Setelah menikah kebahagiaan Alina hanya berlangsung sebentar, ia mendapati grup chat rahasia keluarga suaminya di ponsel Danu yang isi chat nya itu sangat menyakiti hati Alina. Di grup chat yang terdiri dari suami, kakak ipar, bude dan mertuanya itu. Alina dihina fisiknya dan lebih sadisnya ternyata selama ini Danu tidak benar-benar mencintai Alina ia hanya ingin harta Alina. Terlebih lagi ternyata Danu juga miliki wanita simpanan yang merupakan cinta pertamanya. Segala Kebusukan suami dan keluarganya itu akhirnya terbongkar.
Di dalam masa keterpurukannya itu Alina bertemu dengan sosok Raffa yang merupakan teman SMA Alina. Raffa tanpa sengaja mengetahui masalah yang sedang dialami Alina, ia bertekad untuk membantu Alina, dengan terlebih dahulu mengubah Alina menjadi angsa cantik seperti dulu. Agar membuat suami dan keluarga berhenti menghina fisik Alina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon niya_23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Alina dan timnya tampak sibuk, mereka tengah membereskan barang-barangnya dari tempat acara.
Entah fisik atau hatinya yang terluka tiba-tiba saja perasaan Alina kesal ketika mengingat kejadian tadi saat bertemu Raffa perasaan seperti sedih tak karuan.
Jika ia tahu dari awal jika Raffa sudah memiliki kekasih mungkin perasaannya tidak akan sehancur ini.
Alina sedang membawa sebuah chafing dish untuk ditaruh kr mobil, tetapi perasaannya sedang tidak enak.. Ia dengan sengaja membanting chafing dish untuk melupakan perasaannya.” sh..Sial! teriaknya hingga membuat semua orang mengalihkan pandangan kepada Alina.
“Bu Alina anda tidak apa-apa?” tanya Sari khawatir.
“Maaf s6ari, saya nggak apa-apa kok, perasaan saya sedang tidak enak,” jawab Alina. Ia lalu mengambil kembali chafing dish yang ia banting tadi dan buru-buru menaruhnya di mobil box khusus pengangkatan barang milik perusahaannya.
“Sari, sorry banget kayaknya saya gak bisa ikut bantu lagi kalian saja yang teruskan saya jalan duluan ke kantor,” ucap Alina yang sebenarnya tak enak hati tapi mau bagaimana lagi perasaannya sedang kacau.
“Iya baik, Bu,” jawab Sari.
Alina berjalan menuju parkiran mobil untuk segera keluar dari ballroom itu. Langkahnya cepat ia ingin segera menenangkan diri di suatu tempat yang sunyi.
“Alina!” teriak seorang pria. Ia lalu memegang tangan Alina dengan kuat untuk menghentikan langkahnya.
Alina sontak terkejut, ia lalu melihat sosok pria itu, yang membuat dadanya semakin berdegup kenceng.
“Lepaskan!” pinta Alina ia lalu menghempaskan tangan pria itu.
“Alina bisa kita bicara sebentar?” Pinta laki-laki itu.
“Tidak ada yang harus kita bicarakan Raffa,” tolak Alina.
“Banyak yang harus kita bicarakan Alina,” terang Raffa.
“Terlambat aku sudah tidak ingin mendengarnya.”
Alin lalu pergi meninggalkan Raffa ia sudah ingin berurusan dengan pria itu, ia lalu menuju ke arah mobilnya. Dan segera menaiki mobil itu.
Sedangkan Raffa tak bergeming ia hanya berdiri menatap punggung Alina yang menjauh dari dirinya.
Dilema adalah gambaran perasaan Raffa saat ini.
Alasan dua bulan lalu Raffa menghilang dari hidup Alina adalah karena ayahnya meninggal. Raffa sibuk mengurusi pulasara ayahnya dan beban untuk melanjutkan tahta sebagai pemilik PT Sentosa ia adalah satu-satunya pewaris perusahaan. Sebelum meninggal ayahnya banyak menceritakan hal-hal strategic mengenai perusahaan, ia sibuk belajar dan memahami perusahaan atas permintaan ayahnya yang tidak bisa ditolak walaupun hal itu bertentangan dengan keinginan Raffa sebagai dokter bagaimanapun ia adalah anak satu-satunya ia harus berbakti kepada ayahnya. Sebelum meninggal juga ayahnya sempat berpesan untuk menikahi Rania sebagai kesepakatan bisnis. Agar keluarga Hermanto tidak mengkhianatinya sebagai pemegang saham terbesar kedua di PT Sentosa.
Mengemban tugas seberat itu Raffa merasa depresi bukan hanya fisiknya saja yang harus dikorbankan tapi hati dan perasaannya pun harus ia korbankan untuk perusahaan ayahnya.
