Mencertakan tentang gadis miskin dari desa Senja Rinjani yang menjadi asisten rumah tangga. stelah beberapa tahun bekerja,anak sang majikan Awan Abimana jatuh hati padanya. Cinta mereka sangat manis,meski senja dari kalangan bawah orangtua Awan sangat menyayangi Senja. Apalgi ibu Awan sudah sangat menyayangi Senja sejak awal senja datang kerumahnya sebagai asisten dirumahnya. Nyonya Arumi ibu Awan sangat menginginkan anak perempuan,namun sayang kecelakaan saat Awan masih kecil merenghut rahimnya. itu juga yang menyebabkan awan tidak memiliki saudara. Namun cinta manis mereka tak berlangsung lama setelah Senja melahirkan anak pertamanya Awan bertemu kembali dengan wanita dimasa lalunya. Wanita yang telah menenmani awan sejak lama. Namun mereka harus berpisah saat Awan memutuskan study nya kelyar negri. Wanita bernama Hana itu memilih laki-laki lain yang lebih mapan dan sukses dari Awan. Namun setelah pertemuannya kembali dengan Hana saat Hana menjadi seorang janda hati Awan terus goyah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Suryandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASIH ENGGAN
Kini Senja sudah masuk ke dalam mobil, matanya sembab penuh linangan air mata. Dia beberapa kali menyekanya, dan berusaha tidak menunjukkannya pada orang lain. Namun begitu sulit baginya untuk berhenti menangis. Sampai pak Supri supir mereka saja terheran kenapa tiba-tiba sang nona muda mereka menangis. Padahal waktu berangkat wajah cantiknya salalu dihiasi senyuman yang cantik.
"Non Senja kenapa menangis?" tanya pak Supri.
"Saya nggak apa-apa pak, kita pulang sekarang?" ucap Senja. Sedangkan pak Supri hanya menganggukkan kepalanya tanda dia paham.
Mobil melaju dalam kecepatan sedang menuju mansion.
Sedangkan Awan kini sudah berada dalam mall, dia pergi ke toko perhiasan ternama. Sengaja dia kesana untuk membeli perhiasan. Rencanya di akan membujuk istrinya agar tidak marah lagi dengan memberinya barang-barang mewah.
Awan bukanlah laki-laki yang tidak tau tentang wanita, dia paham betul wanita menyukai barang-barang seperti itu. Tapi dia tidak memahami jika Senja berbeda, Senja wanita dengan semu kesederhanaannya.
Awan pun memilih satu set perhiasan bermanik berlian yang harganya mencapai milyaran rupiah. Lalu dia juga masuk dalam toko tas dan sepatu ternama yang juga menjual produk yang harganya bagi sebagian orang tidak masuk akal berlogo c itu. Akhirnya awan sudah memperoleh apa yang dia inginkan. Lalu pergi dari sana, kini dia menuju florist dia memesan buket bunga mawar merah berukuran raksasa. Dia sangat yakin jika istrinya itu sudah ada dirumah. Meski beberapa kali dia menghubungi sang istri tapi di abaikan. Namun Awan sangat yakin istrinya tidak akan pergi kemana-mana.
Mobil Awan pun melaju kecepatan tinggi, dia ingin segera membujuk sak istri.
Rasanya Awan tidak tahan jika harus merasakan kemarahan Senja. Awan tahu betul jika Senja dalam keadaan marah wanita itu tidak akan mengeluarkan kata-katanya meski hanya sepatah kata pun.
Hingga akhirnya mobil memasuki mansion, terlihat mobil yang dipakai Senja kekantor tadi sudah terparkir disana, juga pak Supri yang sedang mencuci mobil lainnya.
"Pak Supri, apa istriku tadi minta pulang kerumah?" tanya Awan saat melintasi pak Supri yang sedang sibuk mencuci mobil. Sedangkan Awan terlihat membawa semua barang-barang yang dia beli tadi.
"Iya Tuan Muda, nona Senja sudah dirumah"? jawabnya.
"Baiklah, terimakasih pak"? Ucap Awan, lalu melangkah masuk kedalam rumah.
"Kalau orang kaya istri marah, membujuknya nggak kaleng-kaleng"? Gumam pak Supri saat Awan sudah memasuki mansion. Supir itu tau jika sang majikannya itu sedang bermasalah dengan istrinya
Sedangkan langkah Awan tertuju pada kamar mereka. Karena mansion begitu sepi, hanya terlihat beberapa asisten rumah tangga yang sedang mengerjakan tugasnya.
Saat Awan hendak membuka pintu kamar mereka ternyata dikunci.
"tok..tok..tok..tok", Awan mengetuk pintunya agak keras.
" Beib, buka pintunya" seru Awan.
Namun pintu tidak dibuka juga.
"Tok..tok..tok..tok..tok", Awan mengetuknya lebih keras lagi.
"Beib, tolonglah buka pintunya. Aku bakal jelasin semuanya ke kamu. Jangan langsung marah" ucap Awan.
"Semuanya tidak seperti yang kamu kira, aku tidak mungkin melakukan itu. Kalau tidak kamu buka pintunya bakal ku dobrak" ucap Awan.
Dan tak lama, "ceklek" pintu terbuka. Terlihat wajah Senja sudah sembab penuh linangan air mata.
