Seorang pemuda tanpa sengaja jiwanya berpindah ke tubuh seorang remaja di dunia lain. Dunia dimana yang kuat akan dihormati dan yang lemah menjadi santapan. Dimana aku? Itulah kata pertama yang diucapkannya ketika tiba di dunia yang tidak dikenalnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mdlz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedua Puluh Tiga
System. “Ding! Permata Jiwa. Batu permata ini terbentuk dari kondensasi energi jiwa selama bertahun-tahun. Semakin lama waktunya, semakin tinggi nilai energi jiwa yang terkandung di dalamnya.”
System. “Ding! Setiap seribu tahun, batu permata ini akan mengandung satu poin Energi Mental. Dan untuk saat ini, Permata Jiwa mengandung sepuluh poin Energi Mental.”
“Wuiihhh! Artinya, bukankah umur monster ular ini sudah sepuluh ribu tahun, system?” Arsa berseru takjub, menggeser pandangannya, menatap tubuh monster yang tergeletak.
“Monster ini sangat mengerikan dan beracun,” gumam Arsa menatap ngeri, lantas bertanya penuh harap,” System, apakah tubuh monster ini berguna?”
System. “Ding! Sangat berguna, Tuan. Daging monster ini dapat menetralkan segala jenis racun, dengan tingkat keberhasilan hingga tujuh puluh persen. Jika dikonsumsi dengan tepat dan teratur, maka tingkat keberhasilannya bisa mencapai seratus persen.”
System. “Ding! Sedangkan empedunya adalah racun itu sendiri. Setetes cairan empedu, dapat meracuni sepuluh orang, dan hanya dapat dinetralisir oleh darahnya.”
“Waaa…. kenapa kamu tidak bilang dari tadi, system! Ada begitu banyak darah yang tumpah.” gerutu Arsa dengan kesal, dengan segera memindahkan tubuh dan kepala monster itu ke ruang penyimpanan system.
System. “Ding! Tuan tidak bertanya sejak awal.”
Mendengar jawaban System, Arsa terdiam membeku. Andai saja system berwujud, ia benar-benar berkeinginan untuk memukul bokong system sekeras mungkin.
“Lalu, bagaimana aku harus memisahkan empedunya? Bukankah itu sangat beracun, system?” tanya Arsa bersikap hati-hati.
System. “Ding! Tuan memiliki tubuh kekosongan yang kebal terhadap segala jenis racun di seluruh alam. Darah Tuan juga dapat menetralisir segela jenis racun.”
“Ck! Kenapa aku lupa dengan ini!” mendecakkan lidah, Arsa menepuk dahinya sendiri, lalu memberi intruksi, “System, pisahkan darah monster ini pada ruang sendiri!”
Di saat berikutnya, Arsa menghampiri satu-satunya pohon yang berada di antara hamparan batur kerikil. Berhenti dalam rentang jarak lima meteran, mengamati dari ujung ke ujung, “System, analisis!”
System. “Ding! Pohon jiwa. Pohon ini hanya tubuh dalam lingkungan yang memiliki energi jiwa. Dengan menyerapnya, maka Tuan akan kebal terhadap segala ilusi Ranah Fana.”
System. “Ding! Setiap dua ribu tahun sekali, pohon akan menghasilkan satu butir buah jiwa. Buah jiwa dapat meningkatkan Energi Mental, satu tingkat untuk setiap buahnya.”
Mendengar jawaban System yang menggiurkan, Arsa tidak serta merta langsung bertindak. Dia tetap hati-hati, kembali memperhatikan sekeliling dengan seksama.
Dari penglihatan Arsa, terdapat enam butir buah jiwa pada pohon itu. Berwarna hitam pekat, bentuk dan ukuran buah itu mirip dengan apel jika berada di bumi.
Merasa tidak ada lagi bahaya, dengan menggunakan Energi Mental, Arsa memetik Keenam buah jiwa itu, lalu memindahkannya ke ruang penyimpanan system.
