilda saking laparnya. Bagaimana tidak sampai kelaparan jika hari ini pasien di IGD lumayan banyak sementara dokter yang bertugas hanya tiga orang, sementara yang lainnya ada yang minta izin karena anaknya lagi sakit, dan ada pula yang sedang mengisi acara seminar di salah satu kampus kedokteran. Sehingga, mau tak mau Za dan Hilda harus bergantian dengan dua orang rekannya yang lain, untuk sekedar mengisi perut.

Tidak ingin sampai perutnya sakit, Za pun menyuap beberapa sendok makanan ke dalam mulutnya meski tak berselera.

Setelah selesai makan, Za dan Hilda kembali ke ruangan untuk kembali bekerja. Tiba pukul empat sore jam dinas mereka pun selesai, digantikan oleh rekan lainnya.

Setelah ganti sif, Za pun pamit pulang. Baru saja beberapa langkah meninggalkan gedung rumah sakit, Za melihat keberadaan Mahardika berdiri dengan posisi kedua tangannya di dalam saku celananya, pria itu bersandar pada pintu mobilnya.

"Mas Dika...." Entah sadar atau tidak, Za langsung berlari ke arah Mahardika, dan Mahardika yang menyadari hal itu langsung merentangkan kedua tangannya menyambut Za yang menghambur ke pelukannya.

Setelah puas melepas rindu dengan memeluk tubuh suaminya, Za pun mengurai pelukannya, menengadahkan kepalanya menatap wajah Mahardika.

"Mas kenapa nggak memberi kabar kalau akan kembali ke tanah air hari ini?."

"Kalau mengabari, bukan surprise dong namanya." balas Mahardika seraya mengelus Surai panjang Zaliva.

Setelahnya, Mahardika pun membukakan pintu mobil untuk Zaliva, lalu berjalan mengitari mobil kemudian duduk dibalik kemudi. Tak ingin membuang waktu, Mahardika segera menghidupkan mesin mobilnya hingga kereta besi tersebut mulai melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan area depan gerbang rumah sakit.

"Kita mau ngapain di sini, mas?." Tanya Za dengan wajah bingung saat Mahardika malah mampir ke sebuah hotel, bukannya pulang ke rumah.

"Melepas rindu." jawab Mahardika sembari mengembangkan senyum diwajahnya dan itu berhasil membuat wajah Za berubah merona.

"Memangnya kamu nggak rindu sama mas, hm?." Mahardika mengelus pipi lembut Za dengan punggung tangannya.

"Rindu lah, masa enggak." sebenarnya Za malu mengakui kerinduannya tapi mau bagaimana lagi, daripada Mahardika berpikir ia tidak merindukannya, lebih baik mengaku saja.

Pasangan suami-isteri tersebut lantas turun dari mobil dan berjalan berdampingan memasuki pintu utama hotel. Tak lupa sebelum turun dari mobil tadi, Mahardika membawa serta sebuah paper bag yang yang berisikan oleh-oleh untuk sang istri.

Setelah cek in mereka pun bergerak menuju ke salah satu kamar di hotel tersebut.

Di sore menjelang petang hari itu, Mahardika dan Za melepas kerinduan dihati dengan mengarungi lautan cinta hingga langit telah berubah gelap pun tak lagi disadari oleh keduanya.

"Astaga... sekarang sudah pukul sembilan malam, mas." Za nampak terkesiap ketika melihat jarum jam yang menggantung pada dinding kamar hotel. Ya, usai melewati percin-taan panas yang cukup menguras tenaga Za pun terlelap dan baru terjaga pada pukul sembilan malam.

"Memangnya kenapa kalau sudah pukul sembilan?." Dengan santainya Mahardika bertanya sembari memberikan gi-gitan kecil di pundak mulus Zaliva. Za melepaskan pelukan Mahardika pada pinggang rampingnya, dan berbalik badan menghadap pada pria itu.

"Kamu gimana sih mas, mamah dan papah pasti lagi nyariin aku sekarang." Za berpikir mertuanya belum mengetahui kepulangan Mahardika, dengan begitu saat ini mertuanya pasti sedang menunggu kepulangannya dari tempatnya bekerja.

