NovelToon NovelToon
KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Selingkuh / Mengubah Takdir / Keluarga / Penyesalan Suami / Chicklit
Popularitas:17.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Jalan berliku telah Nina lalui selama bertahun-tahun, semakin lama semakin terjal. Nyaris tak ada jalan untuk keluar dari belenggu yang menjerat tangan dan kakinya. Entah sampai kapan

Nina mencoba bersabar dan bertahan.
Tetapi sayangnya, kesabarannya tak berbuah manis.

Suami yang ditemani dari nol,
yang demi dia Nina rela meninggalkan keluarganya, suaminya itu tidak sanggup melewati segala uji.

Dengan alasan agar bisa melunasi hutang, sang suami memilih mencari kebahagiaannya sendiri. Berselingkuh dengan seorang janda yang bisa memberinya uang sekaligus kenikmatan.

Lalu apa yang bisa Nina lakukan untuk bertahan. Apakah dia harus merelakan perselingkuhan sang suami, agar dia bisa ikut menikmati uang milik janda itu? Ataukah memilih berpisah untuk tetap menjaga kewarasan dan harga dirinya?

ikuti kelanjutannya dalam

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

“Justru itu yang aku mau, Yah. Aku menunggunya untuk khilaf lagi,” ucap Nina tegas. Namun terdengar suaranya sedikit bergetar, seakan menahan beban berat yang selama ini dipikulnya sendirian.

Pak Sukadi, ayahnya, tertegun. Keningnya berkerut, “Apa? Apa maksudmu?” tanyanya, bingung. Ia tak mampu memahami apa yang sedang terjadi, pikirannya berputar-putar mencoba mencari jawaban atas pernyataan putrinya yang mengejutkan itu. Bayangan wajah menantunya, Wito, terlintas di benaknya.

Nina menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. “Nina tahu, Yah. Selingkuh itu memang ibarat penyakit, yang bisa kambuh sewaktu-waktu. Dan ada kemungkinan Mas Wito juga akan seperti itu. Tapi aku sudah siap untuk itu.” Ia menatap ayahnya ingin meyakinkan ayahnya bahwa ia telah mempertimbangkan segala kemungkinan.

Ia melanjutkan, suaranya sedikit lebih tenang, “Bukan berarti aku tidak berharap jika Mas Wito benar-benar bisa berubah. Tentu saja aku juga mau rumah tangga kami baik-baik saja, supaya Agus tidak perlu kehilangan ayahnya. Tapi aku juga tidak bisa memastikan segalanya. Aku harus mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan.” Ia menggigit bibir bawahnya, menahan rasa sesak di dadanya.

Pak Sukadi menggelengkan kepala, raut wajahnya menunjukkan ketidaksetujuan. “Apa ini tentang warisan mertuamu?” tanyanya, suaranya terdengar berat. Ia tahu putrinya adalah wanita yang kuat dan tegar. Ia tak pernah menyangka putrinya akan sampai pada titik ini.

Nina mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. “Bisa dibilang begitu, Yah. Ayah tahu kan, mendiang ayah mertua masih memiliki satu hektar sawah. Itu nanti kan harus dibagi untuk tiga anaknya, setelah selamatan ayah mertua habis. Bagian masing-masing sepertiga hektar. Belum lagi kebun belakang rumah ayah mertua, dan juga rumah mertua beserta tanah di bawahnya. Itu bisa buat masa depan Agus.” Suaranya terdengar tegas, mengungkapkan sebuah harapan yang begitu besar. Harapan untuk masa depan anaknya, Agus.

Pak Sukadi menghela napas panjang, merasakan betapa berat beban yang dipikul putrinya. “Kenapa harus mengharap warisan itu, Nduk? Kalau kamu mau pulang lagi ke sini, Ayah masih sanggup menyekolahkan Agus. Biarkan saja, tidak usah mengharap warisan itu.” Ia menawarkan solusi, ingin meringankan beban putrinya. Ia tak ingin putrinya bergantung pada warisan yang belum tentu bisa didapatkan.

Nina menggeleng, suaranya tegas. “Enak saja. Aku yang tidak rela, Yah. Itu hak Agus. Aku yang menemani Wito saat dia tidak bisa bahkan untuk sekedar mengambil makanan di atas meja. Masa setelah dia sehat dan mulai bisa kerja lagi, aku akan membiarkan dia bebas begitu saja, dan memberikannya pada wanita lain? Setidaknya kalau pun kami harus berpisah, aku harus membuatnya menyesal seumur hidup!” Tatapannya tajam, menunjukkan tekad yang bulat.