“System, apakah pohon jiwa bisa diserap sekarang?” tanya Arsa memastikan.
System. “Ding! Bisa, Tuan. Untuk penyerapan seratus persen, paling sedikit membutuhkan tiga kali dua puluh empat jam.”
“Oh, lama juga, ya!” ucap Arsa menanggapi, lantas berkata, “Baiklah, pindahkan saja dulu pohon jiwa ini keruang penyimpanan!”
Segera setelah itu, Arsa menggeser pandangannya ke kiri atas. Arah itu merupakan arah pinggiran Hutan Kegelapan, ia mendeteksi kehadiran banyak orang.
“Hm… sepertinya orang-orang ini sedang mencariku. Setelah aku selesai nanti, aku akan membasmi kalian semua!” dengan seringai kejam, Arsa berkata pada dirinya sendiri.
Mengaktifkan sayap angin, Arsa terbang menuju Kawasan Dalam Hutan Kegelapan, kawasan yang benar-benar sakral dan terlarang bagi seluruh warga di daratan Elanor.
Sedikit terkejut pada awalnya, Arsa mendapati sayap anginnya lebih panjang dan lebih lebar dari sebelumnya, ia heran bagaimana bisa sayap anginnya bisa bertambah sendiri.
Kini, untuk setiap sayap, panjangnya telah mencapai tiga meter ketika membentang. Yang seolah-olah, menggambarkan sosok Arsa sebagai seekor burung raksasa.
Tiba di puncak tebing bagian dalam, Arsa berhenti di sebuah dahan pohon yang tinggi. Mengedarkan padangannya, mengamati area sekitar dengan mengerahkan indra spiritual.
Terbang lagi dari satu pohon ke pohon yang lain, Arsa kembali berhenti di atas ketinggian pohon. Dan kali ini, dia melihat seekor monster yang tidak asing baginya.
Monster itu adalah Monster Beruang, yang mana pada bagian kepalanya, terlihat agak cekung kedalam. seperti bekas pukulan yang pernah bersarang di kepala monster itu.
Arsa ingat betul, bahwa monster itulah yang mengejarnya di waktu lalu, hingga dirinya bertemu dan bermasalah dengan Monster ala King Kong. sampai dia harus tersudut masuk kedalam gua.
Dengan mengendap-endap senyap, Arsa mendekati Monster Beruang itu dari arah belakang. Dan entah kebetulan atau tidak, sang monster tidak menyadarinya sama sekali.
Entah apa yang ada dalam pikiran Arsa, ia menyentuh punggung Monster Beruang itu dengan sangat sangat santai, seolah sedang menyentuh punggung sahabatnya sendiri.
Begitu sang Monster Beruang menoleh, matanya membelalak, langsung melompat menjauh tanpa menunda, seraya mengendus dengan ekspresi kaget tiada tara.
“Hahaha…,” Arsa tidak bisa menahan tawa. Ia tidak menyangka, bahwa pada kenyataannya, seekor monster juga bisa terkejut layaknya manusia.
“Roaaarr…!” Monster Beruang mengaum kencang penuh kemarahan. Dia pun sangat ingat, bahwa manusia ini yang pernah membunuh kaumnya.
Dengan aura ganas, Monster Beruang itu berlari cepat, melaju ke arah Arsa, menunjukkan cakarnya yang besar dan berkuku tajam, siap untuk mengoyak isi yang ada dalam perut Arsa.
Bereaksi, Arsa melompat kesamping, menghentakkan kakinya pada sebatang pohon besar, lalu melesat kearah Monster Beruang dengan telapak tangan.
“Bam! Bam!” suara ledakan keras menghantam dada kiri monster itu, membuatnya terlempar, menabrak sebatang pohon besar di belakang.
Tidak berhenti, Arsa mengulangi serangannya secepat kilat, langsung menyasar kepala Monster Beruang tanpa menahan apapun. “Bam!”
System. “Ding! Selamat, Tuan. Tuan telah membunuh Monster tingkat Kesembilan. Poin Pengalaman bertaman….”
