- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 terpancing dan gangguan
0o0__0o0
Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya mobil yang di Kendari Rico berhenti di pinggir jalan sepi. Dia sungguh merasa panas dingin.
Lora sedari tadi duduk di pangkuan-nya dan tidak mau turun. Pusaka'nya rasanya sangat membengkak di balik boxer mahalnya.
Rico menarik turun Dasinya sampai Longgar, dia membuka dua kancing kemeja putihnya. Dengan lengan yang di gulung ke atas.
Jas kebesaran'nya sudah Rico lempar ke belakang, keringat dingin membasahi pelipisnya. Bahakan dinginnya AC mobil tidak mampu melawan rasa panas di tubuhnya.
Gleg..!
Lora menelan ludahnya kasar, Pemandangan yang ada di depan matanya sungguh sangat menggoda jiwa polosnya.
Aura pria matang memang sangat menggoda di mata gadis muda seperti Lora. Rico nampak berkali-kali lipat lebih tampan saat dalam kondisi bergairah.
"Papa..." panggil Lora lembut, dengan tangan mengusap keringat di pelipis Rico.
Rico duduk bersandar sambil memegang erat pinggang Lora. Tatapan Rico begitu dalam menatap mata Lora. Hingga akhirnya Lora tenggelam di dalam-nya.
"Papa...Kiss Me " sampai akhirnya kata yang Rico tunggu-tunggu keluar dari bibir Lora.
Rico mengusap lembut bibir kenyal merah alami milik Lora, dengan tatapan tidak beralih menatap kedua bola mata jernihnya.
"Kamu yakin dengan apa yang kamu minta Hem?'' Tanya'nya memastikan, Namun lebih ke menarik ulur perasaan Lora.
Lora mengangguk singkat, walau sebenarnya dia ragu-ragu. Namun perasaan gejolak dalam dirinya tidak bisa Lora tahan Lagi.
"Kiss Me Now Papa" Ucapan'nya lagi dengan nada tidak sabar. Lora terdengar mendesak Papa'nya untuk melakukan perintahnya.
Rico menarik turun tangan yang sedari tadi mengusap lembut bibir Lora. Rico tersenyum lembut "Tidak Sayang, Papa tidak mau nanti kamu menyesali perbuatan Mu ini" Ucapan'nya lembut namun terdengar tegas.
Wajah Lora merah dengan tatapan yang semakin sayu. Di tambah lagi dia bisa merasakan benda keras menusuk area intim tubuhnya.
Lora jadi teringat Junior milik Mike yang pernah memasuki miliknya, walaupun hanya kepala'nya saja. Dan itu membuat Lora semakin ingin merasakan sentuhan yang lebih dalam lagi.
"Lora tidak akan menyesal, Promise Papa" Ucapan'nya pada akhirnya setelah beberapa detik tenggelam dalam bayangan kotor.
Rico tersenyum lembut, di mendekatkan kepalanya kesamping telinga Lora "Bahkan jika Papa ingin lebih, kamu tidak akan keberatan kan, Sayang" Bisiknya sensual.
Lora memejamkan matanya, nafas Rico terasa menggelitik perutnya. Libido Lora semakin meningkat mendengar bisikan sensual dari Papa'nya.
Lora bergerak semakin gelisah di atas pangkuan Rico, dia memeluk erat leher Papa'nya sampai bibir Rico menyentuh lehernya.
"I want You Papa" Ucapan'nya lirih namun terdengar tegas tidak ingin di tolak.
"Rico menyeringai puas "kamu sudah mulai terperangkap Lora sayang dan Papa akan semakin menjeratmu dengan kenikmatan. Sampai kamu ingin terus dan terus merasakan-nya" ungkapnya membatin.
"Baiklah, hentikan Papa jika kamu merasa keberatan" Bisiknya kembali. Lalu langsung menekan tengkuk Lora dan melumat lembut bibirnya.
Mmpt...!
Ciuman lembut Rico berhasil menarik Lora tenggelam ke dalam'nya. Lora pun membalas ciuman Rico tak beraturan.