Itulah yang ada dalam benaknya beberapa waktu terakhir. Warisan dari ayah mertuanya adalah sesuatu yang sudah pasti. Jika dia berpisah dengan Wito sekarang, maka Romlah lah yang akan ikut menikmati semua itu. Tidak dia tidak rela seorang pelakor mendapat panggung. Enak saja. Nina tak kan membiarkan hal itu terjadi.

Terserah jika orang mengatakan dia licik atau serakah. Hidup ini harus realistis. Dia bukan protagonis baik hati dalam kisah novel yang akan mengatakan ‘Aku tidak butuh hartamu!’

Nina juga sudah berpikir, setelah ini dia akan melakukan sesuatu yang bisa menjadi lapangan pekerjaan buatnya. Supaya hidup mereka tidak melulu bergantung pada hasil panen. Iya kalau hasil panen bagus, kalau berulang kali terkena puso seperti beberapa musim lalu, mereka benar-benar seperti burung patah sayap. Sama sekali tidak bisa bergerak, hingga kemudian terjerat dalam kubangan hutang.

“Oh iya, Nduk.” Karena Nina tetap teguh pada pendirian, pak Sukadi tak punya pilihan lain selain ikut mendukung dan mendoakan.

“Ada apa, Yah?” Kini mereka telah berbicara dengan sedikit santai. Tak ada lagi ketegangan di antara mereka.

“Pak Lik mu bilang kamu harus hati-hati sama kakak iparmu. Pak Lik mu takut, Damin akan melakukan cara kotor karena dendam padamu.” Pak Sukadi menyampaikan apa 6ang pernah dibicarakan oleh adiknya.

“Biar saja, Yah. Kita kembalikan saja semua pada Allah. Biar DIA yang mengatur segalanya,” jawab Nina. Bukannya dia sombong. Dia juga sedikit khawatir sebenarnya. Tapi dia memilih pasrah, yang terpenting dia tidak akan berhenti minta perlindungan pada Allah.

“Untung ini tadi suamimu ndak ikut ke sini. Pak Lik mu bilang, dia mau ngajak Kamu sowan ke rumah Kyai Bahrul. Minta dibantu doa sama beliau.”

“Apa perlu, harus sampai seperti itu, Yah?”

“Ya perlu, Nduk. Walaupun Kamu setiap hari bisa berdoa sendiri, tapi tidak ada salahnya kita membentengi diri. Ini bukan untuk tujuan musyrik. Ini untuk perlindungan diri. Kita bukan percaya pada Kyai, tapi kita percaya bahwa Allah memiliki tangan-tangan kepercayaan di muka bumi ini.” pak Sukadi memberi pemahaman pada putrinya. Mungkin saja putrinya merasa takut mendatangi Kyai, yang mungkin khawatir itu menjurus ke hal yang menyekutukan Allah.

“Lagipula kita ini minta dibantu doa. Bukan minta jampi-jampi buat nambah kekayaan atau hal lain. Jadi in Syaa Allah ini tidak dosa. Kita tidak tahu, dari mulut yang mana doa didengar oleh Allah. Jadi tidak ada salahnya kita banyak-banyak minta doa dari orang lain,” lanjut pak Sukadi lagi.

“Baiklah, Ayah. Nina ikut Ayah saja.” Nina menurut. Merasa yang dikatakan ayahnya memang benar. “Apa sekarang kita ke sana? Terus Nina harus bawa apa? Apa perlu kembang telon, kembah setaman, atau semacamnya gitu?”

“Hush,, Kamu itu, Nduk.” Bu Tini menyahut. “Kamu itu mau sowan Mbah Yai, bukan pergi ke dukun. Bawakan jajan saja. nanti di sana kasihkan sama Mbah Nyai. Nanti diterima kalau seperti itu. Kalau Kamu binati, pasti Mbah Yai menolak. Mbah Rul itu cuma nolong, gak mau nerima amplop,” terang bu Tini.

Dan akhirnya Nina pun pergi ke rumah Mbah Yai Bahrul dengan dibonceng ayahnya, setelah ayahnya menerima telepon dari Pak Lik Bayan, kalau dia sudah berada di rumah Mbah Rul.

Tadi memang Pak Lik nya Nina itu mau melihat dulu, apa Mbah Yai ada di rumah atau tidak. Jangan sampai mereka datang ternyata Mbah Yai sedang bepergian, karena memang Mbah Yai juga sering dimintai tolong, bahkan oleh orang luar desa itu.

