NovelToon NovelToon
My Little Badgirl

My Little Badgirl

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Icut Manis

Krystal Berliana Zourist, si badgirl bermasalah dengan sejuta kejutan dalam hidupnya yang ia sebut dengan istilah kesialan. Salah satu kesialan yang paling mengejutkan dalam hidupnya adalah terpaksa menikah di usia 18 tahun dengan laki-laki yang sama sekali belum pernah ia temui sebelumnya.

Kesialan dalam hidupnya berlanjut ketika ia juga harus di tendang masuk ke Cakrawala High School - sekolah dengan asrama di dalamnya. Dan di tempat itu lah, kisah Krystal yang sesungguhnya baru di mulai.

Bersama cowok tampan berwajah triplek, si kulkas berjalan, si ketua osis menyebalkan. Namun dengan sejuta pesona yang memikat. Dan yang lucunya adalah suami sah Krystal. Devano Sebastian Harvey, putra tunggal dari seorang mafia blasteran Italia.

Wah, bagaimana kisah selanjutnya antara Krystal dan Devano.

Yuk ikuti kisahnya.

Jangan lupa Like, Komen, Subscribe, Vote, dan Hadiah biar Author tambah semangat.

Salam dari Author. 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icut Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 33 : JARAK

Devano baru saja keluar dari kamar mandi, saat melihat hidangan makanan di Overbed Table masih utuh, tidak tersentuh sama sekali. Menghela nafasnya perlahan, ia lantas mengalihkan pandangannya pada Krystal yang duduk di balkon kamar dengan dagu yang sengaja ditumpukan pada atas pembatas balkon. Entah apa yang menarik diluar sana sampai Krystal lebih memilih duduk dengan terpaan angin sepoi-sepoi disana ketimbang menghabiskan sarapannya.

Devano membawa langkahnya mendekat ke arah istrinya yang masih belum menyadari kehadirannya. Saat sudah tepat berada di belakang Krystal. Devano langsung mengangkat tubuh istrinya dan mendudukkannya ke atas pangkuannya.

Ia bisa merasakan tubuh Krystal sedikit terkejut dan menegang karena ulahnya. Sebelum akhirnya kembali rileks.

"Kenapa disini, hm?"

Krystal tetap tidak bergeming, membiarkan sepasang tangan kekar itu melingkari perutnya. Memeluknya dari belakang. Wangi maskulin tubuh Devano juga menyeruak ke indera penciumannya.

Sedikit merasakan geli ketika Devano menyurukkan wajah di lekukan lehernya. Di tambah dengan rambut suaminya itu masih basah. Ia mencoba untuk menghindar dan bangkit dari pangkuan itu, namun Devano justru semakin mengeratkannya bahwa memberikan elusan lembut di atas perut rata Krystal yang terbalut blouse.

"Jangan marah. Aku minta maaf. Jangan kabur-kaburan lagi seperti kemarin. Aku khawatir, Krys. Aku benar-benar minta maaf, Sayang. Aku nggak bermaksud nyinggung perasaan kamu. Aku menyesal." Bisik Devano, menyatukan keningnya dengan tengkuk Krystal.

Krystal tetap tidak bergeming. Setia dalam kebungkamannya. Dan itu membuat Devano kian kalut. Namun, ia tidak akan hilang akal untuk mengemis maaf dari istrinya.

Ia memiringkan kepalanya, demi bisa melihat wajah sang istri. Lantas meraih dagu Krystal dan menyatukan bibirnya dengan bibir ranum itu. Menciumnya penuh dengan perasaan.

Dan Krystal? Layaknya patung yang membiarkan tubuhnya digrepe-grepe seperti itu. Tidak membalas dan juga tidak menolak. Benar-benar seperti patung.

"Pukul aku, tapi jangan diamkan aku seperti ini, Krys. I miss you. Tolong katakan sesuatu, Sayang. Jangan terus diam." Bisik Devano, setelah pagutan bibir mereka terlepas.