Ciuman Lora terlalu menggebu dan kaku, namun Rico tetap membiarkan Lora melampiaskan hasratnya lewat ciuman itu.
Rico menarik turun tangan kanan Lora, lalu dia letakkan di atas gundukan-nya yang sudah sangat membengkak sedari tadi.
Rico terus melumat bibir Lora, semakin intens dan semakin dalam. Dengan tangan Lora yang mengelus gundukan-nya di bawah sana.
5 menit kemudian Rico menarik mundur kepalanya dengan kening yang saling menyatu. Nafas Lora memburu naik turun.
Tatapan kedua'nya bertubrukan, Rico jelas bisa melihat kabut gairah di balik kedua bola mata jernihnya. Kini bibir bengkak Lora menjadi pusat perhatian-nya.
"Sangat Menggoda" Ucapan'nya dengan suara sensual tepat di depan bibir Lora.
Seketika wajah Lora menjadi merah, hatinya bergerak dengan perasaan yang sulit di jelaskan. Lora menatap mata Papa Tirinya dengan malu-malu.
Cup..!
Rico mengecup singkat bibir bengkak Lora yang sedari tadi memanggil minta di sentuh "Masih mau Lanjut Sayang ?" tanya'nya dengan suara serak.
Lora mengangguk cepat dan di balas senyuman lembut oleh Rico. "Keluarkan dulu Pusaka Papa, Rasanya sungguh sangat sesak di bawah sana, Sayang" Ucapan'nya lebih ke perintah.
Tanpa sepatah kata Lora langsung membuka gesper Papa'nya dan menarik turun dengan cepat resleting celananya.
Lora memasukkan tangan kecilnya ke dalam Boxer'nya lalu menarik keluar Pusaka'nya. Lora menatap wajah Rico yang terpejam sambil bersandar dengan nafas naik turun.
"Hot Daddy" Kata Lora dengan Polos.
Tangan Lora mulai bergerak pelan, mengurut Pusaka Rico dengan pelan tapi pasti. Lora sudah mulai mahir dalam hal kocok mengocok.
Ajaran pertama yang Rico ajarkan melekat paten di otak cerdas Lora. Lora termasuk gadis yang pintar apalagi dalam hal mengingat.
Mendengar panggilan itu, Rico langsung membuka kedua matanya. Pancaran api gairah terlihat jelas dan tidak bisa dia sembunyikan lagi.
"Panggil lagi dengan sebutan Itu Sayang" Desaknya tidak sabar. Entah kenapa dada Rico berdesir hangat mendengar'nya.
Dia menatap mata Lora dengan tatapan dalam "Sebagai gantian Papa akan buat kamu terbang ke awan" Sambung'nya lagi. Setiap ucapannya jelas Rico yang akan mendapatkan keuntungan lebih.
Lora memajukan wajah'nya sampai hidung kedua'nya bertubrukan. "Daddy, Lora mau di buat terbang ke awan" Ucapan'nya dengan suara lembut dan tatapan menggoda.
Tatapan Rico kini berubah menggelap "Julurkan lidah mu Baby'' Perintahnya tegas.
Lora langsung menjulurkan lidahnya keluar sampai panjang, tanpa sepatah kata. Seolah dia sudah tidak sabar menantikan sesuatu yang bisa membuatnya terbang ke awan.
tanpa menunggu lama Rico langsung menghisap lidah Lora dengan cepat. Hisapan itu semakin lama semakin kuat dan semakin dalam.
Enggh...!
Lora melenguh Liri, dengan tangan semakin cepat mengocok Pusaka'nya yanga semakin membesar di dalam genggaman tangan kecilnya.
Rico bisa merasakan rasa telur gulung yang tertinggal di lidah Lora dengan sedikit rasa pedas. Kina di dalam Mobil itu hanya terdengar suara decapan Lidah dan Lenguhan lirih namun terdengar sangat merdu di telinga Rico.
Setelah beberapa menit Rico menarik mundur kepalanya dengan tiba-tiba, hingga hisapan'nya terputus.