Entah harus bagaimana ia menceritakannya kepada Alina mulutnya tak sanggup untuk bicara yang sesungguhnya kepda Alina, karena ia tidak ingin melepas Alina cintanya hanya untuk Alina tapi, bagaimana dengan perusahaan dan kesepakatan itu jiak ia tidak menikahi Rania bisa saja yang di takut oleh ayahnya terjadi yaitu pengkhianatan keluarga Hermanto yang akan mengambil alih semuanya.
Alina memacu kendaraan dengan kencang, hatinya serasa hancur ketika mengetahui Raffa sudah memiliki wanita lain, tidak ada yang salah dari itu hanya perasaan Alina saja yaang salah ia terlalu berharap kepada orang yang salah.
“Sudahlah Alina lupakan dia,” gumamnya sambil menghapus air matanya.
Wanita itu kini hanya akan fokus pada bisnisnya saja hal ini takan pernah mengecewakannya. sebulan berlalu semenjak pertemuan terakhirnya dengan Raffa. Kini Alina semakin di sibukan oleh bisnisnya.
“Permisi Bu,” Sari mengetuk ruangan Alina
“Ada apa Sari?”
“Bu, ini ada pesanan katering lagi dari PT Sentosa tapi tidak banyak sepertinya ini pesanan untuk meeting apa ibu akan mengambilnya tapi jumlah tidak memenuhi minimal kuota pemesanan Bu, jadi bagaimana ambil atau tidak?” tanya Sari.
“Sesuai dengan peraturan perusahaan kita hanya akan mengambil pesanan untuk minimal order jika tidak memenuhi, berarti tidak kita ambil paham!”
“Baik Bu, saya paham tapi Bu, ini dari PT Sentosa loh siapa tahu orang-orang yang meeting itu bos besar. Bukankah itu kesempatan untuk kita Bu, siapa tahu kan bos-bos itu suka makanan kita dan akan order di kita juga,” Argumentasi Sari cukup masuk akal, tapi jujur Alina tidak ingin bertemu atau berurusan dengan Raffa lagi. Dirinya sudah muak.
“Tidak Sari,” tolak dengn baik-baik oke itu sudah aturan perusahaan tidak bisa dilanggar dengan alasan apapun!” Tegas Alina.
“Baik Bu, saya paham,” ucap Sari lalu pergi dari ruangan Alina.
Sesuai perintah Alina. Sari langsung mengirimkan email balasan kepada PT Sentosa berupa permintaan maaf dan penolakan atas pesanannya beserta alasan yang baik dan masuk akal.
“Ah, sial! di tolak,” gerutu Raffa. Kenapa coba apa Alina sengaja karena tidak ingin bertemu denganku lagi,” pikir Raffa.
Ia sekali lagi membaca email itu dengan seksama ternyata di balasan email itu terdapat alasan penolakan pesanannya. “ Jadi karena ini?” omel Raffa ia sudah GR karena ia mengira Alina menolak pesanannya karena alasan dirinya.
“Baiklah kalau begitu akan aku penuhi minimal ordernya,” kata Raffa ia segera mengirimkan balasan emailnya berubah penambahan pesanan sesuai minimal order. “Kamu harus profesional Alina jangan libatkan perasaan pribadi,” gumam Raffa ia tidak sadar jika dirinya juga tidak profesional.
Setelah sari memberitahukan balasan email PT Sentosa yang bersedia memenuhi kuota minimal kini Alina dilanda kegalauan ia bingung harus bagaimana jika menolak, tentu saja akan sangat terlihat jika dia tidak profesional, tapi jika ia menerimanya ia tentu harus mengorbankan perasaannya.
“Karena ini bisnis tentu saja aku harus profesional,” gumamnya meyakinkan diri.
Ia segera memberitahu Sari agar segera membalas email tersebut dan menerimanya. Acaranya berlangsung satu minggu dari sekarang.
“Sari kamu siapkan saja, Semua tugas ini saya serahkan kepada kepala dapur,” ujar Alina.
“Loh Ibu, tidak ikut campur tangan biasanya kan Ibu yang memimpin jika pesanan dari perusahaan besar,”
Sari menatap heran wajah Alina karena tidak biasanya Alina seperti ini.
“Iya, Sari sepertinya hari itu saya ada urusan penting,” kilah Alina gugup ia tidak biasa berbohong tapi kali ini ia benar-benar ingin menghindar dari Raffa.
“Baik kalau begitu Bu, saya akan koordinasi dengan kepala dapur,” sahut Sari.
“Terima kasih, Sari.”
Alina yang seperti bukan Alina yang biasa..
Guys... jangan lupa di like, subs dan komen oke...
Terima kasih.....💕