"sakiiitttt."
"Aaahhh perut ku sakit sekali, tolong perut ku sakit!"
Siti terus menjerit karena perut nya sakit bukan kepalang, di usia kehamilan nya yang menginjak lima bulan ia harus pendarahan. tapi bukan cuma rasa sakit akibat pendarahan saja yang membuat dia takut, melainkan ia melihat tangan berbulu meremas remas perut.
KRAAAAUUKK.
KRAAAAAUUUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Di tabok kipas
Kopsah sedang duduk di teras rumah nya sambil mengamati bibir yang tebal dan tidak mau kempes walau sudah sehari semalam, masih saja terlihat seperti di entup oleh tawon. cermin tidak pernah lepas dari tangan nya karena dia sibuk berkaca saja tidak mau berhenti, akibat tidak sabar menunggu bibir nya kempes dan kembali seperti semula.
"Itu dia kan, Pur? wadau bibir nya seperti Kylie jenner." seru Nana saat melihat Kopsah.
"Memang dia adik bungsu nya kok." jawab Purnama asal saja.
Sontak tiga member ini tertawa kencang karena mereka tau asal kenapa bibir nya Kopsah bisa bengkak dan dower begitu, pasti karena ulah Wati dan juga Micel. tapi yang mereka tidak tau kenapa bisa bengkak begini, dengan apa pula para kuntilanak itu membuat nya hingga jadi tebal.
Mungkin kalau di lihat di luar negeri akan sangat bagus karena banyak artis yang op untuk menjadi begitu, tapi tidak di desa ini karena mereka hanya akan di buly saja habis habisan. mana Kopsah juga merasakan sakit pada congor nya, bukan cuma tebal dan bengkak saja.
Melainkan rasa bibir ini sangat nyeri, sudah seperti di entup tawon memang rasa nya dan bengkak nya juga sama. yanh membuat beda adalah waktu nya saja, di entup tawon paling lama ya cuma sehari semalam dan pasti akan mulai kempes, ini punya Kopsah masih menyala dan rasa sakit nya tidak bisa di jabarkan.
"Eh ada Purnama, mau main kerumah ku ya?" Kopsah menyambut Purnama.
"Anjing, aku tidak tahan melihat bibir dia yang bergerak begitu!" Nana mengumpat dan seketika terpingkal pingkal.
"Jangan memancing ku untuk tertawa juga!" Purnama menggeram karena dia mau ikut tertawa.
"Apa, Pur?" Kopsah tidak mendengar dengan jelas.
"Ah enggak, ada nyamuk ini yang terbang." dusta Purnama karena saat ini dia juga sedang menahan tawa.
"Aku tidak kuat, hahahaaaaa aku tidak kuat." Arini terpingkal pingkal dan jongkok di atas tanah.
"Edan!" Purnama menggeram lagi dan menyembunyikan wajah nya.
Memang tiga member itu tidak punya hati sehingga tertawa sendiri, mereka enak tertawa tidak ada yang melihat sehingga Kopsah tidak akan tersinggung. lah kalau Purnama yang tertawa, maka sudah pasti dia akan tersinggung akibat merasa di tertawakan karena kondisi nya.
"Masuk sini, Pur." Kopsah mempersilahkan masuk.
"Auuuuh aku ingin menjotos bibir nya itu." batin Purnama sambil melangkah masuk.
"Aaahahahaa perut ku keram, kenapa dia besa bengkak begitu!" Xiela memeluk pohon kelapa gading sambil tertawa.
"Kuntilanak itu yang gila, sakit hati sekali tampak nya mereka." Arini mengusap wajah nya agar tidak tertawa lagi.
"Di gosok atau di apa kan lah itu, ihihihiii geli aku." Nana ikut masuk rumah untuk memperhatikan bibir Kopsah lebih jelas.
Purnama sudah duduk bersama dengan Kopsah dan bahkan berhadap hadapan, baru kali ini Purnama gentar mau membaca pikiran orang, karena dia memang harus menatap wajah nya Kopsah dan menunggu mata itu juga menatap dia. sayang nya Purnama tidak bisa fokus mata, malah menatap congor Kopsah yang bengkak itu sehingga mulut mau tertawa terus.