Rico menatap mata Lora dan Lora juga membalas tatapannya. Rico bisa melihat tatapan tidak rela bercampur dengan tatapan Sayu yang terpancar di kedua bola mata jerni milik Lora.
"Daddy...'' Panggil Lora seakan tidak Terima tiba-tiba hisapan'nya di akhiri. Lora memberi tatapan protes kepada Papa Tirinya.
Rico terkekeh kecil "Kenapa Hem ?" Tanyanya menggoda. Yang hanya dapat balasan cebikan bibir yang di berakhir mengerucut.
Lora membalas meremas kuat Pusaka'nya, seakan ingin Membuat-nya meletus, dengan tatapan seolah-olah mengancam.
Rico hanya tersenyum tipis "Gantian Baby, sekarang hisap Lidah milik Daddy" Ucapan'nya. Lalu Rico menjulurkan lidahnya keluar sampai menyentuh bibir bengkak Lora.
Seketika Lora tersenyum cerah, seakan mendapatkan jackpot. Dia langsung melahap lidah Papa Tirinya dan menghisapnya dengan kuat-kuat. Sama seperti Rico menghisap lidahnya.
Lora begitu mahir menghisap, Bahkan sampai ke dalam. Lora melahap Lidah milik Rico dengan rakus, seolah tidak ada hari esok.
Tangan Lora di bawah sana bergerak semakin cepat, Lora bisa merasakan pusaka milik Rico membengkak dan bergerak-gerak kecil dalam genggaman tangan'nya.
Aaaah...!
Rico mendesah Lirih, dia bisa merasakan hangatnya mulut Lora. Di tambah di bawah sana tangan Lora tidak berhenti gerak naik-turun dengan cepat.
Rico menarik ke atas rok pendek Lora yang tersigap, sampai sebatas perutnya. Sampai menampilkan paha putih mulusnya.
Seakan di kejar oleh waktu, tangan kekar Rico bergerak meremas bokong sintal'nya dengan remasan kuat, namun tidak sampai menyakitkan Lora.
Hingga tiba-tiba terdengar suara robekan yang cukup keras.
Krak..! Krak..!
Rico merobek Celana segitiga berenda miliknya dengan dua kali tarikan kuat. Rico menarik lepas CD-nya lalu membuang-nya asal.
"Sial..Umpat Rico dalam hati. "Rasanya aku sangat ingin memasukinya saat ini juga, Tapi tidak mungkin aku melakukan di dalam mobil" sambung'nya frustasi.
0o0__0o0
Tanpa mereka sadari, di belakang sana ada satu mobil mobil Jeep Hitam pekat yang sedari 30 menit lalu memantau'nya.
Dia tetap duduk tenang di dalam mobilnya dengan jari telunjuk mengetuk-ngetuk setir mobilnya. Mata tajamnya sedari tidak lepas menatap mobil yang sedikit terguncang di depan sana.
"Waktu kalian sudah cukup untuk bermain-main" Ucapan'nya sambil melirik jam tangan mahalnya.
Dia menyeringai dengan wajah datar'nya. Matanya kini berubah dingin menatap ke arah depan. Dia menghidupkan mobilnya, Lalu langsung menginjak dalam pedal gasnya.
Brum..! Brum..! Brum..!
Mobil itu melaju cepat ke arah 2 meter dari jarak mobil yang terparkir di depan. Seringai tetap menghias bibirnya dengan kaki yang menginjak pedal gasnya semakin dalam.
Mobil itu semakin melaju 3x Lebih cepat, Sampai akhirnya....''
BRAK..!
Mobil Jeep itu menabrak mobil milik Rico sampai mobil'nya bergerak maju dan menabrak pohon yang ada di samping jalan.
BRAK...!
Si penabrak tetap menyeringai dengan tatapan dinginnya. Dia merasa puas karena telah berhasil meng-ganggu kesenangan Orang lain.
"Salam perkenalan untukmu" Katanya datar namun mengandung maksud tersembunyi. Tanpa ada niatan menolong bahkan penyesalan, dia langsung membawa mobilnya pergi dari sana.
0o0__0op