NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Daddy

Mengejar Cinta Daddy

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Setelah tau jika dia bukan putri kandung Varen Andreas, Lea Amara tidak merasa kecewa maupun sedih. Akan tetapi sebaliknya, dia justru bahagia karena dengan begitu tidak ada penghalang untuk dia bisa memilikinya lebih dari sekedar seorang ayah.

Perasaannya mungkin dianggap tak wajar karena mencintai sosok pria yang telah merawatnya dari bayi, dan membesarkan nya dengan segenap kasih sayang. Tapi itu lah kenyataan yang tak bisa dielak. Dia mencintainya tanpa syarat, tanpa mengenal usia, waktu, maupun statusnya sebagai seorang anak.

Mampukah Lea menaklukan hati Varen Andreas yang membeku dan menolak keras cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MCD 25

"Tidak perih, kan?"

Lea menggeleng seraya menggigit bibirnya saat Varen meneteskan obat luka di siku tangannya yang terluka akibat bergesekan dengan lantai ulah Selly yang mendorong dirinya.

Kini Lea sudah melunak tak lagi emosi seperti tadi karena perlakuan Varen yang begitu hangat dan lembut padanya.

Lea sebenarnya memiliki hati yang lembut. Hanya saja, karena dia kerap kali mendapat perlakuan kasar dari orang-orang yang tak menyukainya membuat gadis itu tumbuh menjadi sosok gadis yang keras, dan berpendirian tegas.

Terus terang, Varen merasa menyesal karena sempat menyinggung perasaan Lea. Meski sebenarnya bukan begitu maksudnya. Varen sadar cara penyampaiannya salah dan dia benar-benar menyesal.

Dengan telaten, Varen mengobati luka-luka Lea di titik-titik tertentu. Karena luka nya hanya luka ringan berupa luka lecet dan cakaran kecil, jadi Varen berpikir diobati olehnya saja untuk sementara waktu.

Dan setelah ini, Varen berencana akan membawa Lea ke rumah sakit sekalian memastikan kondisi selly selepas urusannya di kantor selesai sebentar lagi.

Ada satu hal yang membuat Varen khawatir dari peristiwa yang terjadi, yaitu khawatir Selly melaporkan Lea ke polisi atas tindakan kekerasan. Oleh sebab itu, tadi dia sangat cemas sekali.

Tapi setelah Lea menjelaskan alasannya mengapa dia menyerang Selly, Varen bisa bernafas dengan lega. Setidaknya alasan itu bisa dia jadikan senjata untuk membela Lea jika sewaktu-waktu Selly membawa masalah ini ke jalur hukum. Karena kesalahan tak sepenuhnya dari pihak Lea saja.

"Sudah selesai." Varen meletakkan obat luka di atas meja, lalu meraih paper bag yang tergeletak ditempat yang sama.

"Sekarang kamu ganti pakaian mu." Varen menyodorkan baper bag tersebut pada Lea dan menjelaskan. Katanya," daddy tadi menyuruh staf membelikan pakaian ganti untuk mu di mall sebelah."

Dengan sedikit tersenyum, Lea menerimanya dan mengucapkan terima kasih pada Varen.

"Sama-sama, sayang."

Blush...

Wajah Lea bersemu malu. Varen memang sering kali menyebut kata 'sayang' padanya. Suatu kata yang mengacu pada makna kasih sayang seorang ayah pada putrinya.

Tapi entah mengapa, kali ini Lea merasa kata 'sayang' itu merajuk pada makna yang berbeda. Apalagi cara Varen menatap dirinya yang begitu dalam. Apakah ini hanya perasaannya saja yang terlalu berperasaan?

"Kenapa diam saja? Ayok segera diganti. Apa perlu dibantu sama Daddy?" Varen hanya bergurau dan tak ada maksud lain. Tapi di luar dugaannya, gurauannya itu justru di tantang balik oleh Lea dan membuatnya kini kelabakan.