Dalam sejarah hidup nya memang baru ini dia tidak sanggup mau membaca pikiran orang, semakin di paksa malah semakin mau tertawa, ini kalau tidak kuat menahan maka pecah seketika dan Kopsah akan tersinggung pada Purnama, yang ada nanti dia malah tidak mau cerita dan tidak mau menatap Purnama.
"Sah, aku mau tanya soal kau yang memandikan jenazah nya Siti." ucap Purnama.
"Heeem iya, kenapa memang nya? kan kau juga ikut memandikan." ujar Kopsah.
"Kau yang di bagian leher sampai kepala, apa kau ada lihat bekas lebam membiru di leher dia?" tanya Purnama.
Kopsah tampak berpikir sejenak untuk mengingat kejadian itu, dia memang di bagian kepala sampai leher sehingga sudah pasti bisa melihat bagai mana keadaan kulit atau pun tubuh nya Siti bagian yang atas.
"Memang luka itu di leher nya, membiru seperti orang kena cekik! tapi membiru nya bukan melingkar, melainkan cuma di bagian ini loh." Kopsah menunjuk pertengahan leher nya.
"Biru biasa atau sampai menghitam?" tanya Purnama lagi.
"Udah mau menghitam, paling sebesar jempol kaki lah ukuran nya! eh aku cuma cerita sama kau saja loh ini, sebab aku yakin itu akibat di cekik dengan kuntilanak." Kopsah mendekat agar Purnama semakin hot mendengar nya.
Tapi bukan nya malah tambah nyaman ngobrol begini, Purnama malah tambah geli karena jarak nya dengan bibir Kopsah tambah dekat saja dan rasa ingin menepuk agar segera kempes. yang punya bibir tidak sadar bahwa sejak tadi jadi pethatian, ketua agensi dan juga member nya memang tidak ada yang waras.
"Kau tau tidak, ini mulut ku jadi begini gara gara kuntilanak! kau kan orang yang paham hal ghaib, coba kau cari kuntilanak itu dan tanya kan kenapa dia jahat padaku." suruh Kopsah pula.
"Kata nya karena kau suka bicara tidak pada pada fakta nya, itu dia ada di sebelah mu!" sahut Purnama menunjuk Nana yang tidak bisa di lihat Kopsah.
"Gila kau, enak saja aku di bilang kuntilanak!" sengit Nana.
"Dia ada di sini?!" Kopsah malah duduk mepet Purnama.
"Maka nya kau jangan melebih lebihkan cerita pada orang, kau cuma mendengar suara kuntilanak tertawa saja tapi langsung kau fitnah dia!" ucap Purnama memberi kode pada member nya.
Praaaang.
"AHHHHKKK!"
Kopsah menjerit ketakutan karena satu vas bunga satu begitu saja, padahal memang di banting oleh Nana. kali ini Kopsah sungguh kapok karena terus saja membicarakan kuntilanak, hanya karena tawa nya saja maka kuntilanak punya mama buruk dalam hidup nya Kopsah.
"Tolong katakan pada nya, Pur! aku tidak akan memfitnah dia lagi, tidak akan aku bicara soal dia pada siapa pun." janji Kopsah.
"Kau dengar itu, Kun? dia akan insaf jadi jangan kau ganggu dia lagi." Purnama bicara dan Kopsah mengira sedang bicara dengan kuntilanak.
"Auuhhh takut nya, aku akan insaf pokok nya." janji Kopsah.
"Ya sudah lah kalau begitu, aku pamit dulu karena mau kerumah Eko." Purnama langsung berdiri.
"Ajak dia pulang juga, Pur!" Kopsah takut kalau kuntilanak tinggal di rumah nya.
Purnama mengangguk dan segera pergi dari rumah Kopsah, sayang nya Nana masih usil dan mengambil kipas yang di buat dari rotan kecil, kipas itu dia tampar kan di mulut nya Kopsah hingga wanita ini menjerit kesakitan, sudah lah bibir memang bengkak malah tambah kena pukul sehingga rasa nya berdenyut denyut.
Jangan lupa like dan comen nya ya besty, terima kasih buat semua nya ya.
siap thor....lanjoooot