***

“Bawa tasbih ini, Nduk. Tapi ingat, ini bukan jimat kesaktian atau sejenisnya. Gunakan ini setiap kali Kamu berdoa selesai sholat. Boleh juga Kamu pake untuk kalung. Tapi lepaskan jika kamu ingin pergi ke kamar kecil, atau hendak bergaul dengan suamimu. Sekali lagi, ini bukan jimat. Perbaiki ibadahmu, In Syaa Allah, DIA akan selalu melindungi setiap langkahmu.”

Nina mendengar semua wejangan dari Mbah Yai dengan khidmat. Mbah Yai sudah paham jelas dengan permasalahan yang dia hadapi. Tampaknya, Pak Lik Bayan sudah menceritakan sebelum dia datang bersama ayahnya.

“Terima kasih, Mbah Yai,” ucap Nina di akhir pembicaraan mereka.

“Sama-sama, Nduk. Simbah iki mung sak dermo dadi lantaran. Kabeh mau tetep gumantung kersaning Gusti.” (Simbah ini hanya perantara, semua bergantung kehendak Allah)

1
〈⎳ Moms TZ
masa gumandhul sih, gumantung kali mi /Facepalm/
〈⎳Mama Mia: ws tak repisi. lagi wae
〈⎳ Moms TZ: /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
total 3 replies
〈⎳ Moms TZ
apa itu binati?
〈⎳Mama Mia: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ Moms TZ: ooohh, lagi ngerti aku mlh...
yo upah wae nek ngarani gonaku /Facepalm/
total 5 replies
〈⎳ Moms TZ
astaga ninong/Facepalm/
〈⎳ Moms TZ: /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
〈⎳Mama Mia: "Inilah aku, tak sebaik yg mereka pikir," ucap Nina santuy.


/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
〈⎳ Moms TZ
iya lah, klo pengin wajah istrinya mulus dan kinclong atuh di biayain atuh, bukannya mlh melirik wanita lain.
〈⎳Mama Mia: lha iyo
total 1 replies
〈⎳ Moms TZ
rumput tetangga kali
〈⎳ Moms TZ
sependepat pak, selingkuh emang gak ada obat kayane
Rabiatul Addawiyah
pinter Nina..biar Agus jd gembel klo selingkuh lagi
Patrick Khan
lanjut kak
Nar Sih
semagat nina ,ambil ilmu dri kiayi bahrul semoga bisa bermanfaat bgi mu
Uthie
Thor.. untuk bahasa Jawa nya, bisa dengan artinya gak di dalam kurung ( ) 😁🙏
〈⎳Mama Mia: oh, ok. untuk selanjutnya aku kasih terjemahan.
total 1 replies
Uthie
Wahhh.... Kyai kalau masih merokok, sepertinya aga 'gimana' yaa 🤭🙏
FT. Zira
apaa????/Gosh//Gosh//Gosh/
FT. Zira
nyesalnya hitungan detik.. habis itu kumat lagi main pacuan kuda ma jendes/Smug//Smug//Smug/
FT. Zira: ehh beneran ya??😅😅
〈⎳Mama Mia: tul tul tulll
total 8 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
jgn2 pikiri s wito yg pntg urusan sm romlah selesai g lagi2 lanjut hub sm romlah yg NB tanda kutip ya.. bs jd otake nge blank dkra cm sm romlah nina kbrtan kl stu saat kjdian lg plng bkl d maafin lagi
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
tul betul betul....wong lanang ky wito balungan kere y ngono kui ketok ono sing penak sitik y berpaling nglali sopo sing ngancani ket awal ms susah e
〈⎳ Moms TZ
iyalah, klo gak gitu nanti kamu macam² lagi, rugi si nina
〈⎳ Moms TZ: hemm, betul
〈⎳Mama Mia: lha iyo. kan harus antisisapi too/Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
〈⎳ Moms TZ
kenapa ( y ) jd angka 6???
〈⎳Mama Mia: nah loh
total 1 replies
〈⎳ Moms TZ
yakin bisa berubah?
〈⎳ Moms TZ
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
jabang bayiiikkk...
〈⎳ Moms TZ: iku loh si damin nggarai ngguyu wae
〈⎳Mama Mia: opo seh iki /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
〈⎳ Moms TZ
nyusuki kui nek coro gonaku norok,i
〈⎳Mama Mia: nah, mungkin itu.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!