Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 Asing.
Arfandi yang berada di dalam mobil tampak frustasi dengan apa yang barusan terjadi antara dia dan Aira dengan tangan yang berada di kepalanya dan tiba-tiba saja memukul setir mobil dengan kuat.
Arfandi merasa dirinya sangat bodoh yang tidak bisa mengendalikan Aira dan malah pergi meninggalkan Aira. Arfandi merogoh saku jasnya dan mengambil kotak cincin yang masih dia simpan.
Arfandi meremas apakah itu begitu kuat dan kembali memukul stir mobilnya. Entah bagaimana sekarang perasaan Arfandi, matanya bahkan berkaca-kaca saat ini, wajahnya yang tampak memerah terlihat menegang.
"Kenapa Aira?"
"Kenapa kamu tidak bisa pernah percaya padaku Aira?"
"Kenapa kamu menganggap jika apa yang aku lakukan hanya karena aku menginginkanmu. Kau padahal tahu sejak dulu aku memiliki perasaan itu kepadamu. Kau hanya berpura-pura tidak mengerti Aira. Apa sekarang kau akan menjadikan alasan itu untuk kembali pergi?"
"Aira kenapa begitu sulit!" ucapnya menekan suaranya.
****
Perusahaan.
Walau kondisi mental Aira tadi malam benar-benar hancur yang ternyata Aira tetap juga pergi ke kantor hari ini. Kedatangan Aira bahkan bertepatan dengan kedatangan Arfandi yang baru saja keluar dari mobil.
Langkah Aira sempat terhenti dengan saling melihat pada Arfandi. Tetapi justru suasana itu terlihat begitu canggung. Aira yang terlihat begitu cuek langsung memasuki Perusahaan. Arfandi menghela nafas, apa yang bisa dia lakukan tidak mungkin menyapa mengingat tadi malam bagaimana wanita itu seperti monster yang mengamuk.
Arfandi yang berada di dalam lift dengan asistennya Anthony. Saat pintu lift ingin tertutup yang ternyata Aira berada di keluar pintu lift bersama dengan Nana.
Aira dan Arfandi kembali saling melihat satu sama lain.
"Ayo masuk Aira!" tegur Nana melihat temannya itu yang asik bengong.
Aira mau tidak mau langsung masuk mungkin karena juga di dalam lift itu ada beberapa karyawan dan jika hanya ada Arfandi dia pasti memilih untuk tidak masuk. Sesuai tebakan Arfandi setelah ini Aira akan terus menghindarinya dan bahkan akan menghilang secara tiba-tiba.
Hal itu pernah terjadi di antara mereka berdua saat 2 tahun telah lulus masa sekolah. Muatan lift cukup penuh yang akhirnya kecil Aira terdorong sedikit demi sedikit ke belakang.
Hampir saja punggung Aira menabrak dinding lift dan untung saja dengan berbaik hati Arfandi merentangkan telapak tangannya yang menahan punggung Aira. Aira menyadari sentuhan itu yang melirik dari ujung kelopak matanya.
Aira dan Arfandi benar-benar seperti orang asing yang tidak ada sapa seperti biasanya dan keduanya terlihat sama-sama gugup satu sama lain.
Awal keduanya yang dekat dan sekarang berubah menjadi orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain dengan perasaan masing-masing.
"Aira nanti kamu temani aku ya menjenguk salah satu teman kita di rumah sakit!" ucap Nana.
"Maaf Nana aku tidak bisa," jawabnya dengan suara serak.
Suara itu bahkan menghilangkan fokus Arfandi yang melihat ke arah Aira.
"Suara kamu hilang? kenapa?" tanyanya bingung.
Aira menggelengkan kepala, Arfandi jelas tahu akibat suara itu hilang bagaimana tidak Aira pasti sudah menjadi orang gila di rumahnya yang teriak-teriak sendiri menangis.
Berusaha untuk tidak peduli, tetapi kenyataannya dia sangat khawatir.
Permasalahan yang dialami Aira ternyata begitu sangat berat, salah satu teman kampusnya yang mungkin menjadi satu-satunya temannya selama dia hidup telah mengkhianatinya.
Dengan bantuan Arfandi yang seharusnya Aira sudah keluar dari masalah perekonomian dan segala hutang piutang yang dialami dan ternyata dia kembali terjerat dan kali ini bukanlah karena kesalahannya. Sisa uang Arfandi yang juga nilainya sangat banyak juga habis dimakan oleh temannya yang tidak bertanggung jawab sampai saat ini dan Aira harus menanggung semuanya.
