Agnes menjalani kehidupan yang amat menyiksa batinnya sejak kelas tiga SD. Hal itu terus berlanjut. Lingkungannya selalu membuat Agnes babak belur baik secara Fisik maupun Psikis. Namun dia tetap kuat. Dia punya Tuhan di sisinya. Tapi seolah belum cukup, hidupnya terus ditimpa badai.
"Bagaimana bisa..? Kenapa Kau masih dapat tersenyum setelah semua hal yang mengacaukan Fisik dan Psikis Mu ?" Michael Leclair
"Apa yang telah Dia kehendaki, akan terjadi. Ku telan pahit-pahit fakta ini saat Dia mengambil seseorang yang menjadi kekuatanku. Juga, Aku tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik untukku, Michael." Agnes Roosevelt
Rencana Tuhan seperti apa yang malah membuat Nya terbaring di rumah sakit ? Agnes Roosevelt, ending seperti apa yang ditetapkan Tuhan untuk Mu ?
Penasaran ? Silakan langsung di baca~ Only di Noveltoon dengan judul "Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATPM_Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
“Nyonya Paulina. Saya tidak sebodoh itu untuk menelan fakta mentah-mentah tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. Dan inilah yang Ku temukan, saat Ku minta Laras membuktikan perkataannya.”
Agnes meletakkan Ipad di hadapan Antonio setelah menggerakkan jemarinya dilayar pipih yang lebar itu beserta earphone. Hal ini penting agar Mereka tidak menjadi perhatian pengunjung restoran yang lain karena suara-suara yang tercipta saat Charles dan Laras bercumbu.
“Aku sudah mengirimkan Video dan juga foto-foto ini. Tolong cek Handphone masing-masing. Dan selain tuan Antonio, tolong hilangkan Volume nya jika tidak memiliki Earphone untuk menjaga suasana di restoran ini.”
Mendengar ucapan Agnes, tangan semua nya langsung bergerak untuk memegang handphone. Kemudian, Antonio langsung mengambil Ipad dan memasang earphone sesuai yang Agnes pinta.
Hanya satu menit Antonio melihat, dan Dia kembali meletakan Ipad di atas meja. Rahangnya mengeras sambil memberikan tatapan tajam pada Charles.
Tidak sampai di situ, Agnes kembali bersuara. “Maaf Tuan Antonio, Aku juga kaget dengan fakta ini, namun video yang Laras ambil ada empat. Yang berarti Mereka melakukan hubungan intim ini seminggu yang lalu di empat hari yang berbeda. Dan Video keempat baru saja terjadi kemarin.”
Urat leher Antonio tercetak jelas. Alex dan Lusia sudah menyimpan kembali handphone Mereka. Tidak baik menyaksikan Video ini berlama-lama lansung di depan para pemain. Nanti saja saat tiba di rumah.
Yonathan yang merupakan adik Charles tengah mangut-mangut. Mengakui gaya yang diperankan oleh Laras sangat lincah dan mahir.
“Wow, seorang profesional.” Tutur nya tanpa sadar dan menjadi pusat perhatian.
“Apa yang Kau katakan ?!” Bentak Antonio dengan suara yang diperhalus. Mereka sedang berada di luar, Dia tidak boleh kehilangan kendali.
Ayah dan Ibu Agnes terdiam. Terlalu banyak bukti yang baru saja Agnes kirimkan. Dan Paulina ? Dia diam seribu bahasa. Tidak lagi berkoar-koar menjelekkan Laras.
“Tidak hanya Video, terdapat foto-foto yang Mereka ambil seelum dan setelah melakukan hubungan intim. Juga, Aku tidak pernah berpikir bahwa selama seminggu Laras dan Charles bisa menghasilan empat Video. Lalu faktanya, memang selama ini Mereka sering mengambil foto-foto kedekatan Mereka bahkan sebelum Ku minta.” Lagi, Agnes menambahkan.
Semua orang sudah meletakkan handphone masing-masing. Terdiam seribu bahasa.
“Haah..” Antonio menghela nafas panjang sambil memijat pangkal hidung untuk mengurangi rasa nyeri di kepala. Dia berusaha keras agar tidak mencekik dan memukul Charles saat ini.
