NovelToon NovelToon
KISAH MEREKA YANG LUAR BIASA

KISAH MEREKA YANG LUAR BIASA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sci-Fi / Light Novel
Popularitas:676
Nilai: 5
Nama Author: Ryn_Frankenstein

Apa itu kekuatan ? Apa itu bakat ? Dan apa itu keistimewaan ? Jika kamu memiliki kekuatan besar atau bakat dalam dirimu, apa yang akan kamu lakukan ? Menggunakannya untuk kebaikan, atau sebaliknya ?

"Memiliki kekuatan besar maka datanglah tanggung jawab yang besar." kurang lebih seperti itu kata-kata dari Ben Parker, meskipun hanya karakter fiksi, tapi kata-katanya sangat tidak biasa. Dan sekarang, cerita ini akan menceritakan kisah orang-orang yang luar biasa.

Note : update 2 hari sekali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn_Frankenstein, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 : Goldwing, Chapter 09.

.

Kini Indra berada di rumah tua bersama Deni. Deni menunjukkan sebuah pintu misterius berwarna emas kepada pria itu yang merupakan bawahannya sekaligus yang telah menyelamatkan putrinya. Setelah menceritakan semua, dan Indra memegang pintu emas itu pun bercahaya hingga cahayanya meredup. Ketika membuka mata entah itu Deni atau Indra sendiri terkejut.

"Apa ini...!?!?" ucap Indra terkejut.

Pria itu benar-benar terkejut melihat penampilannya yang cukup aneh, bahkan ia baru menyadari kalau dirinya memakai helm. Deni tersenyum puas melihatnya, menandakan kalau tugas untuk menjaga artefak dari sang Raja burung telah selesai ketika telah di terima oleh pewaris kekuatannya.

"Ayahku bilang kalau artefak ini adalah sebuah satu set zirah peninggalan Raja Burung." ucap Deni menjelaskan, meskipun baru pertama kali melihatnya saja ia sudah bisa menebak.

Dalam hati Deni, ia merasa puas, karena tak hanya tugas yang diwariskan oleh para generasi sebelumnya telah usai, tapi karena ia bisa melihat secara langsung siapa pewaris kekuatan sekaligus artefak Sang Raja Burung Gaganeśwara. Disisi Indra, melihat-lihat penampilannya, lalu ia mencoba mengeluarkan kedua sayapnya.

Begitu memunculkan kedua sayapnya, Deni terpukau melihatnya dan bergumam. "Goldwing, memang sesuai dengan penampilan sayap emasnya yang indah."

"Setelah ini, apa kamu akan langsung pergi menghadapi monster robot itu lagi ?" kata Deni bertanya.

"Monster robot ?" sahur Indra terheran.

"Di berita, orang-orang menyebutnya monster robot, meskipun sudah tau di balik baju besinya ada manusia, tapi mereka tetap menjulukinya monster robot." jawab Deni menjelaskan.

"Owh begitu." sahut Indra singkat, tapi dalam pikirnya nama julukan itu tak cocok sama sekali dengan pria besi yang ia lawan sebelumnya.

Lalu Indra melanjutkan. "Kayanya aku tak pergi dulu menghadapinya."

Deni mengangkat alis sebelahnya. "Kenapa ? Kau 'kan sudah punya perlengkapan yang mendukungmu, kamu tinggal terbang dan hajar dia sampai dia kapok."

Indra menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tak semudah itu pak Deni, lagi pula aku tak tau lokasi dia dimana. Jadi aku cuma bisa menunggu sampai dia benar-benar muncul kembali dan membuat ke kekacauan."

"Kalau aku yang muncul duluan dan memancing keluar, bisa-bisa para polisi yang terobsesi padaku pasti langsung datang untuk menangkapku. Meskipun aku bisa lolos, tapi aku tak mau menjadi pusat perhatian mereka."

"Betul juga, hukum di negara ini memang aneh." sahut Deni sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Bagaimana sambil menunggu monster robot itu muncul, kau latihan saja dulu, untuk menyesuaikan kekuatanmu dengan zirahmu." kata Deni memberi saran.

"Benar juga." sahut Indra setuju.

.....

4 hari setelahnya, dan beberapa jam sebelum kekacauan yang dibuat oleh pria besi atau monster robot, masih di puncak, tempat vilanya Deni. Hari masih sore, terlihat Deni tengah bersantai di taman belakang vilanya, ia tak sendiri karena ada istrinya dan putrinya. Kini mereka duduk sambil menatap langit karena sedang sosok yang tengah terbang kesana kemari.