Mengabaikan notifikasi system, Arsa berjalan kearah mayat Monster Beruang, dengan cepat ia melambaikan tangan, menyimpanya ke dalam ruang penyimpanan System.
Arsa tersenyum puas, dirinya telah mengalami banyak peningkatan. Adaptasi dan latihannya selama ini tidak sia-sia belaka.
Begitu Arsa membalikkan badan, senyumnya mendadak hilang. Di gantikan dengan keterkejutan yang luar biasa, sampai-sampai membuat orang bisa jantungan.
Betapa tidak, tepat pada saat ini, di hadapan Arsa, ada puluhan Monster Beruang berbagai ukuran, berdiri dan menatapnya dengan marah di sertai niat membunuh yang begitu kental.
‘Sial! Monster tadi pasti memanggil saudaranya.’ gerutu kesal Arsa di benak.
Tidak ada pilihan bagi Arsa selain melawan. Posisinya saat ini nyaris terkepung. Kawanan Monster Beruang itu telah mengelilinginya sehingga tidak ada celah untuknya kabur.
Mengeluarkan dan menggenggam pedangnya, Arsa melompat ke salah satu kelompok Monster Beruang di sebelah kiri.
Menggunakan perpaduan energi alam dan energi mental, Arsa mengalirkannya ke bilah pedang, menebas dengan cepat dan sekuat tenaga. “Slash! Slash! Slash!”
“Buk! Buk! Buk!” tiga kepala Monster Beruang jatuh ke tanah, terlepas dari tubuhnya dan mengantri bersama saudaranya di alam baka.
Masih terus bergerak, Arsa menyerbu kerumunan Monster Beruang yang lainnya. Membantai satu persatu gerombolan monster itu tanpa ampun, dan tanpa menyisakkan satu pun.
Kini, kecepatan Arsa lebih cepat dari sebelumnya, Teknik langkah angin telah meningkat lagi satu level lebih tinggi, tentu itu menjadi sebuah keberuntungan untuk Arsa.
Dalam waktu yang relatif singkat, lebih dari delapan puluh monster beruang terpenggal. Diikuti dengan notifikasi system yang terus menerus berdering di benak Arsa.
Tanpa menunda, Arsa menyimpan seluruh tubuh Monster Beruang yang tewas. Bergegas melompat ke ketinggian pohon, kembali mengamati situasi di sekitar.
‘Mata Dewa!’ dengan mengaktifkan Teknik mata Dewa, Arsa memantau area sekitar dengan seksama.
Sesaat mengamati, ketika menoleh ke kiri, dalam visinya, Arsa mendapati beberapa pohon dengan ukuran yang sangat luar biasa besar.
Terdapat lima pohon yang besarnya jauh melebihi yang lain. Diameternya bahkan mencapai sepuluh hingga lima puluh meter. Tetapi tingginya, sama tinggi dengan kebanyakan pohon di sekitarnya.
Selain penasaran, karena arah pohon adalah segaris dengan posisinya saat ini, yang artinya tidak menuju ke arah yang lebih dalam Hutan Kematian, Arsa terbang perlahan menuju arah itu.
Sampai di pepohohan yang super besar itu, Arya memandang takjub. Tidak ada kata yang dapat menggambarkan pemandangan yang masuk dalam visinya saat ini.
“Jika ini dibumi, kira-kira, para pencuri kayu akan menghabiskan waktunya hanya untuk memotongnya saja,” celetuk Arsa,, tersenyum lucu atas pikiran konyolnya itu.
Pandangan Arsa mengarah pada salah satu pohon di saat berikutnya. Ia melihat adanya lubang berbentuk oval, kira-kira seukuran dengan pintu rumah.
Dengan mengaktifkan teknik mata dewa, Arsa menelisik detail keseluruhan. dia ingin mengetahui dengan pasti, apa saja yang ada di dalam lubang yang mirip dengan pintu rumah itu.