Tetap tidak berhasil. Krystal tetap membisu. Dan Devano tahu, bahwa ia harus bersabar. Tetap menjaga intonasi suaranya agar tetap lembut supaya Krystal tidak memberontak dan berakhir kabur seperti kemarin. Ia takut jika hal seperti semalam terjadi lagi. Devano yakin bahwa Rafael pasti tengah mengawasi Krystal dari jauh seperti dirinya dulu. Ia tidak ingin kecolongan.

Beberapa menit kemudian, keduanya masih diselimuti keheningan. Sebelum akhirnya Devano menggendong Krystal ala bridal kembali ke arah ranjang, ingat jika istrinya harus makan karena perut Krystal sudah cukup lama kosong dari kemarin.

Devano tetap memangku Krystal di ranjang. Tidak mendapat penolakan dari Krystal, itu sudah cukup untuk Devano sekarang. Ia lalu meraih salah satu piring berisikan nasi goreng seafood yang ia masak khusus untuk Krystal tadi.

"Buka mulutnya." Devano mengarahkan satu suapan pada Krystal, yang terus menutup rapat mulutnya.

Ternyata menghadapi Krystal mengambek lebih sulit daripada istrinya itu marah-marah dan terus berteriak atau melempar barang. Karena sekarang Devano tidak tahu pasti bagaimana suasana hati istri kecilnya itu.

"Krys, kamu harus makan. Oke kamu marah sama aku. Aku terima. Tapi kamu tetap harus makan. Dari kemarin siang perut kamu kosong, Sayang." Ujar Devano lembut, memberi peringatan.

Tidak bersuara, Krystal hanya menghindari sendok yang Devano ulurkan. Pertanda bahwa ia menolak.

Devano menghela nafas perlahan. Kembali meletakkan piring tersebut di atas meja. Lalu berakhir menangkap wajah Krystal. Mengusap lembut pipi Krystal.

"Krys, aku minta maaf udah nyakitin kamu. Aku salah karena nggak bisa nahan perkataan aku kemarin. Aku minta maaf, Sayang. Tolong jangan seperti ini. Pukul aku, tapi jangan diam terus. Aku nggak bermaksud nyakitin kamu. Alu salah, aku brengsek dan aku sadar itu. KKamu satu-satunya cinta dalam hidup aku. Bodoh rasanya kalau dengan sengaja aku nyakitin kamu. Aku nunggu 13 tahun untuk bisa miliki kamu. Berjuang memantaskan diri agar suatu saat aku layak bersanding sama kamu." Ujar Devano nyaris frustasi. Ia bisa gila jika Krystal terus seperti ini.

Devano meraih tangan Krystal dan ia tuntun untuk menyentuh dada kirinya. Dimana Krystal bisa merasakan detak jantungnya yang selalu menggila apalagi dekat dengan Krystal. Bahkan untuk hanya sekedar memikirkan nya saja.

Tangan Krystal yang berada di dada kirinya, ia remas lembut.

"Aku salah kemarin. Tapi perasaan aku ke kamu nggak pernah salah. Kalau emang yang kamu takutkan adalah suatu kepalsuan dan kebohongan yang terucap dari mulut aku. Hidup aku, cuma tentang kamu, Krys. Nggak ada siapapun yang aku izinkan untuk mengetuk pintu hati aku, karena kamu yang megang kuncinya sejak 13 tahun silam. Kamu ngetuk pintu hati aku tanpa sadar, lalu aku bukain. Dan aku jaga hanya untuk kamu."

Krystal tidak bergeming. Namun, tetap membiarkan tangannya yang berada di atas dada bidang itu digenggam oleh Devano.

"Apa yang harus aku lakuin untuk menebus kesalahan aku, Sayang? Ayo katakan! Aku akan ngelakuin apapun untuk kamu." Lirih Devano.

"Ceraiin gue."

Kali ini tatapan Devano semakin berubah sendu dan kalut secara bersamaan. Untuk pertama kalinya ia mendengar suara Krystal lagi. Tapi kata yang keluar justru adalah kata yang sangat tidak ingin dia dengar.