Sosok itu yang tak lain Indra, yang kini tengah berlatih mengendalikan kecepatan terbangnya, karena menggunakan zirah barunya, jadi kecepatan terbang sedikit melambat, mau tak mau ia harus menyesuaikan, memang butuh beberapa hari agar terbiasa. Langit sudah gelap malam, Deni dan sekeluarga memilih masuk ke dalam vila dan membiarkan Indra terus berlatih di langit.

Kini Deni sekeluarga menghormati Indra, karena leluhurnya dulu adalah sosok yang setia dan melayani Sang Raja Burung Gaganeśwara, tapi Indra sendiri tidak menyukai perilaku Deni dan yang lainnya karena memperlakukan dirinya layaknya tuan mereka. Mau tak mau kini mereka sama-sama harus menghilangkan rasa formal mereka agar bisa akrab.

Disamping Indra yang masih terbang kesana kemari di atas langit, terlihat sebuah mobil sedan hitam berhenti dan terparkir di depan vilanya Deni. Lalu terlihat seorang pria berjas hitam berjalan asal masuk ke dalam vila setelah keluar dari mobil sedannya. Deni yang mendapat laporan dari pelayannya, ia segera datang menghampiri pria asing itu.

"Siapa kau ?" tanya Deni dengan waspada, karena pria di depannya ini terlihat dari negara asing atau berwajah bule.

"Tenang saja, aku datang kesini bukan ingin membuat masalah." jawab pria asing itu dengan bahasa Inggris.

Deni sedikit terkejut mendengarnya. "Jadi, siapa kau ?" tanyanya dengan bahasa Inggris.

Lalu pria itu menunjukkan kartu indentitasnya. "Bastian Becker, agen The Wall."

Begitu mendengar kata "The Wall", Deni terkejut bukan main, karena The Wall adalah organisasi tingkat internasional yang bertugas menjaga keamanan bumi dari ancaman besar. Jadi bisa dikatakan The Wall tidak bisa diragukan keberadaannya, ditambah mereka bisa melawan aturan hukum dari setiap negara bila aturan hukum tersebut menghambat atau menghalangi tugas mereka.

"Mohon maaf atas ketidaksopanan saya, tuan Bastian." ucap Deni dengan sedikit menundukan tubuhnya.

Tiba-tiba Bastian mendekat dan memegang pundaknya Deni. "Tak perlu formal begitu, aku datang kesini karena ingin bertemu dengan Indra."

Deni mengerutkan dahinya. "Indra ?"

Deni pun menyadarinya, karena sebagai agen The Wall pastinya untuk seorang Bastian pasti bisa menemukan seseorang. Ditambah mereka memiliki teknologi yang sangat canggih untuk melacak seseorang.

Bastian tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Ya, atasanku mengutusku untuk datang ke negara ini untuk menemuinya."

"Ada perlu apa anda mencariku ?"

Tiba-tiba terlihat sosok Indra yang sudah berpenampilan biasa datang mendekati mereka. Bastian langsung mengulurkan tangan kanannya. "Bastian Becker, agen The Wall."

Sama seperti Deni, Indra langsung membeku mendengarnya, meski Bastian memakai bahasa Inggris, Indra cukup paham bahasa itu, terlebih lagi karena ia sangat tau apa itu The Wall. Dengan sedikit ragu, Indra membalas ukuran tangannya Bastian. "Aku Indra Kusuma." jawabnya dengan bahasa Inggris.

"Aku datang kemari untuk berbicara denganmu." balas Bastian dengan ramah serta senyumannya.

Dalam hatinya, Indra merasa khawatir, karena bisa saja sosok Bastian ini ingin menangkapnya karena status dirinya sebagai manusia bersayap yang suka main hakim sendiri.

"Anda tak perlu kaku seperti itu tuan Goldwing, saya datang kemari bukan untuk menangkap anda." kata Bastian seakan-akan dirinya bisa menebak isi hati pria itu.

"A-apa maksud anda tuan Bastian ? Goldwing ? Apa itu ?" jawab Indra yang berpura-pura tak tau dan bertanya.

Disini Deni hanya bisa diam saja, percuma ia membantu Indra, karena untuk seorang agen The Wall seperti Bastian pasti bisa membongkar apapun meski dirinya ikut membalikan fakta.

Dan Bastian, ia masih menunjukkan senyuman ramahnya. "Tak perlu disembunyikan, tuan Indra. Kami dari The Wall sudah tau siapa orang-orang hebat yang sama seperti anda." ucapnya.

Mendengar itu Indra menghela nafasnya, jadi intinya sudah percuma. "Jadi mau anda bagaimana, tuan Bastian ?"

