Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mata Batin
Saat sedang asik berduaan, tiba-tiba Asep datang
" makan woi makan, pacaran mulu ga bakal kenyang " teriak Asep sambil menyerahkan 2 kotak martabak telor,
" emank loe kalau pacaran cuma bekal , promaag sama aqua gelas doang" Jawab Bima santai, Asep melotot mendengarnya sedangkan intan bingung dengan maksud perkataan Bima.
" promaag sama aqua buat apa?? Tanya intan bingung,
" jangan di dengerin mbak" sela Asep cepat
" itu kalau jalan ga pernah jajan, biar ga sakit perut di kasih promaag sama aqua gelas" Bima tertawa
" bohong itu mbak " sela asep" Dasar teman laknat " intan tertawa melihat perdebatan asep dan Bima.
" ah ga asik gw di sini, di ledek Bima terus, " seru asep sambil berlalu dan menjinjing kembali kotak martabak telor yang tadi di bawanya
" he he , itu martabak siapa maen bawa aja, lagian malah ngedeketin orang pacaran, jadi obat nyamuk kan loe, lagian kata pak ustad, kalau ada 2 orang yang berjenis kelamin berbeda , orang ketiga adalah setan" ucap Bima sambil nyetir
" ah sue , gw dong setannya" runggut Asep dan masuk ke dalam rumah kakeknya
" ha ha ha " Bima dan intan tertawa
Bima dan intan terus bercengkrama hingga tak terasa hari sudah sore
" Ayo aku antar pulang " ajak bima
" mau nginep" ucap Intan manja, Bima hanya menggelengkan kepala melihat manja nya Intan
" nanti kalau udah sah sayang" ucap Bima sambil mengelus rambut Intan
" kapan?? Cecar intan,
" tamatin dulu kuliah nya, dan aku udah punya usaha ok"
" Kelamaan " keluh intan," kita nikah aja dulu" ajaknya antusias,
" ga bisa gitu sayang, aku harus mapan dulu, kamu mau di kasih makan apa kalau aku belum mapan" bujuk Bima
" kan bisa kerja di perusahaan papa" tapi intan mendapati Bima menatap nya tajam
" maaf sayang " ujarnya kemudian , Bima menghela napas panjang
" aku mau berdikari Intan, aku ga mau bergantung dengan orang lain, siapapun itu " ucap Bima pelan" aku harap kamu bisa memaklumi dan menghargai keputusan ku Intan" lanjut Bima
" iya sayang, maaf aku pasti mendukung apapun keputusan mu" Intan memeluk Bima, ia tahu perkataan nya tadi mungkin menyakiti perasaan Bima. Ia menangis pelan merasa telah menyakiti Bima, Bima memeluk Intan
" ga apa apa, aku ga marah kok sayang" Bima menghapus air mata Intan, dan mengecup keningnya agar Intan tenang.
" Makasih sayang, ayo anter aku pulang " pinta intan.
Bima dan intan berpamitan pada ibu Bima, mereka berboncengan dengan motor matic milik Bima, sepanjang jalan mereka bercanda gurau dan bermesraan, seakan dunia milik mereka berdua, yang lain ngontrak.
Asep yang siang tadi melihat Bima dan intan , merasa harus segera punya pacar kalau ga dia pasti di ledek terus. Malam ini dia berencana mendekati ratna gadis manis tetangganya, setelah berdandan rapi ia menuju rumah ratna yang tak jauh dari rumahnya
" Assalamualaikum " ucap asep sopan ( maklum lagi pdkt)
"Waalaikum salam," terdengar suara merdu menyambut salam asep. Asep sumringah mendengar suara itu, karena ia tau itu suara ratna incaran hatinya
" Eh a asep, masuk a" ucap ratna mempersiapkan asep masuk , asep masuk dan duduk di sofa ruang tamu
"Aku kesini ganggu ga " kata asep
" engga kok a, emang ada apa yah tumben kesini" tanya ratna
" cuma pengen maen aja" sahut asep,ratna dan asep berbincang bincang malam itu, terkadang ratna tertawa mendengar cerita kocak yang di ceritakan oleh asep, ratna juga sebenarnya sering memperhatikan asep, apalagi asep semenjak ikut latihan tenaga dalam ada semacam kewibawaan saat sedang dalam mode serius seperti saat melatih para murid, dan ia sering melihat hal itu.
" besok ada acara ga ??" Tanya
" ga ada a, emang kenapa?" Sahut ratna
" besok jalan jalan yuk" ajak asep
" boleh kak tapi jam 10 an yah, ratna beberes rumah dulu soalnya " pinta ratna
" ok ga apa2, kamu ga ada yang marah kan kalau jalan sama aku?" Tanyanya kemudian
" ga ada a , emang siapa yang marah" tanya ratna bingung.
" yah siapa tau pacar kamu marah"
" ga ada a, kan ga punya pacar"
Asep melirik jam dinding dan ternyata sudah jam setengah sepuluh sekarang.
" Alhamdulilah kalau ga ada yang marah, ya udah aku pulang dulu yah, sampai ketemu besok" pamit asep
" ia a, hati hati di jalan " pesan ratna, hati asep berbunga bunga mendengar nya. Ia pulang dan bersenandung kecil, ia berharap perasaannya besok di terima oleh ratna.