"Nggak. Itu nggak akan pernah terjadi, Sayang. Aku akan ngelakuin apapun. Tapi nggak untuk yang satu ini. Aku mohon." Sadar atau tidak, suara Devano kini berubah bergetar dengan nafasnya yang memberat.

Krystal dapat merasakan genggaman suaminya mengerat pada tangannya.

"Lo janji untuk ngabulin satu wish gue..."

"Tapi nggak untuk yang satu itu. Sampai kapan pun dan apapun yang terjadi aku nggak akan pernah ngelakuin itu. Aku sayang sama kamu, Krys."

"Tapi lo nyakitin gue, Dev. Dulu, ada orang yang pernah ngucapin kalimat itu sama persis dengan lo ucapin ke gue kemarin. Tapi gue nggak ngerti, kenapa kalau lo yang ngucapinnya membekas banget di hati gue, Dev. Hiks..." Suara serak dan tercekat Krystal, membuat Devano menahan nafas. Terlebih melihat mata Krystal yang mulai berkabut. Ada genangan air mata yang hanya menunggu untuk jatuh saja.

Tes!

Akhirnya air mata itu luruh juga dari kedua mata Krystal. Ia sudah tidak bisa menahan sesak di dadanya yang menyiksa sejak tadi.

"Dari kecil gue udah biasa dipandang sebagai sampah oleh semua orang. Dan rasanya nggak seburuk itu. Sampai kemarin gue mikir kalau gue ternyata emang terlahir seburuk itu hiks...gue pikir lo akan memandang gue sebagai orang yang beda. Tapi ternyata sama aja. Gue tetap seburuk itu. Kenapa lo ikutan jahat sama gue, Dev? Hiks..."

Krystal tak lagi bisa menahan isakannya. Ia menutupi wajahnya yang sudah basah dengan kedua telapak tangan, lalu meraung hebat di sana.

"Krys." Dada Devano berdenyut sakit, tertohok karena ucapan sekaligus tangis Krystal.

Krystal menangis tersedu-sedu yang membuat Devano kian khawatir dan sangat merutuki dirinya. Melihat bagaimana Krystal menangis dan suara raungan itu terdengar, membuat dada Devano kian nyeri. Ia lantas menarik Krystal ke dalam pelukannya. Membuat suara tangis Krystal terdengar semakin keras dan menyesakkan untuk Devano.

Lama Devano menunggu Krystal menangis. Di kecupnya puncak kepala istrinya tanpa henti dan terus menyuarakan kata maaf penuh penyesalan. Salahnya, semua salahnya. Rangga benar, harusnya ia lebih bisa menahan diri kemarin, sehingga Krystal tidak akan salah paham seperti ini dan menganggap ucapannya serius. Namun, Devano juga tidak bisa menceritakan pada Krystal secara gamblang sekarang karena itu akan mengacaukan semuanya.

Setelah merasa tangis Krystal sedikit mereda. Meski masih sesegukan. Devano mengurai pelukannya. Menyatukan bibirnya dengan bibir bergetar Krystal. Melumat bibir itu lembut. Menyalurkan semua rasanya lewat ciuman tersebut. Ia tidak ingin mendengar kalimat itu keluar lagi mulut Krystal. Demi Tuhan, Devano tidak pernah menganggap Krystal serendah itu. Tidak pernah dan tidak akan pernah. Dan ia tidak suka jika Krystal memandang dirinya sendiri serendah itu. Karena lebih berharga dari apapun barang yang paling berharga di dunia.

"Look at me baby girl."

Krystal menurut, membalas tatapan lekat Devano. Sebelah tangan suaminya mengelus pipi Krystal. Menyatukan kening mereka satu sama lain, ujung hidung mereka juga sudah saling bertemu.

