"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - TGSP
"Udah makan nya, Rin?" Tanya Juan, pemuda itu sudah bersiap dengan pakaian nya. Celana training panjang juga jaket nya.
"Mau kemana?" Tanya Syera, dia baru saja selesai membantu Romlah mencuci piring.
"Nganterin Rinda ke sekolah." Jawab Juan.
"Ihhh pengen ikut, boleh?" Tanya Syera lagi, dia menatap Juan dengan tatapan memohon.
"Boleh."
"Yee, Rinda nya mana?" Tanya Syera sambil celingukan.
"Ke kamar mandi, cuci tangan kayaknya. Nih, pakai jaket."
"Kenapa harus?" Tanya Syera.
"Dingin, masih pagi sayang." Jawab Juan sambil mengacak pelan rambut Syera karena gemas.
"Ohh, hehe." Syera cengengesan, lalu memakai jaket yang di ulurkan Juan. Jaket milik pemuda itu memiliki aroma Juan, membuat Syera nyaman memakai nya.
"Ayo kak, Rinda udah selesai." Ajak Rinda, bukan pada Juan, tapi pada Syera. Bahkan, gadis kecil itu menarik tangan Syera ke luar.
"Yang, kamu gak ada kelas hari ini?"
"Libur, besok baru ngampus. Tapi males, mau bolos aja."
"Gak boleh gitu, cantik." Ucap Juan sambil mengusap pipi lembut Syera.
"Lihat besok aja, katanya mau nganter Rinda sekolah, ayoo." Ajak Syera, Juan pun terkekeh. Akhirnya, Juan pun membonceng kedua nya, dengan Rinda yang duduk di tengah.
Juan mengendarai sepeda motor nya menjauhi rumah nya dengan kecepatan sedang, Syera menikmati udara yang terasa sejuk di pagi hari ini.
"Kakak.."
"Iya, sayang. Ada apa?"
"Kakak cantik, keliatan nya senang sekali naik motor." Tanya Rinda.
"Iya, kakak suka naik motor." Jawab Syera dengan lembut, sesekali Syera mengusap rambut Rinda. Tadi, dengan manja nya Rinda ingin di ikatkan rambut oleh Syera. Gadis itu pun dengan senang hati melakukan nya, meski sesekali dia iseng pada gadis kecil itu.
Setelah lima belas menit berlalu, akhirnya mereka pun sampai di sekolah. Syera turun terlebih dulu dari motor, lalu di ikuti oleh Rinda.
"Rinda sekolah dulu ya kakak cantik."
"Iya, semangat belajar nya ya?"
"Pasti kakak cantik." Jawab Rinda sambil tersenyum manis.
"Ini uang jajan buat kamu." Syera memberikan uang 20 ribu pada Rinda.
"Ini terlalu banyak, kakak."
"Biasa nya kamu di kasih uang jajan nya berapa?" Tanya Syera dengan sabar, membuat Juan tersenyum melihat interaksi Syera dan adiknya.
"Lima ribu, kak."
"Gapapa, sisa nya di tabung atau buat uang jajan besok ya?" Ucap Syera, dia merapikan rambut Rinda yang sedikit acak-acakan terkena angin selama perjalanan tadi.
"Yaudah, makasih ya kakak cantik."
"Iya, sama-sama. Sana masuk, sebentar lagi bel masuk."
"Dadah kakak cantik." Syera hanya membalas dengan melambaikan tangan nya sampai Rinda masuk ke dalam kelas nya.
Syera melihat sekolah yang terlihat sangat ramai, banyak pedagang juga yang berjualan di area sekitar sekolah.
"Yang, jajan dulu?" Tanya Juan.
"Hmmm, boleh deh." Jawab Syera, Juan pun memarkir motor nya, lalu berjalan-jalan sambil memegang tangan gadis cantik itu.
"Mau yang mana?"
"Bingung, terlalu banyak macam nya, yang." Jawab Syera.
"Jajan telur gulung aja mau? Atau bakso ikan? Aku biasa nya kalo habis nganterin Rinda, jajan bakso ikan dulu."
"Boleh deh."
Juan pun membeli dua bungkus bakso ikan, kedua nya memakan nya sambil duduk di taman yang berada di dekat sekolah.
"Enak juga."
"Enak kan, sayang?"
"Hmm, lumayan lah." Jawab Syera sambil tertawa.
"Setelah ini kita mau langsung pulang?" Tanya Juan.
"Pulang ke rumah kamu, ya? Aku belum mau pulang ke rumah papa."
"Iya, sayang." Jawab Juan, dia mengusap lembut puncak rambut Syera sambil tersenyum kecil.
"Yang, di sekitaran sini ada kost an atau penginapan?"
"Memang nya kenapa, yang?" Tanya Juan sambil sibuk memakan bakso ikan dari plastik nya.
