NovelToon NovelToon
Suami Suka Selingkuh (S3)

Suami Suka Selingkuh (S3)

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Balas Dendam / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: mommy JF

"Aku istrimu, Aditya! Bukan dia!" Aurelia menatap suaminya yang berdiri di ambang pintu, tangan masih menggenggam jemari Karina. Hatinya robek. Lima tahun pernikahan dihancurkan dalam sekejap.

Aditya mendesah. "Aku mencintainya, Aurel. Kau harus mengerti."

Mengerti? Bagaimana mungkin? Rumah tangga yang ia bangun dengan cinta kini menjadi puing. Karina tersenyum menang, seolah Aurelia hanya bayang-bayang masa lalu.

Tapi Aurelia bukan wanita lemah. Jika Aditya pikir ia akan meratap dan menerima, ia salah besar. Pengkhianatan ini harus dibayar—dengan cara yang tak akan pernah mereka duga.

Jangan lupa like, komentar, subscribe ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Karina Menjemput Aditya

"Raka, kami butuh perimeter aman radius lima puluh meter! Sekarang!" seru Reyhan lantang sambil menunjuk area sekitar gudang yang mulai dipadati tim penjinak bom. Angin pagi yang semestinya membawa ketenangan justru membawa aroma logam dan keringat ketegangan.

"Copy that! Tim dua, lindungi sisi barat! Tim satu, amankan sisi utara!" Raka cepat mengatur bala bantuan yang baru datang, terdiri dari satuan khusus yang dipanggil langsung oleh Reyhan.

Dari monitor kecil yang ditenteng Reyhan, tampak tiga titik merah menyala. "Tiga bom aktif. Dua sudah dikonfirmasi berada di area utama, satu masih belum teridentifikasi pasti."

"Sial... siapa yang bisa melakukan ini?" gumam Raka dengan rahang mengeras. Reyhan tak menjawab. Matanya tajam menatap layar sambil mengamati setiap pergerakan tim penjinak.

********

Sementara itu, di tempat karantina Aditya, suasana tak kalah tegang. Aditya duduk di lantai ruangan sempit dengan tubuh lemas, rambut berantakan, dan mata merah karena tak tidur selama dua hari.

Pintu terbuka perlahan. Suara langkah kaki terdengar pelan, lalu semakin jelas.

"Aditya," suara itu lirih, namun cukup untuk membuatnya mendongak.

Matanya melebar. "Karina...?"

Wanita itu berdiri di ambang pintu, mengenakan mantel panjang berwarna abu dan syal merah marun. Sepasang sepatu hitam menutupi kakinya yang kini diperkuat kaki buatan. Tak tampak sedikit pun kelemahan dalam langkahnya. Ia tampak berbeda—lebih tenang, lebih matang, lebih dingin.

"Bagaimana kau bisa...?"

"Pergi diam-diam saat pengawasan anak buah ayahmu lengah. Ada yang membantuku ke luar negeri, dan aku kembali," jawab Karina, matanya mengarah ke Aditya namun tak menatap dalam. "Aku tahu kamu butuh aku."

Aditya berdiri terbata. "Kau... bukan kamu yang..."

"Aku kembali karena cinta dan balas dendam. Tapi karena aku tahu kau lebih akan dihancurkan kalau tidak ada yang menarikmu dari kehancuran itu."

Aditya menatap wanita yang pernah ia abaikan, namun sekarang datang seperti bayangan dari masa lalu yang membawa sesuatu yang tak terdefinisi: pertolongan atau justru kehancuran baru atas nama cinta?

*************

Di tempat lain, Aurelia duduk di ruang kerja yang kini menjadi miliknya di rumah mendiang mertuanya. Komputer di depannya menampilkan siaran langsung dari drone milik Reyhan yang terbang mengelilingi lokasi.

"Tolong jangan ada korban... jangan sampai ini menghancurkan lebih banyak orang," bisiknya pelan.

Layar menunjukkan satu tim sedang menonaktifkan bom di dinding belakang, sementara dua lainnya mengevakuasi warga yang tinggal di sekitar. Aurelia menahan napas.

"Titik ketiga ditemukan!" teriak seorang petugas dari siaran.

"Lokasi?!" tanya Reyhan cepat.

"Sistem kelistrikan bawah tanah. Jika meledak, bisa lumpuhkan seluruh sistem kota untuk radius dua kilometer."

Reyhan menyumpah pelan. "Berikan saya headset langsung ke penjinak. Saya akan arahkan."