"Jangan cemaskan hal itu, mas sudah memberitahu mamah dan papah kalau kita mampir ke hotel."

"Tunggu....! Mas bilang kita mampir ke hotel pada mamah dan papah?." sambar Za dengan wajah memerah karena malu.

Mahardika langsung mengangguk membenarkan.

"Kamu tidak perlu malu, lagian mama dan papa juga pernah muda. Mereka pasti mengerti kalau anak dan menantu mereka sedang melepas rindu, sayang." tanpa beban Mahardika berkata, sedangkan wajah Za terlihat semakin merah merona. Jika sudah begini, bisa dipastikan mertuanya tahu jika mereka sengaja mampir ke hotel untuk......argh....Za seperti tak sanggup menuntaskan kalimat yang terlintas dibenak dan pikirannya, saking malunya. Wanita itu bahkan sampai menyembunyikan wajahnya dibalik selimut.

Mahardika meraih ponselnya dari atas nakas samping tempat tidur kemudian mengirim pesan pada asisten Bimo, meminta pada asisten pribadinya itu untuk membelikan pakaian baru untuk istrinya. Kalau untuk pakaian dalam, tentunya tidak perlu sebab sewaktu diluar negeri, ia menyempatkan diri untuk membeli pakaian dalam dengan kwalitas terbaik sebagai oleh-oleh untuk sang istri tercintanya.

"Mandilah, mas sudah meminta Bimo membawakan pakaian ganti untukmu, pakaian yang itu jangan di pakai lagi!." kata Mahardika seraya menuding pakaian Za yang sudah teronggok tak beraturan dilantai akibat perbuatannya.

"Baik, mas." Za lantas turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi hotel.

*

Di salah satu pusat perbelanjaan ternama dikota itu, Hilda sedang melihat-lihat pakaian yang berjejer rapi di hanger salah satu toko pakaian di gedung pusat perbelanjaan tersebut.

"Kayaknya yang itu cantik deh." Hilda maju beberapa langkah, hendak meraih baju yang menurutnya cantik dan pas untuknya tersebut, namun secara bersamaan ada sebuah tangan besar yang juga meraih kemeja berbahan satin tersebut hingga Hilda hanya kebagian anginnya saja sementara baju tersebut sudah berpindah tangan pada pria itu.

1
Dinarra
ku tunggu up selanjutnya kaka author❤️
Choirul Anam
wah pasti asisten Bimo bisa di persatukan nih sama si bimo
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
tiko ato bimo ini
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@: gpp othor
Selvia: sudah direvisi syg, sorry ya.....
total 2 replies
Ariany Sudjana
ternyata masa kecil dokter Yuli dan adiknya sedih juga, tapi bisa sukses. semoga dokter Yuli yang jadi ibu sambung Zaki
secret
ayoo zaki comblangin papamu sm dokter yuli 😁 Zaa ngaku aja klo kangen mahh jgn gengsi 🤭
Lusi Hariyani
gengsi d gede in za d kerjain papa okta kan...wah dokter yuli otw dpt mas duda nich...
Dinarra
masi gengsi aja si za😄
Syarifah
Terimakasih 🙏 up nya mbk Thor,semoga sehat dan sukses dalam berkarya.semangaat💪💪💪
Jesillas Gillna
🙂
irma hidayat
moga pulang dari singapur bulan madu meski dirmh za dika dan hasilnya diberi momongan
irma hidayat
yang sabar za tahan rindunya dan saat suamimu datang rangkullah suamimu dgn sepenuh hati
Felycia R. Fernandez
masih aja gengsi se gede gunung ya Za 😆😆😆😆
bener nih kata papa Okta,baru juga ditinggal sebentar udah sedih...
gimana nanti jika pisah beneran...
Felycia R. Fernandez
kayaknya iya nih dokter Yuli jadi ipar nya Zaliva 😆
Anonymous
Zalifa sudah jatuh cinta
secret
smg dokter yuli bkl jd ibu sambung zaki
Desmeri epy Epy
dobel up dong Thor
Felycia R. Fernandez
makasih kk Thor Selvi 🙏
secret
smg segera keluar dehh 3 kata ajaib dri kalian, biar mkin plong jalanin hubungannyaa
irma hidayat
jangan sampai disingapor ada pelakor thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!