“Sepertinya tempat ini cocok menjadi salah satu pos kecil untukku,” mengatakan itu, Arsa membentuk formasi Array pertahanan di seluruh bagian pohon. Ia ingin menjadikannya sebagai tempat beristirahat di kemudian hari.
Mendarat di bawah pohon, Arsa bergegas masuk kedalam lubang oval. Matanya kembali melebar dengan sangat takjub di sertai jatuhnya rahang membentuk hurung O.
Adalah sebuah ruangan yang sangat besar, dengan diameternya mencapai tiga puluhan meter, dengan tinggi langit-langit hingga lima meter, sudah seperti layaknya sebuah kamar.
Menyingkirkan rasa takjubnya untuk sementara waktu, Arsa kembali membentuk formasi array ilusi, menyamarkan keberadaan lubang Oval yang saat ini dia tempati.
Hampir sehari penuh, Arsa menggunakan energinya dalam membentuk formasi Array. Jika hal ini adalah orang lain, maka mereka akan kelelahan yang teramat sangat.
Namun berbeda bagi Arsa, dia adalah keberadaan dengan tubuh kekosongan disertai Teknik Pemulihan. Dia tidak akan merasa lelah yang berlebihan, setidaknya untuk saat ini.
Selama berada di dalam ruangan pohon, Arsa mengaktifkan Teknik Mata Dewa dalam penglihatannya. Kondisi ruangan terlalu gelap untuk mata harfiah.
Mengeluarkan mayat-mayat Monster Beruang setelahnya, Arsa memilahnya, mengambil bagian yang menurutnya berharga untuk di jual dan bermanfaat.
Sedangkan dagingnya, tetap ia simpan untuk dibagikan kepada kerabatnya. Terlebih lagi, daging Monster beruang ini mengandung banyak energi yang bagus untuk mendongkrak kultivasi.
Selesai dengan tubuh Monster Beruang, Arsa memandangi kepala Monster Beruang yang menumpuk di depannya.
Tatapan Arsa tertuju pada salah satu kepala, yang saat ini masih tersisa setengahnya. Setelah di perhatikan dengan seksama, terdapat cahaya merah redup di bagian tengkorak belakang. Menjulurkan tangan, Arsa mengambilnya.
“Apa ini?” kata Arsa dengan kening berkerut.
Penasaran, Arsa meminta system untuk menganalisis benda yang tidak dia ketahui itu. “System Analisis.”
System. “Ding! Inti Monster. Benda seperti batu permata ini, terbentuk pada monster yang kekuatannya telah mencapai setara Tahap Penyempurnaan Qi ke atas.”
System. “Ding! Dengan menyerap energi inti monster, dapat meningkatkan kultivasi seseorang dalam satu Tahap, terlepas dari tingkatannya.”
System. “Ding! Terkecuali pada Tahap dengan tingkat akhir, maka dapat menyerap energi inti Monster dari Tahap yang lebih Tinggi.”
System. “Ding! Jenis Tahap pada inti monster dapat terlihat berdasarkan warnanya. Dan tingkatan energi pada Inti Monster, terletak pada jumlah noktah di dalamnya.”
System. “Ding! Warna Merah, menunjukkan kekuatan energi inti monster berada pada Tahap Penyempurnaan Qi.”
System. “Ding! Warna Jingga, menunjukkan kekuatan energi Inti Monster berada pada Tahap Penyempurnaan Roh.”
System. “Ding! Warna Kuning, menunjukkan kekuatan energi Inti Monster berada pada Tahap Prajurit Alam.”
System. “Ding! Warna Hijau, menunjukkan kekuatan energi Inti Monster berada pada Tahap Raja Alam.”
System. “Ding! Warna Biru, menunjukkan kekuatan energi Inti Monster berada pada Tahap Kaisar Alam.”
System. “Ding! Warna Nila, menunjukkan kekuatan energi Inti Monster berada pada Tahap Ksatria Suci.”
“Dan seterusnya? Apa Tahap kultivasi selanjutnya?” tanya Arsa penasaran, keningnya berkerut dengan kedua alis mengunci.