***********

Karina memegang tangan Aditya. "Kita pergi sekarang. Sebelum mereka tahu aku ada di sini."

"Aku tidak bisa! Aku harus tahu apa yang sedang terjadi di luar sana."

"Aditya! Mereka tidak akan memberimu kesempatan lagi kalau tahu kau masih keras kepala!"

Aditya menarik tangannya. "Dan kau pikir aku akan lari seperti pengecut?"

Karina mengatupkan bibirnya, lalu membuka tas kecil yang ia bawa. Ia menyerahkan ponsel pada Aditya, memutar rekaman video.

"Lihat sendiri. Reyhan dan Raka sedang menyelamatkan semua dari bom yang bisa kau picu karena keras kepalamu."

Aditya menyaksikan sendiri detik-detik penjinakan bom, wajahnya semakin tegang.

"Mereka tidak main-main... siapa yang bisa melakukan ini..." katanya perlahan.

Karina menatapnya. "Itulah mengapa kamu harus memilih: tetap menjadi pusat kehancuran atau ikut menebusnya. Membalas dendam dan ambil yang seharusnya milikmu, Aditya."

********

Sementara itu, Aurelia kembali menerima pesan. Kali ini dari Reyhan.

"Aman untuk saat ini. Tapi ini belum berakhir."

Aurelia membalas: "Apa maksudmu?"

Reyhan tak langsung membalas. Namun saat layar kembali menunjukkan footage lokasi, terlihat sesuatu yang aneh: seseorang dengan jaket hitam dan topi melarikan diri ke arah selatan.

"Target melarikan diri! Tim kejar!" suara dalam siaran membuat napas Aurelia tercekat.

***************

Karina dan Aditya keluar dari ruangan karantina dengan hati-hati. Mobil sudah menunggu di luar.

Namun saat mereka masuk ke dalam mobil, suara ledakan kecil terdengar dari arah barat lokasi gudang.

Aditya terdiam. "Apa itu...?"

Karina menatapnya dingin. "Terlambat... satu bom berhasil meledak. Tapi itu bukan karena Reyhan gagal. Tapi karena seseorang menyalakan ulang pemicunya."

"Siapa...?"

Karina hanya tersenyum tipis. "Kau akan tahu nanti."

**************

Sementara di lokasi gudang, Reyhan berdiri mematung menatap jejak asap terakhir dari ledakan kecil itu. Ia menghela napas panjang dan bergumam, "Permainan baru saja dimulai..."

Suara ledakan mengguncang seisi area belakang gedung dengan dentuman keras yang membuat tanah bergetar. Asap tebal membumbung tinggi, membentuk kabut hitam pekat di area parkir belakang. Orang-orang berlarian panik, tim keamanan berusaha mengevakuasi seluruh karyawan dari area sekitar. Ternyata satu dari bom yang belum sempat dijinakkan berhasil meledak. Beruntung, lokasinya berada di area belakang, jauh dari pusat keramaian.

"Ledakan di parkir belakang!" teriak salah satu anggota tim penjinak bom melalui alat komunikasi.

Reyhan yang sedang berada di pusat pengendalian langsung berlari keluar menuju lokasi ledakan. Asap masih mengepul saat ia tiba di sana, bersama Raka dan beberapa petugas lainnya.

"Pastikan tak ada korban!" perintah Reyhan tegas, matanya menyapu seluruh area. Tapi saat ia menoleh ke sisi kanan, bayangan seseorang berlari menjauh, mengenakan hoodie hitam dan membawa tas selempang.

"Berhenti!" Reyhan langsung mengejarnya.

Orang itu jelas mengetahui seluk-beluk bangunan, ia berbelok ke lorong servis, menghindari rute utama. Reyhan mengejarnya sekuat tenaga, namun ketika ia membelok ke arah yang sama, sosok itu menghilang seperti ditelan bayangan.

"Kamera! Cek kamera belakang!" seru Reyhan ke petugas keamanan lewat alat komunikasi.

Di pusat kontrol, mereka memutar ulang rekaman dan menemukan sekilas wajah orang itu tertangkap kamera.

Reyhan menatap layar, matanya menyipit. "Itu dia… aku pernah lihat dia sebelumnya…"

Raka tiba dari arah berlawanan, napasnya terengah. "Orangnya lolos?"

"Untuk sementara, iya. Tapi kita dapat wajahnya. Kirim ke seluruh tim. Lacak dia," jawab Reyhan tegas.

Sementara itu, Aurelia di rumah tangannya gemetar saat menerima informasi dari tim Reyhan.