Belum sempat menjawab, tiba-tiba suara perempuan muncul di tengah-tengah mereka. "Monster besi datang lagi, pak Indra...!! Dia sekarang menggila lagi di kota...!!"

"Tuan Bastian, mohon maaf, aku harus pergi. Jadi kita bisa berbicara lain kali saja ya." kata Indra begitu mendengar suara putrinya Deni.

Indra langsung pergi keluar dan bersamaan merubah penampilan dengan instan, karena artefak peninggalan dari Raja Burung telah tertanam di dalam dirinya. Setelahnya ia langsung melompat dan terbang secepat mungkin menuju kota dan menghentikan aksi gilanya dari monster robot itu.

Beberapa hari kemudian, masih di kota D, hari telah malam dan jam sudah menunjukan jam 7 malam, banyak sekali polisi dan tentara yang berjaga di setiap perapatan atau perpotongan jalan. Mengingat kejadian 4 hari yang lalu, kini semua para penegak hukum beroperasi di kota, meskipun sudah 4 hari manusia besi itu belum muncul kembali, tapi mengingat betapa gilanya dia ketika membuat kekacauan.

Orang-orang umum yang berada di berbagai tempat, entah itu sedang jalan kaki, naik kendaraan, makan jajan di pinggir jalan dan sebagainya, cukup tak begitu nyaman atas kehadiran para penegak hukum lapangan ini. Tapi mau tak mau mereka harus menerima kehadiran mereka, karena jika tidak, tingkat keamanan di kota akan sangat rendah jika tidak antisipasi.

"Sudah 4 hari loh ini, belum ada tanda-tanda kemunculannya." kata seorang polisi di salah satu kelompok yang tengah berjaga di dekat taman kota.

"Benar, tapi kita harus benar-benar berjaga, ini sudah tugas kita."

"Sampai kapan ini operasi ini berjalan ?"

"Mungkin satu bulan, karena kita tidak tau kapan dia akan datang lagi."

"Sangat disayangkan manusia burung itu sudah jarang muncul."

"The Goldwing ? Ya, kau benar, tapi bukankah kejadian waktu itu dia terakhir muncul saat manusia besi itu mengacau."

"Tapi dia datang dan cuma beraksi sebentar, terus dia pergi lagi."

"Mungkin karena belum ada persiapan dianya, 'kan terekam dirinya hanya memakai pakaian biasa, tapi wajahnya juga gak begitu jelas dan itu membuat semua orang jadi sangat penasa...."

Duar....!!!

Lagi asik-asik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara ledakan besar yang jaraknya sedikit jauh dari mereka. Meski jauh, tapi dari suara serta asap di langit saja sudah menjelaskan kalau ledakan barusan bukan main-main.

"Hahahahahaha...., halo semuanya....!!"

Sosok pria besi yang sebelumnya pernah membuat kekacauan di kota kembali lagi. Semua orang langsung panik dan berlarian tak karuan, karena beberapa dari mereka ada yang terluka karena terdorong dan terluka oleh ledakan tadi, dan parahnya ada beberapa yang kehilangan nyawanya.

Semua tentara dan polisi segera mengevakuasi para warga kota agar segera berlari sesuai arahan mereka ke tempat yang aman. Lalu bagian para tentara dan polisi yang memegang senjata dan memakai perlengkapan khusus segera berlari ke arah lokasi ledakan tadi. Dan benar saja, mereka langsung melihat sosok manusia besi tengah berdiri tegak seakan-akan sudah menunggu kedatangan mereka.

"Wah, lihat ini para penegak hukum yang sok-sokan berani. Adakah diantara kalian yang suka memakan uang rakyat ?" kata pria besi itu bertanya dengan suara yang dikeraskan dengan bantuan pengeras suara.

"Apa maksudmu sialan....!!" ucap salah satu polisi yang tengah menekan senjata pistolnya.

Tiba-tiba dia langsung menekan pelatuknya dan menembaki pria besi itu dengan ekspresi marahnya. "Kau 'lah penjahatnya, kau seharusnya bercermin...!!" ucapnya sambil terus menembaki pria besi itu.

Sayangnya tembakannya tak ada yang berhasil, jangankan tembus, berlubang atau retak saja tidak, tapi hanya meninggalkan goresan saja. "Hahahaha.., lihatlah orang ini, dia langsung marah setelah aku bilang kaya gitu."

Para polisi yang lainnya dan tentara pun segera ikut menembaki pria besi itu, meski hanya bisa membuat goresan tau lecet di pakaian besi pria itu. Setidaknya mereka memberi perlawanan dan di samping itu mereka juga mengulur waktu agar bala bantuan datang ke lokasi mereka.