Bima berkeliling sejenak Selepas mengantarkan intan, di tengah perjalanan pulang nya ia melihat sebuah mobil yang terperosok di got ia merasa kenal dengan mobil itu, ia menghampiri kerumunan yang sedang mengkrubuti mobil itu.
Saat dekat ia menyadari kalau itu mobil hendra
"Ada apa pak??" Tanya Bima pada seorang bapak yang dekat dengan mobil itu
" itu nak mobil ini ugal ugalan sepanjang jalan, dan menabrak marka jalan terus tergelincir ke got " Jawab bapak itu panjang lebar.
" udah telpon polisi aja pak, yang begini mah ga usah di bantu, meyepelekan nyawa manusia, biar dia ngerasa bisa apa kekayaan nya tanpa orang yang mau membantu" ucap Bima sambil berlalu
Bima bisa saja menolong hendra yang tengah pingsan, tapi ia bukan malaikat , ia akan membalas beberapa kebaikan yang di terima nya dengan berkali lipat, tapi ia juga akan membalas berapa kali lipat rasa sakit yang di berikan oleh orang lain, dan keluarga idrus , sudah berapa kali menyakiti dan membully nya, andai membunuh tak melanggar hukum mungkin idrus kemarin akan mati di tangannya.
Bima melanjutkan perjalanan pulangnya, sesampainya di rumah, Bima melihat rumah nya sudah gelap bagian dalam nya,
" ibu pasti udah tidur" gumamnya, ia meriksa pintu, melihat pintu sudah di kunci Bima langsung menuju tempat latihan di belakang rumah kakeknya asep
Bima tak melihat asep ada di sana, padahal ia sudah menyuruh untuk latihan lebih giat karena tenaga dalam nya ga ada peningkatan dan hanya selisih sedikit dengan anak murid yang didiknya.
Bima langsung bersemedhi kali ini ia berlatih berusaha menembus mata batin,
Bima memejamkan matanya, mencari titik cahaya di antara kedua matanya.
Perlahan titik itu terlihat terlihat dari setitik cahaya dan perlahan lahan semakin membesar
Dan byaaar, cahaya itu menelan Bima, Bima kaget tapi ia bahagia dengan mata masih tertutup ia dapat melihat semua benda di sekeliling nya , berarti ia sudah menembus batas mata batin tingkat pertama, Bima terus memperdalam mata batinnya ia ingin tahu sampai mana batas jangkauan nya. Ia mencoba melihat keadaan kebun kosong tempat kakek surya.
Bima kaget dengan penglihatan yang di lihat oleh mata batinnya, nampak di sebelah pohon asem itu ada sebuah istana yang megah, dan ia melihat kakek surya sedang duduk di taman depan istana itu
Terlihat kakek surya tersenyum pada Bima, " kamu sudah bisa melihat ku Bima??" Suara kakek surya terngiang di benak Bima, Bima yang masih bingung hanya bisa menggangukan kepala
" bicara dalam hatimu, dan tujukan pada kakek " nanti kita bisa berbicara seperti biasa," ajar kakek surya. Bima mencoba nya
" kek, apa kakek bisa mendengar ku?" Ucap Bima ragu
" bisa , selamat yah kamu sudah bisa menembus mata batin, besok kamu pelajari bagian pengobatan, itu bisa mengobati berbagai penyakit, termasuk penyakit yang di derita ibumu" terang sang kakek
" terima kasih kek, saya pasti akan belajar dengan giat, apa benar bisa mengobati penyakit ibu saya kek??" Tanya Bima ragu.
" bisa hanya saja bertahap, dan harus di bantu dengan jejamuan" tutur kakek surya. "Baik kek terima kasih banyak kakek mau membimbing saya kek" ucap Bima tulus.
" kamu itu termasuk muridku, jangan sungkan"
" Guru " ucap Bima mendengar itu. Dalam hati nya memang ia sudah menganggap kakek surya adalah guru batinnya.
" Guru ini istana siapa,?? Ucap Bima kemudian
" ini istana ku, di alam gaib, nanti bila kamu sudah mencapai tingkat yang lebih tinggi kamu bisa datang kesini, dan akan kuwariskan padamu" ucap sang kakek,
"Terima kasih guru, tolong bimbingan dan tegur aku bila aku salah melangkah " sahut Bima," Guru aku pulang dulu" pamit Bima
" iya , jangan terlalu lama membuka mata batin tenaga dalam mu harus di perkuat lagi, pondasi dan tingkatkan nya, pergunakan pengobatan untuk menolong bukan untuk mencari uang, dan jangan pernah menolak setiap rezeki yang datang sekecil dan sebesar apapun itu" pesan kakek surya
" baik guru, apa ada batasan bagiku menolong orang ?" Tanya Bima
" sesuai kan dengan tenaga dalam mu, dan untuk siapa saja orang yang ingin kau tolong itu terserah kamu" ucap kakek surya
" baik guru, assalamualaikum " pamit Bima
" Waalaikum salam " terdengar di benak Bima jawaban kakek surya.
Bima membuka matanya, di lihatnya jam di tangannya masih jam 3 dini hari, Bima melanjutkan latihan tenaga dalamnya.
lanjutkan bang dhani, semoga menjadi yang terbaik.. 👍
salam santun 🙏