Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
"Mahira"
"Dokter." Mahira terkejut dengan kedatangan pria itu.
Dokter Evan mengajak Mahira untuk berbicara dan menyuruh Mahira duduk di depan teras kost Nia.
Mahira merasa aneh dengan Dokter Evan yang selalu tahu keberadaan nya. Ada rasa penasaran takut menghampiri nya, Mahira merasa Dokter Evan seperti penguntit.
"Meera yang memberi tahukan keberadaan mu ada disini. " Ucap Dokter Evan yang seolah tahu isi pikiran Mahira yang berfikir Dokter Evan mau aneh aneh.
Nyonya Meera tahu dari mana? Batin Mahira.
"Ra , Ibuku meminta untuk bertemu dengan mu.!" Ucap Dokter Evan.
Mata Mahira membulat, kenapa Dokter Evan menceritakan masalah Mahira pada Ibunya? Ibu dokter Evan turut prihatin, karena dia juga memiliki anak perempuan.
"Dokter tidak bekerja? tanya Mahira.
"Ra, jangan mengalihkan pembicaraan! Aku ingin kamu lepas dari Nando dan hidup lah bersama ku. Aku mau menerima bayi kembar mu. Aku...." Suara Dokter Evan tertahan, ia ingin mengatakan kalau mencintai Mahira. Namun Dokter Evan sadar bahwa Mahira masih berstatus istri orang.
"Aku sudah menganggap mu seperti adikku sendiri." Sambung Dokter Evan.
Munafik, itu satu kata yang cocok untuk ku. Namun tidak mungkin juga aku mengatakan bahwa aku telah jatuh cinta pada istri orang lain. Batin Dokter Evan.
"Ibu juga sudah ada di dalam mobil, Ucap Dokter Evan.
Mahira memperhatikan mobil Dokter Evan dan ternyata ada ibunya yang sedari tadi memperhatikan nya. Ibu dokter Evan tersenyum manis, membuat Mahira merasa tidak enak.
"Apa semua pasien Dokter Evan perlakuan seperti ini? Dokter bukan hanya baik padaku kan?" Tanya Mahira.
"Ra, kamu salah satu pasien yang ratusan bahkan ribuan yang aku tangani. Tapi kamu.... "
Tapi kamu yang bisa membuat jantung ku berdegup dengan kencang setiap kali bertemu dengan mu. Batin Dokter Evan.
Mahira masih setia mendengar lanjutan ucapan Dokter Evan yang masih tertahan. Dia melihat Dokter Evan dengan tatapan aneh, Dokter Evan tahu apa yang dipikirkan Mahira.
"Ra, aku bukan Dokter m***m yang setiap bertemu pasien bersimpati seperti ini. Hanya kamu yang membuat hatiku tergerak Untuk membantu mu. "Ucap Dokter Evan.
Mahira melirik lagi ke arah Ibu Dokter Evan. Lalu mengangguk untuk bertemu dengan Ibu Dokter Evan.
Mahira mengambil tasnya dan tak lupa mengunci pintu kost Nia. Lalu memberikan kunci kost Nia pada ibu kost dan berpamitan untuk pergi.
Saat perjalanan menuju menuju mobil, Mahira terhenti dan memegangi perutnya. Entah mengapa berjalan sedikit saja Mahira sudah ngos-ngosan.
"Ada apa , Ra?" Tanya dokter Evan.
"Tidak apa-apa Dok."
Dokter Evan membantu Mahira untuk berjalan, sebagai dokter Obgyn Dokter Evan mengerti jikalau Mahira sudah tidak mampu untuk menopang tubuhnya, karena ada dua bayi sekaligus di dalam perut nya.
Dokter Evan membuka pintu mobil, lalu membantu Mahira masuk. Lalu menyalami Ibu Dokter Evan.
"Wah, ayune calon mantu ku."
(Wah, cantik nya calon menantu ku)
Mahira mengernyitkan dahinya, Mahira bingung kenapa Ibu Dokter Evan memanggil nya calon menantu.
Seperti nya Dokter Evan sama sama keturunan Jawa.
Dokter Evan pun menyetir mobilnya.kini mereka sudah sampai rumah Dokter Evan.
Rumah Dokter Evan tak kalah bagus dari rumah Nando. Ternyata Dokter Evan termasuk orang kaya. Ayah Dokter Evan adalah kepala rumah sakit tempat Dokter Evan bekerja.