"Tolong jangan pernah ngomong kayak gitu lagi. Kamu berharga bukan hanya buat aku. Tapi juga buat orang-orang yang bisa melihat seistimewa apa diri kamu. Kamu juga berharga untuk diri kamu sendiri, Krys." Devano berbisik.

Meninggalkan kecupan dalam dan lembut di bibir Krystal. Kali ini hanya sekedar kecupan tanpa lumatan. Lalu membawa tubuh Krystal untuk bersandar di dada bidangnya.

Tangan Devano naik turun mengusap surai Krystal. Dan Krystal tidak bisa menampik bahwa posisi seperti ini membuatnya nyaman dan tenang.

"I love you. I love you so much, Krys. Maaf untuk semuanya. Kamu boleh pukul aku kalau marah. Tapi jangan diamkan aku. Apalagi sampai meninggalkan aku, Krys. Please, no more. Kamu milikku, selamanya."

Devano mengeratkan dekapannya. Benar-benar erat, menggambarkan rasa takut kehilangan yang amat besar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Devano pikir setelah kejadian tadi. Krystal akan kembali seperti sebelumnya. Ternyata ia salah, istrinya itu kembali pada sikap diamnya dan terkesan menghindari Devano sekarang. Contohnya saat ini, Krystal sedang menggunakan wish nya yang berhasil memenangkan pertandingan basket dengn Devano waktu tu. Wish yang membuat Devano terdiam cukup lama, berat untuk mengiyakan, namun menolak juga tidak bisa.

Pertama, karena itu wish Krystal. Dan Devano berjanji akan mengabulkan apapun itu, asal tidak meminta cerai.

Kedua, karena sekarang hubungan mereka bisa dikatakan sedang tidak baik. Mood Krystal masih hancur, dan belum bisa memaafkan Devano secara sepenuhnya. Dan Devano paham akan itu.

Ketiga, memang karena Devano ingin memberikan sedikit ruang untuk Krystal sendiri sekarang. Tanpa ada dirinya disekitar. Membiarkan istrinya, untuk menenangkan diri sejenak, maybe.

"Berapa hari?" Tanya Devano lembut, sembari mengusap puncak kepala Krystal.

"Nggak tahu." Balas Krystal seadanya. Tanpa menatap Devano, ia sibuk dengan memasukkan barang-barang nya ke dalam ransel.

"Aku nggak boleh nyusul berarti?"

Krystal menggeleng.

"Telepon?"

Kedua kalinya Krystal menggeleng.

Giliran Devano yang menghela nafas dengan dalam dan berat. Artinya ia harus tahan berjauhan dengan istrinya dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, tanpa komunikasi apapun. Oke, ini akan sangat menyiksa memang. Tapi mau bagaimana lagi? Dalam kondisi seperti ini Devano tidak bisa bersikap dominan dengan Krystal yang ada istrinya itu akan semakin menjauhinya. Dann Devano tidak ingin hal itu terjadi.

Devano meraih kedua pundak Krystal, memutar poros tubuh istrinya agar berhadapan dengannya. Digenggamnya kedua tangan Krystal, lantas ia bawa ke bibir untuk dikecupnya punggung tangan itu lama.

Devano menatap dalam ke mata Krystal.

"Jaga diri kamu baik-baik. Jangan telat makan. Jangan membahayakan diri sendiri. Sekali lagi aku minta maaf. Karena sudah ngecewain kamu." Suara Devano lembut, namun sarat akan penyesalan juga.

Krystal tidak memberikan respon apapun, selain hanya menatap Devano yang kini melempar senyum tipis padanya.

"Udah? Teman-teman kamu udah nungguin di luar." Elusan tangan Devano di kepalanya menyadarkan Krystal.

"Biar aku yang bawa."

Koper Krystal sudah berpindah tangan pada Devano. Membiarkan Devano yang membawanya ke depan. Dimana Carletta, Sasa dan Zoey sudah menunggu. Ya, Zoey. Gadis itu akan ikut bersama Krystal juga. Juga ada Rangga, Dimas dan Iqbal.