Awan pun segera masuk dalam kamar mereka dan menutupnya lalu Awan yang melihat itu langsung bersimpuh dihadapan Senja.
"Beib, maafkan aku" ucapnya sambil memberikan semua hadiahnya untuk Senja.
Namun Senja tak bergeming, justru air matanya mengucur deras. Isakan yang dari tadi di tahan kini sudah meluncur begitu saja. Terdengar sangat memilukan, bahkan Awan melihatnya sangat nelangsa.
"Beib, tolong jangan menangis lagi. Itu membuatku sangat sakit" ucapnya.
Senja masih diam seribu bahasa tak menyahuti kata-kata Awan selain air matanya.
"Tolong jangan seperti ini, aku mohon"? Ucap Awan dengan ekpresi bersalahnya.
"Kamu fikir aku nggak sakit, hebat kamu mas menikah juga baru dua hari sudah bermesraan dengan wanita masa lalu mu itu. Apa karena aku belum bisa memberikan hakmu jadi kamu bisa seperti itu dengan wanita lain"? Akhirnya Senja tidak tahan juga menahan semua unek-unek dihatinya.
"Tidak seperti itu beib, kamu salah sangka" ucap Aean meyakinkan.
"Salah sangka katamu mas, aku melihatnya dengan mataku sendiri kalian sedang berciuman mesra. Dan untuk apa barang-barang ini? Aku tidak butuh, berikan saja pada wanita ularmu itu!" kata Senja masih dalam kemarahannya.
"Kenapa kata-katamu jadi kasar begini beib?" ucap Awan.
"Kamu membelanya mas?" tanya Senja tidak percaya, kini matanya sudah nyalang penuh kemarahan.
"Bukan begitu beib, karena Senja yang kukenal dan ku cintai adalah wanita lembut" ucap Awan lagi.
"Kamu fikir dengan kamu menyakitiku aku bisa berlemah lembut, dimana fikiran kamu mas?" ucap Senja
"Aku minta maaf beib, tapi semuanya tidak seperti yang kamu lihat. Aku akan buktikan sama kamu" ucap Awan.
Lalu Awan merogoh saku celananya dia mengambil ponsel yang ada didalam sakunya itu.
Awan pun duduk ditepi tempat duduk, tangannya meraih tangan Senja agar mau duduk disampingnya.
"Lihat ini beib" Awan mulai memutar rekaman cctv ruangannya dari ponselnya tersebut.
Senja pun melihat rekaman cctv itu dengan hati yang masih marah. Sekarang dia tau jika memang itu hanyalah permainan Felisya saja. Namun hatinya masih marah, saat membayangkan adegan ciuman Awan dan Felisya tadi.
"Sekarang kamu percaya kan, kalau aku tidak seperti yang kamu bayangkan" ucap Awan pada istrinya
"Lalu kenapa kamu beti dia kesempatan menemuimu mas. Jelas-jelas Felisya masih mencintaimu" ucap Senja yang belum terima.
"Tadi Felisya sempat memohon padaku beib, katanya cuma sebentar bicara dan tidak melakukan apa pun?" ucap Awan sedikit tidak jujur pada istrinya itu. Padahal Awan memang tidak akan pernah tega juga membiarkan wanita yang pernah menyinggahi hatinya itu juga terluka. Bagi Awan memang sudah tidak mencintainya namun bukan berarti juga mengabaikannya.
"Kamu percaya sama mas ya, wanita yang mas cintai saat ini hanya kamu?" Awan berusaha meyakinkan Senja.
Lalu dia memeluk wanita itu hangat, namun entahlah disudut hati Senja masih ada yang mengganjal seakan enggan mempercayai ucapan suaminya itu.
Lalu Awan meraih tengkuk istrinya itu, dia melumat lembut bibir Senja. Namun Senja tak membalasnya, namun Awan tidak akan menyerah. Tangan nakalnya mulai mengelus paha istrinya itu yang hanya menggunakan rok diatas lutut. Sedangan satu tangannnya sudah bermain dibukit sequisi Senja.
Akhirnya ciuman itu semakin dalam dan menuntut. Senja pun segera mendorong dada bidang suaminya dengan lembut.
"Sudah maas, aku masih belum selesai bulanan" ucap Senja.
Awan pun melenguh frustasi namun melepas istrinya itu. Kali ini dia tidak akan meminta istrinya untuk menuntaskan hasratnya seperti kemarin malam dengan cara lain.
"Ini masih jam kantor, mas nggak kembali" ucap Senja
Awan pun melihat jam dipergelangan tangannya. Ternyata benar ini masih pukul dua siang. Sedangkan perkerjaannya numpuk sangat banyak. Akhirnya mau tidak mau dia harus kembali kekantor. Kalau tidak rencana bulan madunya akan gagal juga.
"Baiklah beib, aku kembali kekantor dulu ya" ucap Awan
"heem.." hanya itu jawaban Senja dengan anggukan kepala.
"Mungkin aku akan lembur, agar pekerjaan cepat selesai. Agar nanti saat kita honeymoon tidak ada gangguan" ucap Awan.
Lalu di mencium singkat kening sang istri, dan beranjak dari kamar mereka.