"Satu bom meledak. Tapi tidak ada korban jiwa," ujar suara dari telepon.

Aurelia menghela napas lega, meski hatinya tetap was-was. "Reyhan baik-baik saja, kan?"

"Dia yang mengejar pelaku. Kami belum menangkapnya."

Hatinya mencelos. Ia menoleh ke arah barat, tempat asap membumbung, dan berdoa dalam hati agar Reyhan selamat.

Sementara Reyhan berdiri di antara puing dan kepulan asap, matanya tak lepas dari rekaman wajah pelaku yang kini terpampang jelas di layar tablet.

Wajah itu... terlalu familiar.

"Kita pernah bertemu... di masa lalu…" gumam Reyhan pelan.

Dan saat dia menatap lebih dalam, napasnya tercekat. Di layar terlihat sebuah simbol kecil di belakang telinga pelaku. Simbol yang hanya dimiliki oleh satu kelompok rahasia yang dulu sempat diburu ayahnya.

"Ini… lebih besar dari yang kita duga..." Reyhan mencengkeram tablet itu erat.

Dari kejauhan, suara sirene ambulans masih melengking, namun tidak mampu meredam teriakan batin Reyhan.

"Aurelia harus tahu… dan secepatnya."

Tapi sebelum ia sempat bergerak, sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.

"HATI-HATI. LEBIH DARI SATU. INI BARU PERMULAAN."

Wajah Reyhan mengeras. "Perang ini belum selesai."

(BERSAMBUNG KE BAB SELANJUTNYA)

1
Ah Serin
aditya dan karina sampah lebih baik mati. lanjut lagi
ziear: tunggu besok pagi kelanjutannya ya...
total 1 replies
Ria Karyawati
lanjut thor
Katherina Ajawaila
Luar biasa
ziear: terima kasih kak
total 1 replies
Katherina Ajawaila
awal cerita yg menarik, gemes kalau ada yg berbau pelakor atau pebinor🧐
ziear: sama kak, makanya aku angkat cerita ini
total 1 replies
Uthie
Thor... maaf sebelumnya, ada beberapa bagian yg suka bingung sy bacanya 😬🙏

kadang dituliskan "Aurelnya pergi meninggalkan ruangan tsb dengan Anggun"

Namun.. berlanjut, kalau Aurel masih ada kembali diruangan tsb 😁😁🙏
ziear: sesaat sebelum ia pergi menoleh lagi kak, blum benar benar keluar dari sana kak🙏
total 1 replies
Uthie
emang harus digituin laki2 peselingkuh 😏
ziear: di mentokin dan kumpukulin para pelakornya😁😁
total 1 replies
Uthie
Langsung jatuh hati saat awal mampir nya 👍👍👍👍
ziear: terima kasih kak🙏
total 1 replies
Uthie
Seruuuu.... saat si wanitanya bisa membalikkan keadaan dari pengkhianatan tsb 👍👍🤩
ziear: kekuatawan wanita jaman now kak🤗
total 1 replies
Uthie
sukurin.. pekor dibalas Pelakor lain nya lagiiii 😝
ziear: 🔥🔥🔥 siapa yg main api kebakar😁
total 1 replies
Uthie
Mampir untuk cerita yg selalu menguras emosi jiwa soal Pengkhianatan 👍😆
ziear: oke kak, semoga suka
total 1 replies
stela aza
rubes
ziear: artinya apa kak rubes?😁
total 1 replies
mama
bilang ny mencintai Aurelia dan gk mau kehilangannya, tp menahan karina harus tetep di samping ny.. wahai aditya anda masih waras kan, atau otakmu pindah ke dengkul.. bikin greget aj
mama: asiaap thor🥰
ziear: tunggu kelanjutnya ya mama....
pasti bikin tambah kesel dan penasaran lagi.
total 2 replies
mama
ora yg udah ngirim vidio ke Aurelia hebat bner..sat set😂, Aurelia jg tegas bgt suka sm Aurelia gk mudah ditindas, lnjt thor🥰
ziear: siap mama, di tunggu ya komentar selanjutnya.❤
total 1 replies
Ma Em
Bagus thor ceritanya baru awal saja sdh merasakan hati deg2an apalagi Aurelia yg merasakan suaminya punya wanita lain semoga Aurelia bisa melawan pelakor jgn diam saja dan kalah dari pelakor bila perlu buat Aditya menyesal karena sdh menyakiti hati seorang istri.
ziear: terima kasih kak, tunggu ya kelanjutannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!