Kepergian Krystal yang membawa koper itu cukup mengejutkan dan menjadi tanda tanya terbesar untuk seluruh penghuni Cakrawala. Sefatal itukah dampak akibat kejadian kemarin?

Saat di loby sekolah, mata Krystal tanpa sengaja bertemu pandang dengan Lenna yang baru saja keluar dari ruangan guru. Gadis itu terlihat melempar senyum tipis padanya yang Krystal balas dengan lirikan dingin namun tajam.

"*Merasa menang, hm?" Batin Krystal*.

"Titip Krystal." Ujar Devano datar pada Carletta, setelah memasukkan koper Krystal ke dalam bagasi taksi.

Yang hanya di balas dengan anggukan seadanya oleh Carletta.

Untuk terakhir kalinya Devano menangkup wajah Krystal dan mengecup bibir istrinya itu lembut. Sebelum dengan sangat terpaksa melepaskan Krystal menyusul Zoey dan Sasa masuk ke dalam taksi. Carletta akan mengikuti dengan motor dari belakang.

Taksi mulai berjalan meninggalkan area Cakrawala High School, bersama dengan helaan nafas Devano yang berat serta sorot mata nya tidak lepas sama sekali dari taksi tersebut sampai benar-benar menghilang dari pandangan matanya.

"Devano masih ngelihatin tuh." Ujar Zoey, melirik kaca spion.

Gerakan reflek, bola mata Krystal ikut melakukan hal yang sama. Nmun hanya sebentar, sebelum akhinya menghela nafas dan memejamkan matanya. Bersandar pda jok taksi. Entahlah, Krystal hanya ingin menenangkan dirinya beberapa hari tanpa bayang-bayang Devano dulu disekitarnya. Melihat suaminya itu hanya membuat ia di bayang-bayang oleh kejadian di Aula.

Masih ada sesak yang tertinggal di dada Krystal.

Tidak dipercaya oleh orang yang kita pikir tidak akan pernah meragukan kita itu, rasanya lebih sakit dari apapun. Terlebih ketika Devano memiih untuk tetap tidak menjelaskan padanya alasan sikap kasarnya hari itu. Dan membiarkan Krystal tetap pergi dengan pikiran bahwa Devano memang lebih membela Lenna ketimbang dirinya.

Menyebalkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam seperti datang dengan cepat. Namun, seakan pergi dengan lambat. Devano duduk termenung di ruangan osis, setelah membubarkan rapat osis lebih awal. Entahlah, Devano tidak bisa berkonsentrasi dengan baik. Wajahnya memang terus datar dan sorot matanya tetap dingin memandang lawan bicaranya, namun tidak dengan pikirannya yang sekarang tengah kacau dan hatinya yang sedang menahan kerinduan akan sosok istrinya.

Baru beberapa jam ditinggal pergi oleh Krystal saja rasanya Devano sudah ingin menyusul istrinya itu. Krystal, satu nama yang benar-benar sudah berhasil membuat Devano jatuh sejatuh-jatuhnya dalam pesona gadis itu. Tidak terhitung lagi sudah berapa kali Devano jatuh cinta pada Krystal. Rasanya semakin besar, hingga rasanya ia ingin mengurung istrinya itu hanya untuk dirinya saja. Tapi jelas itu tidak mungkin, kan? Apalagi dengan tipe Krystal yang keras kepala.

Sudah pukul 19.30 dan Devano masih setia memandang foto-foto Krystal yang ada di dalam ponselnya. Bukannya terobati, rindunya justru semakin menjadi. Oh go! Rasanya sebentar lagi Devano akan benar-benar mati karena menahan kerinduan.

"Lo masih di sini?"

Suara itu terdengar memecah keheningan ruangan osis. Devano mengenal siapa pemilik suara lembut itu, meskipun ia tidak menoleh untuk memastikannya.

Mata Devano tetap terfokus pada layar ponselnya yang menampilkan foto Krystal. Bahkan ketika si pemilik suara sudah duduk di meja rapat samping kanannya.

