Setelah 3 tahun berpisah, takdir kembali mempertemukan Rexi dengan cinta pertamanya, Rania, yang kini tengah dilanda ujian dalam prahara rumah tangganya bersama sang suami, Raffael Senzio.
Dari pertemuan itu, Rexi mulai menyelidiki kehidupan Rania, wanita yang masih bertahta kuat di dalam hatinya. Melihat ada kesempatan, akhirnya Rexi memutuskan untuk merebut kembali cinta pertamanya.
Sementara di sisi lain, ada Raffael yang berusaha keras memperbaiki hubungannya bersama Rania dan mempertahankan keutuhan rumah tangga mereka.
Akankah cinta pertama mendapatkan kesempatan kedua? atau Rania akan memberikan kesempatan itu pada suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Bertemu Opa Jon.
Selain meminta bantuan untuk membatalkan akta cerainya dengan Rania, Raffael juga melakukan usaha lain untuk memperbaiki hubungannya bersama sang istri atau lebih tepatnya mantan istrinya itu dengan cara terus menghubungi Rania.
Raffael menatap layar ponselnya dengan mata yang gelap. Dari tadi ia berulang kali menekan tombol panggil, berharap Rania akan mengangkatnya, tapi nada sibuk yang terus saja terdengar. Raffael pun mencoba mengirimkan pesan singkat, tapi pesan itu hanya terbaca, tanpa balasan. Raffael semakin kesal dan mulai merasa panik, tampaknya Rania benar-benar telah melupakannya.
Raffael bangkit dari tempat duduknya, tangannya mengepal erat saat membayangkan bahwa saat ini istrinya itu pasti tengah menghabiskan waktu bersama Rexi.
"Sialan!" umpat Raffael frustasi. "Aku harus melakukan sesuatu."
Raffael mulai berpikir dengan mata yang menyipit. Otaknya bekerja keras mencari cara bagaimana ia bisa mendapatkan perhatian Rania kembali, membuatnya kembali menjadi miliknya. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Rania begitu mudahnya meninggalkannya seperti ini.
Raffael berjalan mondar-mandir di dalam ruangan, pikirannya dipenuhi dengan berbagai rencana. Tapi tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya. Senyum dingin terukir di wajahnya saat ia menyadari apa yang seharusnya ia lakukan.
"Kita lihat apakah kau masih akan mengabaikanku, Sayang?" bisiknya pada diri sendiri, mata yang semula kosong kini menyala dengan tekad yang membara.
Raffael segera menyambar kunci mobilnya. Pria itu beranjak pergi menuju suatu tempat yang diyakini akan bisa membuat ia bertemu dengan Rania, bahkan bisa membuat istrinya itu kembali menjadi wanita penurut untuknya. Setelah ini, Rania pasti tidak akan bisa menghindarinya lagi. Raffael begitu yakin dengan rencananya.
*
*
*
Pagi harinya, Hena ternyata benar-benar mengajak putrinya itu untuk melakukan pemeriksaan secara langsung ke rumah sakit. Rania tampak enggan, tapi karena tidak ingin memberikan beban pikiran pada mommynya yang terlihat bersedih dengan nasibnya, akhirnya Rania mau melakukan pengecekkan.
"Mommy berharap hasilnya nanti negatif, Sayang. Tapi, kalau positif juga tidak apa-apa. Jangan bersedih, ada Mommy dan Daddy." Hena berkata seraya mengusap punggung putrinya demi memberi kekuatan kepada Rania.
Rania menanggapinya dengan tersenyum tipis, ia bingung ingin berkata apa. Namun, sesekali tangannya menyentuh ujung pakaiannya karena perkataan mommynya itu cukup membuatnya merasa tidak nyaman.
Saat Hena dan Rania ingin masuk ke dalam mobil, niat mereka terhenti karena melihat kedatangan Rexi di antalia.
Keluar dari mobilnya, Rexi langsung menghampiri Rania dan bertanya, "Kau ingin pergi dengan Mommy, Sayang? Mau ke mana?"
Rania mendengus dengan panggilan Rexi padanya. Pria itu benar-benar tidak bisa berubah. Apalagi ini di depan mommynya. Hena sampai dibuat mengulum senyum mendengar sikap romantis itu. Yang semakin membuat Rania tidak nyaman dan malu.
"Kami ingin pergi ke rumah sakit, Rexi." Hena yang menjawab dan membuat Rania seketika melotot. "Rania perlu melakukan pemeriksaan untuk..." Ucapan Hena langsung terhenti saat Rania memotong perkataan ibunya itu.
"Bukan ke rumah sakit. Aku dan Mommy ingin mengunjungi Opa," ujar Rania cepat dan ia sedikit melebarkan mata kepada ibunya.
Melihat kode itu, Hena pikir, Rania malu terhadap Rexi sehingga ia pun mengikuti alur yang putrinya inginkan.
"Kebetulan sekali, kalau begitu aku ikut kalian saja, Sayang," putus Rexi seenak jidatnya yang semakin membuat Rania terkejut. "Jadi aku tidak perlu pergi dengan ditemani Rakha si kutub utara," tambah Rexi menyebut calon kakak iparnya dengan sesuka hati.
Rania merasa terkejut saat mendengar niat Rexi. Ia sengaja mengatakan ingin mengunjungi Opa Jon agar Rexi tidak membuntutinya ke rumah sakit. Tapi sepertinya rencananya tidak akan berhasil. Ternyata Rexi memang sedang ingin menemui Opa Jon, tapi sebelum itu ia datang ke antalia lebih dulu demi bisa menjemput Rakha yang akan menemaninya pergi ke sana. Rexi ingin melakukan pembicaraan serius dengan kakek Rania itu.
Hena memperhatikan pertukaran pandang antara Rania dan Rexi, lalu berkata selembut mungkin nyaris berbisik, "Sayang, sebaiknya kau melakukan pemeriksaan dulu, baru setelah itu menjenguk kakekmu. Rexi bisa menemanimu."
Rania reflek langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak usah, Mom. Aku ingin pergi ke rumah Opa sekarang." Rania lebih memilih mengunjungi Opa Jon bersama Rexi daripada melakukan pemeriksaan ke rumah sakit yang jelas-jelas tidak akan ada hasilnya, apalagi bersama Rexi yang menemaninya. Rania tidak bisa membayangkan hal itu
Namun, Rania sama sekali tidak menyangka bahwa keputusannya ternyata membawa ia bertemu dengan orang yang tidak terduga di kediaman sang kakek.