Tiba-tiba pria besi itu berjalan ke arah seorang polisi yang pertama kali menembakinya. Disisi polisi itu, ia terlihat panik, tak ada henti-hentinya ia terus menekan pelatuknya dan reload pistolnya. Kini ia berhenti menembak dan dirinya diam membeku, karena sosok pria besi itu telah berdiri tepat di depannya, dan membuat tubuhnya bergetar dan menatap takut.

Brak...!! Cukup satu hantaman dari atas ke bawah sudah membuat seorang polisi ini tumbang tapi dia masih mempertahankan kesadarannya. Lalu pria besi itu mengangkat polisi itu layaknya memegang kain yang kotor.

"Wah, hebat sekali karena kau masih sadar."

"Turunkan dia...!!" tiba-tiba suara keras dari seorang polisi yang tengah menodongkan pistolnya.

Pria besi itu terkekeh. "Kalau aku gak mau, kau mau apa ? Mau tembak, tembak saja."

Jelas tidak mungkin, meskipun ditembak timah, pria besi itu terluka mengingat dirinya di dalam kostum besinya. Dan disamping itu, jika melepaskan peluru rumahnya yang ada rekannya akan terkena. Tiba-tiba sebuah pemandangan membuat dirinya dan semua orang di tempat itu dibuat terbelalak, karena polisi yang sedang di pegang pria besi itu tiba-tiba di bakar.

"Aaagggrrrhhhh....!!" terdengarlah teriakan polisi itu yang merasakan apinya dunia.

Semua orang membeku melihatnya, mereka ingin sekali membantu dan menolongnya, tapi jelas tak mungkin, mengingat pria besi itu sangatlah kuat. Api yang membakar polisi bagaikan api yang membara dan membuat korbannya hangus. Mayat polisi itu benar-benar gosong dan tak bernyawa, lalu pria besi itu membuangnya sembarang.

"Sungguh menyenangkan sekali." ucap pria besi itu.

Dia sangat senang karena dia mendapat kabar dari alat komunikasinya bahwa salah satu kendaraan bisnisnya sampai tempat tujuan. Benar, aksinya ini bu bukan sekedar membuat kekacauan besar, tapi juga sebagai alih perhatian agar para penegak hukum terfokus pada aksinya.

Lalu dengan perlahan dia pun tebang ke atas dan merentangkan kedua tangannya. Dan benar saja, keluarlah senjata dari kedua mekanisnya, melihat itu seketika semua orang entah itu orang-orang umum, polisi dan tentara segera menjauh dan mencari tempat yang aman.

"Waktunya hujan kematian, hahahaha...."

Bugh...!!

Sebuah hantaman keras mengenai helm besinya dan membuatnya terdorong lalu jatuh menghantam aspal. Semua tentara dan polisi yang bersembunyi untuk bertahan terbelalak tak percaya, karena sosok yang tak asing bagi mereka telah muncul. Benar, sosok itu adalah manusia burung atau mereka menyebutnya The Goldwing karena sayapnya yang sangat mencolok karena warnanya.

Hanya saja sosoknya ini kini berpenampilan yang sangat berbeda seperti biasanya, karena biasanya dia memakai jaket bulu hitam dan celana coklat loreng hitam kini memakai zirah yang mengkilap. Dan juga yang biasanya dia memakai slayer dan kacamata hitam, kini dirinya terlihat memakai pelindung kepala atau helm, sehingga wajahnya benar tertutup, dirinya benar-benar terlihat sangat mencolok.

Sosoknya benar-benar layaknya malaikat yang jatuh dari langit meskipun sebenarnya dirinya bukan malaikat. Lalu dia mendarat, dan berjalan ke arah pria besi yang sudah ia hajar tadi.

"Goldwing.....!!"

Sosok pria besi itu berteriak keras setelah bangun dari jatuhnya, dan itu membuat sosok pria berzirah emas itu menghentikan langkahnya.

"Akhirnya kau muncul juga, apakah selama ini kau sibuk membuat bajumu yang bagus itu ?"

Goldwing yang tak lain adalah Indra, ia hanya diam tak menjawab, dibalik helmnya, dia menatap datar ke arah pria besi itu.

"Kali ini kau benar-benar terlihat sangat keren sekali, aku juga ingin punya baju zirah sepertimu....!!"

Setelah bicara, pria besi itu langsung melesat cepat ke arah Indra. Braaakk.....!!! Pukulan pria besi itu berhasil Indra tahan meski pukulannya berhasil membuatnya terdorong beberapa meter.

Pria besi itu berteriak. "Ayo kita bermain Goldwing...!!"

.

.

.

.

.

.

Bersambung.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!