"Biasa, hehe. Masa gak ngerti sih." Syera tersenyum nakal menatap Juan, membuat pemuda itu terkekeh.
"Nah kan, apa kata aku juga kamu pasti ketagihan. Iya kan?"
"Iya, habis nya enak sih. Punya kamu gede." Jawab Syera pelan, takut ada yang mendengar obrolan mesuum mereka.
"Punya kamu juga sempit, enak banget." Bisik Juan membuat wajah Syera bersemu kemerahan.
"Jadi, ada gak?" Tanya Syera.
"Gak ada sih kalo deket-deket sini." Jawab Juan.
"Hmmm, yaudah deh."
"Kita pulang?" Syera menganggukan kepala nya mengiyakan, Juan pun mengambil motor nya dan Syera naik ke boncengan motor Juan. Gadis cantik itu memeluk pinggang Juan dengan erat, menyandarkan dagu nya di pundak pemuda tampan itu. Seperti layaknya pasangan kekasih yang lain nya.
"Sayang.."
"Hmmm, iya."
"Gimana menurut mu rumah ku?"
"Nyaman sih, yang paling bikin nyaman itu karena kebersamaan nya." Jawab Syera pelan.
"Apalagi, ada sosok ibu yang sangat baik dan perhatian terhadap anak nya." Lanjut Syera, membuat Juan menyadari ada yang salah dari nada suara gadis cantik itu.
"Kamu baik-baik saja, sayang?"
"Iya, aku baik-baik saja. Hanya saja, mungkin aku merindukan mendiang ibu ku, sayang." Jawab Syera, Juan pun menghentikan laju sepeda motor nya di pinggir jalan.
"Sayang.."
"Hmm.." jawab Syera, dia mendongak menatap wajah tampan pria di depan nya. Juan membingkai wajah Syera lalu mengusap air mata di pipi mulus nya.
"Sabar ya cantik? Aku tahu, ini bukanlah hal yang mudah, tapi kamu harus bisa menghadapi semua ini."
"Iya, tapi belum bisa nerima kalo papa nikah lagi, sama temen aku, yang." Jawab Syera lirih.
"Kalau papah kamu bahagia, kamu harus siap menerima nya mau tak mau, sayang."
"Ini semua bikin aku badmood yang."
"Maaf ya, kita pulang sekarang." Juan pun kembali menyalakan mesin motor nya, lalu melajukan nya ke arah rumah nya.
Setelah sampai di rumah, Syera pun mengobrol dengan Romlah, sedangkan Juan harus mencuci pakaian nya, termasuk mencuci baju yang kemarin di jadikan lap oleh Syera. Dia juga harus mencuci dress yang kemarin di pakai oleh Syera.
Juan tahu benar, kalau Syera mungkin tak terbiasa mencuci pakaian nya sendiri, kalau pun mencuci sendiri, pasti menggunakan mesin cuci, tidak menggunakan tangan. Nah, disini tidak ada mesin cuci, jadi harus mencuci menggunakan tangan.
"Sayang, lagi ngapain?" Tanya Syera pada Juan.
"Nyuci baju, yang."
"Isshh, kok punya ku di cuciin juga sih? Sini, punya ku biar aku aja yang nyuci sendiri." Ucap Syera.
"Gak usah, sayang ku."
"Aku malu sama Mama kamu, yang. Masa semua kamu yang lakuin sih, keliatan bener aku anak manja nya."
"Gapapa, sayang. Mama aku gak gitu kok, dia baik."
"Iya, dia memang baik. Lihat mama kamu tuh, berasa lihat mama aku tau gak." Ucap Syera sambil tersenyum.
"Yaudah, anggap aja dia mama kamu, yang."
"Iya, nanti dia juga bakalan jadi mama aku kan? Mama mertua sih tepat nya." Jawab Syera sambil tersenyum manis.
"Iya deh, terserah kamu aja."
"Kok gitu sih?"
"Kan kita belum dapet restu dari papa kamu, sayang." Jawab Juan. Entahlah, dia khawatir kalau papah nya Syera tidak merestui hubungan mereka, lalu bagaimana?
"Gampang, kalo papa gak restuin kita. Maka cucu nya yang bertindak." Jawab Syera sambil memainkan alis nya.
"Hah, sayang kamu jangan macam-macam."
"Kita udah macam-macam lho, yang." Jawab Syera sambil terkekeh.
"Nakal."
"Kamu juga nakal, sayang." Ucap Syera lagi.
"Ya, aku nakal karena kamu ngasih kesempatan." Jawab Juan.
"Iya iya, jadi yang nakal tuh aku atau kamu?"
"Kita berdua sama-sama nakal, sayang." jawab Juan, kedua nya pun terkekeh. Mereka lanjut mengobrol, meskipun Juan sambil mencuci dan Syera sambil duduk di kursi kecil.
...
🌻🌻🌻🌻🌻