“Setelah Ku pikiran, Karena sudah ada anak di dalam kandungan—“
“Gugurkan saja!” Cetus Charles penuh emosi.
Antonio membelalakkan mata saat kata terlarang itu keluar dari mulut Sang anak.
PLAK!!
Tamparan itu menggema, namun tidak sampai menjadi pusat perhatian tamu yang lain. Jarak dari satu meja ke Meja yang lain cukup jauh, kemudian saat ini hanya ada tiga tamu yang posisinya terpaut jauh dengan tempat yang di pakai Dua keluarga saat ini.
“Bedebah sialan! Apa yang baru saja Kau katakan ? Tidak masuk akal sama sekali!”
“Tapi anak itu merusak hubungan dua keluarga—“
“Anak itu tidak salah apapun. Apa Dia meminta untuk ada di kandungan wanita itu ?” Antonio menunjuk Laras. “Tentu tidak. Itu hasil dari rasa gatal yang tidak bisa Kalian kontrol!”
“Ibu—“
“Berhentilah merengek pada Ibu Mu di hadapan keluarga Roosevelt. Sangat mengecewakan! Kau terlalu di manja sejak kecil, dan inilah hasil yang Kau berikan pada Kami. Apa yang harus Kami banggakan dari Mu? Memiliki paras yang menawan ? Atau memiliki rasa gatal yang menjadi bakat luar biasa Mu ? Selain kedua hal itu, apalagi yang Kau punya ? Tidak ada. Kau hanya beruntung terlahir menjadi anakku!”
“...” Charles terdiam.
Antonio bersandar sambil mengatur nafas. Dia menenangkan diri nya dalam kurun waktu satu menit. Dia tidak boleh memakan waktu lebih lama dari ini.
“Tuan Fransiskus dan Nyonya Sisilia, Aku sangat merasa bersalah dan meminta maaf atas sikap anak Ku. Aku gagal dalam mendidiknya.” Tutur Antonio menunduk penuh rasa bersalah.
“Tuan Antonio, tolong angkat kepala Anda. Bukan Anda yang membuat kesalahan pada Kami.” Kata Fransiskus.
Antonio menggeleng. “Karena sudah ada anak tidak bersalah dalam kandungan wanita ini, dengan berat hati Ku sampaikan. Charles akan menikah dengannya, bukan dengan Agnes.”
“!” Charles Membolakan Mata nya tidak terima. Ingin berteriak menyampaikan penolakan nya, namun tertahan setelah sang Ayah memberikan tatapan tajam.
“Agnes, Kau setuju dengan pendapat ini ?”
“Tentu Tuan Antonio. Itulah jawaban yang ingin Ku dengar dalam pertemuan ini. Aku tidak menjadi pelaku dalam merusak hubungan yang ingin di bangun oleh dua keluarga, tapi sungguh, anak ini tidak bersalah.” Tutur Agnes menahan rasa girang. Didalam kepala, Dia tengah bersorak-sorai karena pertemuan ini menemui titik akhir yang Dia damba.
“Tuan Fransiskus dan Nyonya Sisilia, Aku akan mengirimkan permintaan maafku dengan tulus besok. Tolong jangan putus hubungan dengan Kami dan semoga Kita bisa tetap menjalin hubungan bisnis kedepannya. Masalah Tender besar yang Kita sepakati di awal, mohon agar tetap seperti ini. Mari tetap menjadi rekan bisnis.” Lagi, Antonio menunduk.
Ayah dan Ibu Sisilia berusaha meyakinkan Antonio bahwa Dia tidak perlu bersikap seperti ini. Hubungan Mereka akan tetap terjalin dalam dunia bisnis dengan atau tanpa pernikahan dari Charles dan Agnes. Entah dalam bentuk apa permintaan maaf yang akan Antonio berikan, tapi saat ini Ayah dan Ibu Agnes tengah menahan amarah pada Agnes, putri Mereka dan bukannya pada keluarga Eklet.