Dokter Evan punya seorang Kakak perempuan yang mana menjadi single mom. Kakk Dokter Evan mempunyai seorang anak yang bernama Satria.
Dokter Evan menyuruh Mahira untuk menunggu di mobil terlebih dahulu, sedang kan Ibu Dokter Evan sudah turun.
Tak berselang lama Dokter Evan datang dengan membawa kursi roda. Lalu Dokter Evan membuka pintu mobil nyam
"Duduklah disini Ra!!" Ucap Dokter Evan , sambil membantu Mahira untuk keluar.
"Dokter ini berlebihan, saya masih kuat berjalan."
Dokter Evan tak menghiraukan ucapan Mahira, Dokter Evan tetap membantu Mahira untuk duduk di kursi roda kemudian mendorong nya untuk masuk kedalam rumah.
Ketika Mahira sudah masuk ke rumah, Mahira melihat Ibu Dewi sudah duduk bersama putri nya . Mahira terkejut saat mengetahui ternyata wali kelas nya dulu ketika Mahira sekolah adalah Kakak Dokter Evan..
"Mahira..."
"Bu Sandra.."
"Mahira kenapa kamu jadi begini Ra, ? Kenapa kamu tidak cerita pada Ibu? Ibu pasti akan berusaha untuk membantu mu, kamu dulu murid kesayangan Ibu ." Ucap Bu Sandra sembari memeluk Mahira.
Sandra melepas pelukannya dan bercerita kepada Ibu dan adiknya Dokter Evan kalau Mahira dulu adalah murid nya yang pandai dan penurut.
Sandra terkejut melihat nasib tragis yang menimpa Mahira. Kenapa harus Mahira yang menjadi istri kedua.
"Van, kamu harus segera menikahi Mahira.! Kami setuju jika kamu ingin menikah dengan Mahira." Ucap Bu Sandra.
DEGH!!!!!!!
Mahira terkejut dengan ucapan Sandra. Mahira menatap Dokter Evan dengan tatapan yang rupanya juga tidak kalah bingung.
"Kak, jangan aneh aneh Kak,! Mahira masih punya suami kak."
"Kamu jangan bodoh! Rebut Van, ! Aku sangat mengenal siapa Nando. Dia pria yang tidak bisa bertanggung jawab.
Mahira langsung berdiri, Entah mengapa Mahira merasa risih dengan pembicaraan ini. Dia merasa Dokter Evan adalah Dokter m***m yang ingin menikahi pasien nya padahal pasien nya masih menjadi istri orang lain.
"Tolong, jangan buat saya seperti sampah yang harus dikasihani ke sana kemari! Saya tahu niat kalian memang baik, namun saya tidak semudah itu untuk menikah lagi. Tolong antar kan saya ke kampung halaman saya. Saya pasti bisa mengurus bayi saya seorang diri." Ucap Mahira.
Setelah berunding cukup lama Mahira masih tetap ingin pulang ke kampung halamannya. Dokter Evan memutuskan untuk mengantar Mahira. Mumpung Dokter Evan masih cuti.
Dokter Evan mengambil tas milik Mahira. Tak lupa Mahira berpamitan keluarga Dokter Evan.
Kini mereka berangkat ke kampung halaman Mahira. Di dalam mobil Mahira tampak sangat senang karena dia akan berjumpa dengan neneknya.
"Ra, apa sebaiknya kamu kembali ke kampung halaman kamu setelah kamu melahirkan? Kamu sedang hamil bayi kembar Ra, pastinya akan membutuhkan Dokter dan rumah sakit yang bagus " Ucap Dokter Evan.
"Dok , disana juga ada rumah sakit yang bagus, Dokter jangan khawatir.' jawab Mahira.
" Kalau begitu aku akan datang kesana ketika kamu melahirkan, aku akan menemanimu kamu melahirkan supaya aku bisa tenang."
Mahira pun mengangguk, dia sangat berterima kasih pada Dokter Evan yang sangat baik terhadapnya .
Mereka pun melanjutkan perjalanan. Mahira melihat pemandangan kota besar ini untuk yang terakhir kalinya. Kota yang memberikan kenangan manis dan pahit tentunya.
Pertama kali Mahira datang saat dirinya masuk SMA. Mahira mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di salah satu sekolah negeri dan mulai hidup mandiri disana.
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..