"Hm, Dev. Soal kemarin. Gue mau bilang makasih sekaligus minta maaf. Makasih karena udah belain gue. Dan maaf, karena kejadian itu hubungan lo dan Krystal jadi renggang kayak gini." Ujar Lenna pelan, menatap pada Devano yang masih acuh.

Hening.

Tidak ada tanggapan apapun dari Devano. Membuat Lenna merasa di selimuti kecanggungan. Ia benar-benar merasa tidak enak, terutama pada Krystal sebenarnya. Namun, ia juga tiak berani untuk menemui gadis itu secara langsung. Maka ia akan mewakilkan nya pada Devano saja.

"Oh iya, Dev. Sebagai permohonan maaf dan ucapan terimaksih. Gue buatin lo makan malam, ya cuma seadanya aja. Tapi semoga lo suka." Menggeser kotak bekal yang tadi di bawanya.

Lantas Lenna bangkit berdiri dan memilih meninggalkan ruangan osis.

"Kenapa lo harus minta maaf? Itu bukan salah lo. Gue cuma ngelakuin apa yang menurut gue benar." Langkah Lenna terhenti. Ia menoleh. Dan matanya bertemu dengan mata dingin Devano.

Lenna diam.

"Duduk! Temenin gue makan!"

Dan ucapan Devano selanjutnya membuat Lenna mengerjapkan matanya berulang kali dengan ekspresi tidak percaya. Apa ia tidak salah dengar tadi?

Saking kagetnya, Lenna sampai tidak sadar jika tubuhnya membeku cukup lama. Sebelum tatapan Devano kembali membuatnya gelagapan dan berusaha mengontrol ekspresinya.

"Kenapa bengong? Lo nggak mau?"

Gelagapan. Lenna berdehem pelan, sebagai langkah awal untuk merilekskan tubuhnya.

"Eh, bu...bukan gitu, Dev. Gu...gue cuka sedikit kaget aja."

Yang dibalas kekehan setipis tisu oleh Devano. Namun sukses membuat Lenna mematung untuk kedua kalinya. Devano? Baru saja tersenyum? Sungguh satu diantara tujuh keajaiban dunia. Membuat Lenna semakin tidak bisa berkedip menatap Devano.

Langka.

"Ini lo yang masak?" Tanya Devano datar.

"Hah? Oh iya, gi...gimana?" Tanya Lenna menaikkan kedua alisnya, menunggu jawaban.

"Enak."

Hanya satu kata tapi mampu membuat wajah Lenna bersemu merah mendengarnya.

"Ma...makasih. Bentar gue ambilin minim dulu."

Lenna bangkit dari duduknya, berjalan ke arah dispenser. Lalu kembali dengen segelas air putih untuk Devano. Yang di terima tanpa suara oleh Devano.

Di sela kegiatan Devano yang sedang meneguk air minumannya. Sebuah senyuman miring yang tipis, nyaris tidak terlihat terukir. Perhatian Devano terus fokus ke depan. Namun, ekor matanya juga sama sekali tidak melewatkan kejadian menarik setelah terimakasih itu keluar dari mulut Lenna.

BRUK!

Saat tubuh itu terkulai di atas meja dengan mata yang tertutup sempurna. Devano membanting gelas di tangannya hingga berderai di lantai. Lantas menyemburkan kembali air minum yang sejak tadi hanya ia kulum, tidak ditelannya, tepat di wajah Lenna yang tak sadarkan diri di hadapannya.

"Wawww santai. Lo terlalu kejam, Dev." Kekeh Dimas, menarik jarum suntik itu dari tengkuk sang mangsa.

Mata dingin Devano berpindah pada satu butir obat yang bahkan belum sempat larut di minumnya tadi. Dan ia tahu obat apa itu.

Bodoh! Ingin menjebaknya dengan obat perangsang, hm?

"Bawa ke tempat biasa!" Perintah Devano dingin, berjalan keluar ruangan osis.

Di luar sudah ada Rangga dan Iqbal.

"Ponselnya." Ujar Rangga dingin.

Devano menerima uluran benda pipih tersebut dari Rangga. Membaca pesan di dalam salah satu room chat.

Gotcha!

Tersenyum smirk. Anak panah Devano tidak pernah meleset.

"Lacak lokasinya!" Rangga mengangguk atas perintah Devano.

1
Adinda
ternyata sifat saudara kandungmu sejahat itu lupakan saudara yang ingin menghancurkan hidupmu Krystal
Elizabeth Zulfa
siapa zg nembak Aldi?? devano kah/Rafael??? atau bahkan papa William. kn ktanya dia pnya rahasia tuh.. mungkinnn rahasianya itu klo dia zg nyekokin keyzia narkoba
Lauren Florin Lesusien
𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚞𝚛 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚋𝚢𝚊𝚝 𝚔𝚢𝚛𝚒𝚜𝚝𝚊𝚕 𝚒𝚝𝚞 𝚌𝚛𝚎𝚊𝚔𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚗𝚐𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚗𝚊𝚒𝚏 𝚝𝚑𝚞𝚛 😄😍😍😍😍𝚓𝚗𝚐𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚒𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐 thur
Elizabeth Zulfa
cewek tuh klo udah sakit hati dan kecewa begitu dlmnya gak akan prna bs terlupakan sampai kpn pun.. dia mungkin msih bs tersenyum dan ceria lagi tpi tdk akn bs kmbli sepenuhnya sprti dulu... sprti luka zg menganga lebar, biarpun udah dijahit rapi tetap akn mninggalkn bekas sampai kpn pun itu... sama sprti hatinya para wanita trutama istri dan ibu
Elizabeth Zulfa
nnti pas krystal sadar cuekin aja devano zg lama juga diemin dia
Elizabeth Zulfa
Rafael sama devano saingan za 🤔🤔🤔
tpi kira2 dulu krystal milih siapa Rafael/devano??
Elizabeth Zulfa
keknya bner dech pelaku zg nyelakain krystal tuh si Lenna... buktinya dia dpet pembullyan
Elizabeth Zulfa
ini devano gak punya nyokap kah... kok gak prnah dbhas disini 🤨🤨
Elizabeth Zulfa
aq mlah curiganya ke Lenna tpi metta zg dijadiin kmbing hitam krna semua orang tau klo meta dan krystal sering waaaarrrr...
Elizabeth Zulfa
za gak mungkin lah kryst.... devano nalak loe... wong dia zg ngebet pengen nikahin loe kok..
dwi ka
Awalnya emg udh curiga sih sama keyzia, tp gak nyangka ternyata keyzia sejahat itu ..
Tadinya kasian sama nasib keyzia yg kecanduan narkoba tp sekarang aku malah ngedukung bgt devano buat ngehancurin keyzia scr pelan2..
Kematian yg gampang masih terlalu bagus buat keyzia yg jahat.. ckck
Elizabeth Zulfa
emang si keyzia knpa??? psyoco/bundir
Elizabeth Zulfa
ada apa emang diantara mreka
Elizabeth Zulfa
oh mungkin nih orang zg selalu buat krystal putus ma pacar2nya.. tpi siapa dia??
Iki Agustina
Coba zoey juga nikah kuy kuy sama dimas❣️
Adinda
mungkin yang membuat keyzia kecanduan obat william atau ambar
Adinda
sepertinya William selingkuh dan kemungkinan Nyokapnya meninggal Karena tau perselingkuhan suaminya Dan mungkin juga ambar mempengaruhi william untuk membenci anaknya
Adinda
keyza sama Rafael thor
Adinda
sepertinya papanya Krystal dipengaruhi oleh istri mudanya agar membenci anak anaknya atau kematian orangtuanya ada hubungannya dengan ambar
Adinda
ceritanya bagus semangat thor
Icut Manis: Makasih kak udah mampir 🤗

Salam dari Author 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!