Kata Lea." Aku tidak akan nolak, Dad. Malah mau banget dibantu sama Daddy."

Varen yang tengah kelabakan itu hanya bisa tertawa dibuat-buat untuk menutupi rasa canggungnya pada Lea akibat ulahnya sendiri." Hahahahaha...."

Kening Lea mengernyit heran melihat sang Daddy tertawa begitu keras. Padahal kata-katanya tidak ada unsur lucu.

"Daddy hanya bercanda saja. Kamu itu sudah besar masa iya pakai baju saja harus Daddy yang pakaikan. Memangnya kamu tidak malu sudah besar masih di pakaikan baju sama orang tua seperti anak kecil," ujar Varen setelah berhenti tertawa.

"Kan Daddy sendiri yang nawarin aku. Lagian ngapain harus malu dipakaikan baju sama orang tua sendiri. Aku jadi rindu momen masa kecil ku."

"Tapi masalah nya ini lain, Lea."

"Lainnya kenapa, Daddy?"

Varen terdiam, seakan kehabisan kata-kata untuk membalas sahutan Lea yang tiada habisnya.

"Boleh aku minta penjelasannya, dad? Lain itu maksud nya gimana ya?"

Varen langsung bangkit di saat Lea mencecarnya dengan tampang gelisah. Dia berjalan ke arah meja kerjanya dan duduk di sana. Katanya," sudah lah tidak perlu di bahas lagi karena bukan sesuatu yang penting. Ayok diganti pakaiannya sekarang. Setelah itu kita langsung pulang."

"Okey." Lea tak lagi menuntut penjelasan. Seraya tersenyum penuh arti, gadis itu pergi ke kamar mandi yang ada di ruang kerja Varen.

Sambil menunggu Lea berganti, Varen mengecek cctv dimana Lea dan Selly bertengkar tadi di layar laptopnya.

Tapi belum sepenuhnya mengecek, Lea sudah kembali ke ruangan.

"Kok cepat banget gantinya?" Tanya Varen dengan tatapan lurus pada layar laptop. Tangannya sibuk menari di atas keyboard.

"Cepat dong. Tidak ada satu detik baju langsung masuk ke badan ku."

Mendengar itu, Varen termangu dengan mata berkedip-kedip. Baju model apa yang dipakai tidak sampai satu detik langsung masuk. Bukan kah pakaian wanita itu pakaian yang paling ribet jika dipakai?

Perlahan, Varen memutar kursi kebesarannya ke arah belakang. Seketika itu pula, bola matanya membulat saat sorot matanya tertuju pada sosok tubuh mulus dan super sek si.

Penampilan Lea kali ini seakan menguji sampai sejauh mana Varen mampu mempertahankan keperjakaannya.

Lea tersenyum polos. Katanya pada Varen," Thanks ya dad. Bajunya adem banget dipakai. Aku suka."

Varen langsung memutar kursinya ke semula dan segera menelpon sang sekertaris dengan kesal.

"Heh, July. Pakaian apa yang kau belikan untuk Lea? cepat kau belikan lagi yang baru. Pakaian wanita yang sopan dan tertutup. Awas saja kalau kau masih membelikan dengan model yang sama. Ku potong gaji mu selama satu tahun." Setelah berkata itu, Varen langsung menutup telponnya tanpa mendengarkan jawaban July di seberang telpon sana.

Lea mengernyit, lalu melihat penampilannya sendiri. Apa yang salah pikir nya. Dress yang digunakan nya sangat cocok di tubuhnya. Selain ringan juga adem karena bahannya sangat tipis sampai tembus pandang. Model dress nya juga kekinian sesuai dengan usianya. Warna polos dengan tali kecil di kedua bahu hingga dada indahnya terekspose lebar. Selain itu, pendek dress nya juga pas di tengah-tengah pa ha.

Lea kemudian mendekati Varen. Saat ini dia berdiri di depannya sambil senyam senyum persis seperti wanita penggoda di sebuah club malam.