Jika dia berbicara pada Arfandi dan maka Arfandi juga bisa kembali menyelamatkannya dan pasti tidak akan mempermasalahkan uang itu dan lagi-lagi Aira adalah wanita yang gengsi dan mungkin karena sudah dibantu Arfandi sekali dan ditambah lagi Arfandi menyatakan perasaannya secara mendadak pada saat itu yang Aira merasa jika Arfandi hanya menginginkan sesuatu darinya makanya muncul secara tiba-tiba.
Aira sibuk dengan pemikirannya sendiri dan sesuai dengan dugaan Arfandi yang mana Arfandi sekarang berada di mejanya yang membuka surat pengunduran diri Aira. Dia bisa menebang jika Aira akan melakukan hal itu, kabur darinya dan hal yang pertama dilakukan adalah pergi dari Perusahaan.
Arfandi benar-benar sangat muak dengan tingkah Aira sampai merobek surat pengunduran diri itu dan memukul meja dengan sangat kuat sampai melukai tangannya.
"Kau pikir aku akan melepaskan mu setelah ini," umpatnya yang benar-benar begitu kesal.
"Kau bertingkah seperti anak kecil!"
Arfandi hanya bisa mengumpat di ruangannya atas keputusan air yang tidak masuk akal.
**
Arfandi hari ini ke rumah sakit untuk menemui istri temannya yaitu Bion yang sedang melahirkan. Di ruang perawatan itu yang ternyata sudah ada teman-teman yang lain, seperti Olive dan suaminya, Rangga dan istrinya, Nathalia juga ada di sana. Ada juga Nadya dan Liliyana.
Sebenarnya tadi juga masih banyak teman-teman sma- nya yang sudah pulang terlebih dahulu dan emang sebagian juga ada yang tinggal di luar kota.
"Arfandi kamu tidak bawa Aira sekalian?" tanya Nadya yang melihat pria itu datang memang hanya membawa keranjang buah.
Mendengar nama Aira membuat Natalia tadinya mengupas buah wajahnya langsung berubah tanpa kesal.
"Aira mengundurkan diri dari Perusahaan ku dan setelah ini aku akan menjamin dia akan menghilang kembali," jawabnya.
Nathalia mendengarnya merasa kabar itu adalah kabar baik sampai terdapat senyum di ujung bibirnya.
"Kenapa bisa?" tanya Olive.
"Perasaan kita baru ketemu kemarin di ulang tahun Tante Sulastri dan semuanya baik-baik saja?" tanya Liliyana.
Arfandi diam yang tidak menjawab dengan wajahnya tampak lesu.
"Kita sedang menjenguk orang yang sedang melahirkan dan sebaiknya membahas Sisil dan juga baiknya bukan membahas hal lain," sahut Nathalia tiba-tiba yang merasa telinganya sangat sakit jika orang-orang harus heboh hanya karena Aira yang mengundurkan diri.
"Tidak apa-apa. Kehadiran kalian sudah membuatku senang dan tidak ada yang salah juga jika kita membicarakan orang lain," sahut Sisil dengan santai.
"Aku sebenarnya sangat penasaran bagaimana hubungan kalian berdua?" tanya Rangga pada Arfandi.
"Arfandi kau juga tahu jika aku dulu suka pada Aira. Lalu saat aku menyatakan perasaanku di masa SMA, dia menolaknya karena kami cukup dekat sebagai sahabat dan dia takut hubungan kami akan tidak baik-baik saja jika berlanjut pada proses pacaran," sahut Rangga
Bukan rahasia umum jika banyak yang mengagumi Aira diam-diam saat masa SMA. Apalagi pria di kelas mereka hanya berjumlah 8 orang yang pasti Aira memiliki value yang tidak dimiliki orang lain sehingga banyak yang menyukainya.
Aira juga terkenal di sekolahnya sebagai gadis yang cuek dan bukankah gadis tipe seperti itu sangat banyak disukai oleh pria yang membuat mereka penasaran.
"Jangan cemburu sayang itu hanya masa lalu," ucap Rangga yang harus klarifikasi kepada istrinya karena sudah melihat istrinya sangat penasaran mendengar cerita sang suami.
"Apa kau ingin mengatakan Rangga. Jika Arfandi menyatakan perasaannya kepada Aira dan akhirnya itu yang membuat mereka konflik?" tebak Bion.
Bersambung.....
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,
setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses