(Cerita dewasa🌶️)
Kisah ini, berawal dari kejadian di mana Silvia di kepun dan buru oleh keluarga besar seorang ketua Mafia, lalu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya....
Kemudian ia diberih kesempatan kedua untuk hidup kembali, merasuki tubuh seorang menantu yang tak diinginkan....
Mau tau kisah selanjutnya?
yuk...silahkan mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17¹
...(Di perusahaan Antonio)...
Sesuai janji Antonio semalam, hari ini, seusai rapat, Antonio menelepon Leon dan memintanya datang ke perusahaan. Setibanya Leon di sana, Antonio mengeluarkan sebuah amplop cokelat dan meletakkannya di atas meja, tepat di hadapan Leon.
"Apa ini, Papa?" tanya Leon sambil meraih amplop itu.
"Buka dan baca, lalu tanda tangani sekarang," perintah Antonio dengan nada tegas.
...Leon mengerutkan kening, membuka amplop itu, dan membaca isinya. Seketika, matanya membelalak....
"Apa maksud semua ini?" tanya Leon, menatap ayahnya dengan bingung.
"Kau sudah menikah! Tapi berani-beraninya kau mengajak kekasihmu tinggal satu atap dengan istrimu! Sungguh, Papa tidak menyangka kamu akan melakukan ini, Leon!" bentak Antonio dengan nada tinggi.
"Itu karena aku tidak mencintai Silviana. Papa sendiri yang memaksa aku menikah dengannya," jawab Leon dengan nada membela diri.
"Maka dari itu, ceraikan dia dan menikahlah dengan kekasih impianmu itu!" Antonio menyentak, amarahnya meluap.
...Leon terdiam, menatap surat cerai di hadapannya. Ada sedikit keraguan dalam hatinya. Ia baru menyadari betapa cantiknya Silvia, istrinya yang selama ini ia abaikan. Namun, di sisi lain, ia tidak mungkin mengecewakan Tamara, cinta pertamanya....
"Kenapa diam? Jangan bilang kamu berubah pikiran! Jangan harap kamu bisa!" Antonio kembali menegur dengan nada cemburu yang kentara.
...Leon mendesis pelan, rasa kesalnya memuncak. Dengan gerakan cepat, ia meraih pena Antonio dan menandatangani surat cerai itu, mengakhiri pernikahannya dengan Silvia....
"Ini," kata Leon tegas, meletakkan surat cerai yang baru ditandatanganinya di atas meja. "Mulai sekarang, Silviana bukan lagi istriku."
...Kemudian, Leon bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruangan. Begitu pintu tertutup, Antonio bergegas menelepon Silvia......
"Ke ruanganku, sekarang."
...Lalu mematikan panggilan. Antonio meraih surat cerai itu dan menatapnya dengan senyum puas. Tidak ada lagi yang akan menghalangi hubungannya dengan Silvia di masa depan....
Ceklek.
...Pintu ruangan terbuka, dan Silvia melangkah masuk, mendekati meja kerja Antonio....
"Ada apa memanggilku?" tanya Silvia dingin, tatapannya tertuju pada Antonio.
...Antonio meletakkan kembali surat itu di atas meja, lalu menatap lekat mata biru Silvia. Ia tahu pasti Silvia sedang merajuk akibat penolakannya kemarin....
"Kemarilah, Sayang. Duduk di sini," panggil Antonio sambil menepuk pahanya.
"Aku tidak mau, aku sedang sibuk."
...Silvia mendesah kesal sambil menatap Antonio. Bagaimana bisa pria itu memanggilnya ke ruangan di jam kerja hanya untuk menyuruhnya duduk di pangkuannya?...
"Sayang... sebentar saja. Aku tahu kamu marah, tapi aku punya kejutan untukmu," Antonio membujuk dengan nada lembut.
Apa lagi yang diinginkan pria mesum ini? batin Silvia.
...Kemudian, dengan wajah masam penuh kekesalan, Silvia berjalan menghampiri Antonio. Seketika, Antonio menariknya hingga duduk di pangkuannya dan melumat bibirnya dengan kasar......
"Ah... Apa tidak ada pekerjaan lain yang bisa kamu lakukan? Aku sedang sibuk!" Silvia menyentak, setelah susah payah melepaskan bibir Antonio dari bibirnya.
"Sayang..." bisik Antonio sambil meraih beberapa helai rambut Silvia dan mengendusnya dalam-dalam. "Sekarang giliranmu untuk menandatangani surat cerai itu."
...Mata Silvia membelalak sempurna, lalu ia melirik ke meja. Kemudian, tangannya terulur meraih surat itu dan menatapnya lekat......
"Akhirnya..." bisik Silvia dengan suara bergetar, air mata menetes dari sudut matanya.
...Bukannya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk kakaknya. Akhirnya, impian kakaknya untuk bebas dari jeratan Leon terwujud. Kini, yang tersisa hanyalah balas dendam......
"Kau terharu, Sayang? Maafkan aku jika membuatmu menunggu lama," ucap Antonio lembut sambil mengusap air mata di pipi Silvia.
"Terima kasih," bisik Silvia hampir tak terdengar, terbuai kebahagiaan yang meluap.
"Ayo kita rayakan," ujar Antonio sambil bangkit dari duduknya setelah menekan tombol kunci pintu di bawah meja, lalu dengan lembut mengangkat dan mendudukkan Silvia di atas meja.
"Apa yang kamu lakukan? Ini kan kantor Antonio."
...Silvia berusaha keras menolak, mengunci rapat kedua pahanya sebagai pertahanan terakhir. Namun, hasrat yang membakar Antonio tak terbendung. Dengan gerakan penuh gairah, ia mengangkat kedua kaki Silvia, menempatkannya di pundaknya, lalu lidahnya mulai menjelajahi permukaan halus stoking berwarna senada kulit yang membungkus kaki jenjang itu....
"Ugh... Antonio, kumohon hentikan," desah Silvia tertahan, bibirnya digigit kuat menahan gejolak yang bercampur antara penolakan dan sensasi.
"Sayang... tahukah kamu? Setiap kali membayangkan lekuk tubuhmu yang memukau ini, aku merasa seperti tersiksa," bisik Antonio serak, sembari merenggangkan paksa kedua kaki Silvia, pandangannya terpaku pada renda halus pakaian dalamnya yang berwarna merah muda di balik stoking tipis itu.
"Jangan dilihat, aku malu," bisik Silvia, berusaha sekuat tenaga menutupi bagian bawah tubuhnya dengan tangannya.
...Mendengar itu, Antonio mendengus kasar, rahangnya mengeras. Secepat kilat, ia menarik dasinya, melilitkannya di pergelangan tangan Silvia, dan mengikatnya erat....
"Jangan menggangguku saat ini, Silviana," desis Antonio tegas, matanya menatap Silvia dengan sorot lapar yang membakar.
"Tapi—"
...Belum sempat Silvia menyelesaikan protesnya, Antonio bertindak cepat. Dengan kasar, ia merobek stoking di area intim Silvia, lalu menggeser panties pinknya ke samping, dan tanpa menunggu, ia membenamkan wajahnya di sana....
...Desahan kenikmatan tak tertahankan lolos dari bibir Silvia saat lidah Antonio menari lincah di antara lipatan sensitifnya. Setiap isapan dan jilatan terasa begitu membuai. Puas menikmati setiap tetes madu yang membasahi bibirnya, Antonio mengangkat wajahnya, memperlihatkan kejantanannya yang menegang sempurna, siap untuk memasuki gerbang kenikmatan Silvia....
"Tunggu, kumohon—"
Jleb.
...Mata Silvia terbelalak sempurna saat kejantanan Antonio sepenuhnya menembus dan mengisi dirinya. Antonio sendiri mengerang dalam nikmat, merasakan cengkeraman erat dari dalam Silvia yang membuatnya semakin terangsang....
...Ritme gerakan Antonio semakin intens, maju mundur tanpa henti, bibirnya tak henti menyebut nama Silvia di antara desahannya. Setelah hampir satu jam berlalu, Antonio mencapai puncak orgasmenya, tubuhnya menegang dan bergetar. Silvia menghela napas lega, merasa kelelahan namun lega....
...Namun, tanpa diduga, Antonio kembali membalik tubuh Silvia hingga menghadap bawah, dan dengan sekali hentakan keras, ia kembali memasuki tubuhnya dari belakang. Permainan panas yang menguras tenaga itu berlanjut hingga dua jam berikutnya, sampai akhirnya kesadaran Silvia meredup dan ia pingsan, tak mampu lagi menahan keganasan Antonio....
"Sayang, ayo kita selesaikan di dalam kamar," bisik Antonio mengendong Silvia yang sudah pingsan, berjalan masuk ke dalam ruang privat miliknya dan kembali melakukan permainan panas itu hingga selesai.
...🔥🔥🔥🔥🔥...
...(Sore harinya)...
...Silvia tersentak bangun, matanya menyapu sekeliling ruangan asing yang mengurungnya. Duduk perlahan, ia mencoba menjernihkan pikiran yang berkecamuk, memutar kembali kejadian mengerikan yang dilakukan Antonio padanya siang tadi....
"Bajingan mesum itu menghajarku tanpa ampun. Bahkan ketika aku sudah tidak sadarkan diri, dia masih terus melakukannya... Dasar binatang!" desis Silvia penuh amarah, lalu dengan susah payah mencoba turun dari ranjang.
Ceklek.
...Pintu ruang privat terbuka, dan Silvia menoleh. Antonio masuk sambil membawa dua paper bag dan meletakkannya di atas nakas....
"Kamu sudah bangun, Sayang?" sapa Antonio sambil tersenyum bahagia menatap Silvia.
"Cih! Keterlaluan kamu, Antonio. Aku sudah pingsan, tapi kamu masih 'bermain'? Apa kamu pikir aku ini robot?" desis Silvia kesal.
"Maaf, Sayang. Efek samping terlalu rindu," ucap Antonio santai sambil mendekat pada Silvia.
"Cih! Minggir! Aku mau mandi, dan aku harus cari apartemen baru," sentak Silvia, berusaha bangkit dan mendorong Antonio.
...Namun, Antonio langsung meraih rahang Silvia dan menarik tubuhnya hingga wajah mereka sangat dekat. Hingga Silvia bisa menghirup aroma mint dari napas Antonio....
"Jangan pikir setelah cerai dari Leon kamu akan bebas mencari pria lain, Silviana. Sampai saat itu tiba, aku akan mengurungmu. Camkan itu," bisik Antonio penuh penekanan.
...Silvia, yang hidupnya hanya terfokus pada balas dendam, mengabaikan perkataan Antonio. Ia memilih untuk menjauhinya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri....
(Bersambung)
...*BONUS*...
(Visual Antonio)
(Visual Devian)
aku suka Antonio semoga jadian Ama silvia
pakek pengaman Ndak...?
jadi Begini... tidak sesuai dengan harapan, Seharusnya Silvia itu karakternya Wanita kuat Ahli IT, Beladiri, Ahli menggunakan senjata api/pedang Terus punya anak buah dll
judulnya apa isinya apa 🤔
....🤔🤦 terus Masuk Rumah Sakit Apa papa Antonio tidak tahu kelakuan Anaknya ya, terus begitu keluar dari Rumah Sakit langsung Beli mobil, Belanja,ke Salon... Waaaah Sungguh ceritanya bikin Traveling ke mana-mana dan semakin bikin penasaran 🙅🙆💆