Varen dibuat gelisah dengan tingkah polos Lea itu. Dia menurunkan pandangannya begitu Lea mendekat. Dan tangannya bertumpu pada meja menyanggah kepalanya yang ditundukkan. Pura-pura memijit kening padahal dia tak sanggup melihat penampilan Lea.

"Dad, bagaimana dengan penampilan ku? cantik tidak pakai dress ini?" Tanya Lea sambil menarik-narik pinggang dress yang tampak longgar tersebut.

"Ca-cantik," jawab Varen dengan pandangan tetap ke meja.

"Ish. Daddy ini gimana sih. Lihat dulu dong. Mata Daddy kan letaknya di muka bukan di ubun-ubun." Lea kesal, lantaran Varen menilai dirinya cantik tapi matanya ke bawah. Bagaimana bisa menilainya jika tidak dilihat oleh mata pikir Lea.

"Daddy sedang sibuk, Lea. lebih baik kamu duduk dulu di sofa. Tunggu Daddy selesai." Kini Varen tak lagi pura-pura memijit kening, tapi pura-pura mengutak atik laptop.

Lea mendesah kasar. Namun, dia tetap tak mau beranjak dari hadapan Varen. Lea bersedekap dada sambil menatap Varen dengan wajah cemberut.

"Lea, please.. Bisa menyingkir dari hadapan Daddy sebentar saja. Daddy tidak bisa fokus mengerjakan pekerjaan Daddy kalau kamu berdiri di situ terus."

Lea menurunkan lengannya, menatap Varen dengan kening mengkerut.

"Ini Daddy kenapa sih? padahal aku tidak mengganggu dia." Tapi begitu sadar jika penampilan nya penyebab Varen bertingkah aneh, Lea tersenyum penuh arti.

1
Nar Sih
untung varen udah ngk sama,,selly lgi ,yg jls,,perempuan nakal
💥💚 Sany ❤💕
Moga setelah ini si Selly gak cari masalah ma Lea n melupakan niatnya buat deketin Varen.
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata si Selly itu jualan, mengerikan...., jangan sampe dech Varen ma dia. Rey emang gak tau pekerjaan sampingan sepupunya?.
Nar Sih
lanjutt kak,bingung mau komen apa
💥💚 Sany ❤💕
Sakit kepala Varen mikirnya 😅😅😅😅
💥💚 Sany ❤💕
Varen selalu gak bisa ngebantah Lea.
💥💚 Sany ❤💕
Padahal tadi pingin banget tau reaksi Varen pas lagi liat hasil CCTV.
💥💚 Sany ❤💕
Kali ini iman Varen benar-benar di uji 😂😂😂. Lea emang gak ada lawan
💥💚 Sany ❤💕
🤣🤣🤣🤣 bisa-bisanya pakaian kurang aneh yang dibeli. Cari masalah ne sekretaris nya 😁
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata stok sabar Varen banyak juga ya 😁😁.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Dasar July 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Lingerie? 🤣🤣🤣
Nar Sih
lea ,,kmu emang nakal suka nya godaain dedy mu
yumi chan
km tngl sja pergi dady u itu lea...biar dia arti km dlm htinya stlh km pergi
💥💚 Sany ❤💕
Kadang Daddy mu emang harus dimarahin Lea 😂😂😂😂
💥💚 Sany ❤💕
Rasain kau Selly. Jangan sampe kamu merasa gak enakan ya Rel ma si Selly. Ntar dia ngelunjak
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata Lea bar2 jjuga, tapi gak salah sich.... Si Selly yg mulai. Ibarat kata kamu jual aku beli ya gak Lea 😂😂😂
💥💚 Sany ❤💕
Jangan2 si Tante2 itu Selly lagi.
💥💚 Sany ❤💕
Lea emang penuh kejutan, bikin Varen senam jantung 😂😂😂😂.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!