“Karena masih tersisa empat minggu sebelum pernikahan, Ku rasa Kita masih memiliki waktu untuk menganti gaun, mencetak undangan—“
“Maaf menyela Tuan Antonio." Tutur Agnes. "Tapi saat pengukuran gaun, karena beberapa hal, yang ukuran nya di ambil adalah punya Laras. Dalam penentuan model dan hiasan Gaun juga didiskusikan oleh Laras dan Charles karena Aku tidak terlalu ahli dalam hal seperti ini. Dan tentang undangan, karena di kerjakan oleh kenalan Ku, Dia pasti tidak keberatan jika Ku minta untuk mencetak ulang, namun tetap membayar undangan yang telah tercetak atas Nama Charles dan diri Ku. Semoga masalah gaun dan undangan ini bisa meringankan sedikit beban dalam mempersiapkan pernikahan Mereka berdua.”
Antonio tersenyum. Merasa sedikit kehilangan sosok Agnes yang selalu tampil elegan dan berkepala dingin di situasi apapun.
“Terimakasih Agnes. Untuk masalah yang lain tidak akan banyak diubah, karena memang sejak awal semua nya di buat sesuai kemauan Charles. Dan sahabat Mu...”
"..." Laras terdiam. Lidahnya seolah membeku.
“Laraswati Odinma, Tuan Antonio.” Ucap Agnes karena Laras benar-benar tidak bisa menggerakkan lidahnya.
“Ah, benar. Laras pasti tidak keberatan dengan keputusan yang di buat sesuai kemauan Charles. Iya kan, Laras ?”
“...” Laras mengangguk dalam diam. Membuat Antonio mengerutkan kening karena sikapnya jauh sekali dari Agnes.
Setelah tangan Agnes memberi kode, para pelayan Restoan langsung menyajikan makanan sesuai yang Agnes minta sebelum memesan tempat.
Semua nya memegang garpu dan pisau, lalu menikmati makanan yang tidak terasa nikmat sama sekali di lidah. Suasana yang tercipta sebelumnya sungguh mempengaruhi indra perasa Mereka.
“Ayah, Aku ingin bicara bertiga dengan—“
“Tidak ada lagi yang perlu Kau bicarakan dengan Mereka berdua. Jika ada, katakan di tempat ini. Keputusan sudah bulat. Singkirkan ego Mu, dan bersikap dewasa lah dengan mempertanggungjawabkan hal yang telah Kau perbuat.” Potong Antonio dan lanjut berbincang-bincang dengan Fransiskus.
Jujur, hanya satu orang yang saat ini mengunyah dan menikmati makanan dengan mood yang semakin membaik. Ya, orang itu adalah Agnes Roosevelt. Dia kendalikan raut wajah nya agar tidak tersenyum lebar. Sesekali atensi miliknya bertemu dengan Charles. Nampak Charles sangat keberatan dengan keputusan Ayah nya. Setelah melihat Agnes yang tampak lebih cantik dari biasanya dan menunjukkan beberapa bagian tubuh karena memakai Dress, Charles semakin tidak ingin melepaskan Agnes.
Namun apa yang bisa Charles perbuat ? Dia belum punya keberanian sama sekali untuk melawan Ayah nya. Dia hanya memiliki keberanian untuk mencobai lubang wanita yang sama murah dengan kepribadiannya.
Pertemuan pun di akhiri dengan kenyataan bahwa pernikahan akan dilaksanakan empat minggu lagi dengan Laras sebagai mempelai wanita. Keluarga Eklet dan Roosevelt pun pulang ke rumah masing-masing. Kali ini Agnes tidak mengantar Laras, karena Charles yang mengantarnya. Ini suruhan dari Sang Ayah, Antonio. Dan Agnes mensyukuri hal itu. Dia tidak perlu repot-repot harus satu mobil dengan Laras lagi.
“Ku tebak, saat ini Mereka berdua tengah bertengkar di dalam mobil. Semoga saja tidak mengalami kecelakaan lalu lintas.” Ujar Agnes didalam batin dan berjalan masuk kedalam rumah. Mengikuti langkah Ayah dan Ibu yang berada tepat di hadapannya.
Klek
Pintu sudah tertutup. Mereka semua sudah berada di dalam kediaman Roosevelt. Alex dan Lusia langsung naik ke kamar masing-masing. Menyisakan kedua Orang tua dan Agnes di lantai bawah.
“Tiga... Dua.. Satu—“
“Sial macam apa ini ?!” Teriak Fransiskus tepat setelah Agnes selesai menghitung mundur didalam benak.
...*** ...
Jangan lupa like dan komen ya, Thank you so much Darling~♡